Anda di halaman 1dari 7

PAPER PRIBADI

Nama : Alfred Bayu Anggara


Semester : 6
Jurusan : Pendidikan Agama Kristen (PAK)

Oleh dosen:

Frelyanti, S.Pak.,MM.,M.pd

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BALA KESELAMATAN PALU

TAHUN AJARAN 2021/2022


RENCANA PEMBELAJARAN SEBAGAI SITEM
Alfred Bayu Anggara(Nim: 1218002)
Abstrak:
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas tujuan, masukan, proses, keluaran, batas,
mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan, yang mana bagian-bagian
tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah proses belajar-mengajar yaitu interaksi antara guru, peserta didik,dan
lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perancanaan adalah pengambilan
keputusan bagaimana memperdayakan komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna.
Kata Kunci: Pembelajaran, Sistem, Perencanaan

PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting dari sistem pembelajaran secara
utuh.. Menurut Dimyati (2006:297) pembelajaran diartikan sebagai kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untukmembuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan menurut Harjanto (1996:52)
mengatakan bahwa pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang diterjemahkan
menjadi pembelajaran atau pengajaran dan bahan intruksi. Bertolak pada istilah tersebut,
istilah sistem instruksional digunakan untuk menunjukkan suatu proses belajar mengajar
atau proses pembelajaran. Istilah pembelajaran merupakan istilah lain dari proses belajar
mengajar yang mempunyai arti dan lingkup yang lebih mendalam. Dari beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru,
siswa, dan komponen lainnya dalam proses pembelajaran yang
saling mempengaruhi satu sama lain dalam rangka tercapainya tujuanpembelajaran yang telah 
dirumuskan. 
Menurut Sanjaya (2008:97) terdapat beberapa karakteristik penting dari istilah pembelajaran,
antara lain:
1. Pembelajaran berarti Membelajarkan Siswa.
Siswa tidak dianggap sebagai objek belajar yang dapat diatur dandibatasi oleh kemauan guru, 
melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang belajar sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu, materi apa yang seharusnya dipelajari
dan bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru, akan
tetapi memerhatikan setiap perbedaan siswa.
2.Proses Pembelajaran berlangsung di Mana Saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi pada siswa, maka proses
pembelajaran bisa terjadi di mana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar, siswa
dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi
pelajaran.
3.Pembelajaran berlangsung pada Pencapaian Tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaaran, akan tetapi proses
untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena
itulah penguasaan materi pembelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran, akan
tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya,
sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu
sendiri.

SISTEM
Menurut Mbulu (1999:1) mengatakan bahwa sistem adalah serangkaian komponen/bagian
yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Suatu
sistem dapat pula dikatakan sebagai perangkat komponen atau unsur-unsur yang berinteraksi
satu sama lain menuju ke suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan. Sistem merupakan satu
totalitas dari bagian- bagiannya yang saling berkaitan. Fungsi dari totalitas bagian-bagian
tersebut berbeda dengan jumlah Fungsi bagian-bagiannya (Soeharto, 1995:5). Kemudian Mc
1shan (dalam Pidarta, 1988:13) mengatakan bahwa sistem sebagai strategi yang menyeluruh
atau rencana yang dikomposisi oleh satu set elemen yang harmonis, merepresentasikan
kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan
terurut dalam bentuk yang logis. Dalam arti luas, sistem adalah benda, peristiwa, kejadian,
atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil, dan seluruh
bagian tersebut secara bersama-sama ber&ungsi untuk mencapai tujuan tersebut. Definisi
tersebut menurut Suwarna (2005:33) bermakna bahwwa suatu benda, kegaiatan, atau cara
dapat disebut sebagai suatu sistem bila memenuhi empat kriteria sekaligus, yaitu:
a.Memiliki atau dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil atau sub sistem.
b.Setiap bagian mempunyai &ungsi sendiri-sendiri.
c.Seluruh bagian itu melakukan fungsi secara bersama.
d.fungsi bersama tersebut mempunyai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, maka ada tiga hal penting yang menjadi karakteristik
suatu sistem. Pertama, setiap sistem pasti memiliki tujuan, yang mana tujuan tersebut
merupakan ciri utama dari sistem. Tujuan merupakan arah yang harus dicapai oleh suatu
pergerakan sistem. Semakin jelas tujuan, maka semakin mudah menentukan sistem. jadi tak
ada sistem tanpa tujuan. Kedua,s istem selalu mengandung suatu proses. Proses adalah
rangkaian kegiatan.Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan. Jadi semakin kompleks tujuan
makas emakin rumit pula proses kegiatan. Ketiga, proses kegiatan dalam suatu sistem selalu
melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen dan unsur-unsur tertentu. Oleh karena itu,
suatu sistem tidak mungkin memiliki satu komponen saja tetapi membutuhkan berbagai
komponen yang mana antara komponen satu dengan yang lain saling berkaitan (Sanjaya,
2010:129).
Pidarta (1988:14) mengatakan bahwa terdapat dua jenis sistem jika ditinjau dari satu
aspek, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem dikatakan terbuka kalau ia membuka
diri terhadap lingkungan, yang artinya ia selalu mengadakan kontak hubungan dengan
lingkungannya sebab ia membutuhkan. Pada sistem tertutup ia menutup diri
terhadap lingkungannya. Arloji tangan misalnya, ia akan tetap hidup menunjukkan waktu
tanpa menghiraukan apakah lingkungannya gaduh, tenang, atau bersedih hati. Dari jenis-jenis
sistem tersebut dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di alam itu dapat dipandang
sebagai sistem yang bergantung kepada ruang lingkup pandangan kita.

PEMBELAJARAN SEBABAI SISTEM
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses
pendidikan adalah pendekatan sistem. Pendekatan sistem ini merupakan aspek yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Oleh karena suatu sistem merupakan proses untuk
mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka
sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Menurut Sanjaya (2010:197) suatu proses
perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa
keuntungan,diantaranya:
1.Melalui sistem perencanaan yang matang, karena sistem perencanaan disusununtuk
mencapai hasil yang optimal.
2.Melalui sistem perencanaan yang sistematis ini dapat menentukan berbagaistrategi yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.Melalui sistem perencanaan, dapat menetukan berbagai langkah dalam
memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan. Semua
sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. untuk itu
diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output) (Hamzah
2011:11). Suatu proses tersebut secara tidak sadar dapat mengubah perilaku atau tingkah laku
peserta didik. Karena disini guru memberikan peran yang sangat penting untuk mencapai
suatu hasil yang maksimal. Misalnya, sebelum peserta didik mengalami proses belajar, ia
tidak tahu konsep tentang “X”, tetapi setelah ia mengalami proses pembelajaran, ia
jadi paham tentang konsep “X”, dengan demikian dapat dikatakan seseorang itu telah belajar
(umpan balik) (Sanjaya, 2010:203).
Komponen input sistem pembelajaran dapat berupa siswa, materi, metode, alat, media
pembelajaran, perangkat-perangkat pembelajaran yang lain termasuk persiapan atau
perencanaan pembelajaran. Komponen proses berupa tempat atau aktivitas berinteraksinya
berbagai input, baik raw input (masukan siswa), instrumental input (masukan berupa alat-alat
termasuk guru dan kurikulum), maupun environmental input (masukan lingkungan fisik
maupun non fisik). Proses pembelajaran akan mengahsilkan keluaran (output). Dengan kata
lain, output merupakan cerminan langsung maupun tidak langsung dari proses pembelajaran
yang berlangsung. Output pembelajaran itu biasanya dapat berupa prestasi belajar, perubahan
sikap, perubahan perilaku, skor atau nilai penguasaanmateri suatu mata pelajaran, dan
sebagainya. Outcome dalam sebuah sistem pembelajaran merupakan kebermaknaan output di
dalam sistem yang lebih luasatau sistem lain yang relevan. Di sisi lain, outcome dapat juga
dimaknai sebagai dampak dihasilkannya output. Dengan singkat kata, outcome merupakan
ukurankebermaknaan output. Jika dikaitkan dengan contoh output di atas,
outcome pembelajaran dapat berupa seberapa jauh nilai atau prestasi belajar yang dicapai
dalam pembelajaran tertentu memiliki makna atau dapat menopang
keberhasilan pembelajaran lain yang relevan (Suwarna, 2005:34). Kegiatan pembelajaran
atau juga dikenal dengan kegiatan instruksional sebagai suatu sistem dengan sendirinya
merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian, apabila salah satu
bagian ada yang tidak berfungsi dengan baik dan sinkron dengan komponen lain, maka
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik atau optimal.
Makna sistem dalam pembelajaran harus diaplikasikan dalam proses pembelajaran agar
pembelajaran tersebut mampu menghasilkan hasil yang optimal yaitu mampu
memeberdayakan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa yang terdiri dari potensi kognitif,
efektif dan psikomotorik. Aplikasi sistem dalam pembelajaran mengandung makna sebagai
berikut:
1.Adanya pemahaman secara utuh, kompehensif dan terpadu, bahwa proses pemelajaran itu s
angat tergantung dari berbagai elemen. Jika salah satu elemen tergantung atau rusak maka
akan mengganggu keberhasilan proses belajar.
Maka dari itu guru mempunyai peran utama yang mana seorang guru harus mampu
dan memberdayakan semua elemen tersebut agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar.
2.Adanya sifat dan sikap keterbukaan yang dimiliki guru dan siswa, yaitu adanya
ketersediaan untuk menerima kritik atau informasi dari luar. Jita harus menerima kritik atau
masukan dari pendapat orang lain. Tetapi apabila dirinya merasa benar dan orang lain salah
maka sistem pembelajaran tidak akan bisa diterapkan dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan yaitu: Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara akti&.
Sedangkan, sistem adalah suatu komponen-komponenyang satu sama lain saling berkaitan
dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jadi pembelajaran sebagai sistem adalah adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru secara instruksional yang mana di sini guru
sebagai penyedia sumber belajar sehingga seorang guru harus mampu mengelola semua
komponen-komponen agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dengan demikian
diharapkan peserta didik mampu menerima dan akan terjadi umpan balik(feedback).
Komponen merupakan bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang
usaha mencapai tujuan sistem. Komponen-komponen sistem pembelajaran dibagai menjadi
lima bagian yaitu: tujuan, meteri, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.
Terdapat beberapa &aktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran
diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta f aktor
lingkungan. Maknasistem dalam pembelajaran harus diaplikasikan dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran tersebut mampu menghasilkan hasil yang optimal yaitu
adanya pemahaman secara utuh, kompehensif dan terpadu, dan Adanya sifat dan sikap
keterbukaan yang dimiliki guru dan siswa.

Daftar Rujukan
Dimayati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka
Cipta
Harjanto. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Mbulu, Joseph. 1999. Pengembangan Sistem Pembelajaran. Malang:FIP IKIP
Pidarta, Made. 1988. Perencanaan Pendidikan Partisipasi dengan Pendekatan
Sistem
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: pradana Media Grup
Seoharto, Karti, dkk. 1995. Teknologi Pembelajaran. Surabaya:Intelektual Club
Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yokjakarta:Tiara Wacana

Anda mungkin juga menyukai