Anda di halaman 1dari 23

Judul Buku : PERENCANAAN PENGAJARAN

Pengarang : Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.


Halaman : 158 Halaman
Tahun Terbit : 2006
Penerbit : PT. Bumi Aksara, Jakarta
KATA PENGANTAR
BAB 1 . KONSEP DASAR PERENCANAAN
Definisi Perencanaan
Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat
dikatakan bahwa Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa
tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran
memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan
pada apa yang dipelajari siswa.
Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
Untuk memperbaiki kualitas pembelajarn perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran
Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system
Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan
Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan
pengiring dari pembelajaran
Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran
Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip Prinsip Umum tentang Mengajar
Prinsip prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang
telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan.
Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar
berlangsung harus diketahui guru. Tingkat semacam ini disebut entry behavior.
Entry behavior dapat diketahui diantaranya dengan melaksanakan pre test. Hal
ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif

dan efisien.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan
pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal ini
dapat menarik minat sekaligus mendorong memotivasi belajar.
Mengajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa. Ada perbedaan
individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu mempunyai kemampuan
potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Apa yang dapat dipelajari siswa secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan
oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu, mengajar harus
memeperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam
mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik
maupun mental untuk melaksanakan sesuatu. Apabila siswa siap untuk
melaksanakan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh hasil yang baik. Oleh
karena itu, pengajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan.
Rtujuan pengajaran harus diketahui siswa. Tujuan pembelajaran merupakan
rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh setelah proses belajar
mengajar. Apabila tujuan pengajaran diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk
belajar. Agar tujuan mudah diketahui, harus dirumuskan secara khususu.
Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi
merumuskan prinsip, bahwa belajar harus bertahap dan meningkat. Oleh karena
itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual,
yaitu:
Dari sederhana kepada yang kompleks (rumit)
Dari konkret kepada yang abstrak
Dari umum (general) kepada yang kompleks
Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang
bersifat abstrak)
Dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi dan sebaliknya
Sering menggunakan penguatan (reinforcement)
Tipe Tipe Belajar
Ada 8 (delapan) tipe belajar sebagai berikut:
Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar Stimulus Respon (stimulus respon learning)
Belajar Rangkaian ( chaining)
Asosiasi Verbal (verbal association)
Belajar Diskriminasi (discrimination learning)
Belajar Konsep (concept learning)
Belajar Aturan (rule learnin )
Belajar Pemecahan Masalah (probling solving)
BAB 2. PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengertian Sistem
Pengertian system adalah suatu kesatuan unsure unsure yang saling
berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.
Tujuan Sistem
Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan
kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar

mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkat taksonomi yang


telah dirumuskan terlebih dulu.
Fungsi Fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang
beraktivitas.
Komponen Komponen Sistem
Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses
transformasi disebut subsistem, karena masing masing bagian atau komponen
itu sesungguhnya adalah suatu system pula.
Interaksi atau Saling Hubungan
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan
satu sama lain.
Penggabungan yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan
Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum
Gestalt yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau
kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian
bagian.
Proses Transformasi
Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang
dikeluarkan oleh suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya
sebagai masukan yang akan diproses lebih lanjut, dan berlangsung secara
berkesinambungan melalui tahapan transformasi.
Masukan Keluaran
Adapun kerangka pendekatan system dapat digambarkan sebagai berikut:
RESTRICTION

Restiction= apa yang ingin dicapai merupakan dasar analisis suatu system.
Restriction terumuskan dalam tujuan (objectives), standar perilaku yang
diharapkan (performance standard) juga kemungkinan hambatan dalam
mencapai tujuan (constraint).
Berdasarkan kepada tujuan system, selanjutnya dapat dirumuskan masukan
(input) yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan diproses (process)
sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil evaluasi terhadap
keluaran dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan perbaikan

atau revisi, baik terhadap proses maupun input, dengan demikian seluruh
komponen system saling berhubungan dan berinteraksi.
BAB 3. TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Perbandingan Klasifikasi Variabel Pembelajaran Menurut Reigulth, Simon dan
Glaser
Reigeluth Simon Glaser
Kondisi Parameter Baku / Kendala Bidang Studi / Kemampuan Awal Siswa
Metode Kegiatan Proses Pembelajaran
Hasil Pilihan Tujuan Hasil Pembelajaran
Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses
pembelajaran atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode
dalam interaksinya dengan variabel kondisi pembelajaran akan menentukan
kualitas hasil pembelajaran.
Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu:
Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
Strategi mikro
Mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar
pada satu konsep / prosedur / prinsip.
Strategi makro
Berhubungan dengan bagaimana memilih (tujuan yang ingin dicapai), menata
urutan(keputusan tentang urutan pembelajaran), membuat sintesa(membuat
keputusan keterkaitan antara konsep/prosedur/prinsip yang akan diajarkan), dan
rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep, prosedur atau prinsip dan
bagaimana cara meninjau ulang ketiganya)
Strategi Penyampaian (delivery strategy)
Merupakan variabel komponen metode untuk melakukan proses pembelajaran.
Sekurang kurangnya ada 2 (dua) fungsi, pertama; menyampaikan isi
pembelajaran kepada si belajar, kedua; menyediakan informasi/bahan-bahan
yang diperlukan sisiwa untuk menampilkan unjuk kerja, seperti latihan test. Dan
lima (5) cara mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi
penyampaian, yakni:
Tingkat kecermatan dalam menggambarkan sesuatu
Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya
Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya
Tingkat biaya yang diperlukannya.
Strategi Pengelolaan (management strategy)
Paling tidak ada tiga (3) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan ini,
yaitu; penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa dan motivasi.
Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran
menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:
Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan


Kendala dan karakteristik bidang studi
Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia
dan uang
Karakteristik si belajar
Karakterisrtik siswa bias mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian, disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan
pembelajaran.
Hasil Pembelajaran
Pada tingkat yang umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu:
Keefektivan (effectiveness)
Ada empat (4) aspek penting untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran,
yaitu:
Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan
tingkat kesalahan
Kecepatan unjuk kerja
Tingkat alih belajar
Tingkat referensi dari apa yang dipelajari
Efisien (efficiency)
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan
jumlah waktu yang dipakai si belajar dan /atau jumlah biaya pembelajaran yang
digunakan.
Daya Tarik (appeal)
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan
siswa untuk tetap belajar. Ini dapat dikaitkan dengan bidang studi dan proses
pembelajaran itu sendiri.
BAB 4. SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK AND
CARREY
Pendahuluan
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat
dilepaskan dengan proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu
proses yang sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan
keberhasilan belajar anak didik.
Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey
Model pengajaran Dick and Carry (1985) dapat disajikan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
Melaksanakan analisis pengajaran
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Merumuskan tujuan performansi
Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
Mengembangkan strategi pengajaran
Mengembangkan dan memilih material pengajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Merevisi bahan pembelajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

Desain Pembelajaran Dick and Carrey


BAB 5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang
dibahas terlalu mendalam atau terlalu singkat
Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan
dalam setiap jam pelajaran
Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat
(memudahkan siswa mempelajari isi pelajaran)
Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar
yang paling cocok dan menarik
Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan
maupun bahan dalam keperluan belajar
Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar tanpa tujuan jelas.
Arti Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan
penampilan dan keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai
sebagai hasil belajar.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Benyamin S. Bloom dan D. Krathwolh (1964) memilah taksonomi pembelajaran
dalam tiga kawasan, yakni :
Kognitif
Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Tingkat Penerapan (Application)
Tingkat Analisis (Analysis)
Tingkat Sintesis (Synthesis)
Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Afektif ( Sikap dan Perilaku)
Kemauan Menerima
Kemauan Menanggapi

Berkeyakinan
Penerapan Karya
Ketekunan dan Ketelitian
Psikomotor
Persepsi
Kesiapan
Mekanisme
Respons Terbimbing
Kemahiran
Adaptasi
Originasi
Format untuk Menulis Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format, artinya:
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, dan sasaran didik lainnya)
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan
dapat dicapai)
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
BAB 6. STRATEGI PEMBELAJARAN
Sekilas tentang Strategi Pembelajaran
Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran,
yaitu:
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi Pengorganisasian Pengajaran
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang
amat penting dalam rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topictopik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Strategi Makro dan Mikro
Mengacu pada bagaimana menata keseluruhan isi bidang studi, strategi
pengorgnisasian, menyajikan konsep atau prinsip atau prosedur. Teori yang
mendukung bagaimana menata urutan pembelajaran berdasarkan prasyarat
belajar, model pembentukan dan penguasaan konsep serta bagaimana
pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori spiral
dari Bruner, analisis tugas dari Gropper, teori skema dari Mayer, urutan
subsumative dari Ausebel, dan Webteaching dari Norman serta teori elaborasi
oleh Reigeluth.
Strategi Mikro
Teori Gagne dan Briggs. Teori pengajaran yang dikembangkannya untuk
memprekripsikan hal hal yang berkaitan dengan Kapabilitas Belajar, Peristiwa
Pengajaran, dan Pengorganisasian Pengajaran (urutan pengajaran)
Kapabilitas Belajar
Informasi Verbal
Keterampilan Intelektual
Diskriminasi
Konsep Konkret

Konsep Abstrak
Kaidah
Kaidah tingkat lebig tinggi
Strategi Kognitif (keefektifan dan efisiensi proses berpikir)
Sikap (keadaan mental siswa yang mempengaruhi untuk bertindak bersifat
pribadi terhadap orang lain, benda maupun peristiwa)
Keterampilan Motorik ( kondisi belajarinternal dan kondisi belajar eksternal
BAB 7. DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Konsep Desain dalam Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis
strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat
fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
Salah satu isu yang berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang
menjadi sasaran layanan teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang
cocok diberikan kepada sasaran ? bagaimana karakteristik yang dilayani ?
bagaimana mendesain layanan yang diberikan pada sasaran layanan?
Desain Pesan dalam Teknologi Pembelajaran
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi
bidang garapan penelitian. Kelima kawasan tersebut adalah:
Design
Salah satu dari unsure desain adalah desain pesan (massage design). Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain, dapat berupa ide,
fakta, makna dan data. Atau dengan kata lain pesan bentuknya berupa kalimat
pembicaraan lisan, tulisan, gambar, peta, ataupun tanda / impulse / sinyal dan
sebagainya.
Anda berbicara maka isi pembicaraan adalah pesan, anda menulis maka hasil
tulisan adalah pesan dan anda melukis maka hasil lukisan adalah pesan, jadi
pesan disebutkan sebagai suatu tanda kata, gambar, isyarat yang timbul atau
dihasilkan dengan tujuan dapat mengubah psikomotor, kesaaran atau tingkah
laku efektif dari seseorang atau lebih.
Development
Utilization
Management
Evaluation
Karakteristik Isi Pesan
Isi pesan yang menarik apabila mengandung unsure unsure, sebagai berikut:
Novelty (sesuatu yang baru)
Proximity (kedekatan)
Popularitas
Conflict ( pertentangan)
Humor (komedi)
Keindahan
Emosi
Nostalgia
Human Interest (cerita yang menyangkut orang lain)
Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen elemen

pokok dalam sebuah pesan, yaitu:


Sisi Pesan (message sidedness)
Urutan Penyajian (order of presentation)
Penarikan Kesimpulan ( drawing a conclusion)
Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu
pesan yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals
dan humor appeals.
Beberapa Teori Pembelajaran Visual
Desain pembelajaran melalui televisi atau video yang menonjolkan gambar
sebagai alat yang dimuati pesan pendidikan, paling sedikit ada empat (4) riset
mengenai ilustrasi yang meliputi :
Persepsi Gambar
Memori atau gambar
Pembelajaran dan kognisi
Respon yang efektif terhadap gambar
Model Memori
Paling tidak ada tiga teori yang dapat menggambarkan Picture Superiority Effect
yaitu:
model kode ganda, terdapat dua tipe memori yang saling ketergantungan yaitu
verbal ( informasi dalam bentuk kata dan kalimat) dan non verbal (reaksi emosi).
model kode tunggal, informasi visual ditransformasikan ke dalam proposisi
abstrak yang tersimpan dalam memori semantic.
model semantic sensori, gambar gambar kemungkinan diproses lebih baik
daripada kata.
Gambar Statis dan Pemerolehan Pengetahuan
Ilustrasi gambar statis dapat bertindak sebagai fasilitas pemerolehan
pengetahuan bilamana disajikan bersamaan dengan teks memori. Sedangkan
gambar dinamis akan efektif dalam bentuk animasi melalui Computer Bassed
Instruction apabila menggunakan aplikasi grafik interaktif
Tinjauan Karakteristik Siswa dalam Penelitian Teknologi Pendidikan
Gambar 7.2. Taksonomi Variabel Pengajaran (Regeluth & Stein, 1983; 19)

Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek aspek berupa bakat, minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil
belajar) yang telah dimilikinya.

Aliran Behaviorisme kaitannya dengan Karakteristik Siswa


Aliran perilaku stimulus dan respon (S R) adalah suatu aliranperilaku yang
menekankan antecendent sebagai penyebab dari perilaku yang umumnya
disebut metodologi aliran perilaku (Skiner, 1974).
Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah
pada permintaan untuk data data eksperimental (manipulative) untuk
membenarkan setiap interpretasi dari perilaku adalah sebab akibat. Observasi
secara alamiah, pengalaman pribadi, penilaian harus berdasar pada bukti-bukti
untuk mendukung setiap penjelasan secara psikologis. Formula ini berarti bahwa
setiap pendengar harus membuat respons yang tepat ketika ada rangsangan
(stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu kondisi yang diperlukan.
Analisis Tugas dan Tujuan Perilaku
Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk
menggunakan tujuan perilaku. Ini termasuk :
Membantu mengevaluasi kinerja pendengar
Mendesain dan merancang urutan-urutan dari instruksi
Mengkomunikasikan persyaratan dan harapan-harapan
Menyediakan dan mengkomunikasikan terlebih dahulu tingkat kinerja dari
instruksi
Desain Saat Ini dan Model Penyampaian
PSI (Personalized System of Intructional)
Ada 5 karakter PSI, yaitu :
Menggunakan instruktur atau pengajar
Penguasaan materi pelajaran
Menyusun sendiri kecepatan belajarnya
Guru sebagai motivator
Menggunakan kata-kata tertulis
Ketepatan Mengajar (Precision Teaching)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam
kelas. Guru yang tepat menjadi lebih lancer, akurat, dan cepat kinerjanya, suatu
tujuan yang dapat meningkatkan kemajuan murid.
Pembelajaran Langsung (Direction Instruction)
BAB 8. PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSIONAL ANAK DALAM
MERANCANG PEMBELAJARAN
Konsep Dasar Emosional
Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a)
keuletan, (b) optimism, (c) motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan
emosional pengukurannya bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak,
tetapi melalui suatu yang disebut dengan karakteristik pribadi atau karakter
EQ Versus IQ
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif,
namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkat konseptual
maupun di dunia nyata. Idealnya kedua keterampilan tersebut dapat dikuasai
oleh seseorang
Anatomi Saraf Emosi
Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Kadang-kadang
disebut neokorteks sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang

mengurusi emosi yakni system limbic (hippocampus), tetapi sesungguhnya


hubungan antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosional
seseorang.
Korteks terdiri atas empat lobus (belahan otak), dan kerusakan pada lobus
tertentu akan menyebabkan masalah tertentu pula. Adapun belahan otak
tersebut adalah:
Lobus Oksipitalis terletak dibagian belakang kepala merupakan bagian otak yang
mengendalikan penglihatan
Lobus Temporalis terletak tepat dibelakang telinga dikedua sisi kepala, kerusakan
bagian ini akan menyebabkan masalah pada memeori jangka panjang
Menjadi Orang Tua Ber EQ Tinggi
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang terbuka dan saling
menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka panjang berupa
meningkatnya citra diri, keterampilan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan
anak.
Bagi anak anak dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua
menetapkan wkatu khususu untuk berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam
kegiatan bermain. Selama waktu itu orang tua harus menciptakan suasana yang
tidak menuntut penilaian tetapi menarik, menggairahkan, dan menunjukkan
penerimaan.
Emosi dari Segi Moral
Ada dua kelompok emosi, yaitu:
Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak untuk belajar dan
mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b) kekhawatiran
tidak diterima oleh orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan
seseorang, (d) malu bila berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut
dengan naluri pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
Empati dan Kepedulian Kepada Anak
Salah satu unsure dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap
kepribadian seseorang dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam
posisi orang lain.
Mengembangkan Empati dan Kepedulian
Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini
memungkinkan seorang anak mengetahui kapan bias mendekati teman yang
sedih dan kapan membiarkannya sendiri.
Keterampilan EQ yang Harus Diingat
Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah :
Ajarkan nilai kejujuran kepada anak sejak mereka masih muda dan konsisten
dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah. Pemahaman anak mengenai
kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad jangan berubah.
Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan sejak
anak masih sangat muda dengan memilihkan buku-buku dan video untuk
menikmati bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan memahami
berubahnya kebutuhan anak atas privasi.
Emosi Moral Negatif : Rasa Malu dan Rasa Bersalah
Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya merupakan cara yang

manjur untuk mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan rasa
bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk membentuk perilaku
moral anak:
Memanfaatkan rasa malu
Berpikir realistis
Keuntungan optimism
Mengubah kelakuan anak dengan mengubah pola piker mereka
Mendefinisikan masalah sebagai musuh
Membuat kerangka baru suatu masalah dan menuliskannya
Aplikasi Pertimbangan Faktor EmosionalAnak dalam Perencanaan Pembelajaran
Masalah kepribadian sering dapat menimbulkan kelakuan yang menyimpang,
lebih-lebih jika seseorang dikategorikan tertekan perasaannya. Orang yang
tertekan perasaannya akan cenderung untuk melakukan penyimpangan,
mungkin terhadap system social ataupun terhadap pola-pola kebudayaan. Ada
beberapa sifat khusus yang dapat menimbulkan kejahatan, yaitu sebagai
berikut:
Sakit Jiwa ( konflik mental yang berlebihan, cenderung antisocial, pernah
melakukan dosa besar/berat)
Perkembangan Emosional
Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego
dalam diri setiap individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga
dapat melakukan hal-hal yang melanggar batas.
Perkembangan Mental
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya
inteligensi yang tajam dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan sebaliknya.
Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai
menginjak dalam keadaan yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi
(kebingungan) adalah (a) di kala ia berhadapan dengan suatu kejadian atau
perubqahan yang belum pernah dialaminya, dan (b) di kala ia berhadapan
dengan situasi yang baru, ketika harus menyesuaikan diri dengan cara-cara yang
baru pula.
Aplikasi Emosi dalam Kehidupan Sehari hari
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan
dalam diri (visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar
endokrin, dan system saraf pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system
saraf autonomic, selanjutnya mengawali dan memulai terjadinya kondisi dasar
dan emosi. Cerebral Cortex bertindak sebagai penggerak perbuatan emosi yang
keadaannya tidak teratur.
Perubahan dalam reflek kulit Galvanis GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi
( tekanan darah, perubahan kimiawi dan distibusinya), aktivitas
Gastrointensinal(panas badan), respirasi/berkeringat, berdirinya bulu kuduk,
ukuran pupil matadan sebagainya.
Kondisi bangkitnya (Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama
lainnya. Proses Cerebral mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu
berbasis pada keadaan lingkungan.

Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut,
adrenalin berada pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis
menurun dan tekanan pada otot-otot terjadi dalam waktu singkat. Saat marah,
nonadrenalin dibawa kealiran darah, meningkatnya reflex skin galvanis,
berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh dan terjadi tekanan darah
yang meningkat.
BAB 9. MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR
Pendahuluan
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika
membuat alat evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Pengukuran, Penilaian, dan Pengevaluasian Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang
diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke
dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya
guru mengajar atau baik-buruknya interaksi antara guru dan murid dalam proses
belajar mengajar.
Fungsi ujian sebagai Instrumen Evaluasi
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut:
Menguji apa yang hendak diuji. Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus
relevan dengan fungsi evaluasi yang diinginkan.
Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan, spesifik,
representative dan seimbang)
Struktur Soal Ujian
Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan
dan buku bacaan wajib serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal
harus representative, seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat
kisi-kisi spesifikasi soal untuk tingkat kemampuan belajar, membuat pembobotan
soal dan transformasi angka ke nilai.
Criteria Evaluasi
Penilaian tegas dimaksudkan:
Membedakan secara jelas yang lulus dan tidak lulus
Mengurangi daerah ketidak pastian
Ada dua acuan penilaian dalam pengambilan keputusan:
Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference)
Penilaian Acuan Norma (Norm Reference)
Beberapa Konsep yang berkaitan dengan Evaluasi
Validitas Instrumen
Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran
yang diberikan
Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir sesuai tujuan instruksional khusus.
Validitas ada sekarang , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Reliabilitas Instrumen
Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran

dan susunan, tetapi soalnya berbeda.


Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan
dicobakan sekali lagi
BAB 10. MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN
Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran ( RKP )
Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan
dapat dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai
seberapa jauh tujuan yang ditentukan tercapai.
Bagaimana Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Pentingnya dosen mencari informasi sebanyak-banyaknya
Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
Merumuskan TIU untuk tiap pokok bahasan
Menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam skema hubungan
Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bhasan
Merumuskan sasaran belajar
Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
Menetukan ujian dan bobot soal
Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP
Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
BAB 11. PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Kurikulum berbasis kompetensi sebagai paradima baru dalam system
pembaharuan kurikulum pendidikan disekolah. Muncul akibat lemahnya lulusan
dalam domain pendidikan dan kebijakan pemerintah untuk demokratisasi
pendididkan.
Esensi KBK
Guru dan siswa bersifat toleran dalam PBM
Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing masing secara
optimal
Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik
Guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu membangun,
membentuk serta aplikatif dalam kehidupan
Guru harus mampu mengubah dirinya sendiri
Pendekatan yang dilakukan adalah konstruktivisme
Sekolah berkewajiban menyelenggarakan bimbingan dan konseling
Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu
dijalin untuk mewujudkan peran guru.
Kompetensi yang diharapkan dalam Pembelajaran
Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah perlunya
pengembangan silabus dan system penilaian yang menjadikan peserta didik
mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan Life Skill.
KBK Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika
Karakteristik mata pelajaran matematika
Standar kompetensi mata pelajaran matematika
Pengembangan silabus dan system penilaian

Penyusunan dan analisis instrument


Analisis instrument
Evaluasi hasil penelitian
Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
Pelaporan hasil penilaian
Laporan untuk siswa dan orang tua
Laporan untuk sekolah
Laporan untuk masyarakat
Pemanfaatan hasil penilaian
Untuk siswa
Untuk orang tua
Untuk guru dan kepala sekolah

PERENCANAAN PEMBELAJARAN Di Susun Oleh : Ina Aprilianawati


(2011031067) Kelas : II B Tugas : Kurikulum dan Pembelajaran Penulis : Dr. Hamzah
B. Uno, M.Pd Penerbit : Bumi Aksara

BAB 1 Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Dasar Perlunya Tipe-Tipe


Perencanaan Prinsip UmumPerencanaan Perencanaan tentang Mengajar Pembelajaran
Pembelajaran Belajar 1. Belajar Isyarat (Signal Learning). 2. Belajar Stimulus- 1.
Mengajar harus berdasarkan .Respons (Stimulus 1. Perbaikan kualitas pembelajaran
pengalaman yang sudah dimiliki Respons Learning). 2. Pembelajaran dirancang
dengan pendekatan sistem. siswa. 3. Belajar Rangkaian 3. Desain pembelajaran
mengacu 2. Pengetahuan dan keterampilan (Chaining). pada bagaimana seseorang
belajar yang diajarkan harus bersifat 4. Asosiasi Verbal 4. Desain pembelajaran
diacukan praktis. (Verbal Assosiation). pada siswa perorangan. 3. Mengajar harus
memperhatikan 5. Belajar Diskriminasi 5. Desain pembelajaran harus perbedaan
individual setiap (Discrimination diacukan pada tujuan. siswa. Learning). 6. Desain
Pembelajaran diarahkan 4. Kesiapan dalam belajar. pada kemudahan belajar . 6.
Belajar Konsep 5. Tujuan pengajaran harus (Concept Learning). 7. Desain
pembelajaran melibatkan diketahui siswa. variabel pembelajaran. 7. Belajar Aturan
(Rule 6. Mengajar harus mengikuti Learning). 8. Desain pembelajaran penetapan
metode untuk mencapai tujuan. prinsip psikologis tentang 8. Belajar Pemecahan
belajar. Masalah (Problem Solving).

Perencanaan Pembelajaran Perencanaan adalah suatu cara memuaskan untuk


membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehinggakegiatan tersebut
mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan pembelajaran yakni mengenai isi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa agardapat tercapainya tujuan. Pembelajaran
lebih menekankan bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut.Dalam kaitan ini halhal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah
bagaimanamengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menatainteraksi antara sumber-sumber belajar yang ada
agar dapat berfungsi secara optimal.

BAB 2 Pendekatan Sistem Dalam kegiatan Pembelajaran Penggabungan yang Proses


Interaksi atau Sistem Saling Hubungan Menimbulakan Jaringan Keterpaduan
TransformasiDefinisi Tujuan Fungsi Komponen Objectives Performance Standard
Constraint Input Process Output Feed Back Control

Pendekatan Sistem Dalam Kegiatan Pembelajaran Sistem Sistem adalah suatu


kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh
masukan menjadi keluaran. Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan
akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan
instruksional memiliki tujuan tertentu. Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan instuksional
ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan
tingkatan taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas. Misalnya seorang
manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya di dalam dirinya diperlukan
adanya fungsi koordinasi dan penggerak, funsi penapasan, fungsi peredaran darah,

dan lain-lain. Komponen adalah bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi
untuk menunjang usaha untuk mencapai tujuan sistem. Dengan demikian, jelaslah
bahwa sistem itu terdiri atas komponen-komponen dan masing- masing komponen itu
juga mempunyai fungsi khusus. Interaksi atau saling hubungan Semua komponen
dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Sebagai
misal dalam pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media OHP, maka
diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan
OHP. Jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan dalam
melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan sistem dalam
pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan yang
lainnya.

Penggabungan yang menimbulkan jaringan keterpaduan Penggabungan yang


menimbulkan keterpaduan yaitu suatu keseluruhan mempunyai nilai ataukemampuan
yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian. Dalam kaitan
dengankegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan
antara sesama guru, antaraguru dengan siswa, atau antara materi, guru, media, dan
siswa. Sebab apalah artinya materi yangdisiapkan kalau tidak ada siswa yang
menerima. Demikian pila sebaliknya.Proses Transformasi Pada kerangka proses
transformasi terrlihat bahwa apa yang diinginkan (restriction) merupakandasar
analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam tujuan (objectives), standar
perilaku yangdiharapkan (performance standard) juga memungkinkan hambatan
dalam mencapai tujuan (constraint).Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya
dapat dirumuskan masukan (input), yakni apa yang ingindicapai sesuai tujuan.
Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu.
Hasilevaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk
melakukan perbaikan atau revisi,baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas
dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungandan berinteraksi berdasarkan alur
diatas.

BAB 3 K O Tujuan dan Kendala dan Karakteristik N Karakteristik Karakteristik


Siswa D Bidang Studi Bidang Studi I S I Strategi Strategi Strategi M E
Pengorganisasian Penyampaian Pengelolaan T Pengajaran Pengajaran
PengajaranTIGA VARIABEL OPEMBELAJARAN D Strategi Makro E Strategi
Mikro H A Keefektifan, Efisiensi, dan daya Tarik Pengajaran S I L

Tiga Variabel Pembelajaran1. Kondisi Pembelajaran adalah sebagai faktor yang


mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel kondisi
pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : o Tujuan Pembelajaran
adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa
sangat umum, sangat khusus atau di mana saja dalam kontinu khusus. o Kendala dan
Karakteristik Bidang Studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat
memberikan landasan yang berguna sekali dalam mempreskripsikan strategi
pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media,
personalia, dan uang. o Karakteristik Siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimiliki.2.
Metode Pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. o Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Strategi

Mikro mengacu kepada metode pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar


pada satu konsep, prosedur atau prinsip. Strategi Makro mengacu kepada metode
untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep,
prosedur, atau prinsip.

o Strategi Penyampaian Pembelajaran Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa; Menyediakan informasi atau bahanbahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). o
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel
metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.3. Hasil
Pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikatot tentang nilai
dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu I. Keefektifan
(effectiveness) biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si belajar. II. Efisien
(efficiency) biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang
dipakai si belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. III. Daya tarik
(appeal) biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.

Sepuluh Langkah Mendesain BAB 4 Pembelajaran Menurut Dick and Carrey 1.


Mengidentifikasi tujuan umum 9 pengajaran; 2. Melaksanakan analisis 2 pengajaran;
3. Mengidentifasikan tingkah laku masukan dan karakteristik siswa; 4. Merumuskan
tujuan performansi1 4 5 6 7 8 5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan; 10 6.
Mengembangkan strategi pengajaran; 3 7. Mengembangkan dan memilih material
pengajaran; 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif; 9. Merevisi bahan
pembelajaran; 10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Sepuluh Langkah Mendesain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Penggunaan


model Dick and Carrey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar
(1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan
melakukan hal-hal yang berkaitan pada akhir pengajaran, (2) adanya pertautan antara
tiap komponen khususnya antara strategi opengajaran dan hasil pengajaran yang
dikehendaki, (3) menerapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
melakukan perencanaan desain pembelajaran. Penjelasan langkah demi langkah yang
ditetapkan oleh Dick and Carrey.1. Mengidentifikasi Tujuan Umum Pembelajaran
Tujuan pengajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak
didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, sebab tujuan pembelajaran yang
dirumuskan secara spesifik dan jelas, akan memberikan keuntungan kepada siswa,
guru, dan evaluator.2. Melakukan Analisi Pembelajaran Dengan cara analisis
pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (subordinate
skills). Menganalisis subordinate skills sangatlah diperlukan, karena apabila
keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan, maka banyak anak
didik tidak akan memiliki latar belakang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan
demikian pembelajaran menjadi tidak efektif. Sebaliknya, apabila keterampilan
bawahan yang berlebihan, pembelajaran akan memakan waktu lebih lama dari
semestinya, dan keterampilan yang tidak perlu diajarkan malah mengganggu anak
didik dalam belajar men guasai keterampilan yang diperlukan.3. Mengindetifikasi
Tingkah Laku Masukan dan Karakteristik Mahasiswa hal ini sangat perlub dilakukan

untuk mengetahui kualitas perseorangan untuk dapat dcijadikan sebagai petunjuk


dalam mempresepsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang
diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, kemampuan berpikir,
minat, atau kemampuan awal.

4. Merumuskan Tujuan Performansi Tujuan Performasi terdiri atas (1) tujuan harus
menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan, atau diperbuat oleh peserta didik; (2)
menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang
hadir pada waktu anak didik berbuat; (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk
menilai unjuk perbuatan anak-anak yang dimaksudkan pada tujuan.5.
Mengembangkan Butiran-Butiran Tes Acuan Patokan Tes acuan patokan terdiri atas
soal-soal yang secara langsung mengukur patokan yang dideskripsikan dalam suatu
perangkap tujuan khusus. Istilah patokan (critericion) dipergunakan karena soal-soal
tes merupakan rambu-rambu untuk mementukan kelayakan penampilan siswa dalam
tujuan.6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Dalam strategi pembelajaran,
menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan
mengembangkan materi secara prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa.
Komponen strategi pembelajaran terdiri atas (a) kegiatan pra pembelajaran, (b)
penyajian informasi, (c) peran serta mahasiswa, (d) pengetesan dan (e) tindak lanjut.7.
Mengembangkan dan Memilih Material Pembelajaran Untuk merancang atau
menyampaikan pembelajaran, pengajar harus merrancang bahan pembelajaran
individual, memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi
pembelajaran, dan tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran
menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya.8. Mendesain dan
Melaksanakan Evaluasi Formatif evaluasi ini adalah salah satu langkah dalam
mengembangkan desai pembelajaran yang berfungsi untuk mengumpulkan data untuk
perbaikan pembelajaran.9. Merevisi bahan Pembelajaran Merevisi pembelajaran
dilakukan sesuai data yang diperoleh dari evaluasi formatif, yaitu penilaian
perseorangan, penilaian kelompok kecil, dan hasil akhir uji coba lapangan.10.
Melaksanakan dan Mendesain Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif dapat ditetapkan
atau diberikan nilai apakah suatu desain pembelajaran, di mana dasar keputusan
penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisisensi dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB 5 Tujuan Pembelajaran Taksonomi Tujuan Pembelajaran Kawasan Kawasan


Kawasan Kognitif Afektif Psikomotora) Tingkat Pengetahuan a) Kemauan Menerima;
a) Persepsi; (Knowledge); b) Kemauan b) Kesiapan Melakukanb) Tingkat
Pemahaman Menanggapi; Suatu kegiatan; (Comphresion); c) Berkeyakinan; c)
Mekanisme;c) Tingkat Penerapan d) Penerapan Karya; d) Respons Terbimbing;
(Aplication); e) Ketekunan dan e) Kemahiran;d) Tingkat Analisis Ketelitian.
(Analysis); f) Adaptasi;e) Tingkat Sintetis g) Originasi. (Synthesis);f) Tingkat
Evaluasi (Evaluation).

Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalammerencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuantersebut. Tujuan pembelajaran
sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan olehsiswa pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.Taksonomi tujuan pembelajaran 1. Kawasan
Kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. 2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) adalah satu domain

yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan


penyesuaian perasaan sosial. 3. Kawasan Psikomotor domain psikomotor mencakup
tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skills) yang bersifat manual atau motorik.

BAB 6 Strategi Pembelajaran Strategi Pengorganisasian Strategi Penyampaian


Strategi Pengelolaan Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran KapabilitasMakro
Mikro Belajar Informasi Keterampilan Strategi Keterampilan Sikap Verbal Intelektual
Kognitif Motorik

Strategi Pembelajaran1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dapat dibedakan


menjadi 2 (dua) yaitu Strategi Mikro mengacu kepada metode pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur atau prinsip. Strategi Makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip. Kapabilitas Belajar Informasi
Verbal Siswa telah belajar informasi verbal apabila ia dapat mengingat kembali
informasi itu. Keterampilan Intelektual Kapabilitas dalam menggunakan simbol
untuk mengorganisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Strategi Kognitif Siswa
telah belajar strategi kognitif apabila ia telah mengembangkan cara-cara untuk
meningkatkan keefektifan dan efisiiensi proses berpikir dan proses belajar. Sikap
adalah keadaan mental yang kompleks dari siswa yang dapat mempengaruhi
pilihannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya pribadi terhadap orang
lain, benda, atau peristiwa. Siswa telah memiliki sikap apabila ia telah memilih
melakukan tindakan yang sama untuk situasi sama yang berulang. Keterampilan
Motorik Siswa telah mengembangkan keterampilan motorik apabila ia telah memilih
menampilkan gerakan-gerakan fisik dalam menggunakan bahan atau peraolatanperalatan menurut prosedur yang semestinya. Contohnya : mengendarai mobil,
melempar bola, menulis surat.

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa; Menyediakan informasi atau bahanbahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes).3.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel
metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

BAB 7 Desain Pesan Dan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran PSI (Personalized
System Of Instruction) Desain Saat Ini Precicision Teaching (Ketepatan Mengajar)
Dan Model Penyampaian Direction Instruction (Pembelajaran Langsung)

Desain Pesan Dan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran Desain saat ini dan model
penyampaian Tiga desain perilaku/model penyampaian akan jelas melalui cara-cara
personalized system of instruction (PSI), precision teaching, dan direct instruction.1.
PSI (Personalized System Of Instruction) Sistem ini sama seperti instruksi
terprogram, menggunakan ajaran dari aliran perilaku dan penguasaan cara belajar.
Intruksi sistem personal adalah suatu sistem yang saling berkaitan dari satu intruksi,
yang terdiri atas urutan (rangkaian), desain tugas yang progresif bagi individu yang
bersemangat tinggi dalam kegiatan belajar. Dalam desain ini murid-murid

menentukan sendiri tingkat dan jumlah jam belajarnya.2. Precision Teaching


( Ketepatan Mengajar) Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan
belajar di dalam kelas, dibandingkan dengan menciptakan program yang didasarkan
pada temuan-temuan dari laboraturium. Maka disarankan pengukuran kerangka kerja
yang merupakan ciri khas dari kegiatan laboraturium dapat dilakukan di dalam kelas.
Tujuannya untuk membuat ilmu pengetahuan berada di tangan guru dan murid.3.
Desain Instruction (Pembelajaran Langsung) Proses pembelajaran langsung adalah
presentasi tertulis yang tidak hanya untuk mendukung pengawasan kualitas tetapi
karena kebanyak guru kurang terlatih dalam mendesain materi, karenanya tidak
mungkin memilih dan menyusun contoh-contoh secara efektif tanpa suatu
pembelajaran yang eksplit.

BAB 8 Perlunya Memperhatikan Empati Diskusi Faktor Emosional Anak Dalam


Merancang Pembelajaran Keramahan

Perlunya Mempertimbangkan Faktor Emosional Anak Dalam Merancang


Pembelajaran Kecerdasan emosional adalah suatu cara baru untuk membesarkan anak.
Berbagai penelitianmenemukan keterampilan sosial dan emosional akan semakin
penting perannya dalam kehidupandaripada intelektual. Atau dengan kata lain
memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaiankeberhasilan ketimbang
IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbaldan
nonverbal. Kecerdasan emosional untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional
yang tampaknyapenting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah (1)
empati, (2) mengungkapkan danmemahami perasaan, (3) mengendalikan amarah, (4)
kemandirian, (5) kemampuan menyesuaikan diri, (6)diskusi, (7) kemampuan
memecahkan masalah antarpribadi, (8) Ketekunan, (9) kesetiakawanan,
(10)keramahan, dan (11) sikap hormat. Berperannya emosional dalam aktivitas
kehidupan manusia,menjadikan sebagian orang sangat tertarik untuk mempelajarinya.
Keterkaitan ini terutama diarahkanpada konsep kecerdasan emosional yang dapat
berperan dalam membesarkan dan mendidik anak-anak.Di samping itu, orang
menyadari pentingnya konsep ini baik di lapangan kerja maupun di hampir
semuatempat lain yang mengharuskan manusia saling berhubungan.

BAB 9 Melakukan pengambilan keputusan Melakukan Mengukur, pengukuran


Menilai, dan penilaian Mengevaluasi hasil ujian Merancang Evaluasi Hasil Belajar
Menetapkan Merancang fungsi soal bermutu penilaian

Merancang Evaluasi Hasil Belajar Dalam merancang aktivitas yang dilaksanakan


adalah mendiskusikan materi bahasan secara urutsejak dari persiapan sebelum ujian
sampai pengambilan keputusan sesudah ujian. Proses pertama yangharus dilakukan
untuk merancang evaluasi belajar yaitu pengukuran, penilaian, dan pengevaluasian
hasilbelajar. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan
bersifat kuantitatif.Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran subjektif dan bersifat kualitatif.Mengevaluasi adalah proses mengukur dan
memulai. Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai danmenentukan objek yang
diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran dan mentransformasikan kedalam
nilai, dan mengambil keputusan lulus atau tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya dosen
mengajarbaik buruknya interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses belajar
mengajar. Kemudian pengajarmenetapkan fungsi penilaian yang dimana desain ujian

tergantung pada fungsi ujian apa yang diinginkandosen sebagai contoh, merancang
soal-soal untuk ujian dengan tujuan untuk mengevaluasi hasil belajarmasing-masing
mahasiswa, maka akan berbeda dengan merancang soal-soal untuk ujian yang
bertujuanuntuk mengevaluasi kemampuan seluruh kelas. Selanjutnya menrancang
soal yang bermutu denganmemperhatikan kriteria soal yang bermutu, struktur soal,
dan bobot soal. Kemudian pengajar melakukanpengukuran, penilaian hasil ujian dan
pengambilan keputusan.

BAB 10 Merancang Kegiatan Pembelajaran Pentingnya Dosen Mencari Informasi


sebanyak-banyaknya Menuliskan Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan
Merumuskan TIU untuk Pokok Bahasan Menyusun Pokok Bahasan dan Subpokok
Bahasan dan SkemaMenyusun Rancangan Menentukan Frekuensi Kuliah untuk
Setiap Kegiatan Pokok Bahasan Pembelajaran Merumuskan Sasaran Belajar Membuat
Matriks Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP) Menentukan Ujian dan Bobot Soal
Menyusun Pedoman Perkuliahan dan RKP Menyerahkan Rencana Kegiatan
Perkuliahan (RKP)

Merancang Kegiatan Pembelajaran Rancangan Kegiatan Pembelajaran (RKP)adalah


seperangkat tulisan yang berisi rencanapembelajaran dan praktikum dari dosen
atautenaga pengajar dalam memberikan kuliahdan/atau praktikum. Dalam membuat
RKP perluditampilkan atau disiapkan tujuan pembelajarnyang jelas dan dapat
dilaksankan sesuai dengankondisi setempat.

BAB 11 Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Pembelajaran Guru


Peserta Didik

Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Pembelajaran Kurikulum berbasis


kompetensi (KBK) merupakan suatu paradigma baru dalam sistem
pembaruankurikulum pendidikan di sekolah. Munculnya kurikulum berbasis
kompetensi didasari lemahnyakemampuan lulusan sekolah formal sekatang ini dalam
arti lulusan sekolah kurang memiliki kemampuantaksonomi yang diharapkan baik
secara kognitif, afektif, maupun secara psikomotor. Dalam KBK prosesbelajar
mengajarnya menuntut guru dan peserta didik bersikap toleran, menjunjung tinggi
prinsipkebersamaan dan kebhinekaan serta berpikir terbuka. Pelaksanaan KBK
menuntut guru harus lebih sabar,penuh perhatian dan pengertian, mempunyai daya
kreativitas yang tinggi dan dedikasi penuh. Perhatiandan pengertian dari guru kepada
peserta didik akan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik kepadagurunya.
Dengan demikian timbullah persahabatan yang unik antara guru dengan peserta didik.
Gurumenjadi sahabat tempat bertanya, teman diskusi, dan mencurahkan seluruh
gagasan dan pengetahuanserta kompetensi peserta didik tanpa rasa takut dan
canggung hubungan persahabatan yang berlangsungtetap ikatan yang etis dan
dinamis. Interaksi di atas dapat terwujud bila terjadi saling silang, pemberian
perhatian antara peserta didikdan guru. Hal ini dapat tercapai bila guru mampu
berkomunikasi dengan seimbang dan multi arah, denganmenggunakan bahasa yang
akrab, bersahabat, ramah, serta luwes dan lugas. Guru harus mampumengembangkan
kemampuan kompetensi dirinya sendiri sebelum mampu membelajarkan peserta
didikmencari, manggali, dan menemukan kompetensinya. Diperlukan kemauan,
kemampuan, dan kesungguhanyang kuat dari guru.

Komentar Menurut saya buku yang saya baca, buku PerencanaanPembelajaran sangat
membantu guru atau peserta didikuntuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas
sehinggatujuan yang ingin dicapai oleh guru dan peserta didik bisatecapai dengan
baik. Selain itu buku ini membantu untukmerencanakan pembelajaran yang baik dan
benar. Sehinggapelajaran yang di sampaikan oleh guru bisa diterima denganbaik oleh
peserta didik. Buku ini sangat memudahkan bagipembaca untuk membacanya karena
kata-kata yangdigunakan dalam buku ini mudah dipahami dan dimengertioleh
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai