Anda di halaman 1dari 18

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Dirkesad


DIREKTORAT KESEHATAN Nomor Kep / 393 / IX / 2013
Tanggal 17 September 2013

GELAR POS PERTOLONGAN BATALYON


( GELAR POSLONGYON )

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tugas pokok kesehatan TNI AD dilaksanakan dengan menyelenggarakan


fungsi-fungsi, diantaranya fungsi utama kesehatan yang terdiri atas dukungan
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Dukungan kesehatan adalah
penyelenggaraan bantuan administrasi kesehatan yang ditujukan secara langsung
untuk mendukung penggunaan kekuatan TNI AD.

b. Satuan kesehatan lapangan yang melaksanakan dkungan kesehatan


ditingkat Batalyon Infanteri adalah Peleton Kesehatan Yonif yang didalamnya
terdapat instalasi Pos Pertolongan Batalyon (Poslongyon).

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah Sementara ini disusun dengan maksud untuk


memberikan gambaran dan penjelasan kepada Basis tentang penyelenggaraan
Gelar Poslongyon secara cepat dan tepat serta dapat segera dioperasionalkan

b. Tujuan. Naskah Sekolah Sementara ini disusun dengan tujuan untuk


dapat digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dalam memberikan pelajaran
tentang Gelar Poslongyon, serta merupakan referensi bagi Basis Dikmaba TNI AD
Tahap II Kecabangan Kesehatan dalam proses belajar mengajar.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup bahan ajaran ini disusun
dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Ketentuan Umum.
c. Kegiatan yang dilaksanakan.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
e. Komando dan Pengendalian.
f. Evaluasi.
g. Penutup.

4. Referensi. Bujuknik tentang Gelar Poslongyon dengan Surat Keputusan Kasad


Nomor Skep / 510 / XII / 2003 tanggal 31 Desember 2003.

RAHASIA
2

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Agar dapat melaksanakan gelar Poslongyon secara benar, cepat dan
tepat, perlu adanya ketentuan umum meliputi tujuan, sasaran, sifat, peranan, kedudukan,
tugas dan fungsi serta pengorganisasian, sehingga pelaksanaan penggelarannya dapat
berhasil guna dan berdaya guna.

6. Pengertian- Pengertian.

a. Pos Pertolongan Batalyon. Adalah Instalasi Peleton Kesehatan


Batalyon yang menyelenggarakan pengobatan darurat dan perawatan lanjutan bagi
anggota Batalyon yang luka atau sakit di daerah operasi.

b. Evakuasi. Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban / penderita


dari instalasi kesehatan ( depan ) ke instalasi kesehatan yang lebih tinggi
( belakang ) untuk mendapatkan pertolongan medis yang lebih sempurna.

c. Kesehatan Lapangan. Kesehatan Lapangan adalah Kesehatan


Kemiliteran Khas Matra Darat yang melibatkan semua faktor yang berpengaruh
dalam melaksanakan Dukungan Kesehatan untuk Satuan-satuan TNI AD di
lapangan.

7. Tujuan. Penggelaran Poslongyon bertujuan untuk mengoptimalkan dukungan


kesehatan yang dilaksanakan oleh Tonkesyon sehingga peyelenggaraan penanganan
korban dapat terlaksanan secara cepat dan tepat.

8. Sasaran. Penanganan korban / penderita secara optimal di seluruh bagian


Poslongyon, yang meliputi :

a. Terselenggaranya evakuasi korban / penderita dari garis depan,


b. Terlaksananya penerimaan korban / penderita di POS.
c. Terlaksananya pengobatan berat di Obber.
d. Terlaksananya pengobatan ringan di Obring.
e. Terlaksananya penyiapan evakuasi ke daerah belakang di Siap Ev.

9. Sifat.

a. Poslongyon bersifat mobil dapat dipindah-pindahkan, mengikuti keadaan


taktis.
b. Poslongyon secara cepat dapat digelar, dipindahkan dan ditutup sesuai
perkembangan situasi.
3

10. Peranan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi.

a. Peranan.

1) Ikut memelihara kekuatan satuan yang bertempur dengan segera


mengembalikan personel yang telah diatasi cedera / sakitnya ke garis
depan.

2) Sebagai salah satu mata rantai evakuasi dengan melaksanakan


evakuasi dari daerah tempur depan Batalyon dan menyiapkan korban /
penderita untuk evakuasi ke daerah belakang.

b. Kedudukan. Poslongyon merupakan instalasi Tonkes Yonif yang digelar


di daerah belakang Batalyon.

c. Tugas. Poslongyon mempunyai tugas melaksanakan dukungan


kesehatan berupa rawat jalan, rawat inap sementara dan penyiapan evakuasi serta
kesehatan preventif terbatas dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
Tonkesyon.

d. Fungsi. Poslongyon melaksanakan fungsi-fungsi administrasi kesehatan,


evakuasi, kesehatan kuratif dan kesehatan preventif terbatas yang dilaksanakan
dengan :

1) Menyelenggarakan administrasi kesehatan.


2) Menyelenggarakan tindakan / pengobatan umum ringan dan berat
secara terbatas.
3) Menyiapkan korban / penderita yang akan dievakuasi ke belakang.
4) Menyelenggarakan hygiene dan sanitasi lapangan terbatas.

11. Pengorganisasian.

a. Susunan Organisasi.

1) Unsur Pimpinan. Komandan Peleton Kesehatan disingkat Dantonkes.


2) Unsur Pelaksana.

a) Kelompok Komando.
b) Pengobatan Berat.
c) Pengobatan Ringan.
d) Regu Tandu.
e) Persiapan Evakuasi.

b. Struktur Organisasi.

POSLONGYON

POKKO OBBER OBRING SIAPEV RU


TANDU
4

c) Susunan Personel Poslongyon.

1) Kelompok Komando ( Pokko ) terdiri dari :

a) Komandan Peleton Kesehatan ( Dantonkes )


b) Bintara Administrasi Kesehatan ( Baminkes )
c) Tamtama Pembantu / Pelayan Radio ( Taban Yanrad)
d) Tamtama Pengemudi Ambulan ( Tamudi Amb )

2) Pengobatan Berat ( Obber ) terdiri dari :

a) Bintara Pengobatan Berat ( Ba Obber )


b) Bintara Bedah Lapangan ( Babedahlap )

3) Pengobatan Ringan ( Obring ) terdiri dari :

a) Bintara Pengobatan Ringan ( Ba Obring )


b) Tamtama Pengobatan Ringan ( Ta Obring )

4) Penyiapan Evakuasi ( Siap Ev ) diisi oleh Tamtama Penyiapan


Evakuasi ( Ta Siap Ev )

5) Regu Tandu ( Ru Tandu ) terdiri dari :

a) Komandan Regu Tandu ( Danru Tandu )


b) 3 Kelompok Tandu ( Pok Tandu ). Tiap-taip kelompok tandu
terdiri dari 1 Komandan Kelompok dan 3 Tamtama Tandu.

12. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Dantonkes / Pa Obber.

1) Sebagai Pemimpin Poslongyon Dantonkes bertugas :

a) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas Poslongyon


beserta seluruh bagiannya.
b) Mengawasi penyerahan penderita / korban dari Regu Tandu
kepada POS. sambil memperhatikan pencatatan data korban /
penderita dan penyimpanan alkapsat / alkapornya yang dilaksanakan
oleh Baminkes
c) Melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap penderita /
korban tempur dengan :

(1) Meneliti kartu luka dan membuat catatan seperlunya.


(2) Memisahkan penderita / korban dalam golongan berat,
ringan dan melaksanakan tindakan gawat darurat.

2) Selaku Perwira Pengobatan Berat ( Pa Obber ), membantu Dokter


Batalyon melaksanakan pengobatan berat dengan :
a) Menyempurnakan Longdarlap.
b) Mencegah dan mengobati gugat ( Shock ).
c) Memberikan infus / transfusi bila perlu.
5

d) Mencatat pada kartu luka tentang pengobatan yang telah


diberikan untuk kepentingan tindakan lanjutan.

b. Bintara Administrasi Kesehatan (Baminkes). Tugas dan tanggung jawab


Baminkes adalah menyelenggarakan administrasi medis yang berkaitan dengan korban /
pasien yang ditangani di Poslongyon serta logistik kesehatan Peleton Kesehatan secara
keseluruhan.

c. Tamtama Pembantu / Pelayan Radio (Taban Yanrad). Tugas dan tanggung


jawab Taban Yanrad adalah membantu pelaksanaan tugas Baminkes serta melayani
penyelenggaraan komunikasi radio Tonkesyon.

d. Tamtama Pengemudi Ambulan (Ta Mudi amb). Tugas dan tanggung jawab
Ta Mudi Ambulan adalah melaksanakan evakuasi korban dari garis depan dengan sarana
ambulan sesuai petunjuk.

e. Bintara Pengobatan Berat (Ba Obber). Tugas dan tanggung jawab Ba


Obber adalah membantu Dokter Batalyon / Dantonkes (Pa Obber) dalam memberikan
pengobatan berat. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Bintara Bedah Lapangan
( Ba Bedah Lap )

f. Bintara Bedah Lapangan (Ba Bedah Lap). Tugas dan tanggung jawab Ba
Bedah Lap adalah membantu Ba Obber melaksanakan pengobatan berat.

g. Bintara Pengobatan Ringan (Ba Obring). Tugas dan tanggung jawab Ba


Obring adalah membantu Dokter Batalyon / Dantonkes melaksanakan pengobatan ringan
yang meliputi :

1) Mengobati penderita golongan penyakit ringan sesuai petunjuk.


2) Menyarankan pengembalian korban / penderita ke kesatuan semula bila
tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
3) Mencatat pada kartu luka pengobatan / perawatan yang telah diberikan.

h. Tamtama Pengobatan Ringan (Ta Obring). Tugas dan tanggung jawab Ta


Obring adalah membantu Ba Obring melaksanakan pengobatan ringan.

i. Tamtama Persiapan Evakuasi (Ta Siapev). Tugas dan tanggung jawab Ta Siap
Ev meliputi :

1) Perawatan sementara terhadap korban / penderita yang akan dievakuasikan


ke belakang sesuai petunjuk.
2) Menyiapkan penderita / korban yang memerlukan evakuasi ke belakang
sesuai petunjuk.
3) Membuat pencatatan korban / penderita dievakuasi ke belakang dan di
serahkan kepada Baminkes.

j. Komandan Regu Tandu ( Danru Tandu ). Tugas dan tanggung jawab Danru
Tandu adalah membantu Dantonkes dalam perencanaan pelaksanaan evakuasi korban /
penderita dari daerah depan dengan menyarankan sarana dan rute evakuasi serta
menyiapkan Kelompok Tandu untuk melaksanakan evakuasi tersebut.
6

k. Komandan Kelompok Tandu (Danpok Tandu). Tugas dan tanggung jawab


Danpok Tandu adalah memimpin pelaksanaan evakuasi dari daerah depan,
melaksanakan serah terima korban / penderita dari Takes Ki serta menyempurnakan
Longdarlap yang telah diberikan.

l. Tamtama Tandu (Ta Tandu). Tugas dan tangung jawab Ta Tandu adalah
melaksanakan evakuasi korban / penderita dari daerah depan sesuai perintah Danpok
Tandu.

13. Syarat Personel.

a. Dantonkes sebagai pimpinan Poslongyon, dengan persyaratan :

1) Seorang Perwira Pertama Kesehatan berpangkat Letnan dengan


kualifikasi paramedis.
2) Memiliki kualifikasi Penanganan Trauma Tempur Dasar.

b. Bintara Administrasi Kesehatan ( Baminkes ). Bintara kesehatan dengan


pangkat Serma, kualifikasi perawat umum.

c. Tamtama Pembantu / Pelayan Radio ( Taban Yanrad ). Tamtama


kesehatan dengan pangkat Kopral, lulusan Kursus Kejuruan Tamtama Perawatan
Kesehatan Lapangan ( Susjur Tawat Keslap ) serta mendapatkan pelatihan teknik
komunikasi radio.

d. Tamtama Pengemudi Ambulan ( Tamudi Amb ). Tamtama kesehatan


dengan pangkat Prajurit dan telah mendapatkan pelatihan teknik mengemudi
kendaraan.

e. Bintara Pengobatan Berat ( Ba Obber ), dengan persyaratan :

1) Seorang Bintara Kesehatan berpangkat Serka dengan kualifikasi


perawat umum.
2) Lulusan Kursus Kejuruan Bintara Bedah Lapangan ( Susjurba Bedah
Lapangan ) dan memiliki kualifikasi Penanganan Trauma Tempur Dasar.

f. Bintara Bedah Lapangan ( Ba Bedah Lap ), dengan persyaratan :

1) Seorang Bintara Kesehatan berpangkat Sersan dengan kualifikasi


perawat umum
2) Lulusan Kursus Kejuruan Bintara Bedah Lapangan ( Susjurba Bedah
Lapangan ) dan memiliki kualifikasi Penanganan Trauma Tempur Dasar.

g. Bintara Pengobatan Ringan ( Ba Obring ), dengan persyaratan :

1) Seorang Bintara Kesehatan berpangkat Sersan dengan kualifikasi


perawat kesehatan umum.
2) Lulusan Kursus Kejuruan Bintara Perawatan Kesehatan Lapangan.
( Susjur Bawat Keslap )
7

h. Tamtama Pengobatan Ringan (Ta Obring ). Seorang Tamtama Kesehatan


berpangkat Kopral dengan persyaratan telah mengikuti Kursus Kejuruan Tamtama
Perawatan Kesehatan Lapangan.

i. Tamtama Persiapan Evakuasi ( Ta Siapev ). Seorang Tamtama Kesehatan


berpangkat Kopral dengan persyaratan telah mengikuti Kursus Kejuruan Tamtama
Perawatan Kesehatan Lapangan.

j. Komandan Regu Tandu (Danru Tandu). Seorang Bintara kesehatan


dengan pangkat Sersan.

k. Komandan Kelompok Tandu (Danpok Tandu). Seorang Tamtama


Kesehatan berpangkat Kopral dengan persyaratan telah mengikuti Kursus
Kejuruan Tamtama Perawatan Kesehatan Lapangan.

l. Tamtama Tandu (Ta Tandu). Tamtama Kesehatan dengan pangkat Prajurit.

14. Taktik dan Teknik.

a. Taktik. Secara taktik penggelaran Poslongyon.

1) Sedapat mungkin berada di daerah yang aman dari tembakan


maupun pengintaian musuh.
2) Harus mampu digelar dan digeser sesuai dengan perubahan kondisi /
keadaan taktis atas perintah Dankima.
3) Terdapat jalan pendekat yang dapat dilalui Ambulans sebagai sarana
evakuasi dari depan maupun belakang
4) Pelaksanaan gelar Poslongyon dibawah Komando dan Kendali
Dantonkes.

b. Tehnik. Secara teknik penggelaran Poslongyon :

1) Dalam menggelar Poslongyon dibutuhkan areal seluas 100 M2


dengan waktu tidak lebih 1 jam 30 menit oleh seluruh personel Poslongyon.
2) Penyelenggaraan kegiatan teknis medis Poslongyon berada di bawah
tanggung jawab Dokter Batalyon.
3) Dantonkes secara teknis bertanggung jawab kepada Dokter Batalyon.
4) Untuk menggelar instalasi Poslongyon secara lengkap diperlukan :

a) 2 Tenda Peleton untuk Pokko, Obring, POS, dan Obber.


b) 1 Tenda Regu Siapev.

15. Kemampuan dan Hal-hal Yang Membatasi Kemampuan.

a. Kemampuan.

1) Menyelenggarakan pengobatan penyakit ringan.


2) Menyelenggarakan tindakan bedah terbatas.
3) Menyelenggarakan perawatan sementara maksimal 5 orang dengan
lama perawatan 2 hari ( 2 X 24 jam )
4) Menyiapkan evakuasi penderita / korban ke satuan kesehatan yang
lebih tinggi.
8

5) Melaksanakan hygiene dan sanitasi lapangan di lingkungan


Poslongyon secara terbatas.

b. Yang Membatasi Kemampuan.

1) Menyelenggarakan perawatan penderita tidak lebih dari 5 orang


selama 2 hari (2 X 24 jam )
2) Bekal kesehatannya terbatas.
3) Hygiene dan sanitasi lapangan terbatas.
4) Angkutan dan pengamanan bersandar pada Kompi Markas.

c. Susunan Kemampuan Poslongyon. Susunan kemampuan pelayanan :

1) Kelompok Komando dan Regu Tandu.


2) Penerimaan Orang Sakit ( POS )
3) Pengobatan Ringan ( Obring )
4) Pengobatan Berat ( Obber )
5) Persiapan Evakuasi ( Siapev )

16. Alat Peralatan. Agar dapat melaksanakan dukungan kesehatan secara efektif
dan efisien, diperlukan materiil umum dan materiil kesehatan dengan persyaratan tertentu
antara lain praktis dalam pengepakan dan pengangkutan serta mudah dioperasikan,
untuk itu materiil Poslongyon disusun dalam kemasan perangkat dengan memperhatikan
cara pengangkutan, kemampuan angkutan yang tersedia serta kemudahan penggelaran.

a. Jumlah dan Jenis Materiil. Jumlah dan jenis materiil yang akan
dibawa pada penggelaran Poslongyon terdiri dari materiil umum ( Matum ) dan
materiil ( Matkes ) dengan rincian dan jenis serta jumlah materiil sebagai berikut :

1) Materiil Umum.

a) Alsatri :

(1) 2 Buah Tenda Peleton.


(2) 1 Buah Tenda Regu.
(3) 2 Buah Tempat tidur periksa lapangan.
(4) 5 Buah Tempat Tidur Lapangan.
(5) 5 Buah meja lapangan.
(6) 10 Buah Kursi Lapangan.

b) ATK dan Alsintor.

c) Perlengkapan lain sesuai kebutuhan.

2) Materiil Kesehatan. Materil kesehatan yang ada di Poslongyon,


terbagi atas :

a) Berdasarkan tangung jawab pemakaiannya terbagi menjadi 2


bagian perangkat :
9

(1) Perangkat Kesehatan Satuan, yang terdiri dari :

(a) Perangkat POS / Kat Minkes ( 1 perangkat )


(b) Perangkat Obring ( 1 perangkat )
(c) Perangkat Obber ( 1 perangkat )
(d) Perangkat Siapev ( 1 perangkat )

(2) Perangkat Kesehatan Perorangan, yang terdiri dari :

(a) Perangkat Dokter ( 1 perangkat )


(b) Perangkat Perawat ( 6 perangkat )

(3) Perangkat Pembantu Perawat ( 11 perangkat ).

b) Berdasarkan jenis materiil kesehatan Poslongyon terbagi menjadi 2


bagian :

(1) Alkes. Disusun pada tiap perangkat berdasarkan sasaran


kemampuan dan fungsi bagian tersebut dan tidak berdasarkan jenis
item. Pengaturan pengepakan, pengangkutan dan penggelaran alkes
secara rinci per perangkat diatur dengan protap tiap perangkat.
Seluruh alkes merupakan tanja kekal yang tidak diberikan bekal
ulang.

(2) Obat dan Kebutuhan Medis. Pengemasan obat dan


kebutuhan medis juga diatur berdasarkan fungsi tiap-tiap bagian.
Bekal ulang obat untuk Poslongyon pada saat tugas operasi, akan
didukung oleh Puskes TNI melalui kesehatan wilayah di daerah
operasi ( Area Service ).

17. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi.

a. Tugas. Penggelaran Poslongyon sangat tergantung dari tugas tempur


yang dilaksanakan Batalyon.

1) Operasi tempur serangan. Poslongyon digelar secara parsial sesuai


kebutuhan dengan unsur utama POS, Obber dan Siap Ev. Gelar parsial ini
dapat menggunakan Tenda Peleton, bangunan – bangunan yang ada atau
medan – medan tertentu yang secara taktis dan teknis memungkinkan untuk
gelar Poslongyon.

2) Operasi tempur pertahanan. Poslongyon digelar secara lengkap.


Gelar ini dapat menggunakan Tenda Peleton atau bangunan – bangunan
yang ada yang secara taktis dan teknis memungkinkan untuk gelar
Poslongyon.

b. Medan tempat penggelaran Poslongyon.

1) Penggelaran Poslongyon baik secara lengkap maupun parsial dapat


menggunakan Tenda Peleton dan Tenda Regu yang ada dengan tata letak
disesuaikan dengan kondisi taktis medan yang tersedia.
10

2) Bila secara taktis medan yang tersedia memungkinkan Poslongyon


digelar secara utuh, maka penempatan tenda / bagian disesuaikan dengan
tata letak sehingga memudahkan dalam operasionalnya.

18. Evaluasi.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Poslongyon !

b. Jelaskan susunan personel Poslongyon !

c. Apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Danru Tandu !

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

19. Umum.

a. Gelar Poslongyon ditujukan untuk memberikan dukungan kesehatan


kepada.Batalyon Infanteri yang melaksanakan tugas tempur, baik secara berdiri
sendiri maupun sebagai bagian dari Brigade.

b. Prosedur pengoperasian Poslongyon diawali dengan tahap perencanaan,


penyiapan dan pelaksanaan serta pengakhiran, yang membutuhkan kecepatan dan
ketepatan untuk operasionalisasinya.

c. Setiap kegiatan medis yang dilaksanakan di semua bagian Poslongyon


harus diikuti dengan tindakan pencatatan medis guna kepentingan pengobatan
selanjutnya.

20. Kegiatan Penggelaran Poslongyon. Poslongyon merupakan instalasi dari


Tonkesyon, sehingga untuk operasionalnya memerlukan tahapan sebagai berikut ;

a. Penyiapan Personel dan Materiil Poslongyon.

1) Penyiapan personel. Personel yang disiapkan adalah personel


Tonkes sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Penyiapan personel
tersebut sekaligus untuk menyiapkan meteriel dan alat peralatan.

2) Penyiapan materiil. Materiil kesehatan yang disiapkan


berpedoman pada perangkat Poslongyon sesuai ketentuan Ditkesad.

b. Operasi yang didukung.

1) Penggelaran pada tugas tempur serangan.

a) Gelar Poslongyon dilaksanakan secara parsial disesuaikan


dengan kebutuhan tehnis medis serta pertimbangan taktis.
b) Pokok-pokok bagian yang tergelar adalah POS, Pengobatan
Berat dan Siap Ev.
11

c) Sarana gelar dapat menggunakan Tenda Peleton,


bangunan-bangunan yang ada atau bagian medan yang
memungkinkan secara taktis dan tehnis.
d) Pelaksana gelar Poslongyon adalah seluruh personel
Poslongyon dipimpin oleh Dantonkes.
e) Bagian yang digelar terlebih dahulu adalah bagian POS
kemudian Obber dan terakhir Siap Ev.
f) Perlu diperhatikan jalan pendekat, kesehatan lingkungan dan
sumber air yang dapat dimanfaatkan di sekitar lokasi.

2) Penggelaran pada tugas tempur pertahanan.

a) Gelar Poslongyon dilaksanakan secara lengkap. Terdiri dari


Pokko, Obring, POS, Obber dan Siap Ev.
b) Sarana gelar dapat menggunakan keseluruhan Tenda Peleton
dan Regu yang ada di Poslongyon atau menggunakan bangunan-
bangunan yang ada sesuai kondisi taktis yang berlaku.
c) Pelaksana gelar Poslongyon adalah seluruh personel
Poslongyon dipimpin oleh Dantonkes.
d) Bagian yang digelar terlebih dahulu adalah bagian POS dan
Obber kemudian Siap Ev dan terakhir Pokko dan Obring.
e) Perlu diperhatikan jalan pendekat, kesehatan lingkungan dan
sumber air yang dapat dimanfaatkan di sekitar lokasi.

c. Medan Gelar yang Tersedia. Penyiapan tempat disesuaikan dengan


kondisi taktis dan medan yang tersedia, namun untuk memudahkan didalam
penggelaran dan operasional Poslongyon perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

1) Lindung tembak dan lindung tinjau.


2) Jalan Pendekat dari depan dan ke belakang.
3) Sumber air bersih.

21. Kegiatan Dukungan Kesehatan Poslongyon.

a. Pelaksanaan Evakuasi Korban / Penderita Dari Garis Depan.

1) Perencanaan. Perencanaan evakuasi dari daerah depan dimulai


sejak diterimanya perintah pelaksanaan evakuasi dari Dankima kepada
Dantonkes. Perintah ini berisi tentang informasi jumlah dan kondisi korban
serta lokasi titik kumpul korban. Dantonkes segera membuat perencanaan
pelaksanaan evakuasi dengan menentukan saran evakuasi, rute utama dan
cadangan evakuasi. Perencanaan ini dilaporkan kepada Dankima untuk
mendapatkan persetujuan serta mengkoordinasikan dengan satuan-satuan
depan. Jika secara taktis pelaksanaan evakuasi membutuhkan pengawalan
maka Dantonkes meminta kepada Dankima unsur-unsur pengawal dari
Kompi Markas.

2) Persiapan. Segera setelah perencanaan evakuasi disetujui oleh


Dankima, Dantonkes memerintahkan Danru Tandu untuk melaksanakan
evakuasi sesuai perencanaan. Persiapan selanjutnya dilakukan oleh Danru
Tandu dengan memerintahkan Danpok Tandu untuk melaksanakan
12

evakuasi korban / penderita dari daerah depan. Dantonkes melaksanakan


pengecekan kesiapan Pok Tandu secara teknis maupun taktis dalam
persiapan pelaksanaan evakuasi.

3) Pelaksanaan. Setelah semuanya siap Pok Tandu segera


melaksanakan evakuasi sesuai perencanaan. Pada saat Pok Tandu sampai
di Titik Kumpul Korban, Danpok Tandu segera melaksanakan serah terima
korban dengan Takes Ki serta menyempurnakan Longdarlap yang telah
diberikan oleh Takes Ki. Kegiatan ini disertai penggantian Matkes yang telah
dipergunakan oleh Takes Ki agar Takes Ki siap kembali untuk
melaksanakan tugas. Selama pelaksanaan evakuasi menuju Poslongyon
tanggung jawab teknis dan taktis korban / penderita berada di tangan
Danpok Tandu.

4) Pelaksanaan evakuasi berakhir setelah korban sampai di Poslongyon


dan diserahkan kepada Dantonkes di bagian Penerimaan Orang Sakit
(POS).

b. Penerimaan Korban / Penderita di POS.

1) Perencanaan dan persiapan. Perencanaan penerimaan korban /


penderita dimulai sejak Pok Tandu melaksanakan evakuasi. Berdasarkan
informasi tentang jumlah dan kondisi korban Dantonkes segera
merencanakan Matkes dan tindakan medis yang diperlukan untuk menerima
korban / penderita. Apabila diperlukan Dantonkes dapat meminta Dokter
Yon dan memerintahkan Ba Obber / Ba Bedah Lap untuk membantu
tindakan medis serta Baminkes untuk melaksanakan tindakan administratif.

2) Pelaksanaan. Segera setelah korban sampai di POS, Dantonkes


melaksanakan tindakan teknis dan administratif sebagai berikut :

a) Tindakan Administratif. Tindakan ini dilaksanakan dengan


memerintahkan Baminkes untuk mencatat identitas korban yang
meliputi : Nama, Pangkat / NRP, Jabatan / Satuan, Jenis / Nomor
Senjata, Keadaan Luka / Sakit dan hal-hal lain yang dibutuhkan
dalam adminstrasi pelaporan korban. Setelah pendataan tersebut
maka semua perlengkapan korban yang terbawa dalam evakuasi
dikumpulkan dan dicatat di Pokko Poslongyon.

b) Tindakan Medis. Dantonkes dengan segera melakukan


pemeriksaan ulang kondisi korban / pederita dengan cepat dan teliti.
Hasil pemeriksaan ulang yang didapat sebagai berikut :

(1) Jika korban / penderita disimpulkan secara medis hanya


memerlukan tindakan pengobatan ringan maka Dantonkes
memanggil Ba Obring untuk melaksanakan pengobatan ringan
selanjutnya di bagian Obring sesuai petunjuk Dantonkes.

(2) Jika korban / penderita disimpulkan secara medis


memerlukan tindakan gawat darurat dan memerlukan tindakan
pengobatan berat, maka Dantonkes memerintahkan Pok
Tandu untuk memindahkan korban ke bagian Obber dan
13

langsung memimpin tindakan medis gawat darurat untuk


menyelamatkan jiwa korban.

(3) Jika korban / penderita disimpulkan secara medis telah


meningal dunia maka jenazah dipindahkan sementara ke
bagian Obber untuk selanjutnya diserahkan ke Staf Personel
Batalyon guna perawatan selanjutnya.

3) Pengakhiran. Kegiatan di bagian Penerimaan Orang Sakit


berakhir setelah seluruh korban / penderita dipindahkan ke bagian lain
sesuai kebutuhan pelayanan medis.

c. Pengobatan Berat di Obber.

1) Perencanaan dan persiapan. Perencanaan dan persiapan


pengobatan berat dilakukan sejak secara medis dari hasil pemeriksaan di
POS disimpulkan korban membutuhkan pengobatan berat. Ba Obber dan
Ba Bedah Lap segera menyiapkan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
untuk tindakan gawat darurat medis. Kebutuhan alat dan obat disiapkan
sesuai prosedur teknis medis atau atas perintah Pa Obber / Dokter Yon.

2) Pelaksanaan. Kegiatan pengobatan berat dilaksanakan oleh


Dantonkes dengan dibantu Ba Obber / Ba Bedah Lapangan serta
dikonsultasikan kepada Dokter Batalyon. Pelaksanaan teknis tindakan
gawat darurat medis mengacu pada prosedur teknis dan dibatasi pada
kemampuan Poslongyon.

3) Pengakhiran. Pelaksanaan pengobatan berat berakhir jika :

a) Secara medis korban / penderita sudah dinyatakan stabil dan


memungkinkan untuk dievakuasikan lebih lanjut ke satuan kesehatan
atas serta dapat dipindahkan ke bagian Siap Ev.

b) Secara medis korban / penderita dinyatakan meninggal dunia


maka jenazah sementara tetap di bagian Obber untuk selanjutnya
diserahkan ke Staf Personel Batalyon guna perawatan selanjutnya.

d. Pengobatan Ringan di Obring.

1) Perencanaan dan persiapan. Perencanaan dan persiapan


pengobatan ringan diawali sejak secara medis dari hasil pemeriksaan di
POS disimpulkan korban membutuhkan pengobatan ringan. Ba Obring dan
Ta Obring segera menyiapkan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk
tindakan pengobatan ringan. Kebutuhan alat dan obat disiapkan sesuai
prosedur teknis medis atau atas perintah Dantonkes.

2) Pelaksanaan. Setelah semuanya siap Ba Obring segera


melaksanakan tindakan pengobatan ringan sesuai petunjuk Dantokes.
Teknis medis pengobatan ringan mengacu pada ketentuan teknis yang telah
baku dan dibatasi oleh kemampuan Poslongyon. Setiap tindakan medis
ringan harus disertai pemberian nasehat kedokteran tentang perawatan dan
penyembuhan luka / sakit, tentang perlu tidaknya kontrol ulang serta
instirahat dinas karena sakit.
14

3) Pengakhiran. Kegiatan berakhir jika korban / penderita telah


mendapatkan pengobatan ringan serta secara medis tidak memerlukan
pengobatan lagi. Keputusan tersebut dibuat oleh Dantonkes setelah
memeriksa ulang kondisi korban / penderita. Jika korban masih memerlukan
istirahat sementara karena sakitnya maka korban / penderita di serahkan ke
Kompi Markas untuk melaksanakan tugas-tugas ringan sambil melanjutkan
pengobatannya. Jika kondisi korban / penderita sudah mampu
melaksanakan tugasnya semula maka Dantonkes melaporkan ke Dankima
untuk selanjutnya dikembalikan ke kesatuannya semula.

e. Penyiapan Evakuasi Ke Daerah Belakang di Siap Ev.

a) Perencanaan dan persiapan. Perencanaan dan persiapan


evakuasi korban / penderita ke satuan kesehatan atas diawali dari
keputusan Dokter Yon untuk memerintahkan Dantonkes memintakan
evakuasi ke belakang. Korban / penderita yang telah mendapatkan
pengobatan gawat darurat medis serta telah stabil kondisinya dipindahkan
ke bagian Siap Ev. Ta Siap Ev dipanggil Dantonkes dan diberikan petunjuk-
petunjuk perawatan sementara serta perintah penyiapan alat dan obat yang
dibutuhkan untuk perawatan sementara tersebut. Pemindahan korban /
penderita ke bagian Siap Ev dilaksanakan oleh Pok Tandu atas perintah
Dantonkes. Kegiatan Dantonkes selanjutnya adalah melaporkan kepada
Dankima tentang keputusan evakuasi medis korban / penderita yang telah
dibuat oleh Dokter Yon, serta memintakan untuk pelaksanaan evakuasi oleh
satuan kesehatan atas.

b) Pelaksanaan. Ta Siap Ev melaksanakan perawatan sementara


sesuai petunjuk Dantonkes serta membuatan catatan-catatan tentang alat-
alat kesehatan yang dibutuhkan oleh korban / penderita selama evakuasi.
Pencatatan ini dilaporkan ke Baminkes untuk mendapatkan penggantian
dari satuan kesehatan atas pada saat pelaksanaan evakuasi.

3) Pengakhiran. Penyiapan evakuasi di bagian Siap Ev diakhiri bila


korban / penderita telah dievakuasi oleh satuan kesehatan atas serta penggantian
alat-alat kesehatan telah selesai dilaksanakan oleh tim evakuasi dari satuan
kesehatan atas.

22. Pengakhiran Gelar Poslongyon.

a. Pengakhiran kegiatan dilakukan atas perintah dari Dankima.

b. Dokter Batalyon dapat memberikan saran pengakhiran kegiatan kepada


Komandan Batalyon setelah menganalisis intensitas dan efektivitas kegiatan.

c. Setelah diterima perintah pengakhiran kegiatan segera dilakukan :

1) Inventarisasi semua materiil dan instalasi untuk disiapkan dalam


pelaksanaan tugas berikutnya.
2) Pengepakan Matkes dan Matum.
3) Pembongkaran dan pengemasan instalasi.
15

d. Koordinasi rencana pengangkutan personel, materiil dan instalasi


dengan Peleton Angkutan Kima.

23. Evaluasi.

a. Jelaskan bagaimana kegiatan penggelaran Poslongyon pada tugas tempur


serangan !

b. Bagaimana kegiatan penerimaan korban / penderita di POS pada tahap


pelaksanaan !

c. Apa saja yang dilaksanakan pada kegiatan pengakhiran gelar Poslongyon !

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

24. Umum. Dalam melaksanakan Gelar Poslongyon maka dilakukan tindakan


preventif, kuratif, administrasi kesehatan dan evakuasi korban / penderita serta perawatan
secara terbatas sesuai dengan kemampuan yang ada. Agar tindakan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan aman perlu diperhatikan tindakan pengamanan, administrasi
dan saat konsolidasi.

25. Tindakan Pengamanan.

a. Pengamanan Personel . Pengamanan personel Poslongyon mengacu


pada Protap Pengamanan Personel Batalyon.

b. Pengamanan Materiil . Pengamanan materiil kesehatan Poslongyon


mengacu pada Protap Pengamanan Materiil Batalyon.

c. Pengamanan Berita. Pengamanan berita dan bahan laporan


Poslongyon mengacu pada Protap Pengamanan Berita Batalyon.

26. Tindakan Administrasi.

a Pelaporan Korban / Penderita. Dibuat setiap hari dan dilaporkan


kepada Sataf Personel Batalyon.

b Pelaporan Materiil Kesehatan. Dibuat setiap hari dan dilaporkan kepada


Staf Logistik Batalyon.

c. Pelaporan Kegiatan Poslongyon. Dibuat setiap hari dan dilaporkan


kepada Dankima.
16

27. Konsolidasi.

a. Pengecekan personel, materiil dan instalasi setelah tiba kembali di


pangkalan.

b. Tidakan administrasi materiil Poslongyon pada saat satuan kembali ke


pangkalan disesuaikan dengan ketentuan administrasi materiil kesehatan Kesdam
setempat.

28. Evaluasi.

a. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam tindakan pengamanan,


sebutkan dan jelaskan !

b. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam tindakan administrasi ?

c. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam tindakan konsolidasi ?

BAB V
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

29. Umum. Komando dan pengendalian merupakan dua kegiatan yang berbeda
namun saling berkaitan satu sama lain dan menentukan keberhasilan setiap kegiatan.
Berjalannya komando dan pengendalian akan menentukan kelancaran serta keberhasilan
yang pada hakekatnya menyangkut proses penyampaian komando, kendali, komunikasi
dan informasi.

30. Komando. Selama kegiatan Gelar Poslongyon wewenang komando terletak


pada :

a. Danyonif. Danyonif berwenang menyampaikan perintah tentang lokasi


gelar dan saat buka dan tutup Poslongyon serta evakuasi korban ke satuan
kesehatan atas.

b. Dankima. Wewenang Dankima adalah perintah untuk melaksanakan


gelar Poslongyon serta dukungan kebutuhan angkutan, pengamanan dan
makanan.

c. Dokter Batalyon. Wewenang Dokter Batalyon adalah perintah tindakan


teknis medis penanganan korban serta pertimbangan teknis untuk evakuasi korban
ke satuan kesehatan atas.

d. Dantonkes. Wewenang Dantonkes adalah perintah pelaksanaan gelar


Poslongyon dan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan dukungan kesehatan oleh
Poslongyon.
17

31. Pengendalian. Merupakan fungsi pimpinan yang sangat penting dalam


mengendalikan kegiatan Operasional Gelar Poslongyon. Pengendalian dalam
pelaksanaan Gelar Poslongyon berada pada :

a. Danyonif. Danyonif berwenang mengendalikan saat buka dan tutup


Poslongyon serta evakuasi korban ke satuan kesehatan atas.

b. Dankima. Dankima berwenang untuk mengendalikan dukungan


kebutuhan angkutan, pengamanan dan makanan.

c. Dokter Batalyon. Dokter Batalyon berwenang untuk mengandalikan


tindakan teknis medis penanganan korban serta evakuasi korban ke satuan
kesehatan atas.

d. Dantonkes. Dantonkes berwenang untuk mengendalikan pelaksanaan


gelar Poslongyon dan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan dukungan
kesehatan oleh Poslongyon.

32. Evaluasi.

a. Apa yang menjadi wewenang Komando Dantonkes pada kegiatan gelar


Poslongyon !

b. Apa yang menjadi wewenang pengendalian Dantonkes pada kegiatan gelar


Poslongyon !

BAB VI
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian )

33. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan susunan personel Poslongyon !

b. Apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Danru Tandu !

c. Bagaimana kegiatan penerimaan korban / penderita di POS pada tahap


pelaksanaan !

d. Apa saja yang dilaksanakan pada kegiatan pengakhiran gelar Poslongyon !

e. Apa yang menjadi wewenang Komando Dantonkes pada kegiatan gelar


Poslongyon !
RAHASIA
18
18

BAB VII
PENUTUP

34. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara tentang Gelar Poslongyon ini
disusun sebagai bahan ajaran pada Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap II
Kecabangan Kesehatan.

Direktur Kesehatan Angkatan Darat

dr. Daniel Tjen, Sp. S


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai