Anda di halaman 1dari 4

Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah socialinstitution.

Akan tetapi, hingga kini beum ada kata sepakat mengenai istilah indonesia yang dengan tepat dapat menggambarkan isi social-institution tersebut. Ada yang mempergunakan istilah pranata-social, tetapi social-institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Misalnya koentjaraningrat mengatakan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Definisi tersebut menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan. Istilah lain yang diusulkan adalah bangunan sosial yang mungkin merupakan terjemahan dari istilah Soziale-gebilde (bahasa jerman) yang lebih jelas menggambarkan bentuk dan susunan social institution tersebut. Norma masyarakat yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib. Norma-norma tersebut, apabila diwujudkan dalam hubungan antarmanusia, dinamakan social-organization (organisasi sosial). Di dalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai keperluann pokok kehidupan manusia. Contoh : 1. Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti keluarga batih, pelamaran, perkawinan, perceraian dan sebagainya. 2. Kebutuhan akan mata pencaharianya hidup menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti misalnya pertanian, peternakan, koperasi, industri, dan lainlain. 3. Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti misalnya pesantren, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan lain sebagainya 4. Kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan menimbulkan kesusastraan, seni rupa, seni suara, dan lain-lainya. 5. Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga, pemeliharan kecantikan, penmeliharaan kesehatan, kedokteran, dan lain-lain Dari contoh-contoh di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa lembaga kemasyarakatan terdapat di dalam setiap masyarakat tanpa memedulikan apakah masyarakat tersebut masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern karena setiap masyarakat mempunyai kebutuhan pokok yang apabila di kelompok-kelompokan, terhimpun lembaga kemasyarakatan. Untuk memberikan suatu batasan, dapatlah dikatakan bahwa lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan tang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkret lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (association). Sebagai contoh, universitas merupakan lembaga-kemasyarakatan, sedangkan Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga, dan lain-lain merupakan contoh-

contoh asosiasi. Beberapa sosiolog memberikan definisi lain. Seperti Robert Maclver dan Charles H. Page mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dinamakannya asosiasi. Leopold von wiese dan howard becker melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya. Lembaga kemasyarakatan diartikannya sebagai suatu jaringan proses-proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Seorang sosiolog lain, yaitu Sunner yang melihat dari sudut kebudayaan, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan , cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekel serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pentingnya adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat. Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pentingnya adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat. Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan 2. Menjaga keutuhan masyarakat 3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (sosial control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. Fungsi-fungsinya di atas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula diperhatikan secara teliti lembagalembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan. Beberapa Catatan : 1. Belum ada kesepakatan mengenai istilah indonesia yang tepat untuk soscial institutions. Beberapa istilah yang biasa digunakan antara lain pranata sosial, bangunan sosial, atau lembaga kemasyarakatan. 2. Pranata sosial, bangunan sosial, atau istilah lembaga kemasyarakatan yang digunakan pada buku ini merupakan himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. 3. Fungsi lembaga kemasyarakatn a. Pedoman dalam bertingkah laku dalam menghadapi masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan pokok. b. Menjaga keutuhan masyarakat c. Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial di masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan sering juga disebut sebagai lembaga sosial merupakan terjemahan dari social institution dalam bahasa Inggris, Istilah social institution dalam bahasa Indonesia belum ada kesepakan, ada yang memakai kata lembaga sosial, lembaga kemasyarakatan, pranata sosial, dan bangunan sosial. Merujuk dari berbagai pustaka istilah social institution dalam tulisan ini adalah lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Dalam pemahaman lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan menunjuk pada suatu bentuk juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri suatu lembaga. Batasan pengertian lembaga sosial cukup banyak. Menurut Soerjono (2003) lembaga sosial (kemasyarakatan) merupakan himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat (2000) pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada serangkaian aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam memahami lembaga sosial perlu diperhatikan tentang kebutuhan pokok manusia dan sistem perilaku yang terorganisasi. Secara umum lembaga sosial mempunyai dua aspek, yaitu lembaga sosial sebagai peraturan (regulative social institutions), dan lembaga sosial yang sesungguh sungguhnya berlaku (operative social institutions). Lembaga sosial yang dianggap sebagai peraturan apabila norma-norma tersebut membatasi serta mengatur perilaku orang-orang, misalnya lembaga keluarga mengatur hubungan-hubungan antara anggota keluarga dengan masyrakat. Lembaga sosial sebagai yang sesungguhnya berlaku apabila sepenuhnya membantu pelaksanaan kebutuhan pokok atau pola-pola masyarakat. Lembaga sosial mencakup semua norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam suatu kehidupan masyarakat. Apapun himpunan norma-norma yang menjadi patokan dalam perilaku masyarakat adalah : 1. Usage (cara) 2. Folkways (kebiasan) 3. Mores (tata kelakuan) 4. Customs (adat Istiadat) Himpunan norma-norma di atas, memberikan arahan atau petunjuk bagi tingkah laku seseorang dalam berperilaku yang hidup dalam suatu masyarakat. Setiap tingkat menunjukkan pada kekuatan yang lebih besar yang digunakan oleh masyarakat untuk memaksa anggotanya supaya mentaati norma-norma yang terkandung didalamnya. Dengan demikian, kebiasaan lebih mengikat daripada cara, tata kelakuan lebih mengikat daripada kebiasaan, adat lebih mengikat daripada tata kelakuan. Kekuatan suatu norma dapat dilihat dari kuat dan lemahnya sangsi yang dikenakan pada para pelanggarnya. Disamping itu, dalam kehidupan masyarakat orang mempunyai berbagai kebutuhan pokok sepeti makanan, perkawinan, perumahan, pendidikan, keamanan, keindahan, keturunan, dan sebagainya, sehingga menimbulkan keragaman lembaga sosial diberbagai bidang.

Dari penelaahan di atas, pengertian lembaga sosial adalah kesatuan dari adat istiadat yang dengan norma- normanya menguasai sejumlah tindakan dan kegiatan orang-orang atau kelompok sosial. Lembaga sosial merupakan tata abstraksi yang lebih tinggi dari kelompok, organisasi, maupun sistem sosial lainnya. Wujud kongkrit dari lembaga sosial adalah asosiasi (assosiation), contohnya universitas adalah lembaga sosial, maka UI, UGM, UNPAD, UNEJ, dan sebagainya adalah assosiasi. Dalam hal ini, ada yang beranggapan baik lembaga maupun asosiasi sebagai bentuk-bentuk organisasi sosial, yaitu sebagai kelompok-kelompok, hanya lembaga lebih universal sifatnya dibandingkan dengan asosiasi yang lebih spesifik. Ada juga yang berpendapat bahwa lembaga sebagai kompleks peraturan serta peranan sosial secara abstrak, sedangkan asosiasi sebagai bentuk organisasi secara kongkrit. Tujuan dari lembaga sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Adapun fungsi dari lembaga sosial menurut Soerjono (2003) adalah:

1. Memberikan pedoman pada para anggotanya, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah dalam masyarakat, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhankebutuhan pokok mereka. 2. Menjaga keutuhan masyarakat. 3. Meberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya.

http://katahatimutiara.files.wordpress.com/2012/09/bab-03.pdf

Anda mungkin juga menyukai