Anda di halaman 1dari 7

RAHASIA

KOLAKOPS KOREM 121/ALAMBHANA WANAWWAI


SATGAS PAMTAS YONIF 144/JAYA YUDHA

PROSEDUR TETAP
Nomor : R / 03 / VI / 2022

tentang

EVAKUASI PERSONEL OPERASI PENGAMANAN PERBATASAN


SATGAS PAMTAS YONARMED 10/BRADJAMUSTI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Dalam rangka pelaksanaan tugas pengamanan perbatasan, perlu adanya


upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas sehingga tugas pokok dapat
terlaksana dengan maksimal dan menghindari jatuhnya korban seminimal mungkin,
maka perlu di rencanakan pelaksanaan evakuasi sehingga hal-hal yang tidak perlu
terjadi di daerah perbatasan seperti jatuhnya korban personel.

b. Guna menunjang serta mendukung pelaksanaan tugas sebagai satuan


pengaman di daerah perbatasan maka Yonarmed 10/Bradjamusti perlu menyusun
prosedur tetap evakuasi bagi personel Operasi Pamtas, yang dapat dijadikan
petunjuk dalam pelaksanaan evakuasi di daerah perbatasan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai pedoman bagi seluruh anggota Yonarmed


10/Bradjamusti dalam pelaksanaan pengamanan di daerah perbatasan, baik dalam
perencanaan, persiapan, koordinasi maupun pelaksanaan.

b. Tujuan. Agar personel pengamanan perbatasan Yonarmed


10/Bradjamusti mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan sehingga tugas
pokok pengamanan perbatasan dapat berjalan dengan baik dan aman.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Protap ini disusun meliputi ketentuan-
ketentuan kegiatan evakuasi dan disusun dengan tata urutan sebagai berikut.

a. Pendahuluan.

b. Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab.

c. Pentahapan Pelaksanaan Evakuasi.

d. Penutup.

RAHASIA
2

4. Dasar.

a. Surat Telegram Nomor ST//2022 tanggal 2022 tentang perintah agar


Merencanakan dan Menyiapkan Yonarmed 10/Bradjamusti merotasi Yonarmed
19/Bogani di Wilayah Kalimantan Barat yang akan Purna Tugas Operasi Pamtas
RI-Malaysia TA. 2023; dan

b. Pertimbangan Komando dan Staf Yonarmed 10/Bradjamusti.

BAB II
ORGANISASI DAN TUGAS TANGGUNG JAWAB

5. Organisasi. Pengorganisasian disusun berdasarkan pertimbangan taktis dan


disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga Peleton kesehatan dapat memberikan
dukungan kesehatan secara maksimal kepada Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed
10/Bradjamusti.

a. Tingkat Batalyon.

1) Dokter Batalyon.
2) Bintara Administrasi Kesehatan (Baminkes).
3) Bintara Pengobatan Berat (Ba Obber).
4) Komandan Kelompok Tandu (Danpok Tandu).
5) Tamtama Tandu (Ta Tandu).

b. Tingkat Kompi.

1) Bintara Kesehatan Kompi (Bakeski).


2) Tamtama Kesehatan Kompi (Takeski).

c. Tingkat Pos.Bintara/Tamtama Kesehatan Pos.

6. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Dokter Batalyon.

1) Memeriksa, mendiagnosa, mengobati pasien.

2) Memantau setiap perkembangan di bidang Kesehatan.

3) Melaksanakan pengobatan terhadap anggota yang mengalami sakit.

4) Memberikan arahan terhadap personel kesehatan yang ada dipos


maupun di Kotis.

5) Memberikan nasehat.

6) Melaporakan perkembangan kesehatan personel kepada Dansatgas.


3

b. Bintara Administrasi Kesehatan (Baminkes).

1) Menyelenggarakan administrasi kesehatan yang berkaitan dengan


pasien yang ditangani oleh Kotis, logistik kesehatan dan peleton kesehatan
secara keseluruhan.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Komandan


Peleton Kesehatan.

c. Bintara Pengobatan Berat (Baobber).

1) Membantu Dokter Batalyon dalam pemberian pengobatan berat


dibantu oleh Bintara Bedah Lapangan.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

d. Komandan Kelompok Tandu (Danpok Tandu).

1) Memimpin pelaksanaan evakuasi serta menyempurnakan longdarlap


yang telah diberikan.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

e. Tamtama Tandu (Tatandu).

1) Melaksanakan evakuasi pasien sesuai perintah danpok tandu.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Danpok


Tandu.

f. Bintara Kesehatan Kompi (Bakeski).

1) Melaksanakan tindakan medis sesuai arahan dari Dokter batalyon.


2) Mengkoordinir terlaksananya kesehatan Kompi.

g. Tamtama Kesehatan Pos.

1) Melaksanakan tindakan medis sesuai arahan dari Dokter batalyon.


2) Melaporkan setiap perkembangan bidang kesehatan di pos kepada
Dokter Batalyon.

7. Jalur Evakuasi.

a. Dari satuan keslap dan instansi kesehatan setempat selanjutnya dirujuk ke


RSUD Dr. Soedarso Pontianak atau ke RSU (RSUD Kapuas Hulu, RSUD Sintang
dan RSUD Sanggau) apabila berlanjut dirujuk ke RS Dr. Soedarso Pontianak.

b. Sebagai Top Revelar adalah RSPAD Jakarta dengan skala prioritas dan
urgensinya, ditentukan oleh Dokter/tenaga medis yang berwenang.
4

8. Fasilitas Perawatan.

a. Di wilayah Kalimantan Barat disiapkan RSUD Dr Soedarso Pontianak.

b. Instansi kesehatan setempat baik milik jajaran TNI maupun milik Pemda
setempat.

BAB III
PENTAHAPAN PELAKSANAAN EVAKUASI

9. Umum. Untuk melaksanakan suatu kegiatan evakuasi dalam rangka


mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada waktu melaksanakan kegiatan
pengamanan di daerah perbatasan RI-Malaysia, perlu adanya suatu ketentuan-ketentuan
yang akan dijadikan pedoman agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar
dan aman sehingga perlu dibuat rencana evakuasi dari sebelum sampai dengan selesai
kegiatan. Dengan demikian apa yang akan dilaksanakan dapat disiapkan terlebih dahulu.

10. Ketentuan-ketentuan Evakuasi.

a. Sebelum pelaksanaan evakuasi.

1) Membuat rencana evakuasi.


2) Menyiapkan personel dan Alkap kesehatan.
3) Melaksanakan peninjauan pos evakuasi di lapangan.
4) Koordinasi dengan instansi/aparat terkait yang ada di daerah tersebut
antara lain :

a) Koramil.
b) Polsek.
c) TNI-AL.
d) Puskesmas dan RSUD.
e) Pemerintah setempat/Desa dan Kecamatan.

b. Pelaksanaan evakuasi.

1) Evakuasi darat dengan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.

a) Melaksanakan pengecekan dan pemeriksaan terhadap


pasien/korban dengan memberikan pertolongan pertama di lapangan
serta mengecek kendaraan yang akan di gunakan.

b) Pasien/korban dari Pos Pamtas diantar oleh 1 (satu) orang


pengawal/tenaga medis sampai ketitik daerah evakuasi.

c) Adakan koordinasi dengan aparat/instansi setempat.

d) Danton/Danpos Pamtas melaporkan kejadian kepada Danki


Satgas Pamtas, kemudian Danki Satgas Pamtas melaporkan
kegiatan evakuasi anggotanya kepada Dansatgas Pamtas.
5

2) Evakuasi Laut/Sungai.

a) Bergerak menggunakan kapal kayu, Speed Boat dan Kapal


dengan memperhatikan situasi alam dan faktor keamanan.

b) Masing-masing personel termasuk pasien/korban melepas


sepatu dan diikatkan pada badan kapal/perahu termasuk
perlengkapan lainnya sehingga bila terjatuh ke air akan mudah untuk
berenang.

c) Danton/Danpos Pamtas melaporkan pelaksanaan evakuasi


kepada Danki Satgas Pamtas, kemudian Danki Satgas Pamtas
melaporkan kegiatan evakuasi anggotanya kepada Dansatgas
Pamtas.

d) Masing-masing personel menggunakan perlengkapan


keselamatan perorangan.

3) Evakuasi Udara.

a) Bergerak menggunakan pesawat atau helikopter.

b) Masing-masing personel termasuk pasien/korban melepas


sepatu dan diikatkan ke pesawat/helikopter termasuk perlengkapan
lainnya.

c) Danton/Danpos Pamtas melaporkan pelaksanaan evakuasi


kepada Danki Satgas Pamtas, kemudian Danki Satgas Pamtas
melaporkan kegiatan evakuasi anggotanya kepada Dansatgas
Pamtas.

c. Setelah pelaksanaan evakuasi.

1) Mengecek personel dan perlengkapan yang digunakan pada saat


evakuasi.

2) Mengamankan Alkap kesehatan yang digunakan.

3) Membuat laporan kepada Dansatgas Pamtas.

11. Prosedur Evakuasi.

a. Sebelum pelaksanaan.

1) Apabila ada penderita/pasien di pos Pamtas maka pertolongan


pertama dilakukan oleh Bakes/Takes di pos pamtas tersebut.

2) Bakes/takes melaporkan kepada Dokter Batalyon tentang identitas,


keadaan umum, keluhan utama, tanda-tanda vital, serta obat yang telah
diberikan kepada pasien.
6

3) Bakes/Takes melaksanakan tindakan medis kepada Pasien sesuai


arahan dari Dokter Batalyon.

4) Apabila Bakes/Takes di Pos Pamtas dianggap mampu menangani


pasien, maka pasien cukup dirawat di Pos saja, akan tetapi apabila
Bakes/Takes dianggap tidak mampu menangani, maka Dokter Batalyon
menyarankan kepada Komandan Satgas agar pasien tersebut di Evakuasi
ke Rumah Sakit wilayah terdekat.

5) Sesuai petunjuk dari Komandan Satgas maka Dokter satgas


memerintahkan Bakes/Takes di Pos pamtas agar segera mengevakuasi
pasien tersebut dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

b. Pelaksanaan evakuasi.

1) Setelah menerima perintah dari Dokter satgas Bakes/Takes di Pos


Pamtas segera membuat perencanaan Evakuasi, menyiapkan alkap
kesehatan yang diperlukan.

2) Pasien di Evakuasi dengan menggunakan sarana transportasi baik


dari darat, air, maupun dari udara sesuai dengan kondisi medan di daerah
tersebut dengan didampingi oleh seorang tenaga medis di Pos Pamtas
tersebut sampai di titik evakuasi yang dituju.

3) Selama dalam perjalanan evakuasi, kondisi pasien harus selalu di


pantau oleh pendamping atau tenaga medis.

4) Setelah sampai pada titik evakuasi maka pendamping segera


menyerah terimakan pasien kepada petugas Rumah sakit yang dituju.

5) Pendamping segera melaporkan kepada dokter satgas dan kepada


Danton/Danpos bahwa proses evakuasi telah selesai dilakukan, kemudian
Danton/Danpos melaporkan kepada Danki selanjutnya Danki melaporkan
kepada Dansatgas.

c. Setelah pelaksanaan evakuasi. Selama perawatan di Rumah Sakit


pendamping harus selalu melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter
satgas sampai dengan kondisi pasien benar-benar bagus dan siap dikembalikan ke
Pos Pamtas untuk melaksanakan tugas selanjutnya.
7

BAB IV
PENUTUP

10. Penutup. Demikian Protap evakuasi personel satgas pamtas ini dibuat sebagai
pedoman bagi setiap anggota Satgas Yonarmed 10/Bradjamusti agar kegiatan evakuasi
di daerah perbatasan RI-Malaysia dapat berjalan aman, tertib dan lancar sesuai dengan
yang diharapkan. Hal-hal yang belum tercantum dalam Protap ini akan disampaikan
secara parsiil di lapangan.

Dibuat di Bogor
pada tanggal Juni 2022 , dalam Kota atau
Desa,Februari 2019

Komandan Satgas Yonarmed 10/Bradjamusti,

Nama
Pangkat Korps NRP

Anda mungkin juga menyukai