BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Diksarcabkes.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Departemen ini disusun dengan tata
urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Dasar-dasar POL.
c. POL tanpa tandu.
d. POL dengan tandu.
e. POL dalam berbagai situasi dan kondisi medan.
f. Evaluas Akhir Pelajaran.
g. Penutup.
2
RAHASIA
4. Referensi.
b. NSS tentang Pengangkutan Orang Luka Kep. Dirkesad No. Kep / 275 / VIII /
2007.
BAB II
DASAR – DASAR PENGANGKUTAN ORANG LUKA
8. Pengangkutan Darurat.
d. Hal yang harus dilakukan pada pemindahan darurat adalah menjaga agar
jalan nafas bebas dari sumbatan. Oleh karenaitu pada setiap pemindahan darurat
terhadap korban trauma atau penderita penyakit – penyakit tertentu penilaian jalan
nafas dan jaminan jalan nafas yang bebas mutlak dilakukan.
a. Gunakan gerakan – gerakan yang alami dari sistem tubuh, baik pada saat
b. mengangkat maupun berpindah tempat.
b. Ketahui dengan baik kemapuan dan batasan kemapuan fisik sendiri.
c. Selalu memperhatikan tumpuan kaki yang kokoh saat bergerak.
Gunakan otot – otot lengan bukan otot punggung saat mengangkat atau
menurunkan korban.
d. Pertahankan posisi punggung yang lurus dan gunakan otot lengan, bahu
4
a. Aba-aba peringatan harus diucapkan dengan pendek dan jelas, bagi para
anggota pengangkut (tandu) merupakan tanda bahwa tidak lama lagi akan
menyusul aba-aba untuk melakukan gerakan tertentu.
12. Tehnik Ekstraksi. Ekstraksi adalah pemindahan darurat penderita dari tempat
kejadian menuju tempat yang lebih aman dan memungkinkan untuk dilakukannya
pertolongan pertama/ darurat. Prinsip dari pemindahan darurat ini adalah jalan nafas
harus terbuka dan memperhatikan kemungkinan terjadinya cedera pada leher dan tulang
belakang. Contoh-contoh keadaan dimana korban tidak memungkinkan diberikan
pertolongan di tempat kejadian adalah :
c. Teknik Ekstraksi.
a) Skope Strecher.
6
c) Vakum Matras.
13. Evaluasi.
BAB III
PENGANGKUTAN ORANG LUKA TANPA TANDU
14. Umum. Pengangkutan korban tanpa tandu adalah cara yang paling
sederhana dan dapat dilakukan dimana saja. Oleh karena itu cara ini dikuasai dan
dipahami oleh setiap pengangkut.
15. Posisi korban. Langkah pertama dari pengangkutan korban tanpa tandu
adalah mengatur posisi korban. Pada korban yang sadar pengangkut dapat mengatakan
tentang cara dan posisi korban dalam pengangkutan, sehingga korban akan dapat
bekerja sama selama proses pengangkutannya, Pada korban yang tidak sadar seringkali
posisi korban harus digulingkan agar tertelungkup atau terlentang sesuai cara
pengangkutan yang akan dilakukan.
1) Menjulang.
9
g) Keuntungan
h) Kerugian
i) Larangan
2) Memapah.
e) Keuntungan.
g) Larangan.
3) Membopong
f) Kerugian
4) Menggendong.
12
c) Keuntungan
e) Larangan
1) Memapah.
13
c) Keuntungan.
e) Larangan.
2) Cara berbaring.
14
(1) Penderitadibaringkanterlentang
(2) Penolong berdiri bersisian pada bagian anggota tubuh
dari penderita yang kurang sakit.
(3) Aba-aba "JONGKOK" pengangkut berjongkok dengan
patokan lutut yang di atas adalah searah kepala penderita'
(4) Aba-aba “PEGANG" pengangkut memasukan kedua
tangannya ke bawah tubuh penderita hingga batas siku-siku.
(5) A-ba-aba "ANGKAT" penderita diangkat diletakan di
Atas paha penolong, sambil memperbaiki posisi tangan
pengangkut'
(6) Aba-aba "BERDlRl" pengangkut bersama-sama berdiri,
sambil merapatkan tubuh korban ke badan pengakut.
7) Pada aba-aba 'PEGANG" pengangkut tertua bertanya "
Stop ....? " bila tidak ada jawaban berarti sudah siap baru
penderita diangkat.
c) Keuntungan.
d) Kerugian.
e) Keuntungan
f) Kerugian.
g) Larangan.
g) Keuntungan.
17. Evaluasi.
BAB IV
PENGANGKUTAN ORANG LUKA DENGAN TANDU
18. Umum. Pengangkutan orang luka dengan tandu adalah yang terbaik
karena mendekati kesempurnaan, karena letak penderita dapat diatur sesuai dengan
sakitnya atau lukanya.
a. Satu tandu dilayani oleh dua, tiga atau empat orang pengangkut
dan merupakan satu kelompok tandu. Anggota yang tertua ditunjuk sebagai
DANPOK TANDU.
1) Pakaian Loreng TNl, Helm Two and One, sepatu lapangan Hitam
dengan tanda pengenal Palang Merah diatas dasar putih dilengan kiri.
2) Memiliki KTA Kesad ( sesuai KonvensiJenewa ).
3) Jerat Pikul.
b. Tas pertolongan pertama yang berisi pembalut cepat, kain segitiga, gunting,
pembalut serta obat - obatan, sediaan (preparat) sulfa dalam bentuk tepung(puder)
dan tablet. Tas ini (pembantu perawat set ) dibawa oleh Danpok Tandu,anggota
No. 1.
19
b. Cara mengangkut orang luka dengan tandu dapat dilakukan dalam berbagai
cara, menurut situasi.pertempuran dan kondisi lapangan / medan.
25. Evaluasi.
BAB V
POL DALAM BERBAGAI SITUASI DAN KONDISI MEDAN
digunakan, serta alat angkut apa yang akan digunakan, serta alat angkut apa yang
tersedia.
3) Menempatkan Penderita.
Pengangkutan orang luka-luka atau sakit melewati air, apakah itu di sungai, danau
atau laut dapat menggunakan bermacam-macam alat angkut, baik yang sudah
dirancang memang untuk ambulans air ataupun alat angkut yang bersifat
improvisasi.
30. Evaluasi.
RAHASIA
f. Untuk POL dengan luka Parut melintang, apakah yang perlu diperhatikan
27
BAB VIII
PENUTUP
32. Penutup. Demikian Naskah departemen ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi gadik dan pasis dalam proses belajar mengajar Pengangkutan
Orang Luka Diksarcabkes.
RAHASIA