Strategi Pembelajaran
Untuk Pendidikan Anak Usia Dini
K
ata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang dimaksud bagaikan seni
pemanfaatan rencana untuk meraih tujuan. Strategi pendidikan meliputi rencana, tata
cara serta fitur aktivitas yang direncanakan buat menggapai tujuan pengajaran
tertentu. (Abdul Majid, 2013) Bagi Slameto dalam Riyanto, kalau strategi pendidikan
mencakup jawaban atas persoalan: (Yatim Riyanto, 2010)
1) Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan ini menyangkut peranan sufreember, penggunaan bahan, dan alat-alat bantu
pembelajaran.
2) Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah didefinisikan sehingga
tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut
metode dan teknik pembelajaran.
3) Kapan dan di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan
tersebut dilaksanakan.
perencanaan yang berisi serangkaian aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari rumusan tetsebut ada 2 hal yang perlu di perhatikan.
1) Startegi pembelajaran adalah rencana kegiatan yang didalamnya terdapat metode dan
memanfaatkan sumber daya untuk pembelajaran.
2) Stategi dirancang untuk mencapai tujuan tertentu
Strategi Pembelajaran
Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi yang menekankan kepada materi yang
disampaikan oleh guru kepada siswa dengan maksud supaya siswa bisa menguasai materi
pelajaran dengan maksimal (Sanjaya, 2010). Strategi pembelajaran ekspositori tentu saja
berorientasi kepada guru, hal tersebut dapat dilihat dari peranan guru yang sangat penting
atau dominan. Guru menyampaikan pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga siswa dapat menyimak serta memahaminya secara baik.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Sehingga strategi ini akan efektif
apabila:
Belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yaitu proses mengembangkan
potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan secara maksimal.
5) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dalam strategi ini adalah sejauh mana
siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
Langkah-langkah Strategi
Pembelajaran Inkuiri menurut Richart Suchman
1) Identifikasi kebutuhan siswa.
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi
yang akan dipelajari.
3) Seleksi bahan dan problema atau tugas-tugas.
4) Membantu memperjelas:
a) Tugas/problem yang aka dipelajari.
b) Peranan masing-masing siswa.
5) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
6) Mencek pemahaman siswa akan tugas dan masalah yang akan dipecahkan (sekali
lagi) serta tugas-tugasnya.
7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
8) Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan.
9) Memimpin siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.
10) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa.
11) Memuji dan membesarkan hati siswa yang tergiat dalam proses penemuan.
12) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi atas hasil temuan.
Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) adalah strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan dan memilih topik
masalah yang ingin dijawab terkait dengan materi pembelajaran tertentu (Sanjaya, 2010). Titik
berat strategi ini terletak pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat
dengan penentuan alternatif yang berguna. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah masalah
sifatnya terbuka, dalam arti jawaban belum pasti, setiap peserta didik dapat mengembangkan
berbagai kemungkinan jawaban tergantung dari permasalahan yang dirumuskan peserta
didik. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan apabila:
1) Guru menginginkan siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran,
akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
2) Guru mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru,
mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
3) Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat
tantangan intelektual siswa.
4) Guru mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5) Guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan
dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
John Dewey menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan
masalah (problem solving), yaitu:
Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan
Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa (Sanjaya, 2010). Dalam pembelajaran
ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang
terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strategi pembelajaran ini
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta
atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Jadi
siswa tidak hanya sekedar mengingat dan memabahmi berbagai data, fakta, atau konsep,
akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk
melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan.
Strategi Pembelajaran
Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen),
sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok (Sanjaya, 2010). Model pembelajaran
kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan.
Karakteristik SPK
1) Pembelajaran secara tim
Tim atau kelompok bertujuan agar setiap anggota dapat saling memberikan
pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota
dapat memberikan kontribusi atau saling membantu demi keberhasilan kelompok.
2) Manajemen Kooperatif
Fungsi pokok dalam manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan berarti memerlukan
perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi
organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama
antar setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan, berarti pembelajaran harus
dilaksanakan sesuai perencanaan. Fungsi kontrol berarti perlu ditentukan kriteria
keberhasilan melalui tes maupun non tes.
3) Kemauan Kerja Sama
Setiap anggota kelompok tidak hanya diatur tugas dan tanggung jawabnya, tetapi
juga ditanamkan perlunya saling membantu.
4) Keterampilan Kerja Sama
Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
sehingga siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan
memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Menurut zahorik 1995 ada 5 karakter penting yang harus diperhatikan dalam praktik
pembelajaran kontekstual:
1) Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
(activating knowledge) pada siswa..
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari
dengan cara mempelajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian
memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan yang
diperoleh bukan dihafal tetapi untuk difahami dan dihayati.
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pembelajaran.
1) Konstruksivisme (contrukcvism)
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2) Menemukan (inquiry)
Dalam CTL ditekankan bahwa hasil belajar diperoleh dari kerja sama dengan orang
lain. Secara umum proses inkuiri dpat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
a) Merumuskan masalah
b) Mengajukan hipotesis
c) Mengumpulkan data
d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e) Membuat kesimpulan
3) Bertanya (questioning)
Melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa
untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Kegiatan bertanya akan sangat
berguna untuk:
a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran
b) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
e) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4) Masyarakat belajar (learning community)
Pelaksanaan masyarakat belajar dikelas dapat diwujudkan dalam:
REFERENSI