Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN SISTEM PEBELAJARAN PAI

Dosen pengampu : Ahmad Saefudin, M.Pd.i

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD KHOIRUL ANAM (161310003662)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan
pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajaryang
disamapikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan


materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnyaberorientasi pada
pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori
yang baru tentang suatu bidang ilmu.

Maka didalam makalah ini akan membahas tentang “pendekatan sistem dalam
pembelajaran”.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian pendekatan sistem dalam pembelajaran?

2. Ciri-ciri sistem dalam pembelajaran?

3. Komponen-komponen pendekatan sistem pembelajaran?

4. Manfaat pendekatan sistem pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendekatan sistem?

2. Mengetahui ciri-ciri sistem dalam pembelajaran?

3. Mengetahui Komponen-komponen pendekatan sistem pembelajaran?

4. Mengeahui Manfaat pendekatan sistem pembelajaran?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Sistem

Dalam The Holt Intermediate Dictionary Of American English (1966) dinyatakan


bahwa sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan
berdasarkan suatu tujuan bersama. Menurut Churchman (1968) sistem merupakan
seperangkat bagian yang terkoordinasi untuk menyelesaikan seperangkat tujuan.

Suatu definisi sistem yang agak luas telah dirumuskan oleh Kast, dan Rosenzweig
(1974), yaitu sistem dipahami sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri
atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batas-batas yang tegas
dari lingkungan suprasistemnya. Haveloch dan Huberman (1978) mendefinisikan sistem
sebagai suatu kumpulan unsure yang berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.[1]

Sistem merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam
penggunaanya bergantung pada berbagai factor yang erat hubungannya dengan usaha
pencapaian tujuan tersebut.

Istilah pendekatan sistem sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses yang logis
dan beruang yang dpat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu progam
pembelajaran. Benny, berpandangan bahwa pendekatan sitem adalah sebuah prosedur
yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Johson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem


ialah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan factor-
faktor lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara
terpadu.

Sejalan dengan pendapat ketiga pakar tersebut, Van Gigch (1974)


mengemukakan, bahwa pendekatan sitem merupakan desain metodologi, kerangka kerja
konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian, system manajemen, metode
rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan efisiensi biaya serta metode untuk
menerapkan teori umum sistem (Bertalanffy, 1979)[2].

Pendekatan sistem merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan


dengan penentuan metode merupakan alat yang digunakan dalam pelaksanaan strategi
pembelajaran.

Sebagai desain metodologi, pendekatan sitem merupakan alat bantu bagi para
pengambil keputusan dengan cara mempertimbangkan semua permasalahan yang
berkaitan dengan keputusan yang di ambilnya,sedangkan pendekatan sitem sebagai
kerangka konseptual bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai
kecenderungan fenomena yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin.

Parson (1964) seorang pakar sosiologi telah mengadopsi pandangan umum teori
system dan disajikan dasar dalam penelitian kelompok sosial. Didalam ilmu ekonomi
pendekatan sistem telah diterapkan secara meluas dalam system ekonomi modern. Konsep
keseimbangan yang menjadi salah sat karakteristik dalam konsep dasar dalam teori dan
praktik ekonomi. Hal ini pula yang menjadi dasar konsep teori penawaran dan permintaan
(Suppy And Demand) dalam teori dan praktik ekonomi[3]

Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem dalam


pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau
merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran.

B. Ciri - Ciri sistem pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik dalam Darwin Syah terdapat tiga cirri khas yang terkandung
dalam sistem pembelajaran yaitu :[4]

a. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur
sistem pembelajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.

b. Kesalingtergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu sistem merupakan bagian


yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sama
lain saling memeberikan sumbangan tertentu.

c. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal is the purpose
for which the system is design.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student


centered approach ).

b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru ( teacher


centered approach )[5].

C. Komponen-komponen yang mempengaruhi sistem pembelajaran

Beberapa komponen yang mempengaruhi sistem pembelajaran yaitu sebagai berikut


a. Siswa

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam
kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindakan
belajar. Siswa merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara
optimal. Siswa akan menjadi factor penentu sehingga menuntut dan dapat
mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya.[6] Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali
adalah siswa karena siswalah yang memiliki tujuan tersebut.

b. Guru

Guru adalah sebagai pendidik,pembimbing,dan meditor. Dari pengertian tersebut dapat


diartikan bahwasanya guru sebagai penegah dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya
menegahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa,
memberikan suatu ilmu dan pengetahuan yang tidak diketahui siswa. Ditangan para
gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar
mengajar disekolah dan bergantungnya masa depan para siswa yang menjadi tumpuan
para orang tuanya.

Guru merupakan komponen dalam sistem pembelajaran yang mempunyai tanggung


jawab dalam merencanakan dan menuntut para siswa melakukan kegiatan-kegiatan
belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru juga
bertanggung jawab atas membimbing siswa agar mereka memperoleh keterampilan-
keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, dan ilmu
pengetahuan yang ingin dicapai oleh wacana pembelajaran yang telah direncanakan dan
ditetapkan.

c. Tujuan Pengajaan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Djamarah mengatakan bahwa tujuan pengajaan adalah deskripsi tentang penamplan
prilaku murid-murid yang diharapkan setelah mereka mempelajari bahan yang di
ajarkan oleh guru.[7]

Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulunmeruuskan dengan jelas tujuan


apa yang ingin dicapai dengan pelajaran yang akan diberikan tersebut. perumusan
tujuan pembelajaran dalam sebuah sistem pembelajaran perlu dilakukan pada tahap
awal, yaitu pada saat mendesain progam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah penentuan instrument evaluasi yang akan digunakan dalam mengatur
pencapaian tujuan sekaligus juga merupakan hasil belajar. Peranan tujuan sangat
penting sebab menentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan yang jelas akan
member petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pengajaran, penetapan
metode dan alat bantu pengajaran.

d. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.[8] Metode pembelajaran adalah cara-ara atau teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik
secara individu atau kelompok. Bereda dengan strategi mengajar(teaching
strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil mengajar yang
dikehendaki. Artinya dibandingkan dngan strategi, metode pada umumnya kuang
berorientasi pada tujuan (less goal oriented). Karena metode ini dianggap komsep yang
lebih luas dari pada strategi.

e. Media

Media adalah sutu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan
atau informasi dari suatu sumber kepada penerima. [9]Menurut Gagne dalam Sadiman
menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkugan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Dan juga sebagai alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha
menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran.

Adapun dalam penggunaan media daam pembelajaran sebaiknya memperhatikan


criteria-kriteria sebagai berikut:

1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran

2) Dukungan trhadap isi pelajaran

3) Kemudahan memperoleh media

4) Keterampilan guru dalam menggunakannya

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya

6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa[10]


f. Materi

Dalan kegiatan belajar mengajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga
cocok untuk mencpai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain,
terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-
benar dapat memberikan keckapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-
sehari. Materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam siem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.

g. Evaluasi Belajar

Hasil belajar sangat berkaitan dengan pencapaia memperoleh kemampuan sesuai


dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dan ditetapkan. Dengan demikian
salah satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.[11] Evaluasi belajar merupakan proses yang
perlu dilakukan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan evaluasi ini ialah untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan
mengajar dan belajar peserta didik secara tepat dan dapat dipercaya. Kita memerlukan
informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indictor-
indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta didik.

Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau
pengukuran terhadap kemampuan dan kemajuan peserta didik dalam menguasai materi
yang telah disampaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang dilakukan seorang


guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program
pengajaran.

h. Lingkungan

Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang sangat penting demi


suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial,
lingkungan alam, dan lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung.

D. Manfaat Pendekatan Sistem Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki


beberapa manfaat, di antaranya:

1. Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.
Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi, manakala dalam suatu proses pembelajaran tanpa
adanya tujuan yang jelas. Tentu, proses pembelajaran tidak akan menjadi fokus, dalam arti
pembelajaran akan menjadi tidak bermakna serta sulit menentukan efektifitas proses
pembelajaran..

2. Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.

3. Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi


dan sumber daya yang tersedia.

4. Pendekatam sistem dapat memberikan umpan baik. Melalui proses umpan balik dalam
pendekatan sistem dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil dicapai apa belum. Hal ini
sangat penting sebab mencapai tujuan merupakan tujuan utama dalam berfikit sistemik[12].

CRITICAL THINKING

Pendekatan diartikan sebagai suatu proses, cara, perbuatan mendekati.pendekatan


pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pebelajaran itu tergantung pada kinerja komponen-
komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran. Kerja sama antar komponen sangat
diperlukan guna mencapai tujuan utama dalam proses pembelajaran, yaitu keberhasilan siswa
mencapai sesuatu.

Factor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar adalah guru. Kenapa? Karena
guru merupakan komponen yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Sehingga seorang
guru dituntut professional. Professional dalam mengajar dan professional diluar peran sebagai
guru. Professional mengajar maksudnya dalam menyampaikan materi seorang guru harus bisa
menguasai materi yang akan disampaikan, bisa menguasai metode dalam pembelajaran, bisa
menguasai cara mengevaluasi, dan sebagainya. Sedangkan professional diluar peran sebagai
guru yaitu jika di sekolah sebagai seorang guru tetapi jika di rumah bisa memposisikan dirinya
dan selalu memberikan contoh yang baik di luar sekolah. Meskipun guru juga seorang manusia
biasa yang pastinya memiliki masalah pribadi dan keunikan tersendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendekatan sitem merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.

Cirri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu: rencana, material, dan
prosedur, kesalingketergantungan, tujuan.
Komponen-komponen dalam pendekatan sistem pembeljaran di antaranya:

1. Siswa

2. Guru

3. Tujuan pengajaran

4. Metode

5. Media

6. Materi

7. Evaluasi belajar

8. Lingkungan

Manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran:

a. Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan


dengan jelas

b. Pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.

c. Pendekatan system dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan


segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
B. SARAN

Demikianlah makalah yang telah saya susun. Saya sadar dan tahu bahwa makalah
saya masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan
sumbangan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Iif Khoiru DKK. 2011. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya

Djamarah, 2002. Guru Dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta,

Rusyan A. Tabrani.1994 Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakary

Sadiman arief dkk,1993. Media Pendidikan- Pengertian, Pengembangan, Dan


Pemanfaatannya, jakarta: Rajawali Pers

Sardiman. 2011 Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana Nana Dan Rivai, 1989. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru

Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Shah Darwin 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung
Persada Pres

Utsman, Kahar dan Nadhirin. 2008.Perencanaan Pendidikan. Kudus: Pusat pengembanagan


sumber belajar STAIN Kudus.

Wina Sanjaya, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media
Group

[1]Endang Soenarya.. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem.


(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa,2000), hal. 11-12

[2] Kahar Utsman dan Nadhirin.. Perencanaan Pendidikan. (Kudus: Pusat pengembanagan
sumber belajar STAIN Kudus, 2008), hal. 59
[3]Endang Soenarya, Ibid hal. 22
[4] Darwin Shah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung
Persada Pres, 2007, hal.20
[5] Iif Khoiru Ahmadi,. Pembelajaran Akselerasi. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011),
hal. 84

[6] Sadirman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011,
Hal. 111
[7] Djamarah, Guru Dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hal. 49
[8] Djamarah, Opcit, hal. 53
[9] Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan- Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, jakarta: Rajawali Pers, 1993, hal. 6
[10] Nana Sudjana Dan Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1989, Hal 12
[11] A. Tabrani Rusyan. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994, hal.21
[12] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008), hal. 7-8.

Anda mungkin juga menyukai