Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

1. STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi, yang berarti memberikan


penjelasan. Dalam konteks pembelajaran eksposisi merupakan strategi yang
dilakukan pendidik untuk mengatakan atau menjelaskan faktafakta, gagasan-
gagasan, dan informasi-informasi penting lain kepada para peserta didik
(Jarolimek dan Foster, 1981: 110-111).

Menurut Sanjaya (2006: 177), strategi pembelajaran ekspositori adalah


strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi

pembelajaran ekspositori cenderung menekankan penyampaian informasi yang


bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi.

Menurut Romiszowski (1984: 56), strategi pembelajaran ekspositori


berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut. Pertama, penyajian
informasi. Penyajian informasi ini dapat dilakukan dengan ceramah, latihan, atau
demonstrasi. Kedua, tes penguasaan dan penyajian ulang bila dipandang perlu.
Ketiga, memberikan kesempatan penerapan dalam bentuk contoh dan soal, dengan
jumlah dan tingkat kesulitan yang bertambah. Keempat, memberikan kesempatan
penerapan informasi baru dalam situasi dan

masalah sebenarnya. Sementara itu, menurut Ausubel, sebelum penyajian


pelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori digunakan advanced organizer
(Tomei, 2004: 1). Advanced organizer adalah suatu pernyataan pendahuluan
dengan menjelaskan skema keseluruhan organisasi pengetahuan atau materi yang
akan disajikan. Suatu advanced organizer biasanya mencakup gagasangagasan
dan konsep-konsep pokok dari pelajaran dan menunjukkan bagaimana gagasan-
gagasan dan konsep-konsep ini dihubungkan satu sama lain (Ormrod, 2000: 535).

Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan di atas, dapat


disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses deduksi. Strategi pembelajaran ini
merupakan strategi yang sering atau biasa digunakan pendidik dalam praktek
pembelajaran secara aktual dilapangan.

Tahapan pembelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah


sebagai berikut; (1) pada tahap pendahuluan pendidik menyampaikan pokok-
pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
peserta didik mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap

penting, (2) pada tahap penyajian atas materi pendidik menyampaikan materi
pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan
demonstrasi untuk memperjelas materi yang disajikan dan diakhiri dengan
penyampaian latihan, (3) pada tahap penutup pendidik melaksanakan evaluasi
berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan dalam rangka perbaikan
dan pemantapan atau pendalaman materi (Al Rasyidin dan Nasution, 2015: 138-
139).

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, yaitu:


a. Strategi pembelajaran ekspositori dapat dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ekspositori, oleh karena
itu sering orang mengatakan metode ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, sudah terstruktur seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir
ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan
dapat memahami dengan benar dan siswa dapat mengungkapkan kembali
materi yang telah diuraikan itu.
Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian,
sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement)
siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.

PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Tidak ada satu


strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi
pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari
efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran


adalah tujuan apa yang harus dicapaiDalam penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh
setiap guru. Antara lain :

a. Berorientasi pada Tujuan


Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak
berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru
tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan
strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru
harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti
kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami,
karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol
efektivitas penggunaan strategi

pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak


mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau
mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan

berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang
harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk


pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber

pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang
ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang

diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam
proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi
sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya,
selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima
pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, komunikasi dikatakan
tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang
disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai
gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat
gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian,
maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru
dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi.

c. Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih
dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Dalam teori
konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hokum belajar.

Inti dari hokum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat
dari setiap stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak
mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala
dia belum ada kesiapan untuk menerimanya.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau


mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung
pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil
adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk
mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan
guru untuk bertutur atau menyampaikan mata pelajaran. (Safriadi :2017)

Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

a. Persiapan(Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada
langkahpersiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah
persiapan di antara-nya adalah:
1)    Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2)    Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3)    Bukalah file dalam otak siswa.

b. Penyajian(Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: 1. penggunaan
bahasa, 2. intonasi suara,3.Menjaga kontak mata dengan siswa.

c. Korelasi(Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran de-
ngan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang
telah di-milikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna
terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan
kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

d. Menyimpulkan(Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui
langkah menyim-pulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses
penyajian.

e. Mengaplikasikan(Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mere-ka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan
pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan
dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang
sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.( Anonymus: 2008)

Aplikasi Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam pembelajaran.

Strategi pembelajaran ekspositori menekankan kepada proses penyampaian


materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Bentuk
pendekatan strategi pembelajaran ini berorientasi kepada guru (teacher centered
approach). Hal ini dikarenakan dalam strategi ini guru memegang peran yang
sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran
secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik, dengan kemampuan akademik (academic
achievement) siswa sebagai fokus utama. Dalam aplikasi pembelajaran di dalam
kelas strategi ekspositori biasanya menggunakan 2 metode pembelajaran yaitu
metode ceramah dan metode demonstrasi.

1. Metode Ceramah, dalam penerapan metode ceramah ini ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan dengan seksama oleh guru adalah bahan ajaran.
Sesuai dengan topik atau pokok bahasan, bahan ajaran dipilih dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, disusun
secara sistematis dan rinci, dilengkapi dengan contoh-contoh dan
pertanyaan. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau
menyampaikan bahan ajaran sesuai dengan sistematika yang telah disusun.
2. Metode Demonstrasi Metode ini dapat digunakan sebagai metode
mengajar tersendiri untuk mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang
memerlukan peragaan, atau sebagai metode pelengkap dari metode
ceramah. Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi para siswa
bisa diminta untuk mendemonstrasikan sesuatu. Hal-hal yang akan
didemonstrasikan oleh guru maupun oleh siswa hendaknya ditulisakan
secara rinci di beberapa rencana pengajaran (Ibrahim & Syaodih, 2003:43-
44).

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Kelebihan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi

pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan

strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

a. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan


keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.Strategi pembelajaran
ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.

b. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar


melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa
bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

c. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk


jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan,


di antaranya:

a. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa


yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
lain.

b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.

c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada
apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN INKUIRI


Guru dalam pembelajaran inkuiri berperan sebagai fasilitator. Guru tidak
memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan
pada tujuan pembelajaran untuk mengembangkan tingkat berpikir yang lebih
tinggi dan
keterampilan berpikir kritis. Guru harus mampu menyusun pertanyaanpertanyaan
yang dapat memunculkan sifat kritis siswa dan setiap pertanyaan
yang diajukan diarahkan pada siswa agar berpikir tentang jawabannya (Amri dan
Ahmadi, 2010).
Pembelajaran inkuiri merupakan sebuah siklus. Menurut Amri dan
Ahmadi (2010) siklus tersebut terdiri
dari tujuh bagian yang meliputi: proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman, siswa belajar
menggunakan keterampilan berpikir kritis, observasi, mengajukan dugaan
sementara/hipotesis, bertanya,
mengumpulkan data, dan menyimpulkan. Dewey (1910) dalam Sapriya (2009)
menyebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri meliputi: (1) menggambarkan
indikator-indikator masalah atau situasi, (2) memberikan
kemungkinan jawaban atau penjelasan, (3)mengumpulkan bukti-bukti yang dapat
digunakan untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan, (4)menguji
kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang terkumpul, dan (5)
merumuskan kesimpulan yang
didukung oleh bukti yang terbaik. Model pembelajaran inkuiri berorientasi pada
interaksi sosial antar individu.
Model ini sebagai upaya untuk memperbaiki masyarakat dengan memperbaiki
hubungan-hubungan interpersonal melalui prosedur demokratis. Menurut teori ini
pendidikan dapat mengembangkan individu secara individual dengan
merefleksikan cara-cara menangani
berbagai informasi dalam konsep dan nilai-nilai. Suatu masyarakat yang
mempunyai pemikiran reflektif akan
mampu meningkatkan dirinya dan memelihara keunikan setiap individu (Wahab,
2007).
Menurut Wahab (2007) ada tiga ciriciri kelas Reflektif sebagai berikut:
1. Model inkuiri memerlukan iklim terbuka dalam diskusi dimana para siswa
mengemukakan pendapatnya tentang masalah tertentu.
2. Kelas harus menekankan pada jawaban sementara (hipotesis), karena itu
diskusi kelas akan berorientasi di sekitar solusi-solusi yang bersifat
hipotetik. Pengetahuan digambarkan sebagai hipotesis yang secara terus-
menerus diuji dan diuji kembali. Siswa dan guru mengumpulkan data dari
berbagai sumber yang berbeda melakukan analisis, merevisi pengetahuan
mereka dan mencoba kembali.
3. Siswa dalam kelas mampu menggunakan fakta-fakta sebagai bukti. Kelas
dianggap sebagi tempat membentuk dan berlatih untuk melakukan inkuiri
ilmiah. Validasi fakta-fakta menjadi sangat penting dalam model ini.
1. STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran


yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,
2006: 194). Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran
heuristik, karena strategi pembelajaran inkuiri pada hakikatnya merupakan bagian
dari strategi pembelajaran heuristik. Strategi pembelajaran heuristik terbagi dua,
yaitu strategi diskoveri dan strategi inkuiri (Winataputra, 2001: 2.47).

Menurut Sanjaya (2006: 194-195), ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan
keaktifan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran peserta didik tidak hanya sebagai penerima

materi pelajaran melalui penjelasan pendidik secara verbal, tetapi juga mereka
berupaya menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu. Kedua, seluruh
kegiatan yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari

dan menem ukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga, tujuan
dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Oleh karena itu, dalam
strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi peserta didik juga dituntut untuk dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya.
PRINSIP-PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

1. Prinsip berorientasi pada pengemabangan intelektual artinya tujuan utama


strategi pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Makna dari “sesuatu” yang
harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang
dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, sehingga setiap gagasan
yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

2. Prinsip interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses


interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan interaksi siswa dengan lingkungan pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3. Prinsip bertanya, peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah guru


sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan.

4. Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah


fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to thingk)
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun
otak kanan, baik otak neptil, otak limbik, maupun otak neorkorteks.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.

5. Prinsip keterbukaan, belajar adalah suatu proses mencoba berbagai


kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebiasaan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalh pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenaranya. Tugas guru adalah menyiapkan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
(Lahadisi :2014).

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN


INKUIRI
Menurut Yatim (2009: 52) secara umum proses pembelajaran dengan penggunaan
strategi pembelajaran Inquiry dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan.

Setiap langkah-langkah dalam proses pembelajarannya dijelaskan sebagai berikut:


1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa
untuk berfikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting, keberhasilan strategi pembelajaran Inquiry sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam
rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu ada jawabannya, dan
siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam strategi inquiry, oleh sebab itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berfikir.

3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permaslahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu
lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak
atau mengira-ngira (berhipoteis) dari suatu permasalahan. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi memiliki landasan berfikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis (Imas
kurniasih & Berlin sani, 2015: 116).

4. Mengumpulkan Data
Mengumpulakan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran Inquiry,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelaktual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berfikirnya.

5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berfikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang
relevan (Sanjaya,2006:204).

APLIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM


PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara


maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan
siswa sebagai subyek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) (Sunardi,1990). Dengan demikian,
strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Metode yang Digunakan Strategi Pembelajaran Inquiry yaitu :


a.    Metode diskusi, adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu kesimpulan.
b.    Metode tanya jawab, bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari
keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
c.    Metode demonstrasi, adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang proses, satuan
atau benda tertentu baik benda yang sebenarnya atau hanya yang bersifat
tiruan.

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PEMBELAJARAN INKUIRI

1. Kelebihan

Keunggulan SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh


karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

2) SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka

3) SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi,


belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman

4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan


siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar

2. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan, di antaranya:

1) Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.

2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur


dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang


panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.

4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa


menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap
guru.

DAFTAR PUSTAKA

Sunardi, Nur.1990. Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka


Cipta

Lahadisi : 2014, strategi pembelaran menuju Yg bermakna, journal Al tadib, Stain


sultan qaimudin kendari,vol 7 no 2

Safriadi : 2017. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori. jurnal


mudarrisuna .UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Vol 7 no 1: Afnan; Penggunaaan
Strategi Pembelajaran… 3334 Jurnal Madania: Volume 8 : 1, 2018 (e-ISSN 2620-
8210 | p-ISSN 2088-3226)

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TIPE INKUIRI


DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh:
Rensus SilalahiEdisi Khusus No. 2, Agustus 2011 140 ISSN 1412-565X

Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga


Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Imas,K dan Berlin,S. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Kata


Pena.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Riyanto,Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 

Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag. STRATEGI PEMBELAJARAN. Medan.


Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai