Anda di halaman 1dari 6

Lembaga

Sosial;pengertia
n, latar belakang,
fungsi, dan
syarat
Zay Pratama Ginting 2013040095

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2022-2023

6/25/2023
1112120
Pengertian lembaga sosial- merupakan suatu
lembaga, badan atau bisa disebut juga organisasi yang terdiri
dari beberapa anggota masyarakat yang berkumpul menjadi
satu karena memiliki satu kesamaan visi dan misi. Setiap
anggota masyarakat yang mengikuti suatu lembaga akan
terikat pada peraturan lembaga tesebut dan wajib dipatuhi.

Lebih terperincinya akan dijelaskan pada artikel dibawah ini!!

1
A. Pengertian Lembaga Sosial

L embaga sosial terdiri dari dua kata yaitu lembaga


dan sosial. Istilah lembaga berasal dari kata institution yang
menunjukkan pada pengertian tentang sesuati yang telah
mapan (established). Dalam pengertian sosiologis, lembaga
dapat dilukiskan sebagai suatu organ yang berfungsi dalam
kehidupan masyarakat. Kebiasaan dan tata kelakuan
merupakan cara manusia bertingkah laku yang sudah
mempunyai struktur dalam kehidupan masyarakat. Menurut R.
M. Mac Iver dan CH. Page dalam bukunya yang berjudul
society, bahwa lembaga merupakan bentuk bentuk atau
kondisi kondisi prosedur yang mapan yang menjadi
karakteristik bagi aktivitas kelompok. Kelompok yang
melaksanakan patokan patokan tersebut, diseut asosiasi.

Sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin


yaitu socius yang artinya adalah segala sesuatu yang lahir,
tumbuh serta berkembang di dalam kehidupan secara
bersama-sama. Istilah lain dari sosial ialah suka
memperhatikan kepentingan umum, seperti suka menderma,
menolong dan lain sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), sosial merupakan segala hal yang
berhubungan dengan masyarakat. Sosial dapat diartikan secara
luas, namun secara umum, pengertian sosial dapat diartikan
sebagai suatu hal yang ada pada masyarakat ataupun sikap
kemasyarakatan secara umum.

Menurut Mayor Polak JBAF.(1997), menyatakan


bahwa lembaga atau social institution, adalah suatu kompleks

2
atau system peraturan peraturan dan adat istiadat yang
mempertahankan nilai nilai yang penting. Dengan demikian,
lembaga mencakup berbagai aspek, yaitu kebiasaan, tata
kelakuan, norma atau kaidah hukum. Hal ini berarti istilah
lembga merupakan kumpulan dari berbagai cara berperilaku
(usage) yang diakui oleh anggota masyarakat sebagai sarana
untuk mengatur hubungan hubungan sosial.

Menurut W. Hamilton, bahwa lembaga merupakan


tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan
dijatuhi berbagai derajat sanksi. Kemudian Soerjono Soekanto
(1982) menyimpulkan menurut pandang sosiologis dengan
meletakkan institusi sebagai lembaga kemasyarakatan, yaitu
sebagai suatu jaringan dari pada suatu porses proses hubungan
antar manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi
untuk memelihara hubungan hubungan tersebut serta pola
polanya, sesuai dengan kepentingan kepentingan manusia dan
kelompoknya.

B. Latar Belakang Terjadinya Lembaga Sosial


Terjadinya lembaga sosial bermula dari tumbuhna
suatu ikatan hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat.
Ikatan hubungan antar manusia tersebut sangat erat kaitannya
dengan keberlakuan suatu norma sebagai patokan dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan akan rasa
keindahan,keadilan, pendidikan, ketentraman keluarga dan
sebagainya. Kebutuhan akan pendidikan kemudian dibentuk
lembaga pendidikan, seperti sekolah sekolah dasar, pesantren,
sampai pada perguruan tinggi. Menurut soerjono soekanto
(1982), bahwa timbulnya lembaga sosial oleh karena manusia
dalam hidupnya memerlukan keteraturan, maka dirumus kan
norma norma dalam masyarakat.

3
Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam
proses pelembagaan, pertama; cara (usage) yang menunjuk
pada suatu perbuatan. Kedua; kemudian cara berbuat ini
berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan
(fokways), yaitu perbuatan yang selalu diulang ulangdalam
setiap usaha mencapai tujuan tertentu. Ketiga; apabila
kebiasaan itu diterima sebagai patokan atau norma pengatur
kelakuan bertindak, maka didalamnya sudah teradapat unsur
pengawas dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan
dikenakan sanksi. Keempat; tata kelakuan yang semakin kuat
yang mencerminkan kekuatan pola masyarakat yang mengikat
para anggotanya, tata kelakuan ini disebut adat istiadat
(custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat
istiadat, maka akan mendapat sanksi yang lebih keras.

Hassan Shadily (1984) dalam bukunya “sosiologi


untuk masyarakat Indonesia”, menjelaskan bahwa adat adat
yang oleh anggota golongan, terutama dalam masyarakat
sederhana, sangat keras dipertahankan, dan pelanggarannya
dihukum mati, yaitu antara lain; tabu, larangan keras untuk
menginjak suatu daerah yang dikatakan suci, atau berbuat
salah sesuatu perbuatan yang dilarang.

Menurut H.M. Jhonson (1960) bahwa suatu norma


terlembaga (institutionalized) dalam suatu system sosial
tertentu, apabila dipenuhi paling sedikit tiga syarat, yakni :

1. Bagian terbesar dari warga suatu sistem sosial


menerima norma tersebut.
2. Norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga
warga sistem sosial tersebut.
3. Norma tersebut bersanksi.

4
Lembaga kemasyarakatan merupakan kumpulan
norma norma sosial yang dianggap dapat membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
berbagai pola kemasyarakatan yang berlaku. Keberlakuan
lembaga kemasyarakatan biasanya ditentukan oleh fakator
kepentingan umum, seperti kepentingan kesejahteraan
bersama, gotong royong, dan berbagai kebutuhan sosial
lainnya.

Menurut Soerjono Soekanto, secara umum lembaga


kemasyarakatan itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pokok manusia. Ia mengatakan bahwa pada dasarnya lembaga
kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi, yaitu antara
lain:

1. Memberikan pedoman pada anggota anggota


masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah
masalah dalam masyarakat yang terutama
menyangkut kebutuhan kebutuhan yang
bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang
bersangkutan. Memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial (social-control) yaitu artinya sistem
pengawasan dari pada masyarakat terhadap tingkah
laku anggota anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai