Anda di halaman 1dari 9

Kesehatan Dalam Tugas Operasi dan Latihan Militer Di Darat

Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat merupakan Kesehatan
Matra untuk mendukung kesehatan prajurit di satuan militer dan pemberian pertolongan
medik kepada korban dalam kegiatan operasi militer perang dan selain perang, serta tugas
latihan militer di darat.

A. Perencanaan
1. Analisa daerah operasi
a. Geografi
Keadaan permukaan bumi/keadaan geografi suatu daerah sangat menentukan
perkembangan dan penyebaran penyakit disuatu daerah seperti :
1) Daerah pegunungan / dataran tinggi
2) Daerah dataran rendah
3) Daerah rawa dan pantai
b. Demografi
kondisi demografi sangat erat sekali hubungannya dengan kondisi sosial karena
kondisi demografi berdampak sosial kepada penduduk baik secara positif maupun
negatif yang nantinya akan berkaitan dengan masalah kesehatan.
Hal tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan disuatu daerah,
sehingga kondisi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
memberikan dukungan kepada militer dan personil lainnya yang terlibat dalam operasi
militer dan latihan militer.

2. Kondisi kesehatan
a. Fasilitas kesehatan setempat
Dalam memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan baik kepada personil
militer maupun personil lainnya yang terlibat dalam operasi militer dan latihan
militer maupun kepada penduduk setempat yang terkena akibat operasi militer dan
latihan militer sangatlah komplit sekali, oleh karena itu penggunaan potensi wilayah
dibidang kesehatan sangat diperlukan yaitu mulai dari fasilitas kesehatan TNI,
POLRI, pemerintah dan swasta yang berada disuatu wilayah atau daerah yang
dijadikan sebagai daerah yang dioprasi militer dan latihan militer dalam mendukung
keberhasilan tugas operasi militer dan latihan militer.
b. Kesehatan lingkungan
Untuk mencegah supaya tidak terjadi wabah penyakit tehadap personel yang
terlibat oprasi militer dan latihan militer maka perlu diadakan penyuluhan tentang
kesehatan kepada semua personel sebagai langkah awal kebutuhan personel
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kelalaian.

1
c. Penyakit endemis
Untuk melindungi seluruh personel yang terlibat dalam operasi militer dan
latihan militer dari penyakit yang endemis disuatu daerah yang dijadikan sebagai
daerah oprasi militer maka perlu diberikan penyuluhan tentang penyakit yang
endemis tersebut serta melakukan profilaksis sebagai tindakan pencegahan terhadap
penyakit yang endemis misalnya seperti penyakit malaria di Irian Barat.

3. Kondisi musuh
a. Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan musuh dalam operasi militer secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap kesehatan personel sendiri hal ini dapat ditularkan melalui
penduduk, serangga dan air sungai bila ada serta udara
b. Persenjataan
Keterangan tentang jenis persenjataan musuh perlu diketahui, melalui satuan
intelijen karena jenis senjata musuh ini sangat menentukan keadaan, kondisi dan
jenin luka yang ditimbulkan akibat senjata musuh tersebut sehingga dapat
diantisipasi sebelumnya tentang kemungkinan korban atau jenis luka yang
diakibatkan oleh sentjata musuh.
c. Nuklir biokimia dan fisika
Keterangan tentang apakah musuh menggunakan senjata nuklir biokimia dan
fisika sangatlah penting sekali diketahui karena dapat melumpuhkan pasukan.
Senjata nuklir biokimia dan fisika dan menimbulkan korban secara masal sehingga
dapat menghancurkan dan melumpuhkan pasukan sendiri. Mengingat akibat yang
ditimbulkan oleh senjata nulkir biokimia dan fisika ini sangatlah berbahaya sekali
maka perlu diperoleh keterangannya melalui satuan intelijen sehingga dapat
dilakukan antisipasi untuk melindungi personel dari bahaya yang diakibatkan oleh
senjata nuklir biokimia dan fisika sendiri terutama senjata dibidang bilologi dan
kimia yang tidak begitu menyalahi penggunaannya tetapi menimbulkan akibat yang
sangat berbahaya bagi personel.

B. Rencana Dukungan
1. Personel
a. Pengorganisasian
1) Rencana pembentukan satuan kesehatan militer disesuaikan dengan kebutuhan
operasi dan latihan militer di darat sesuai dengan dengan besarnya satuan militer
yang didukung
2) Rencana pembentukan satuan tugas dengan perkiraan jumlah korban dan bentuk
penyelenggaraan kesehatan.
b. Kuantitas dan kualitatif
2
Rencana pembekalan teknis medis dan teknik kesehatan militer bagi personel
satuan tugas kesehatan lapangan militer dan satuan tugas kesehatan.

2. Logistik
a. Bekal kesehatan
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan bekal kesehatan harus tersedia. Dukungan bekal kesehatan dimaksud
meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan logistik
kesehatan yang terdiri dari alat kesehatan dan alat utama kesehatan
b. Bekal umum
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan bekal umum harus tersedia. Dukungan bekal umum meliputi perencaan
pengadaan, pendistribusian dan penggunaan bekal umum yang terdiri dari kafalap
amunisi senjata dan sebagainya.

3. Prosedur
a. Gelar satuan
1) Rencana gelar satuan kesehatan lapangan militer mengikuti rencana gelar satuan
militer pada pola operasi perdamaian dan pola gelar dewan keamanan PBB pada
misi perdamaian dunia.
2) Rencana gelar satuan tugas kesehatan disesuaikan dengan pola operasi militer,
pola operasi satuan kesehatan lapangan militer dan perkiraan korban termaksud
manyarakat sipil.

4. Sistem perawatan dan Rujukan


a. Hospitalisasi
Rencana untuk persiapan rumah sakit wilayah maupun rumah sakit pusat baik
rumah sakit pemerintah, rumah sakit militer, rumah sakit swasta untuk menerima
rujukan.
b. Evakuasi
1) Evakuasi korban militer
Korban militer dievakuasi ke instalasi kesehatan militer terdekat sesuai dengan
prosedur dan rantai evakuasi.
2) Korban sipil
Korban sipil / masyarakan dievakuasi ke instalasi kesehatan terdekat, baik
instalasi militer maupaun sipil sesuai prosedur rantai evakuasi.
3) Evakuasi korban khusus
Korban khusus (tawanan perang dan tokoh kunci) dapat dievakuasi ke instalasi
kesehatan baik ke instalasi militer maupun sipil yang ditunjuk oleh yang
berwenang, sedangkan tanggung jawab keamanannya dilaksanakan oleh polisi
militer.
3
C. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Satuan Kesehatan Lapangan Militer
a. Peleton Kesehatan
Merupakan satuan kesehatab lapangan militer yang medukung satuan ketingkat
batalyon (satuan tempur dan bantuan tempur)
b. Batalyon Kesehatan
Merupakan satuan lapangan militer organik pada devisi infantri dan terdiri dari:
1) Kompi lapangan kesehatan
Satuan kesehatan lapangan yang medukung satuan keringat brigade
2) Kompi kesehatan bantuan
Satuan kesehatan lapangan yang medukung batalyon kesehatan dibidang bekal
kesehatan dan preventif
3) Kompi rumah sakit lapangan
Satuan kesehatan lapangan yang memebrikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
rumah sakit tipe C dilapangan
4) Kompi evakuasi
Satuan kesehatan lapangan yang menyelenggarakan semua kegiatan evakuasi
bagi korban / penderita dan tempat pengobatan brigade kerumah sakit lapangan
batalyon kesehatan.
c. Satuan Tugas Kesehatan
Satuan tugas kesehatan merupakan satuan kesehatan lapangan yang terdiri dari
unsur kesehatan militer, unsur kesehatan sipil baik pemerintah maupun swasta yang
berdiri sendiri atau gabungan dan unsur-unsur kesehatan yang ada dikelola oleh
pejabar kesehatan yang berwenang didaerah tersebut.

2. Unsur Kesatuan Tugas Kesehatan


a. Sipil/pemerintah
b. Swasta
Masing-masing dapat berdiri sendiri atau merupakan satuan tugas gabungan yang
diperkuat oleh militer

3. Kegiatan operasional
a. Tahap Persiapan
1) Pemeriksaan Kesehatan Petugas
2) Latihan Pra Tugas
Latihan pratugas dilaksanakan sebelum tugas operasi dengan simulasi daerah
sesungguhnya / mirip dengan daerah dimana akan diadakan tugas operasi dan
latihan militer
3) Penyuluhan Kesehatan
Persenel yang terpilih melaksanakan tugas dalam operasi dan latihan militer
didarat harus diberikan penyluhan. Penyuluhan dimaksud antara lain penyuluhan

4
tentang keadaan penyakit didaerah operasi, pencegahan penyakit dan
penggulangannya serta cara penggunaan perangkat / peralatan kesehatan.
4) Pencegahan penyakit
Pencegahan dalam operasi dan latihan militer di darat dilakukan terhadap
penyakit menular potensial yang ada di lokasi. Pencegahan penyakit dimaksud
meliputi pemberian imunisasi dan pemberian profilaksis serta tindakan lain yang
berhubungan dengan pencegahan penyakit termaksud food security didaerah
operasi dan latihan militer.

b. Tahap pelaksanaan
1) Intelijen medis
Intelijen medis dilakukan sebelum dan selama operasi dan latihan militer di dara.
Intelijen dimaksud meliputi pengumpulan bahan keterangan teknis maupun dalam
bidang kesehatan dan kemampuan lawan didaerah operasi dan latihan militer.
2) Pengawasan higiene dan sanitasi
Pengawasan higiene dan sanitasi dalam operasi dan latihan militer didarat
dilakukan untuk pengamanan kemungkinan terjadinya penularan penyakit
bersumber dari kontaminasi makanan dan minuman. Pengawasan higiene dan
sanitasi dimaksud meliputi pengamanan kuantitas sanitasi dasar berupa
penyediaan dan pengawasan air bersih, makanan dan minuman serta pengawasan
lingkungan, pengendalian bahan buangan/limbah, pengendalian hama/vektor,
bibit penyakit serta hama penganggu lainnya.
3) Pengamatan penyakit
Pengamatan penyakit dalam operasi dan latihan militer didarat diprioritaskan
terhadap penyakit menular potensial kejadian luar biasa, gangguan fisik, mental
dan sosial. Pengamatan penyakit dimaksud ditujukan kepada masyarakat selama
operasi dan latihan militer berlangsung serta terhadap setiap personel lainnya
sejak berada diwilayah operasi dan latihan militer sampai kembalin kepangkalan.
4) Penganganan gizi
Dalam setiap operasi dan latihan militer didarat harus dilakukan penanganan gizi
agar setiap personel memperoleh jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan
porsi tugas operasi dan latihan militer yang dibebankan sehingga personel
tersebut dapat melaksanakan tugas dengan optimal.

5) Kesemaptaan jasmani
Pembinaan kesemaptaan jasmani harus dilakukan terhadap personel yang terpilih
dan dilakukan secara terus menerus guna mempertahankan kesegaran jasmani dan

5
kemampuan fisik, sehingga tetap mampu melaksanakan setiap kegiatan operasi
dan militer
6) Dukungan logistik
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan logistik harus tersedia. Dukungan logistik dimaksud meliputi
perencanaan pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan logsitik ksehatan yang
terdiri dari alat seksi kesehatan, alat utama kesehatan, serta bekal kesehatan.
7) Penatalaksanaan pelayanan medis dan keperawatan
Kegiaatan ini dilakukan terhadap personel militer dan personel lainnya yang
menderita suatu penyakit temaksud korban operasi dan latihan militer. Terhadap
penderita dan korban dimaksud dilakukan evakuasi dan rujukan. Evakuasi dan
rujukan disini meruapakan rangkaian pemindahan penderita atau koraban baik
didalam pertempuran latihan militer maupun dalam keadaan damai ketempat
fasilitas pengobatan atau perawatan yang lebih memadai. Pelasanaannya
disesuaikan dengan keadaan medan operasi dan latihan militer, keadaan penderita
serta sarana transportasi yang ada.
8) Evakuasi kesehatan
Evakuasi kesehatan dilakukan untuk mengetahui dampak yang timbuk terhadap
kesehatan akibat operasi dan latihan militer didarat. Selain itu juga dilakukan
terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, dampak operasi, dan latihan
militer termaksud perhitungan korban, macam penyakit akibat senjata musuh,
senjata nuklir, biologi, kimia, maupun akibat penyakit didaerah operasi dan
latihan militer.
9) Penanganan korban mati
Kegiatan penanganan terhadap korban mati akibat operaasi militer meliputi
identifikasi korban dan penentuan sebab kematian.

c. Tahap pengakhiran
1) Rehabilitasi fisik dan mental
Setiap korban dalam kegiatan operasi dan latihan militer di darat harus diberikan
rehabilitasi fisik dan mental meliputi fisioterapi,pengobatan sesuai kebutuhan,
pemberian alat bantu sesuai dengan kecacadan dan konseling.
2) Pemeriksaan purna tugas
Personel yang telah melaksanakan tugas dalam operasi miliiter dilakukan
pemeriksaan kesehatan dilaksanakan dikarantina wilayah.
3) Evaluasi kegiatan
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan yang telah dicapai hasilnya
untuk perbaikan pelaksanaan selanjutnya baik kualitas maupun kuantitas, baik
personel maupun material.
6
d. Penyelenggaraan kesehatan pada berbagai operasi dan latihan militer
1) Operasi Intelijen
Melasanakan pengumpulan keterangan masalah kesehatan yang dapat berperan
dalam perencanaan pengolahan dan penyampaian untuk diguanakan oleh
komando atas. Hasil yang dapat dilaporkan dapat berupa laporan kedokteran,
statistik kesehatan, dan data kesehatan lainnya.
2) Operasi Pertempuran
Segala tindakan kegiatan dan usaha secara fisik dengan menitik beratkan pada
penggunaan senjata teknologi untuk menghancurkan, melumpuhkan kekuatas
fisik lawan dengan tujuan mencegah meluasnya daerah ancaman atau
mementahkan serangan.
3) Operasi Teritorial
Dilaksanan untuk merebut hati rakyat , dukungan kesehatan dilaksanakan untuk
membantu satuan tempur disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
4) Operasi Gerilya
Dukungan kesehatan diberikan dengan mobilitas tinggi, kenyal dan kerahasiaan
terpelihara, pertolongan dalam waktu cepat dan selekas mungkin distabilisasikan
untuk untuk dievakuasi kedaerah pangkalan atau disamakan untuk dirawat di
rumah sakit umum atau rumah penduduk.
5) Operasi lawan gerilya
Satuan operasi lawan gerilya yang disusun dalam kelompok-kelompok kecil
dengan mobilitas tinggi perlu didukung dengan pelaksanaan pertolongan pertama
di lapangan dan evakuasi yang cepat untuk memberikan pertolongan yang lebih
definitif di rumah sakit lapangan.
6) Operasi tempur dalam kota
Pertempuran kota dilaksanakan dalam jarak dekat dengan penggunaan pasukana-
pasukan kecil yang merupakan pertempuran setempat pengendalian sulit, maka
dukungan kesehatan dilaksankan dengan mobilitas yang tinggi baik evakuasi
pertolongan pertama lapangan dan hospitalisasi.
7) Operasi pertahanan
Pelaksanaan evakuasi dan hospitalisasi lebih sulit oleh karena daerah tugas
langsung dapat menjadi sasaran tembakan musuh. Penyamaran instalasi
kesehatan lapangan sebagai perlindungan terhadap peninjauan dan tembakan
musuh. Dukungan kesehatan diberikan adanya kepadatan evakusi dan
hospitalisasi oleh satuan kesehatan atasan baik evakuasi darat maupun udar.
8) Operasi Serangan

7
Serangan merupakan pergeseran timbun korban / penderita kedepan, maka
pelasanaan evakuasi dari depan sangat menentukan. Dukungan kesehatan dapat
diberikan dengan penempatan peleton kesehatan pada lokasi yang tetap.

e. Jalur rujukan
Suatu proses didalam penanganan penderita dimana instalasi / fasilitas yang lebih
tinggi.
1) Daerah tempur depan dilaksanakan oleh satuan kesehatan lapangan setingkat
peleton.
2) Daerah tempur belakang / perbekalan dilaksanakan oleh satuan kesehatan
lapangan setingkat kompi.
3) Daerah komunikasi dilaksankan oleh satuan kesehatan lapangan setingkat rumah
sakit lapangan.
4) Daerah belakang dilaksanakan oleh rumah sakit wilayah atau rumah sakit pusat.

D. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat yaitu mengenai korban
tempur dan non tempur (militer / sipil / masyarakat), angka kesakitan, pelaksanaan
rujukan, distribusi dan penggunaan bekal kesehatan, kodisi fasilitas kesehatan akibat dari
operasi dan latihan militer di darat secara administrasi. Pelaporan kesehatan dilaksanakan
sesuai laporan secara berjenjang dari tingkat bawah sampai tingkat atas.

E. Pembinaaan dan pengawasan


1. Teknis medis
Pembinaan dan pengawasan kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat
dilaksanakan oleh Kepala Kesehatan Daerah Militer sebagai penanggung jawab teknis
medis di wilayah dalam rangka peningkatan kemampuan personal kesehatan baik
kualitas maupun kuantitasnya.

2. Taktis operasional
Pembinaan dan pengawasan dalam operasi / latihan militer didarat taktis
operasional dilaksanakan mulai dari komandan satuan/ latihan sampai kepada pejabat
yang ditunjuk dalam operasional / latihan militer tersebut.

F. Pemantauan dan evaluasi


Pemantauan dan penilaian dalam operasi / latihan militer di darat secara teknis medis
dilaksanakan oleh atasan pejabat kesehatan yang berwenang secara taktis operasional
dilaksanakan oleh penanggung jawab operasi / latihan untuk dievakuasi bagaimana
pelaksanaannya guna dilakukan perbaikan-perbaikan.

8
KEGIATAN DAN SASARAN KESEHATAN MATRA

Jenis kesehatan Kegiatan Sasaran


matra lapangan

Kesehatan dalam a. Pemerikasaan kesehatan a. Personil militer


b. Penyuluhan.
operasi/ latihan lapangan.
c. Pembinaan kesempatan jasmani
b. Personil kesehatan.
militer di darat d. Higiene dan sanitasi.
c. Masyarakat sekitar
e. Gizi
f. Penataan medis dan keperawatan daerah operasi latihan.
g. Pemulihan kesehatan
h. Evakuasi dan rujukan
i. Intelenjensi medik
j. Dukungan logistik kesehatan
k. Dukungan ketenagaan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai