Anda di halaman 1dari 3

Dikisahkan ada seorang petani yang memiliki ladang yang luas ditumbuhi pohon bambu yang rimbun.

Namun petani tersebut sedih karena ladangnya begitu kering sehingga banyak pohon dan tanaman lain
yang mati. Pada suatu pagi, seorang petani datang menuju ladang miliknya untuk memilih pohon bambu
mana yang akan ditebang untuk ia gunakan. Petani menjatuhkan pilihannya ke sebuah pohon bambu
yang tinggi dan sangat indah.

Kemudian Si petani mendekati pohon bambu yang dipilihnya dan berkata, “Hai bambu, ini saatnya telah
tiba bagiku untuk menggunakanmu.”

“Oh, silahkan tuan. Saya bersedia tuan gunakan menjadi apa saja yang tuan inginkan.” jawab si bambu.

“Hmmm… Kau bambu yang sangat tinggi dan indah. Aku ingin menggunakanmu, tapi agar kau bisa
digunakan, aku harus menebangmu terlebih dahulu.” Sahut si petani.

“Apa? Tuan ingin menebangku? Bukankah diantara semua bambu disini saya yang paling tinggi dan
terlihat paling indah bila ditiup angin? Benarkah tuan ingin menebangku?”

“Iya, memang benar bambu, kau terlihat paling indah. Tapi kalau aku tidak menebangmu, aku tidak bisa
menggunakan dan memanfaatkanmu dengan maksimal.”

Setelah berfikir sejenak, bambu kemudian menjawab, “Baiklah tuan, tebanglah saya.”

“Tetapi bambu, bukan hanya itu saja. Aku harus memotong batangmu dan daun-daunmu agar aku bisa
menggunakanmu sesuai tujuanku.” lanjut si petani.

Si bambu bingung dan berkata, “Tuan, apakah belum cukupkah hanya menebang saya hingga harus
memotong batang dan daun-daun saya?”

Petani menjawab, “Kalau begitu aku tidak bisa menggunakanmu, Bambu.”


“Baiklah kalau demikian.” jawab Si Bambu.

“Tetapi masih ada satu lagi. Ruas-ruasmu menghalangiku. Jadi aku harus mengeluarkan tulang-tulang
yang ada dalam ruas-ruasmu.”

Sambil tertunduk Si Bambu berkata, “Lakukanlah apa yang tuan kira baik untuk dilakukan.”

Petani itupun kemudian menebang bambu tersebut, memotong batang dan daunnya, serta
mengeluarkan tulang di ruas-ruas dari dalam bambu. Kemudian, ia membawa Si Bambu ke sebuah
sumber air dan menjadikan bambu itu sebagai saluran untuk mengairi tanah-tanah gersang yang ada di
ladangnya. Akhirnya, pohon-pohon dan semua tanaman pun tumbuh subur menghijau.

——–

Kisah diatas memiliki pesan moral mendalam untuk kita semua ambil. Kadang kita harus berkorban dan
merelakan diri untuk ditempa dan dibentuk menjadi sesuatu yang lain. Dalam hal ini adalah seperti
karakter, kepribadian dan berbagai sifat buruk yang menjadi penghalang kesuksesan harus dikurangi dan
dihilangkan. Walaupun berat dan menyakitkan, namun itu semua agar kita dapat menjadi pribadi yang
dapat berguna bagi orang banyak.

Sebuah tulisan mengatakan “Kualitas kehidupan kita kadang diuji dengan berbagai cara. Poin
masalahnya adalah bukan bagaimana cara yang digunakan untuk menguji kita , melainkan bagaimana
respons kita terhadap ujian tersebut.”

Semua tergantung bagaimana kita menyikapi suatu masalah. Apakah pilihan kita adalah menuju jalan
keberhasilan melalu tangga-tangga kehidupan yang negatif ataukah sebaliknya. Oleh karena itu,biarkan
diri kita dibentuk menjadi pribadi yang pantas untuk meraih yang terbaik dan menjadi diri kita yang
berprestasi untuk diri kita sendiri dan orang banyak.

Semoga kisah diatas dapat menginspirasi kita semua.


Sumber : kisah inspiratif untuk kehidupan

https://kumpulanceritamotivasizulhamedi.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai