NIM : 11140162000033
Kelas : Pendidikan Kimia 3A
Belajar dan Pembelajaran
1
M. Chalish, 2011. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT Bumi Aksara), hlm 124.
1. Persiapan (preparation)
Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Tujuan
yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah :
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka2
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.
Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangan
tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah
persiapan, diantaranya adalah :
Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Bukalah file dalam otak siswa. 3
2. Penyajian (presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian
ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami
oleh siswa. Oleh sebab itu, ada bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksaan
langkah ini diantaranya yaitu :
penggunaan bahasa
Intonasi suara
Menjaga kontak mata dengan siswa
Menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau
bahasa yang lucu.
3. Korelasi (correlation)
2
Wina Sanjaya, 2011, Strategi Pembelajaran;berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media) hlm. 159
3
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta:Depdiknas), hal: 34
Langkah Korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman
siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi
dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna
untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya, maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang
kebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa lagu lagi akan penjelasan
guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara :
Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan
Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan4
b. Metode Demonstrasi
Metode ini dapat digunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk mengajarkan
sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau sebagai metode pelengkap dari
metode ceramah. Untuk menerapkan pokok bahasan cahaya, umpamanya, g uru
mengadakan demonstrasi dengan cermin dan kaca pembesar. Untuk memperjelas
perbedaan suara beberapa jenis burung, guru mendemonstrasikan suara beberapa burung.
Demonstrasi tidak hanya dilalukan oleh guru, tetapi para siswa bisa diminta untuk
mendemonstrasikan sesuatu. Hal-hal yang akan didemonstrasikan oleh gur maupun oleh
siswa hendaknya ditulisakan secara rinci di beberapa rencana pengajaran. 6
6
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, 2003, Perencanaan Pengajaran, (Rineka cipta:Jakarta ), hal. 43-44
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and talk” Terdapat beberapa
karakteristik strategi ekspositori :
a. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu
sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara
dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. 7
7
Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, (Bandung : 1990: Remaja Rosdakarya),
hlm 88.
g. Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan
rendah.
h. Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada
siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i. Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.8
8
Wina Sanjaya, op.cit, hlm 180.
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-
way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa
mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan
guru. 9
Guru pada metode Ekspositori dominasinya banyak berkurang, karena tidak terus menerus berbicara. Ia
berbicara pada murid pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal dan pada waktu-waktu
yang diperlukan saja. Siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mengerjakan soal latihan dan
bertanya kalau tidak mengerti.
Dan pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dengan dikombinasikan dengan
metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan
yang sederhana, hemat waktu dan tenaga.
1. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliknya, Strategi Pembelajaran Ekspositori banyak digunakan pada
proses pembelajaran disekolah dari tingkat dasar, hingga tingkat atas, maka sebaiknya dalam
melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi pelajaran yang akan
disampaikan maupun hal lain yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
9
Wina Sanjaya, op.cit. 190-191
Berdasarkan materi yang ada, dapat disimpulkan bagaimana SPE dapat berjalan secara efektif jika:
1. Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan harus dipelajari
siswa. Biasanya, bahan-bahan baru diperlukann untuk kegiatan-kegiatan khusus seperti kegiatan
pemecahan masalah.
2. Materi pelajaran yang akan disajikan merupakan materi yang cocok untuk disajikan secara
ceramah. Selain itu, guru juga telah menguasai materi tersebut;
3. Jika ingin membangkitkan motivasi dan rasa keingin-tahuan siswa, guru dapat menggunakan
pancingan dan sugesti-sugesti positif;
4. Apabila seluruh siswa memiliki kesulitan yang sama, sehingga guru perlu menjelaskan untuk
seluruh siswa
a. Persiapan (preparation)
b. Penyajian (presentation)
c. Menghubungkan(corelation)
d. Menyimpulkan (generalization)
e. Penerapan (aplication)
Daftar Pustaka
Depdiknas.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sunardi, Nur. 1990. Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.