Disusun Oleh:
KELOMPOK II
Muhammad Daud
Muhamad Salim
Umbar
Dosen Pembimbing :
Dr. H. ISMAIL, M.Ag.
i
KATA PENGANTAR
Untaian rasa syukur tak henti Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat
rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya tugas kelompok mata kuliah
Matrikulasi Pengantar Pendidikan Islam (PPI) ini dapat Penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan ataupun
petunjuk bagi Pembaca.
Tak lupa Penulis Kelompok 2 mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada orang tua Penulis
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Juga kepada teman-teman yang
telah mendukung dan memberikan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Khususnya kepada dosen mata kuliah Matrikulasi Pengantar Pendidikan
Islam (PPI), DR. Ismail, M. Ag., yang telah membimbing Penulis.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun demi membuat makalah yang lebih
baik dari sebelumnya.
Penyusun
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Pengertian Sistem Pendidikan Islam.....................................................6
1. Komponen-Komponen Sistem Pendidikan Islam...........................7
2. Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam.........................................9
3. Metode dan Prinsip Pendidikan Islam............................................10
4. Sistem Pendidikan Islam di Indonesia............................................11
B. Kurikulum Pendidikan Islam................................................................15
1. Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam...........................................16
2. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam...............18
3. Isi Kurikulum Pendidikan Islam....................................................23
4. Langkah-Langkah Mendesain Kurikulum Pendidikan Islam.........24
BAB III PENUTUP.........................................................................................27
A. Kesimpulan...........................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
A. Apa pengertian sistem pendidikan Islam?
1. Apa saja komponen dalam sistem pendidikan Islam?
2. Apa keistimewaan sistem pendidikan Islam?
3. Apa metode dan prinsip pendidikan Islam?
4. Apa saja sistem pendidikan islam di Indonesia ?
B. Apa Pengertian dari Kurikulum Pendidikan Islam ?
1. Apa saja Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam ?
2. Apa saja Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Islam?
3. Bagaimana Isi Kurikulum Pendidikan Islam ?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Mendesain Kurikulum Pendidikan
Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka
yang menjadi tujuan dari adanya makalah ini yaitu:
A. Untuk mengetahui sistem pendidikan Islam.
B. Untuk mengetahui kurikulum dalam sistem pendidikan Islam.
5
BAB II
PEMBAHASAN
b. Siswa/Peserta Didik
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik dalam pendidikan Islam selalu terkait dengan
pandangan Islam tentang hakikat manusia, yaitu makhluk yang memiliki
dua dimensi (jasmanyiah dan ruhaniyah) yang didesaian dengan sebaik-
baik model dan sekaligus fleksibel serta berpotensi tinggi untuk
dikembangkan. Keutamaan lain yang diberikan Allah swt adalah fitrah,
yakni potensi manusiawi yang educable.7
7
c. Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang mempunyai tanggung
jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam.8
d. Materi Pendidikan Islam
Materi adalah bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses
kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.9 Secara garis
besarnya materi pendidikan Islam sudah terangkum dalam prinsip-
prinsip keimanan (rukun iman) dan prinsip-prinsip keislaman (rukun
Islam). Rukun iman dititikberatkan pada penanaman keyakinan terhadap
hal-hal yang ghaib. Sementara rukun Islam difokuskan pada
pembentukan nilai-nilai pengabdian yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku pada setiap aktivitas.10
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang
disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga,
di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan
beban/materi pendidikan, yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan
pendidikan, (b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Materi pendidikan Islam bersumber dari produk “iqra” (kajian)
terhadap alam semesta, manusia, dan kitab suci Al-Quran. Kajian
terhadap alam semesta dan manusia didasarkan pada prinsip-prinsip
sunnatullah. Oleh sebab itu, materi pendidikan Islam bersifat terpadu.11
e. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang
mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu
lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau
lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga, merupakan awal mula pendidikan Islam.
Lingkungan sekolah, terdiri dari: Raudhatul Atfal, Madrasah
Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah
Aliyah, Universitas Islam.
Lingkungan masyarakat, contohnya: pondok pesantren, masjid dan
mushala, TPA.13
f. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan
materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.14
Fungsi alat pendidikan tidak hanya menyangkut aktivitas belajar
yang terbatas pada mengembangakan potensi individu, melainkan juga
menyangkut ubahan tingkah laku, serta pembentukan kepribadian.15
9
a. Adanya korelasi antara bahan-bahan pelajaran dengan agama.
b. Mewujudkan prinsip dan sistem desentralisasi dalam belajar.
c. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian
Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan.
d. Asas persamaan dalam pengajaran dan demokratisasi dalam
pendidikan Islam.
e. Mengkaitkan ajaran agama dengan kehidupan manusia.
f. Asas kewajiban mengajar.
g. Pendidikan terpadu. Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan
hanya memadukan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Padahal aspek-aspek tersebut hanya menyelesaikan persoalan
individual. Karenanya, perlu dipadukan juga aspek yang terkait
materi. Keterpaduan berarti memadukan antara kepribadian Islam,
ilmu keislaman dan ilmu kehidupan.
10
ihsan.
Bertumpu pada kebenaran. Materi yang disampaikan harus benar, dengan
cara yang benar, dan dasar niat yang benar.
Kejujuran dan amanah.
Keteladanan.
Berdasar pada nilai (etika-moral).
Sesuai dengan usia dan kemampuan akal peserta didik. Pendidikan
hendaknya diberikan kepada peserta didik setelah mereka berusia minimal
tujuh tahun.21
Sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Mengambil pelajaran pada setiap kasus, baik itu menyenangkan atau
menyedihkan.
Proporsional dalam memberikan janji.
Macam-Macam Metode Pendidikan Islam
Macam-macam metode pendidikan Islam, menurut an-Nahlawi
adalah:22
a. Metode hiwar (percakapan).
b. Mendidik dengan kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi.
c. Mendidik dengan perumpamaan.
d. Mendidik dengan memberi teladan.
e. Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengamalan.
f. Metode tanya jawab.
g. Mendidik dengan mengambil ibrah (pelajaran) dan mauidhah
(peringatan).
h. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat
takut).
11
Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah
dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap
sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Biasanya bangunan
sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan
dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu
sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses
pendidikan.23
Sekolah menitikberatkan kepada pendidikan formal. Di sekolah
prosedur pendidikan telah diatur sedemikian rupa, ada guru, ada siswa,
ada jadwal pelajaran yang berpedoman kepada kurikulum dan silabus,
ada jam-jam tertentu waktu belajar serta dilengkapi dengan sarana dan
Madrasah
Madrasah adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu
keislaman. Madrasah pada prinsipnya adalah kelanjutan dari sistem
pesantren.
Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga:
Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas).25
12
penyimpangan fitrah manusiawi.
e. Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia
yang membawa khazanah pemikiran anak didik menjadi
berkembang.
f. Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik.26
Pondok Pesantren
v. Alumni pondok pesantren tak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka
tidak dapat dikuasai oleh pemerintah.28
Majlis Ta’lim
Menurut bahasa Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu
dari kata majlis yang artinya tempat duduk dan ta’lim yang artinya
pengajaran. Jadi majelis ta’lim adalah tempat untuk mengadakan
pengajaran dan pengajian agama Islam. Pengertian majelis ta’lim
lainnya adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk
melakukan suatu kegiatan.29
Keberadaan majelis ta’lim tidak hanya terbatas sebagai tempat
pengajian saja, tetapi menjadi lebih maju lagi menjadi lembaga yang
menyelenggarakan pengajaranatau pengajian agama Islam. Oleh karena
itu majelis ta’lim menjadi sarana dakwah pembinaan dan peningkatan
kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama.
Penyelenggaraan majelis ta’lim berbeda dengan peyelenggaraan
pendidikan Islam lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik
menyangkut sistem, materi maupun tujuannya.
Majelis ta’lim memiliki karakteristik sebagai berikut:
i. Majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan non formal Islam
ii. Pengikut atau pesertanya disebut jamâ.ah (orang banyak), bukan
pelajar atausantri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di
majelis ta.lim tidak merupakankewajiban sebagaimana dengan
kewajiban murid menghadiri sekolah
iii. Waktu belajar berkala tidak teratur, tidak setiap hari
sebagaimana halnyasekolah dan madrasah.
iv. Tujuannya yaitu untuk memasyarakatkan ajaran Islam.
15
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu,
kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan. \
M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang
harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional
pendidikan.
S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang
kurikulum. Diantaranya : Pertama, kurikulum sebagai produk (hasil
pengembangan kurikulum), Kedua, kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan
Ketiga, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.
Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program
pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi
dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu
kehidupannya yangpelaksanaannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar
sekolah.
Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing
peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui
akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini
proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara
serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia
paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam
kurikulum pendidikan Islam.
16
Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di
amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta ijtihad para
ulama.
Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi
siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta
kegiatan pengajaran.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa
untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri
dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi dalam buku Ilmu pendidikan
islam : Dra.Hj.Nur Uhbiyati bahwa Sistem pendidikan Islam menuntut
pengkajian kurikulum yang Islami, tercermin dari sifat dan karakteristiknya.
Kurikulum seperti itu apabila bertopang yang mengacu pada dasar pemikiran
yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang
manusia/ pandangan antropologi serta diarahkan kepada tujuan pendidikan
yang dilandasi kaidah-kaidah Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam tersebut dapat terpenuhi
maka dalam penyusunannya supaya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani.
b. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam.
c. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan
periodisasi peserta didik maupun unisitas (ke-khas-an)nya.
19
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup 4 macam,
yaitu:
1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.
2. Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.
3. Kurikulum yang bercirikan Islam.
4. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan
dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan
menurut ajaran Islam.
Sedangkan menurut Dr. Asma Hasan Fahmi menyatakan bahwa
prinsip-prinsip yang dijadikan pegangan dalam menentukan kurikulum ada 6
macam, yaitu:
1. Nilai materi atau mata pelajaran, karena pengaruhnya dalam mencapai
kesempurnaan jiwa dengan cara mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai mata pelajaran karena mengandung nasihat untuk mengikuti jalan
hidup yang baik dan utama.
3. Nilai mata pelajaran, karena pengaruhnya yang berupa latihan, atau
nilainya dalam memperoleh kebiasaan yang tertentu dari akal yang dapat
berpindah ke lapangan-lapangan yang lain bukan lapangan mata pelajaran yang
melatih akal itu pada kali pertama.
Nilai mata pelajaran, yang berfungsi pembudayaan dan kesenangan otak
(intellect).
4. Nilai pelajaran, karena diperlukan untuk mempersiapkan seseorang guna
memperoleh pekerjaan atau penghidupan.
5. Nilai mata pelajaran, karena ia merupakan alat atau media untuk
mempelajari ilmu yang lebih berguna.
Identik dengan pendapat tersebut di atas yaitu sebagaimana
dikemukakan oleh M. Athiyah Al-Abrasyi yang mengatakan:
Pengaruh mata pelajaran dalam pendidikan jiwa serta kesempurnaan jiwa.
Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk dan tuntunan.
Mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang Islam karena mata
pelajaran tersebut mengandung kelezatan ilmiah dan kelezatan ideologi.
Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu iu dianggap yang
20
terlezat bagi manusia.
Pendidikan kejuruan, teknik dan industrialisasi buat mencari penghidupan.
Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain.
Kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu komponen yang amat
penting dalam proses pendidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari
bahan masukan yang mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan (input
instrumental) pendidikan Islam.
Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus
dijadikan bahan kurikulum lembaga pendidikan yaitu:
a) Ilmu-ilmu yang fardu‟ain yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam
meliputi ilmu-ilmu agama yakni ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al
Qur‟an.
b) Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat
dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu hitung,
ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan industri.
Dari kedua kategori ilmu-ilmu tersebut, Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4,
yaitu:
1. Ilmu-ilmu Al Qur‟an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.
2. Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang membantu
ilmu agama.
3. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan
urusan kehidupan duniawi.
4. Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.
Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan untuk diajarkan
kepada anak didik ada 2 macam, yaitu:
a) Ilmu Nadari atau ilmu teoretis adalah ilmu yang mengandung iktibar tentang
maujud dari alam dan isinya yang dianalisis secara jujur dan jelas, akan
diketahui Maha Penciptanya. Yang termasuk dalam jenis ilmu ini adalah ilmu
matematika, ilmu alam.
b) Ilmu –ilmu „Amali (praktis) yang terdiri dari beberapa ilmu pengetahuan yang
prinsip-prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran analisisnya. Misalnya ilmu
yang menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari aspek individual maka
21
timbullah ilmu akhlak. Jika menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari
aspek sosial, maka timbul ilmu politik (ilmu siasah).
2. Untuk otak yang cerdas dan pandai disediakan mata pelajaran dan
kegiatan yang dapat mencerdaskan otak dan menambah pengetahuan seperti
logika dan berbagai sains. Untuk hati yang penuh iman disediakan mata
pelajaran dan kegiatan agama.
Sementara itu, mata pelajaran dapat didesain sesuai dengan:
1. Perkembangan kemampuan siswa yang bersangkutan;
2. Kebutuhan individu dan masyarakatnya menurut tempat dan waktu.
Dan pendesainan kurikulum itu dengan memberikan pertimbangan, sebagai
berikut:
1. Prinsip berkesinambungan;
2. Prinsip berurutan; dan
25
3. Prinsip integrasi pengalaman.
Karena tujuan pendidikan disegala tingkatan dan jenis pendidikan
berintikan iman, maka seluruh mata pelajaran dan kegiatan belajar haruslah
bertolak dari dan menuju kepada keimanan kepada Allah. Dengan cara begitu
maka kesatuan pengalaman siswa akan terbentuk dan kesatuan pengalaman itu
dikendalikan oleh otoritas Allah. Dalam keadaan seperti itu, manusia akan
mampu menempati posisinya sebagai kholifah Allah yang memiliki otoritas tak
terbatas dalam mengatur alam ini.
kurikulum pendidikan Islam adalah kehendak Allah. Dengan ini maka
kesatuan pengetahuan dan pengalaman akan berpusat pada Allah, pengaturan
kehidupan akan sesuai dengan kehendak Allah.
Kerangka kurikulum Islam sebagaimana dilukikan diatas adalah
kurikulum yang umum, dapat dan dijadikan acuan oleh orang islam dalam
mendesain kurikulumpendidikan disekolah, dimasyarakat, dan didalam rumah
tangga. Kerangka kurikulum tersebut ialah sebagai berikut:
1. Tujuan;
2. Isi kurikulum (materi)
3. Metode
4. Evaluasi
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sistem pendidikan adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan yang lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan.
4. Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan
yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat
dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai pendidik.
27
pengajaran.
Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam menentukan
atau memilih kurikulum adalah segi agama akhlak/budi pekerti dan berikutnya
barulah dari segi kebudayaan dan manfaat.
Kurikulum itu didesain dengan mempertimbangkan:
Prinsip berkesinambungan.
Prinsip berurutan.
Prinsip integrasi pengalaman.
Saran
Setelah adanya kajian tentang sistem pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan
islam sebagaimana yang dipaparkan dalam makalah ini, penulis berharap semoga
kita sebagai calon tenaga kependidikan dapat mengetahui bagaimana sistem dan
kurikulum pendidikan Islam. Sehingga setelah kita mengetahui komponen-
komponen yang terdapat di dalamnya, kita dapat “mengolahnya”, agar masing-
masing komponen yang bertugas sesuai fungsinya akan bekerja sama antara satu
dengan yang lainnya dalam rangkaian satu sistem. Serta mampu secara terpadu
bergerak ke arah tujuan sesuai dengan fungsinya. Demi tercapainya tujuan
pendidikan Islam. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta
menambah pengetahuan kita.
28
DAFTAR PUSTAKA
Sudiyono.H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Jilid
Setia , 2005),
29
Cet. Ke-1.
Daradjat, Zakiah dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. III. Jakarta: Bumi
Bumi Aksara.
Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Cet. IV. Jakarta: Bumi Aksara.
30