dan efisien.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan
pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal ini
dapat menarik minat sekaligus mendorong memotivasi belajar.
Mengajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa. Ada perbedaan
individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu mempunyai kemampuan
potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Apa yang dapat dipelajari siswa secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan
oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu, mengajar harus
memeperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam
mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik
maupun mental untuk melaksanakan sesuatu. Apabila siswa siap untuk
melaksanakan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh hasil yang baik. Oleh
karena itu, pengajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan.
Rtujuan pengajaran harus diketahui siswa. Tujuan pembelajaran merupakan
rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh setelah proses belajar
mengajar. Apabila tujuan pengajaran diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk
belajar. Agar tujuan mudah diketahui, harus dirumuskan secara khususu.
Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi
merumuskan prinsip, bahwa belajar harus bertahap dan meningkat. Oleh karena
itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual,
yaitu:
Dari sederhana kepada yang kompleks (rumit)
Dari konkret kepada yang abstrak
Dari umum (general) kepada yang kompleks
Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang
bersifat abstrak)
Dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi dan sebaliknya
Sering menggunakan penguatan (reinforcement)
Tipe Tipe Belajar
Ada 8 (delapan) tipe belajar sebagai berikut:
Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar Stimulus Respon (stimulus respon learning)
Belajar Rangkaian ( chaining)
Asosiasi Verbal (verbal association)
Belajar Diskriminasi (discrimination learning)
Belajar Konsep (concept learning)
Belajar Aturan (rule learnin )
Belajar Pemecahan Masalah (probling solving)
BAB 2. PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengertian Sistem
Pengertian system adalah suatu kesatuan unsure unsure yang saling
berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.
Tujuan Sistem
Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan
kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar
Restiction= apa yang ingin dicapai merupakan dasar analisis suatu system.
Restriction terumuskan dalam tujuan (objectives), standar perilaku yang
diharapkan (performance standard) juga kemungkinan hambatan dalam
mencapai tujuan (constraint).
Berdasarkan kepada tujuan system, selanjutnya dapat dirumuskan masukan
(input) yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan diproses (process)
sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil evaluasi terhadap
keluaran dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan perbaikan
atau revisi, baik terhadap proses maupun input, dengan demikian seluruh
komponen system saling berhubungan dan berinteraksi.
BAB 3. TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Perbandingan Klasifikasi Variabel Pembelajaran Menurut Reigulth, Simon dan
Glaser
Reigeluth Simon Glaser
Kondisi Parameter Baku / Kendala Bidang Studi / Kemampuan Awal Siswa
Metode Kegiatan Proses Pembelajaran
Hasil Pilihan Tujuan Hasil Pembelajaran
Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses
pembelajaran atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode
dalam interaksinya dengan variabel kondisi pembelajaran akan menentukan
kualitas hasil pembelajaran.
Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu:
Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
Strategi mikro
Mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar
pada satu konsep / prosedur / prinsip.
Strategi makro
Berhubungan dengan bagaimana memilih (tujuan yang ingin dicapai), menata
urutan(keputusan tentang urutan pembelajaran), membuat sintesa(membuat
keputusan keterkaitan antara konsep/prosedur/prinsip yang akan diajarkan), dan
rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep, prosedur atau prinsip dan
bagaimana cara meninjau ulang ketiganya)
Strategi Penyampaian (delivery strategy)
Merupakan variabel komponen metode untuk melakukan proses pembelajaran.
Sekurang kurangnya ada 2 (dua) fungsi, pertama; menyampaikan isi
pembelajaran kepada si belajar, kedua; menyediakan informasi/bahan-bahan
yang diperlukan sisiwa untuk menampilkan unjuk kerja, seperti latihan test. Dan
lima (5) cara mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi
penyampaian, yakni:
Tingkat kecermatan dalam menggambarkan sesuatu
Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya
Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya
Tingkat biaya yang diperlukannya.
Strategi Pengelolaan (management strategy)
Paling tidak ada tiga (3) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan ini,
yaitu; penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa dan motivasi.
Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran
menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:
Tujuan Pembelajaran
Berkeyakinan
Penerapan Karya
Ketekunan dan Ketelitian
Psikomotor
Persepsi
Kesiapan
Mekanisme
Respons Terbimbing
Kemahiran
Adaptasi
Originasi
Format untuk Menulis Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format, artinya:
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, dan sasaran didik lainnya)
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan
dapat dicapai)
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
BAB 6. STRATEGI PEMBELAJARAN
Sekilas tentang Strategi Pembelajaran
Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran,
yaitu:
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi Pengorganisasian Pengajaran
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang
amat penting dalam rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topictopik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Strategi Makro dan Mikro
Mengacu pada bagaimana menata keseluruhan isi bidang studi, strategi
pengorgnisasian, menyajikan konsep atau prinsip atau prosedur. Teori yang
mendukung bagaimana menata urutan pembelajaran berdasarkan prasyarat
belajar, model pembentukan dan penguasaan konsep serta bagaimana
pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori spiral
dari Bruner, analisis tugas dari Gropper, teori skema dari Mayer, urutan
subsumative dari Ausebel, dan Webteaching dari Norman serta teori elaborasi
oleh Reigeluth.
Strategi Mikro
Teori Gagne dan Briggs. Teori pengajaran yang dikembangkannya untuk
memprekripsikan hal hal yang berkaitan dengan Kapabilitas Belajar, Peristiwa
Pengajaran, dan Pengorganisasian Pengajaran (urutan pengajaran)
Kapabilitas Belajar
Informasi Verbal
Keterampilan Intelektual
Diskriminasi
Konsep Konkret
Konsep Abstrak
Kaidah
Kaidah tingkat lebig tinggi
Strategi Kognitif (keefektifan dan efisiensi proses berpikir)
Sikap (keadaan mental siswa yang mempengaruhi untuk bertindak bersifat
pribadi terhadap orang lain, benda maupun peristiwa)
Keterampilan Motorik ( kondisi belajarinternal dan kondisi belajar eksternal
BAB 7. DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Konsep Desain dalam Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis
strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat
fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
Salah satu isu yang berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang
menjadi sasaran layanan teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang
cocok diberikan kepada sasaran ? bagaimana karakteristik yang dilayani ?
bagaimana mendesain layanan yang diberikan pada sasaran layanan?
Desain Pesan dalam Teknologi Pembelajaran
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi
bidang garapan penelitian. Kelima kawasan tersebut adalah:
Design
Salah satu dari unsure desain adalah desain pesan (massage design). Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain, dapat berupa ide,
fakta, makna dan data. Atau dengan kata lain pesan bentuknya berupa kalimat
pembicaraan lisan, tulisan, gambar, peta, ataupun tanda / impulse / sinyal dan
sebagainya.
Anda berbicara maka isi pembicaraan adalah pesan, anda menulis maka hasil
tulisan adalah pesan dan anda melukis maka hasil lukisan adalah pesan, jadi
pesan disebutkan sebagai suatu tanda kata, gambar, isyarat yang timbul atau
dihasilkan dengan tujuan dapat mengubah psikomotor, kesaaran atau tingkah
laku efektif dari seseorang atau lebih.
Development
Utilization
Management
Evaluation
Karakteristik Isi Pesan
Isi pesan yang menarik apabila mengandung unsure unsure, sebagai berikut:
Novelty (sesuatu yang baru)
Proximity (kedekatan)
Popularitas
Conflict ( pertentangan)
Humor (komedi)
Keindahan
Emosi
Nostalgia
Human Interest (cerita yang menyangkut orang lain)
Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen elemen
Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek aspek berupa bakat, minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil
belajar) yang telah dimilikinya.
manjur untuk mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan rasa
bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk membentuk perilaku
moral anak:
Memanfaatkan rasa malu
Berpikir realistis
Keuntungan optimism
Mengubah kelakuan anak dengan mengubah pola piker mereka
Mendefinisikan masalah sebagai musuh
Membuat kerangka baru suatu masalah dan menuliskannya
Aplikasi Pertimbangan Faktor EmosionalAnak dalam Perencanaan Pembelajaran
Masalah kepribadian sering dapat menimbulkan kelakuan yang menyimpang,
lebih-lebih jika seseorang dikategorikan tertekan perasaannya. Orang yang
tertekan perasaannya akan cenderung untuk melakukan penyimpangan,
mungkin terhadap system social ataupun terhadap pola-pola kebudayaan. Ada
beberapa sifat khusus yang dapat menimbulkan kejahatan, yaitu sebagai
berikut:
Sakit Jiwa ( konflik mental yang berlebihan, cenderung antisocial, pernah
melakukan dosa besar/berat)
Perkembangan Emosional
Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego
dalam diri setiap individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga
dapat melakukan hal-hal yang melanggar batas.
Perkembangan Mental
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya
inteligensi yang tajam dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan sebaliknya.
Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai
menginjak dalam keadaan yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi
(kebingungan) adalah (a) di kala ia berhadapan dengan suatu kejadian atau
perubqahan yang belum pernah dialaminya, dan (b) di kala ia berhadapan
dengan situasi yang baru, ketika harus menyesuaikan diri dengan cara-cara yang
baru pula.
Aplikasi Emosi dalam Kehidupan Sehari hari
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan
dalam diri (visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar
endokrin, dan system saraf pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system
saraf autonomic, selanjutnya mengawali dan memulai terjadinya kondisi dasar
dan emosi. Cerebral Cortex bertindak sebagai penggerak perbuatan emosi yang
keadaannya tidak teratur.
Perubahan dalam reflek kulit Galvanis GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi
( tekanan darah, perubahan kimiawi dan distibusinya), aktivitas
Gastrointensinal(panas badan), respirasi/berkeringat, berdirinya bulu kuduk,
ukuran pupil matadan sebagainya.
Kondisi bangkitnya (Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama
lainnya. Proses Cerebral mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu
berbasis pada keadaan lingkungan.
Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut,
adrenalin berada pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis
menurun dan tekanan pada otot-otot terjadi dalam waktu singkat. Saat marah,
nonadrenalin dibawa kealiran darah, meningkatnya reflex skin galvanis,
berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh dan terjadi tekanan darah
yang meningkat.
BAB 9. MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR
Pendahuluan
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika
membuat alat evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Pengukuran, Penilaian, dan Pengevaluasian Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang
diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke
dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya
guru mengajar atau baik-buruknya interaksi antara guru dan murid dalam proses
belajar mengajar.
Fungsi ujian sebagai Instrumen Evaluasi
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut:
Menguji apa yang hendak diuji. Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus
relevan dengan fungsi evaluasi yang diinginkan.
Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan, spesifik,
representative dan seimbang)
Struktur Soal Ujian
Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan
dan buku bacaan wajib serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal
harus representative, seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat
kisi-kisi spesifikasi soal untuk tingkat kemampuan belajar, membuat pembobotan
soal dan transformasi angka ke nilai.
Criteria Evaluasi
Penilaian tegas dimaksudkan:
Membedakan secara jelas yang lulus dan tidak lulus
Mengurangi daerah ketidak pastian
Ada dua acuan penilaian dalam pengambilan keputusan:
Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference)
Penilaian Acuan Norma (Norm Reference)
Beberapa Konsep yang berkaitan dengan Evaluasi
Validitas Instrumen
Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran
yang diberikan
Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir sesuai tujuan instruksional khusus.
Validitas ada sekarang , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Reliabilitas Instrumen
Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran
dan lain-lain. Komponen adalah bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi
untuk menunjang usaha untuk mencapai tujuan sistem. Dengan demikian, jelaslah
bahwa sistem itu terdiri atas komponen-komponen dan masing- masing komponen itu
juga mempunyai fungsi khusus. Interaksi atau saling hubungan Semua komponen
dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Sebagai
misal dalam pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media OHP, maka
diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan
OHP. Jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan dalam
melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan sistem dalam
pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan yang
lainnya.
o Strategi Penyampaian Pembelajaran Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa; Menyediakan informasi atau bahanbahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). o
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel
metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.3. Hasil
Pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikatot tentang nilai
dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu I. Keefektifan
(effectiveness) biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si belajar. II. Efisien
(efficiency) biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang
dipakai si belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. III. Daya tarik
(appeal) biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.
4. Merumuskan Tujuan Performansi Tujuan Performasi terdiri atas (1) tujuan harus
menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan, atau diperbuat oleh peserta didik; (2)
menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang
hadir pada waktu anak didik berbuat; (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk
menilai unjuk perbuatan anak-anak yang dimaksudkan pada tujuan.5.
Mengembangkan Butiran-Butiran Tes Acuan Patokan Tes acuan patokan terdiri atas
soal-soal yang secara langsung mengukur patokan yang dideskripsikan dalam suatu
perangkap tujuan khusus. Istilah patokan (critericion) dipergunakan karena soal-soal
tes merupakan rambu-rambu untuk mementukan kelayakan penampilan siswa dalam
tujuan.6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Dalam strategi pembelajaran,
menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan
mengembangkan materi secara prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa.
Komponen strategi pembelajaran terdiri atas (a) kegiatan pra pembelajaran, (b)
penyajian informasi, (c) peran serta mahasiswa, (d) pengetesan dan (e) tindak lanjut.7.
Mengembangkan dan Memilih Material Pembelajaran Untuk merancang atau
menyampaikan pembelajaran, pengajar harus merrancang bahan pembelajaran
individual, memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi
pembelajaran, dan tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran
menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya.8. Mendesain dan
Melaksanakan Evaluasi Formatif evaluasi ini adalah salah satu langkah dalam
mengembangkan desai pembelajaran yang berfungsi untuk mengumpulkan data untuk
perbaikan pembelajaran.9. Merevisi bahan Pembelajaran Merevisi pembelajaran
dilakukan sesuai data yang diperoleh dari evaluasi formatif, yaitu penilaian
perseorangan, penilaian kelompok kecil, dan hasil akhir uji coba lapangan.10.
Melaksanakan dan Mendesain Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif dapat ditetapkan
atau diberikan nilai apakah suatu desain pembelajaran, di mana dasar keputusan
penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisisensi dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalammerencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuantersebut. Tujuan pembelajaran
sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan olehsiswa pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.Taksonomi tujuan pembelajaran 1. Kawasan
Kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. 2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) adalah satu domain
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa; Menyediakan informasi atau bahanbahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes).3.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel
metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
BAB 7 Desain Pesan Dan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran PSI (Personalized
System Of Instruction) Desain Saat Ini Precicision Teaching (Ketepatan Mengajar)
Dan Model Penyampaian Direction Instruction (Pembelajaran Langsung)
Desain Pesan Dan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran Desain saat ini dan model
penyampaian Tiga desain perilaku/model penyampaian akan jelas melalui cara-cara
personalized system of instruction (PSI), precision teaching, dan direct instruction.1.
PSI (Personalized System Of Instruction) Sistem ini sama seperti instruksi
terprogram, menggunakan ajaran dari aliran perilaku dan penguasaan cara belajar.
Intruksi sistem personal adalah suatu sistem yang saling berkaitan dari satu intruksi,
yang terdiri atas urutan (rangkaian), desain tugas yang progresif bagi individu yang
bersemangat tinggi dalam kegiatan belajar. Dalam desain ini murid-murid
tergantung pada fungsi ujian apa yang diinginkandosen sebagai contoh, merancang
soal-soal untuk ujian dengan tujuan untuk mengevaluasi hasil belajarmasing-masing
mahasiswa, maka akan berbeda dengan merancang soal-soal untuk ujian yang
bertujuanuntuk mengevaluasi kemampuan seluruh kelas. Selanjutnya menrancang
soal yang bermutu denganmemperhatikan kriteria soal yang bermutu, struktur soal,
dan bobot soal. Kemudian pengajar melakukanpengukuran, penilaian hasil ujian dan
pengambilan keputusan.
Komentar Menurut saya buku yang saya baca, buku PerencanaanPembelajaran sangat
membantu guru atau peserta didikuntuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas
sehinggatujuan yang ingin dicapai oleh guru dan peserta didik bisatecapai dengan
baik. Selain itu buku ini membantu untukmerencanakan pembelajaran yang baik dan
benar. Sehinggapelajaran yang di sampaikan oleh guru bisa diterima denganbaik oleh
peserta didik. Buku ini sangat memudahkan bagipembaca untuk membacanya karena
kata-kata yangdigunakan dalam buku ini mudah dipahami dan dimengertioleh
pembaca.