KAJIAN TEORI
6
7
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus mendorong siswa untuk
mau mempelajari materi pelajaran leboh lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, tetapi juga untuk selanjutnya.
sebab pada langkah menyimpulkan ini siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan
Tahap akhir dari strategi ekspositori adalah aplikasi atau aktualisasi
materi yang disampaikan guru dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja
langkah ini harus diawali dari pemahaman yang matang tentang materi
yang diajarkan guru kepada siswa. Dengan demikian, strategi
pembelajaran ekspositori tidak sekedar ceramah dan mengembangkan
ranah kognitif siswa, tetapi mengembangkan juga ranah afektif dan
psikomotor.
B. Metode Bercerita
1. Pengertian Metode Bercerita
Menurut Moeslichatoen (1999:157) metode bercerita merupakan salah
satu pemberian pengalaman belajar bagi siswa dengan membawakan cerita
secara lisan. Cerita yang dibawakan harus menarik dan mengundang
perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil
Keluaran (output) atau hasil adalah manusia “dewasa” (terdidik,
berpendidikan) Kusdaryani (2009:44), menyatakan hasil (product)
menunjuk suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan nerubahnya input secara fungsional.
Maka dapat disimpulkan hasil adalah perolehan dari suatu usaha dan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan berbentuk sebuah nilai.
2. Pengertian Belajar
Menurut Siregar (2010:5) seseorang dapat dikatakan telah belajar
kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya, tidak
karena pertumbuhan fisik dan kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit
atau pengaruh obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut harus relative
permanen, tahan lama dan menetap tidak berlangsung sesaat.
13
3. Ciri-ciri Belajar
Seperti pengertian belajar di atas, sederhananya belajar adalah suatu
cara unuk merubah seseorang dari tidak tau menjadi tau. Dengan memahami
belajar setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Siregar,
2010:5):
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan, perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun nilai dan sikap (afektif)
b. Perubahan tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.
c. Perubahan tidak terjadi begitu saja, melaInkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan
hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap.
a. Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap
cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau
tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu
pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti
pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa
setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas
dari factor lainnya.
b. Kesiapan dan kematangan
Kesiapan dan kematangan adalah tingkat perkembangan dimana
individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaiman mestinya. Dalam
proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan
keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya
belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat
kematangan individu, karena kematangan itu erat hubungannya dengan
masalah minat dan kebutuhan anak.
c. Bakat anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
tingkat tertentu, sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
16
d. Kemauan belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilakukan ialah membuat
anak jadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa
untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa
belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak, kemauan belajar yang
tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya
berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena
kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar.
e. Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa
yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah memungkinkan
siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan.
f. Model penyajian mata pelajaran
Keberhasailan siswa dalam belajar tergantung pula pada model
penyajian materi. Model penyajia materi yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya
berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan sikap guru
Siswa, begitu juga manusia pada umunya dalam melakukan belajar
tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga
melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan
perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang krEatif Dan penuh inovAtif
dalam prilakunya, maka siswa akAn meniru gurunya yang aktif dn
kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya
yang ramah, lemah lembut, penuh kasih saying, membimbing dengan
penuh perhatian, penuh kasih saying, tidak cepat marah, semangat dalam
17
D. Pembelajaran IPS
1. Hakikat IPS
Ilmu pengetahuan social yang sering disingkat dengan IPS, adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam
rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa,
khususnya tingkat dasar danmenengah.
Hakikat IPS menurut Susanto (2016:138) adalah untuk
mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi social
yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS
18
2. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Trianto adalah integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS juga membahas antara manusia
dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh
dan berkembang sebagian dari masyarakat yang dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.
19
Gambar 2.1
Gambar 2.2
meraih kemenangan kita harus banyak berlatih dengan tekun, sabar, dan
pantangmenyerah. Dalam pertandingan tentu ada yang kalah dan
menang. Kita harus bersedia menerima kenyataan dengan jiwa besar.
Gambar 2.3
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pengaruh strategi ekspositori melalui kegiatan bercerita
terhadap hasil belajar IPS baru pertama kali dilakukan, kebanyakan hanya
menggunakan salah satunya saja. Penelitian yang sebelumnya dilakukan dengan
strategi ekspositori dan metode bercerita ini pernah dilakukan diantaranya sebagai
berikut :
Penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran ekspositori untuk
meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa yang dilakukan oleh Sofyan Hanani.
Hasil dari data penelitian menunjukan adanya peningkatan dari keaktifan siswa
dan hasil belajar terbukti dari nilai rata-rata setiap siklusnya mengalami
peningkatan hasil rata-rata tes formatif pra-siklus 68, rata-rata siklus 1 diperoleh
72,6 dan siklus 2 diperoleh rata-rata 77,2. Selain itu jumlah ketuntasan siswa
mengalami peningkatan pada pra-siklus dari 32 siswa sebanyak 11 siswa
mendapat nilai tuntas, siklus 1 sebanyak 20 siswa yang tuntas dan pada siklus 2
sebanyak 26 siswa mendapat nilai tuntas.
Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan bercerita untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ole Ahmad Munir.
Hasil dari data penelitian menunjukan metode bercerita dapat meningkatkan
pemahaman materi dan hasil belajar dari terbukti dari siklus 1 skor sebesar
68,57% dan pada akhir penelitian menjadi 71,42% denan rata-rata kelas 7,53
dengan ketuntasan klasikal 92,11% pada akhir penelitian.
Persamaan dan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu sama-sama menggunakan strategi ekspositori dan metode bercerita tetapi
setiap judul hanya menggunakan variabel X hanya satu sedangkan di penelitian
ini strategi dan metode disatukan menjadi sebuah judul. Perbedaanya kedua
penelitian terdahulu menggunakan pendekatan PTK sedangkan peneliti
menggunakan pendekatan Kuantitatif.
29
G. Kerangka Berfikir
Belajar adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada setiap individu yang
berlangsung seumur hidup sejak dia lahir hingga nafas terhenti. Salah satu tanda
bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut dari perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru dan siswanya untuk mencapai tujuan tertentu. Tugas seorang guru
adalah mengajar, mengajar adalah menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa agar suatu materi yang dipelajari tersampaikan dengan baik
(Suyono. 2012 :16)
Menurut Trianto (2010:173) melalui pembelajaran IPS di sekolah siswa
dapat mempersiapkan diri menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya
di masyarakat dan dapat mengembangkan kemampuan dalam menggunakan
penalaran untuk mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.
X Y
H. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2016:96) merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, yang kebenarannya belum berdasarkan
fakta empiris dan harus diujikan. Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat
disusun hipotesis yaitu :
H0 : p = 0 : tidak ada pengaruh strategi pembelajaran ekspositori
melalui kegiatan bercerita terhadap hasil belajar IPS di
kelas IV.
Ha : p ≠ 0 : ada pengaruh yang signifikan antara strategi
pembelajaran ekspositori melalui kegiatan bercerita
terhadap hasil belajar siswa di kelas IV.