A. Definisi Perencanaan
Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat dikatakan bahwa
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Perencanaan Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai
sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan
perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “ apa yang dipelajari siswa”.
1.Untuk memperbaiki kualitas pembelajarn perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran
3.Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini
aka nada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan pengiring dari pembelajaran
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
D. Prinsip – Prinsip Umum Tentang Mengajar
1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari
merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan.
4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
7. Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang bersifat abstrak)
BAB 2
A. Pengertian Sistem
Pengertian system adalah suatu kesatuan unsur – unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang
memperoleh masukan menjadi keluaran.
B. Tujuan Sistem
Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang
membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu
sesuai dengan tingkat taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dulu.
C. Fungsi-Fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas.
D. Komponen-komponen sistem
Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system disebut
komponen. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena masing – masing
bagian atau komponen itu sesungguhnyaadalah suatu system pula.
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.
Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum Gestalt yang menyatakan
bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan jumlah bagian-bagian.
G. Proses Transformasi
Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang dikeluarkan oleh suatu system
kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai masukan yang akan diproses lebih lanjut, dan
berlangsung secara berkesinambungan melalui tahapan transformasi.
BAB 3
Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses pembelajaran atau pada
metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode dalam interaksinya dengan variabel kondisi
pembelajaran akan menentukan kualitas hasil pembelajaran.
A. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
B. Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga (3) kelompok,
yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
3. Karakteristik si belajar
C. Hasil Pembelajaran
1. Keefektivan (effectiveness)
2. Efisien (efficiency)
BAB 4
A.Pendahuluan
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan dengan proses
pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap komponennya sangat
menentukan keberhasilan belajar anak didik.
Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model pengajaran Dick and Carry (1985) dapat disajikan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
BAB 5
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu
mendalam atau terlalu singkat.
2. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan dalam setiap jam
pelajaran.
3. Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat (memudahkan siswa
mempelajari isi pelajaran)
4. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar yang paling cocok
dan menarik
5. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam
keperluan belajar
7. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
tanpa tujuan jelas
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan dan
keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat dicapai
BAB 6
STRATEGI PEMBELAJARAN
Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu:
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang amat penting dalam
rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topic-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih
bermakna bagi siswa.
BAB 7
Salah satu isu yang berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang menjadi sasaran layanan
teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang cocok diberikan kepada sasaran ? bagaimana
karakteristik yang dilayani ? bagaimana mendesain layanan yang diberikan pada sasaran layanan?
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi bidang garapan penelitian.
C. Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek – aspek berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar,
kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya.
Aliran perilaku stimulus dan respon (S – R) adalah suatu aliranperilaku yang menekankan antecendent
sebagai penyebab dari perilaku yang umumnya disebut metodologi aliran perilaku (Skiner, 1974). Salah
satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah pada permintaan untuk data –
data eksperimental (manipulative) untuk membenarkan setiap interpretasi dari perilaku adalah sebab
akibat. Observasi secara alamiah, pengalaman pribadi, penilaian harus berdasar pada bukti-bukti untuk
mendukung setiap penjelasan secara psikologis. Formula ini berarti bahwa setiap pendengar harus
membuat respons yang tepat ketika ada rangsangan (stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu
kondisi yang diperlukan.
Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk menggunakan tujuan perilaku.
Ini termasuk :
Desain Saat Ini dan Model Penyampaian PSI (Personalized System of Intructional)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas. Guru yang tepat
menjadi lebih lancer, akurat, dan cepat kinerjanya, suatu tujuan yang dapat meningkatkan kemajuan
murid.
BAB 8
Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan, (b) optimism, (c)
motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan emosional pengukurannya bukan didasarkan pada
kepintaran seorang anak, tetapi melalui suatu yang disebut dengan karakteristik pribadi atau “karakter”.
B. EQ Versus IQ
Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Kadang-kadang disebut neokorteks sebagai
bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurusi emosi yakni system limbic (hippocampus), tetapi
sesungguhnya hubungan antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosional seseorang.
Korteks terdiri atas empat lobus (belahan otak), dan kerusakan pada lobus tertentu akan menyebabkan
masalah tertentu pula. Adapun belahan otak tersebut adalah: Lobus Oksipitalis terletak dibagian
belakang kepala merupakan bagian otak yang mengendalikan penglihatan. Lobus Temporalis terletak
tepat dibelakang telinga dikedua sisi kepala, kerusakan bagian ini akan menyebabkan masalah pada
memeori jangka panjang.
Menjadi Orang Tua Ber – EQ Tinggi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang terbuka dan
saling menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka panjang berupa meningkatnya citra diri,
keterampilan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan anak.
Bagi anak – anak dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan wkatu khususu
untuk berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu orang tua harus
menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian tetapi menarik, menggairahkan, dan menunjukkan
penerimaan.
Ada dua kelompok emosi, yaitu: Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak untuk belajar dan
mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b) kekhawatiran tidak diterima oleh
orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan seseorang, (d) malu bila berbuat sesuatu yang
tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut dengan naluri
pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
Salah satu unsure dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap kepribadian seseorang
dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.
Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini memungkinkan seorang anak
mengetahui kapan bias mendekati teman yang sedih dan kapan membiarkannya sendiri.
Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah : Ajarkan nilai kejujuran kepada anak sejak
mereka masih muda dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah. Pemahaman anak
mengenai kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad jangan berubah. Anda dapat menjadikan
kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan sejak anak masih sangat muda dengan memilihkan
buku-buku dan video untuk menikmati bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan
memahami berubahnya kebutuhan anak atas privasi.
Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya merupakan cara yang manjur untuk
mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan rasa bersalah dapat dimanfaatkan secara
konstruktif untuk membentuk perilaku moral anak:
- Berpikir realistis
- Keuntungan optimis
Masalah kepribadian sering dapat menimbulkan kelakuan yang menyimpang, lebih-lebih jika seseorang
dikategorikan tertekan perasaannya. Orang yang tertekan perasaannya akan cenderung untuk melakukan
penyimpangan, mungkin terhadap system social ataupun terhadap pola-pola kebudayaan. Ada beberapa
sifat khusus yang dapat menimbulkan kejahatan, yaitu sebagai berikut: Sakit Jiwa ( konflik mental yang
berlebihan, cenderung antisocial, pernah melakukan dosa besar/berat)
1. Perkembangan Emosional
Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri setiap
individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal-hal yang melanggar
batas.
2.Perkembangan Mental
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya inteligensi yang tajam
dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan
sebaliknya.
3. Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai menginjak dalam keadaan
yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi (kebingungan) adalah (a) di kala ia berhadapan
dengan suatu kejadian atau perubqahan yang belum pernah dialaminya, dan (b) di kala ia berhadapan
dengan situasi yang baru, ketika harus menyesuaikan diri dengan cara-cara yang baru pula.
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan dalam diri (visceral
change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar endokrin, dan system saraf pusat.
Hypothalamus bekerja mengontrol system saraf autonomic, selanjutnya mengawali dan memulai
terjadinya kondisi dasar dan emosi. Cerebral Cortex bertindak sebagai penggerak perbuatan emosi yang
keadaannya tidak teratur.
Perubahan dalam reflek kulit Galvanis – GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi ( tekanan darah, perubahan
kimiawi dan distibusinya), aktivitas “Gastrointensinal”(panas badan), respirasi/berkeringat, berdirinya
bulu kuduk, ukuran pupil matadan sebagainya.
Kondisi bangkitnya (Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama lainnya. Proses Cerebral
mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu berbasis pada keadaan lingkungan.
Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut, adrenalin berada pada
aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis menurun dan tekanan pada otot-otot terjadi dalam
waktu singkat. Saat marah, nonadrenalin dibawa kealiran darah, meningkatnya reflex skin galvanis,
berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh dan terjadi tekanan darah yang meningkat.
BAB 9
A. Pendahuluan
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika membuat alat evaluasi
apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur, mengukurnya,
mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus
tidaknya seseorang, efektif tidaknya guru mengajar atau baik-buruknya interaksi antara guru dan murid
dalam proses belajar mengajar.
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: Menguji apa yang hendak diuji. Dengan
perkataan lain, rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi yang diinginkan. Terdiri atas
serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan, spesifik, representative dan seimbang)
Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan dan buku bacaan wajib
serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal harus representative, seimbang dan relevan
dengan sasaran belajar. Perlu dibuat kisi-kisi spesifikasi soal untuk tingkat kemampuan belajar, membuat
pembobotan soal dan transformasi angka ke nilai.
E. Kriteria Evaluasi
- Validitas Instrumen
- Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran yang diberikan
- Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
sesuai tujuan instruksional khusus.
- Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
- Reliabilitas Instrumen
- Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi
soalnya berbeda.
- Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
- Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan sekali lagi.
BAB 10
Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat dilaksanakan sesuai
kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa jauh tujuan yang ditentukan tercapai.
BAB 11
A. Pendahuluan
Kurikulum berbasis kompetensi sebagai paradima baru dalam system pembaharuan kurikulum
pendidikan disekolah. Muncul akibat lemahnya lulusan dalam domain pendidikan dan kebijakan
pemerintah untuk demokratisasi pendididkan.
B. Esensi KBK
2. Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing – masing secara optimal.
3. Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik.
4. Guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu membangun, membentuk serta
aplikatif dalam kehidupan.
8. Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu dijalin untuk
mewujudkan peran guru.
Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan silabus dan system
penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan Life Skill.
- Analisis instrument
- Untuk siswa