Anda di halaman 1dari 15

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

PUSAT KESEHATAN

PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN


PROGRAM TA. 2018

tentang

HUBUNGAN PREDIKSI MORTALITAS DAN TINGKAT KERENTANAN


PADA PRAJURIT TNI AD YANG TERINFEKSI HIV

Jakarta, 2017
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
PUSAT KESEHATAN

PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) / TERM OF REFERENCE (TOR)
PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN TNI AD

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pertahanan

Unit Eselon I : Markas Besar Angkatan Darat

Program : Program Dukungan Kesiapan Matra Darat

Hasil : Tercapainya tingkat kesiapan personel dalam rangka


pencapaian sasaran pembinaan kekuatan kemampuan
TNI AD menuju MEF

Unit Eselon II / Satker : Pusat Kesehatan Angkatan Darat


Kegiatan : Penelitian dan pengembangan Insani

Indikator Kinerja Kegiatan : Prosentase (%) terlaksananya penelitian, pengkajian,


pengembangan dan rancang bangun serta evaluasi
untuk meningkatkan kemampuan materiil, personel dan
organisasi

Sub Kegiatan : Hubungan Prediksi Mortalitas dan Tingkat Kerentanan


Prajurit TNI AD yang Terinfeksi HIV

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan hasil kegiatan Litbang Insani

Volume : 1 (satu)

A. Latar Belakang.

1. Dasar hukum tugas fungsi/kebijakan.

a. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2011


tanggal 30 Desember 2011 tentang Penelitian dan Pengembangan bidang
Pertahanan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia;

b. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/29-02/XII/2013


tanggal 6 Desember 2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penelitian
dan Pengembangan Insani; dan

c. Keputusan Puskesad Nomor Kep/570/XII/2016 tanggal 29 Desember


2016 tentang Program Kerja dan Anggaran Puskesad TA.2018.
2

2. Gambaran Umum.

Infeksi HIV merupakan pandemi global. Pada tahun 2014, sejumlah 36,9
juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 1,8 juta orang
meninggal karena AIDS pada tahun 2010. Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan angka kematian pada tahun 2005, yaitu 2,2 juta orang di seluruh
dunia. (https://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology of HIV/AIDS, 2016).

Di Indonesia sampai dengan tahun 2015 menurut UNAIDS 2016, terdapat


690000 orang yang menderita infeksi HIV, dengan 35000 kematian yang
berhubungan dengan AIDS. Penggunaan terapi antiretrovirus menurunkan
morbiditas dan mortalitas infeksi HIV. Individu dengan HIV dapat bertahan hidup
seperti individu sehat dan mengalami proses menua.

Infeksi HIV merupakan infeksi kronik ditandai dengan kondisi


imunodefisiensi progresif, peradangan kronik dan infeksi oportunistik yang berat.
Pasien dengan infeksi HIV stadium 4 umumnya dalam kondisi klinis yang buruk
sehingga meningkatkan dependensi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal
ini berbeda dengan pasien dengan infeksi HIV stadium 1-3. Pada stadium ini
pasien dengan infeksi HIV dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari layaknya
orang sehat. Namun di masyarakat pasien dengan infeksi HIV dianggap tidak
mampu lagi untuk melaksanakan aktivitas dan kegiatannya sehingga tidak jarang
mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam bekerja.

Ketidakmampuan pasien dengan infeksi HIV dalam melakukan kegiatan


sehari-hari berhubungan dengan kondisi frailty. Frailty didefinisikan sebagai
keadaan meningkatnya kerentanan yang berhubungan dengan proses menua
dan menurunnya kapasitas fungsional tubuh. Seseorang dikatakan frailty jika
memenuhi 3 dari 5 kriteria fenotip menurut Fried, et al, yaitu rendahnya
kemampuan genggam tangan (low grip strength),energi, kecepatan berjalan,
aktivitas fisik dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Tabel 1. Kriteria fenotip frailty berdasarkan Fried, dkk. (Ianas, Berg,


Mohler, Wendel , & Klotz, 2012)

a. Shrinking measured unintentional weight los ≥ 10 pounds in the pror year


Slowness : decreased walking time as defided by a timed 15-foot walk test;
time adjusted for gender and standing height < 159 cm who walked 15 feet in
< 7 seconds are considered frail; men ˃ 173 cm and women ˃ 159 cm who
walked 15 feet in ˃ 6 seconds are considered frail:

b. Weakness : decreased grip strength measured by a dynamometer; value


adjusted for sex and body mass index (BMI). Men with a BMI ≤ 24 are
considered frail if the grip strength (kg) is ≤ 29; for a BMI of 24. 1 to 28, a
man is frail if the grip strength is ≤ 30; and for a BMI ˃ of ≤ 23 is of 23.1 to 26
is considerad frail if the grip strength is ≤ 17.3; a BMI of 26.1 to 26.1 to 29 is
considered frail if the grip strength is ≤ 17.3; a BMI of ˃ 29 is consigdered
frail if the grip strength is ≤ 21;
3

a. Low physical activity level : a weighted score of kilocalories expended per


week measured by the Minneota Leisure Time Activity Questionnaire that
asks about activities like daily living, sports, and hobbies. There is frailty when
males use < 383 kcal/week and females < 270 kcal/ week 12;

b. Exhaustion : self-reported by answering 2 questions from the conter for


epidemiologic studies depression scale. 13 the questions asked were how
often in the last week did you feel: (a) that everything I did was an effort; or
(b) I could not get going. Aswers were 0 =less thn 1 day 1=1 to 2 days, 2 days,
2 =3 to 4 days, and 3 = most of the time . Answereng 2 or 3 to either of these
questions a positive criterion for frailty.

Veterans Aging Cohort Risk Index (VACS Index) merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk memprediksi mortalitas 30 hari di ruang perawatan
intensif, 1 tahun risiko hospitalisasi dan 5 tahun mortalitas pasien HIV. VACS
index juga memprediksi kejadian risiko jatuh, dan berhubungan dengan massa
otot, status fungsional, fungsi neurokognitif dan marker untuk frailty. (Akgun,
2014). VACS index berupa skor yang terdiri dari usia, jumlah absolut CD4,
jumlah virus HIV RNA, nilai hemoglobin, indeks fibrosis hari, nilai Estimated
Golmerular Filtration Rate, dan koinfeksi hepatitis C. Skor yang keluar akan
menentukan mortalitas pasien dalam 5 tahun.

Penelitian Brothers, dkk (Brothers, et al., 2014) memasukkan VACS index


sebagai alat untuk menentukan tingkat frailty. Hal ini dilatarbelakangi oleh
kekurangan alat pengukur frailty yang lain. Keunggulan VACS index adalah
melibatkan umur, dan tidak memerlukan tes fisik sehingga dapat dilakukan pada
pasien rawat inap dan imobilisasi.Menurut penelitian tersebut, skor VACS index
berhubungan dengan kekuatan ekstrimitas bawah dan gangguan kognitif.
Kelemahan dari penelitian Brothers, dkk adalah penelitian ini belum dapat
menunjukkan rentang skor pada VACS index yang mana yang dapat memenuhi
kriteria frailty pada pasien HIV.

Frailty menunjukkan terdapatnya efek kumulatif yang dipengaruhi usia,


sistem fisiologis dan mekanisme homeostatik. Individu yang rentan ini umumnya
sering mengeluhkan tentang kesehatannya, disabilitas yang berfluktuasi,
menurunnya status fungsional, meningkatnya risiko jatuh, delirium bahkan
kematian, yang menyebabkan meningkatnya angka rawat inap di rumah
sakit.(Xue, 2011)

Menurut penelitian Kooija,dkk (Kooija, et al., 2016) individu yang terinfeksi


HIV memiliki kecenderungan lebih frailty dibandingkan dengan individu sehat
pada seluruh kategori umur. Menngkatnya penggunaan terapi antiretrovirus
menyebabkan meningkatnya penyakit-penyakit yang tidak berhubungan dengan
AIDS pada pasien yang terinfeksi HIV (HIV associated non AIDS).

4
Frailty ini berhubungan dengan kondisi HANA (HIV Associated Non AIDS).
Kondisi HANA berhubungan dengan aktivasi sistem imunitas seperti CD14,

CD163, CD16+Monosit, HLA-DR+/CD38+CD8T cell dan marker imun lain


seperti CD45RA+CCR7- CD4+ T cells, sitokin proinflamasi seperti: . interleukin-
6, TNF.(Brothers, et al., 2014)

Risiko frailty meningkat non linier dengan umur dan lamanya terinfeksi
HIV. Frailty juga berhubungan dengan CD4<350 sel/mm3, jumlah virus ≥50000
kopi/mL dan AIDS.

Data Pusat Kesehatan Angkatan Darat (PUSKESAD) menyatakan


terdapat 1.160 pasien HIV yang berada di lingkungan TNI AD dan Departemen
Pertahanan Republik Indonesia sampai tahun 2016. Sebanyak 636 pasien
berasal dari militer aktif. RSPAD Gatot Soebroto Puskesad sebagai Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat memiliki sarana pendukung untuk pasien yang terinfeksi
HIV berupa klinik VCT (Voluntary Counceling Testing Clinic) . Klinik ini
memberikan pelayanan kesehatan kepada prajurit TNI dan masyarakat umum
yang terinfeksi HIV.

Tidak hanya pelayanan, klinik VCT juga mengumpulkan data yang terkait
dengan pasien-pasien tersebut. Sejak 2004 s.d. 2016 tercatat 1380 pasien yang
berobat. Sebanyak 266 pasien masih tercatat sebagai militer aktif. Sampai saat
ini belum ada penilaian status fungsional dan frailty pada pasien-pasien tersebut.
Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang mampu laksana untuk menilai
status fungsional dan frailty pasien militer aktif yang terinfeksi HIV, sehingga
beban tugas pasien tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatannya.
VACS index selain sebagai alat memprediksi mortalitas pasien HIV, juga
diharapkan dapat menjadi penentu tingkat frailty pada pasien HIV. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari rentang nilai skor VACS index yang dapat menentukan
kondisi frailty pada pasien HIV.

B. Penerima Manfaat.

1. Bagi TNI AD, menurunkan angka kejadian cedera stress fraktur pada prajurut
siswa wanita TNI AD.

2. Bagi prajurit TNI, Mengoptimalkan status kesehatan prajurit yang mangalami


cedera stress fraktur dengan menyesuaikan kemampuan fungsional dan pekerjaannya.

3. Bagi masyarakat ilmiah


Menyumbangkan pengetahuan tentang status fungsional dan kondisi pasien
yang mengalami cedera stress fraktur

5
C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metodologi Penelitian

a. Kerangka Teori

FAKTOR INTRINSIK: FAKTOR EKSTRINSIK:


1. Gaya hidup (merokok , 1. Latihan fisik
konsumsi minuman 2. Perlengkapan olahraga
alkohol)
3. Intensitas latihan
2. Disfungsi menstruasi
3. Kekerasan tulang
4. Berat badan
5. Massa otot
6. Usia
7. Genetik
8. Konsumsi kalsium

PRAJURIT SISWA WANITA TNI AD

STRESS FRAKTUR

b. Kerangka Berpikir
Latihan Fisik

Stress fraktur

Status kesehatan

c. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah prajurit siswa wanita yang
telah dinyatakan lulus seleksi dan mendapatkan hak untuk menjalani
pendidikan dasar militer. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik total sample atau sampling jenuh ini termasuk ke dalam
bagian non probability sampling.

d. Desain Penelitian dengan cross sectional

NO. NAMA VARIABEL DEFINISI SKALA

1 2 3 4
1 Stress fraktur Merupakan akibat dari Nominal
serangkaian
microfracture yang tidak
sembuh oleh adanya
trauma yang berulang-
ulang dan sering, atau
oleh intensistasnya
yang cukup besar
2 Latihan fisik Merupakan aktifitas yang nominal
dilakukan untuk
meningkatkan atau
memelihara kebugaran
tubuh yang meliputi lari,
push up, situp, pull up,
renang, dan lain-lain
dengan atau tanpa beban.

e. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Akademi Militer Magelang pada tahun 2017.
Penelitian yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pembuatan
laporan dan evaluasi penelitian.

ALUR PENELITIAN

PENGAMBILAN DATA JUMLAH PRAJURIT SISWA WANITA


YANG MENGALAMI CEDERA STRESS FRAKTUR.

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

LAPORAN HASIL PENELITIAN

D. Strategi Pencapaian Keluaran.

1. Tahapan, Waktu dan Lokasi Pelaksanaan.

a. Tahapan Pelaksanaan :

1) Tahap Perencanaan

a) Menyusun rencana personel peneliti


b) Merencanakan tugas dan tanggung jawab anggota peneliti
c) Menyusun rencana metoda dan sistematika pelaksanaan
Litbang
d) Merencanakan jadwal waktu pelaksanaan Litbang
e) Mencari literature sebagai referensi dalam melaksanakan
Litbang

2) Tahap Persiapan

a) Melaksanakan rapat anggota Pokja Litbang guna persiapan


sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Pokja
Litbang guna persiapan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Pokja Litbang menentukan metode Litbang yang
akan dipakai
b) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan
c) Menyiapkan fasilitas alat-alat yang diperlukan untuk
penelitian

3) Tahap Pelaksanaan :

Pengambilan data departemen kesehatan akademi militer

4) Tahap Pengakhiran :

a) Evaluasi pelaksanaan Litbang


b) Laporan pelaksanaan Litbang

b. Waktu Pelaksanaan

1) Tahap Perencanaan : Januari s.d. Maret 2017


2) Tahap Persiapan : April s.d. Mei 2017
3) Tahap Pelaksanaaan : Mei s.d. November 2017
4) Tahap Pengakhiran : November s.d. Desember 2017

c. Lokasi Penelitian

Akademi Militer Magelang

2. Pengorganisasian.

a. Struktur Organisasi

KAGIAT

TIM KONSULTAN WASDALLAKGIAT

KALAKGIAT

SETMINLOG

TIM DESAIN TIM PUL DATA TIM OLAH DATA TIM SUN LAP

b. Susunan Organisasi

a) Kagiat : Kapuskesad

b) Tim Konsultan : a) Ketua Tim HIV AIDS RSPAD Gatot


Soebroto Puskesad
b) Kepala Klinik VCT RSPAD Gatot
Soebroto Puskesad

c) Wasdallakgiat : Dirbinum Puskesad


d) Kalakgiat : Waka RSPAD Gatot Soebroto Puskesad

e) Setminlog : Kabaglitbang Sdirbincab Puskesad

f) Tim desain : dr.Deka Larasati,Sp.PD., M.Biomed.

g) Tim pul data : Letkol Ckm Dr. Waras Budiman, M.Sc

h) Tim olah data : Elisabeth SL Handayani, S.K.M, M.K.M

i) Tim sun lap : Kolonel Ckm Dr.dr.Soroy Lardo, Sp.PD.

12

c). Tugas dan Tanggung Jawab.

a) Kepala Kegiatan.

(1) Mengajukan rencana pelaksanaan kegiatan Litbang


Insani.

(2) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan


Litbang Insani sesuai ketentuan yang berlaku.

(3) Memimpin, mengendalikan dan mengawasi


pelaksanaan kegiatan Litbang Insani.

(4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab


kepada Kasad.

b). Tim Konsultan. Memberikan saran dan masukan baik


secara tertulis maupun tidak tertulis kepada Kagiat tentang hal-hal
yang berkaitan dengan materi kegiatan Litbang Insani sesuai
bidangnya.
c) Wasdallakgiat.
(1) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan Litbang Insani.

(2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab


kepada Kagiat.

d) Kepala Pelaksana Kegiatan.


(1) Merencanakan, menyiapkan dan mengorganisir
personel dan peranti lunak kegiatan Litbang Insani.

(2) Memimpin dan mengawasi tim pelaksana dalam


kegiatan Litbang Insani.
(3) Mengoordinir dan sinergikan kegiatan Litbang Insani
dengan satuan terkait.

(4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab


kepada kepala kegiatan.

e). Setminlog.
(1) Merencanakan administrasi dan logistik kegiatan
Litbang Insani.

(2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab


kepada kepala pelaksana kegiatan.

13

f. Tim Desain (Perancang).


(1) Merencanakan dan mengkoordinasikan tentang
desain Litbang Insani dengan konsultan dan kesatuan
terkait.
(2) Membuat desain dan menyusun perangkat desain.
(3) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala pelaksana kegiatan.
g. Tim Pengumpul Data.
(1) Merencanakan kegiatan pengumpulan data.
(2) Melakukan pengamatan lapangan selama kegiatan
penelitian.
(3) Melakukan wawancara, diskusi dan kuisioner dengan objek
penelitian.

(4) Mengumpulkan data yang didapat dari objek penelitian.

(5) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


kepala pelaksana kegiatan.

h. Tim Pengolah Data.


(1) Merencanakan kegiatan pengolahan data.
(2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengolahan
data.
(3) Menginventarisasi, mengklarifikasi, mengkatagorisasi,
mentabulasi, menganalisis dan mengevaluasi data.
(4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala pelaksana kegiatan.
i. Tim Penyusun Laporan.
(1) Menyusun laporan hasil penelitian.
(2) Melengkapi semua lampiran yang diperlukan untuk
melengkapi laporan hasil penelitian.

(3) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


kepala pelaksana kegiatan.

14

E. Waktu Pencapaian Keluaran.

Penelitian dilaksanakan selama satu tahun mulai dari perencanaan sampai


pengakhiran (Januari s.d. Desember 2018)

TAHAP KEGIATAN PENELITIAN

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
NO URAIAN KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Tahap Perencanaan
a. Menyusun rencana personel peneliti
b. Merencanakan tugas dan tanggung jawab anggota peneliti
c. Menyusun rencana metoda dan sistematika pelaksanaan Litbang
d. Merencanakan anggaran dan kebutuhan bahan penelitian
e. Merencanakan literature sebagai referensi daklam melaksanakan litbang
f. Mencari literature sebagai referensi dalam melaksanakan litbang
2 Tahap Persiapan
a. Melaksanakan rapat anggota Pokja Litbang guna persiapan sesuai tugas
dan tanggung jawab masing-masing anggota Pokja Litbang
b. Menentukan metode yang akan dipakai
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Menyiapkan fasilitas alat-alat yang diperlukan
3 Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Kuesioner
b. Observasi dan penitaian status fenotipe menurut Fried
c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
4 Tahap Akhir
a. Evaluasi pelaksanaan
b. Laporan pelaksanaan
c. Publikasi
15

a. Belanja Non Material


No. Jenis Kegiatan Volume Harga Satuan Total Harga
1 2 3 4 5
I Tahap Perencanaan
a. Menyusun rencana personel peneliti
Snack 2x 10 x 1 Rp. 10,000 Rp. 200,000
Makan 2x 10 x 1 Rp. 32,000 Rp. 640,000
Laporan rencana personel peneliti Rp. 1,500,000 Rp. 1,500,000
b. Merencanakan tugas dan tanggung jawab anggota peneliti
Snack 2x 10 x 1 Rp. 10,000 Rp. 200,000
Makan 2x 10 x 1 Rp. 32,000 Rp. 640,000
Laporan perencanaan dan tanggung jawab anggota peneliti Rp. 1,500,000 Rp. 1,500,000
c. Menyusun rencana metoda dan sistematika pelaksanaan Litbang
Snack 2x 10 x 2 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 10 x 2 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
Laporan perencanaan metode dan sistematika pelaksanaan Litbang Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
d. Merencanakan anggaran dan kebutuhan bahan penelitian
Snack 2x 10 x 2 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 10 x 2 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
Laporan perencanaan anggaran dan kebutuhan bahan penelitian Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
e. Merencanakan literature sebagai referensi daklam melaksanakan litbang
Snack 2x 10 x 2 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 10 x 2 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
f. Mencari literature sebagai referensi dalam melaksanakan litbang
Literatur pelaksanaan Litbang Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
II Tahap Persiapan
a. Melaksanakan rapat anggota Pokja Litbang guna persiapan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Pokja Litbang
Snack 2x 10 x 5 Rp. 10,000 Rp. 1,000,000
Makan 2x 10 x 5 Rp. 32,000 Rp. 3,200,000
Laporan rapat pokja Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
b. Menentukan metode yang akan dipakai
Survei lokasi pengambilan sampel (4 lokasi)
Makan Rp. 5,120,000 Rp. 5,120,000
Akomodasi 4 lokasi Rp. 35,180,000 Rp. 35,180,000
Transportasi 4 lokasi Rp. 38,598,000 Rp. 38,598,000
Honor Rp. 36,000,000 Rp. 36,000,000
Narasumber Rp. 6,000,000 Rp. 6,000,000
Cinderamata Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
Laporan hasil survei Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (MoU)
Snack 2x 10 x 1 Rp. 10,000 Rp. 200,000
Makan 2x 10 x 1 Rp. 32,000 Rp. 640,000
Laporan MoU 4x Rp. 5,000,000 Rp. 5,000,000
c. Menyiapkan lembar observasi
Snack 2x 10 x 2 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 10 x 2 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
Laporan lembar observasi Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
Vaidasi kuesioner
Snack 2x 20 x 1 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 20 x 1 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
Transportasi 1x 20 x 1 Rp. 50,000 Rp. 1,000,000
d. Menyiapkan fasilitas alat-alat yang diperlukan
Snack 2x 10 x 5 Rp. 10,000 Rp. 1,000,000
Makan 2x 10 x 5 Rp. 32,000 Rp. 3,200,000
Berita acara penerimaan alat-alat Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
III Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Kuesioner
Snack 2x 10 x 2 Rp. 10,000 Rp. 400,000
Makan 2x 10 x 2 Rp. 32,000 Rp. 1,280,000
Honor 1 10 2 Rp. 125,000 Rp. 2,500,000
Kuesioner Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
b. Observasi dan penitaian status fenotipe menurut Fried
Snack 1x 120 x 1 Rp. 10,000 Rp. 1,200,000
Makan 1x 120 x 1 Rp. 32,000 Rp. 3,840,000
Transport pasien 1 100 1 Rp. 50,000 Rp. 5,000,000
Honor 5 10 5 Rp. 125,000 Rp. 31,250,000
Laporan hasil observasi Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
Makan Rp. 5,120,000 Rp. 5,120,000
Akomodasi 4 lokasi Rp. 35,180,000 Rp. 35,180,000
Transportasi 4 lokasi Rp. 38,598,000 Rp. 38,598,000
Honor Rp. 36,000,000 Rp. 36,000,000
Cinderamata Rp. 2,000,000 Rp. 2,000,000
Laporan hasil pemeriksaan Rp. 3,000,000 Rp. 3,000,000
d. Publikasi 2x 1x 1 Rp. 10,000,000 Rp. 20,000,000

TOTAL BELANJA NON MATERIL Rp. 359,586,000

16
a. Belanja Material

NO ALAT/BAHAN/SARANA SAS SAT HARGA TOTAL (Rp)


PENDUKUNG PER UNIT
(Rp)
1 2 3 4 5 6
1. Alat Ukur hand grip 3 unit 7,800,000 23,400,000
2. Timbangan badan 3 unit 260,000 780,000
3 Stopwatch 5 unit 260,000 1,300,000
4. Alat pengukur tinggi badan 3 unit 260,000 780,000
5. Pemeriksaan PDL 100 unit 91,000 9,100,000
6. Pemeriksaan ureum dan kreatinin 100 unit 117,000 11,700,000
7 Pemeriksaan CD4 100 unit 286,000 28.600,000
8. Pemeriksaan viral load HIV 100 unit 845,000 84,500,000
9. Pemeriksaan screeninghepatitis C 100 unit 247,000 24,700,000
10 Pemeriksaan fibro scan hepar 100 unit 2,600,000 260,000,000
11. SGOT/SGPT 100 unit 104,000 10,400,000
TOTAL 455,260,000

Jumlah total belanja yang diperlukan: ( a+b ) = Rp. 814,846,000

Jakarta, 2017

Mengetahui
Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Waka RSPAD Gatot Soebroto Puskesad
selaku selaku
Kagiat, Kalakgiat,

dr. Bambang Pratomo Sulistyanto, M.M dr. Bambang Dwi Hasto, Sp.B., FInaCS
Mayor JenderalTNI Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai