Anda di halaman 1dari 24

RAHASIA

PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Lampiran IIl Keputusan Danpusdikkes


KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Nomor Kep / 53 / X / 2014
Tanggal 31 Oktober 2014

PENANGGULANGAN CEDERA PANAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Panasnya suhu udara disertai kelembaban tinggi, dapat menimbulkan


keadaan patalogis pada tubuh manusia terutama bila keadaan ini disertai dengan
suatu kegiatan tubuh yang dapat meningkatkan metabolisme berupa kegiatan fisik
yaang berat.

b. Penyakit akibat Cedera panas umumnya merupakan spektrum penyakit


mulai dari yang ringan yaitu kejang – kejang panas, kelelahan panas sampai yang
mengancam nyawa yaitu sengatan panas ( heat stroke ).

c. Untuk mengurangi timbulnya kecelakaan akibat cedera panas, para anggota


pasukan dan khususnya para anggota kesehatan perlu mengenal gejala – gejala,
pencegahan dan penanggulangan gangguan udara panas, sehingga dapat
dilakukan tindakan yang tepat.

2. Maksud Da Tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk memberikan gambaran


tentang penanggulangan gangguan udara panas.

b. Tujuan. Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan untuk


digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dalam memberikan pelajaran tentang
Penanggulangan cedera panas, serta sebagai referensi bagi Pasis Diksarcab
Kesehatan dalam proses belajar mengajar.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup naskah ini membahas tentang


Pengaturan Suhu Badan Manusia, Gangguan yang disebabkan oleh pengaruh
Udara panas, pencegahan dan Penanggulangan secara umum terhadap timbulnya
korban akibat Udara panas.
b. Tata Urut. Naskah Departemen ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

1) Pendahuluan
2) Kasus Cedera Panas
3) WBGT dan Cedera Panas

RAHASIA
2

4) Pencegahan dan penangan Cedera Panas


5) Evaluasi.
6) Penutup.

4. Pengertian.

a. Kejang Panas (Heat Cramp). Adalah suatu gangguan akibat latihan fisik
yang berat di lingkungan udara atau cuaca yang sangat panas dengan gejala
khasnya timbul kejang-kejang otot perut dan otot badan lainnya, dan timbul secara
tiba-tiba dan berulang-ulang akibat kekurangan elektrolit tubuh.

b. Kelelahan Panas (Heat Exhaustion). Adalah suatu ganguan akibat terlalu


lamanya seseorang berada di tempat udara atau cuaca panas dengan gejala
khususnya banyak mengeluarkan keringat, dan terjadi kelumpuhan peredaran
darah tepi (circulatory collaps)

d. Cedera Panas (Heat Stroke). Adalah suatu gangguan atau penyakit akibat
latihan fisik yang berat di lingkungan udara panas atau cuaca panas dengan
kelembaban yang tinggi, sehingga menimbulkan gangguan yang hebat pada pusat
pengatur suhu tubuh di otak, dengan gejala khasnya timbul demam yang tinggi,
menurunnya kesadaran, serta kadang-kadang disertai dengan kejang-kejang.

e. Sinkope Panas (Heat Syncope). Adalah bentuk ganguan udara


panas yang paling ringan, dapat terjadi pada orang yang kepanasan pada suatu
upacara di lapangan, sampai jatuh atau pingsan sebentar.

5. Referensi.

a. Bujuknik tentang cedera panas Skep Dirkesad Nomor Skep / 537/ Xll/ 2005
Tanggal 24 Desember 2005.

b. Pertolongan Pertama Oleh Kartono Mohamad, Penerbit PT GRAMEDIA


PUSTAKA UTAMA, Jakarta 2001.

BAB II
KASUS CEDERA PANAS

6. Umum.

a. Manusia sebagai mahluk yang berdarah panas akan mempunyai suhu


badan yang tetap atau konstan yaitu sekitar 37 0 C. Dalam keadaan suhu yang
dingin maupun panas, tubuh manusia akan selalu mengatur suhu badannya untuk
pada 370.

b. Pada keadan suhu sekitar panas, kulit tubuh akan berkeringat dan berwarna
kemerah – merahan, yang menunjukkan bahwa tubuh berusaha membuang
sebagian panas badan melalui penguapan keringat dan mengalirkan darah panas
3

dari bagian dalam tubuh kepermukaan kulit agar panas tubuh dapat dikeluarkan
dari tubuh.

c. Pada keadaan suhu sekitarnya dingin, kulit tubuh akan kelihatan pucat
sebagai akibat penyempitan pembuluh darah, yang menunjukkan bahwa tubuh
berusaha untuk melindungi darah yang panas yang tidak tersalur kebagian luar
tubuh sehingga tidak terpengaruh oleh suhu udara luar yang dingin. Bahkan akan
tampak tubuh pun menggigil, yang menunjukkan bahwa tubuh berusaha
menggerakkan ototnya dan dengan demikian akan timbul panas badan, sehingga
menambah suhu badan agar tetap pada 37 0 C.

7. Sistem Pengaturan Suhu Badan Manusia

a. Sistem Otak. Otak sebagai sistem susunan syaraf pusat, melalui


jaringan syarafnya yang menyebar keseluruh bagian tubuh akan menerima
rangsangan tentang keadaan suhu diluar tubuh terutama melalui ujung – ujung
syaraf yang berada di permukaan kulit. Rangsangan yang diterima dari kulit daerah
tepi tubuh ini diterima otak dan otak mengirimkan rangsangan kembali keorgan
tubuh tertentu untuk mengadakan reaksi agar suhu tubuh tetap pada 37 0.

b. Sistem Kelenjar Keringat.

1) Bila suhu udara sekitar tubuh meningakat, kelenjar kerinat akan


mengeluarkan keringatnya. Keringat yang keluar akan berusaha menguap
dan untuk penguapan ini diperlukan panas, dan panas ini diambil dari
panas tubuh, dengan demikian tubuh menjadi lebih dingin.

2) Usaha pendinginan suhu badan melalui penguapan keringat


merupakan usaha pengeluaran panas badan yang terpenting bagi tubuh
dalam proses pengeluaran panas tubuh.

c. Sistem Pembuangan Air Seni. Suhu air seni akan sama dengan suhu
badan, dan dengan banyaknya air seni yang dikeluarkan air seni akan ikut
dikeluarkan dari suhu tubuh.

d. Sistem Pernapasan. Udara dalam paru-paru yang menerima panas


tubuh akan dikeluarkan dari tubuh, dan makin banyak udara yang kelur masuk
paru-paru, maka akan lebih banyak panas tubuh yang dikeluarkan.

e. Sistem Peredaran Darah. Darah yang mengalir keseluruh bagian


tubuh, akan membawa panas badan keseluruh tubuh. Melebar dan menyempitnya
penbuluh darah akan mempengaruhi pemindahan suhu panas dari bagian tertentu
ketempat lain.

Terutama pengaliran darah kepermukaan kulit merupakan pemindahan


panas dari bagian dalam tubuh ke bagian luar tubuh. Dengan mengatur pelebaran
pembuluh darah dan kecepatan aliran darah melalui pemompaan jantung akan
mempengaruhi besarnya panas yang dikeluarkan melalui permukaan kulit tubuh,
sebaliknya dapat menerima panas dari luar kedalam tubuh.
4

8. Pertukaran Panas Badan dengan Panas Lingkungan.

a. Metabolisme adalah suatu pembakaran zat makanan dalam tubuh yang


dapat menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk gerakan – gerakan otot dan
fungsi organ tubuh.

b. Didalam proses metabolisme selain menghasilkan tenaga juga timbul panas,


dengan demikian panas dalam tubuhakan terus terbentuk selama metabolisme
tersebut berjalan. Dan panas yang timbul harus dikeluarkan dari tubuh agar tubuh
mempunyai suhu yang tetap.

c. Usaha pengeluaran panas ini paling banyak melalui permukaan kulit.


Pengeluaran melalui kulit ini dilakukan dengan cara :

1) Radiasi atau pancaran panas, yaitu pemindahan panas melalui


pancaran langsung dari tubuh kelingkungannya. Pancaran panas adalah
suatu pancaran gelombang elektro magnetik yang disebut sinar infra merah.
Radiasi merupakan 50% dari cara pengeluaran panas tubuh. Pancaran
panas melalui radiasi ini akan bertahan antara lain oleh adanya kelembaban
udara, tertutup oleh pakaian. Makin dingin udara diluar tubuh makin banyak
panas yang dipancarkan keluar tubuh. Kira – kira 85% dari permukaan kulit
tubuh ikut berperan pada proses pancaran panas ini, kecuali bagian –
bagian tubuh tertentu misalnya pada bagian dalam lengan sertaa paha dan
ketiak.

2) Konveksi atau hantaran panas, yaitu penyaluran panas melalui atau


dengan terbawa oleh aliran atau pemindahan zat ( biasanya udara, angin
dan air ), seseorang yang tidak memakai baju, dimana kulit tubuh
bersinggungan langsung dengan udara luar atau langsung tertiup angin
maka hantaran panas akan lebih banyak. Udara yang mengalir dan
menyinggung akan membawa atau menarik sebagian panas dari tubuh, dan
terbawa oleh aliran udara tersebut. Seseorang yang yang memakai baju
atau penutup badan, berarti menghalangi kulit tubuh dari aliran angin,
bahkan dibawah baju tersebut terdapat lapisan udara yang tidak bergerak,
yang juga ikut menghalangi aliran angin akan mempengaruhi kecepatan
hantaran panas. Dengan demikian seseorang yang bekerja dengan tubuh
sebagian terbuka dan alairan angin yang cukup akan dapat bertahan lama
dan lebih nyaman, karena kelebihan panas tubuh yang terjadi karena
bekerja, akan cepat keluar darintubuh.

3) Induksi panas, adalah pemindahan panas dari benda ( biasanya


benda padat ) yang berada diluar tubuh, melalui kontak melekat langsung
pada kulit tubuh, karena benda tersebut lebih panas dari tubuh. Sebagai
contoh : seorang yang berdiri dijalan aspal pada siang hari yang panas
tanpa memakai sepatu, tubuhnya akan menerima panas langsung dari aspal
yang panas melalui kulit telapak kaki.

4) Konduksi panas, adalah pemindahan panas dari permukaan tubuh ke


benda ( biasanya benda padat ) yang berada diluar tubuh, melalui kontak
melekat langsung pada benda tersebut, karena benda tersebut lebuh dingin.
Sebagai contoh : seseorang yang menempelkan bongkahan es ke kulit
tubuh seseorang, maka secara langsung panas tubuh akan berpidah ke es
5

yang dingin tersebut . demikian juga seseorang yang berendam dalam air
dingin, maka panas tubuh secara langsung berpindah pada suhu secara
langsung berpindah pada suhu dingin air tersebut.

5) Evaporasi atau penguapan air, adalah proses perubahan zat cair


menjadi gas atau uap, dimana pada proses ini diperlukan panas. Penguapn
yang terdapat pada tubuh manusia terjadi melalui dua cara : yakni melalui
penguapan keringat dan pengupan air melalui pernapasan paru – paru.
Keringat yang dikeluarkan tubuh melalui permukaan kulit akan cepat
menguap bila udara diluar tubuh lebih kering dan terdapat aliran angin.
Makin cepat penguapan akan makin memerlukan panas, dan kebutuhan
panas ini diambil dari panas tubuh, dan dengan demikian suhu badan akan
menjadi lebih dingin. Pada proses pernapasan, terjadi pengaliran udara
darim luar kedalam rongga paru – paru. Makin cepat aliran udara
pernapasan maka penguapan cairan yang terdapat diselaput lendir paru –
paru akan lebih cepat, dengan demikian panas badan akan menjadi lebih
dingin.

9. Kasus Cedera Panas.

a. Latihan berat dibawah terik matahari dapat mengakibatkan jatuhnya korban


bahkan kematian yang disebabkan oleh gangguan yang disebabkan oleh udara
panas.

b. Akibat panas yang cukup tinggi, pengeluaran panas tubuh yang terutamaa
yng melalui evaporasi, konveksi dan konduksi tidak dapat untuk mencukupi untuk
menurunkan suhu, dan hal ini akn mengakibatkan timbulnya penumpukan panas
yang berlebihan didlam tubuh itu sendiri.

c. Gangguan yang timbul dapat merupakan suatu keadaan yang ringan sampai
berat dan kadang – kadang dapat menyebabkan kematian. Keadaan yang didapat
berupa :
1) Heat Cramps ( Kejang Panas).
2) Heat Exhaustion ( Kelelahan Panas).
3) Heat Stroke ( Sengatan panas )

d. Dari ketiga keadaan diatas, maka yang paling perlu diperhatikan adalah
sengatan panas, karena hal ini dapat menyebabkan kelainan patologis tubuh yang
paling berat.

1) Kejang Panas ( Heat Cramps ).

a) Pengertian. Kejang panas adalah suatu gangguan akibat


latihan fisik dilingkungan udara panas yang tinggi dan merupakan
kelainan yang ditandai gejala – gejala khas adanya kejang – kejang
otot badan, yang datang secara mendadak.

b) Penyebab. Kejang – kejang panas disebabkan karena kerja


otot yang berat. Pada keadaan ini didapatkan spasme otot yang
menimbulkan rasa nyeri sebagai akibat dari penurunan Natrium
karena pengeluaran keringat yang banyak pada cuaca yang panas.
6

c) Gejala – gejala pada Tahap Dini. Gejala pada kejang – kejang


panas berupa :

(1) Kejang otot


(2) Sifatnya mendadak dan sangat nyeri.
(3) Terutama mengenai otot fleksor anggota dan dapat juga
menyerang otot perut sehingga menyerupai akut abdomen.
Pada perabaan otot – otot teraba tegang dan ada benjolan –
benjolan.

(a) Kulit pucat dan basah.


(b) Suhu dan tekanan darah tetap normal.
(c) Kesadaran tetap baik.
(d) Serangan gejala-gejala tersebut datangnya
secara tiba – tiba.
(e) Bila tidak segera ditolong atau diobati maka
gejala-gejala tersebut dapat berlangsung berjam-jam.
(4) Pencegahan. sebelum dan selama latihan agar
diberikan garam dapur dala air minum.

2) Kelelahan Panas.

a) kelelahan panas (Heat Exhaustio). Adalah merupakan


suatu keadaan akibat terlalu lama berada di tempat dengan
udara atau cuaca panas. Dari ketiga serangan panas maka
kelelahan panas merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Jika dibiarkan berlarut dan tidak segera ditangani
maka dapat meningkat – meningkat menjadi sengatan panas.

b) Penyebab. Kelelahan panas disebabkan karena


pengeluaran keringat yang banyak pada cuaca yang panas,
akibat kekurangan air dan Natrium melalui melebarnya
pembuluh darah tepi, sehingga sebagian besar darah
tertimbun pada pembuluh darah.
Penimbunan darah pada pembuluh darah kecil ini
dimaksudkan untuk menurunkan suhu tubuh. Akibat yang
ditimbulkan menyebabkan jantung tidak cukup dapat
memompa darah ke otak. Gejala yang timbul pada kelelahan
panas dapat dipercepat bila seseorang kurang minum, terlalu
banyak keringat, muntah – muntah mencret atau penyebab –
penyebab lain yang menyebabkan pengeluaran air yang
berlebihan.

c) Gejala – gejala yang timbul berupa :

(1) Gelisah, mungkin disertai penurunan kesadaran


(2) Rasa lemah dan lemas.
(3) Badan merasa panas.
(4) Mual dan muntah.
(5) Suhu tubuh normal dan kadang – kadang agak
naik sedikit.
7

(6) Nadi cepat, tetapi biasanya tidak lebih dari 100


permenit.
(7) Tekanan darah turun.
(8) Sakit kepala, pusing, vertigo.
(9) Pupil mata melebar, penglihatan menjadi
kabur.
(10) Kulit pucat, dingin, basah dan banyak keringat.
(11) Nyeri pada otot dan kadang – kadang
timbul kekejangan.

d) Pencegahan

(1) Hindari latihan fisik berat yang tidak perlu, bila


udara panas sekali.
(2) Minum air harus cukup, agar jumlah air akan
dapat mencapai satu liter perhari.
(3) Pada daerah yang tidak terlalu panas dan
lembab, gunakan pakaian yang lebih tipis, ringan dan
longgar agar aliran udara atau angin mudah menembus
dan segera menguapkan keringat.
(4) Pada orang yang belum melakukan penyesuaian
diri terhadap lingkungan tempat latihan, harus lebih
banyak makan garam dapur terutama lingkungan yang
panas dan kering, dengan makan garam 2 gram perhari
dalam tiga kali atau lebih.

3) Sengatan panas.

a) Pengertian. Sengatan panas merupakan suatu keadaan


yang timbul karena kegagalan mekanisme pengatur suhu
tubuh akibat latihan fisik yang berat dilingkungan udara panas.
Sengatan panas merupakan tahapan akhir dari kelainan
patologis tubuh akibat panas yang timbul.
b) Penyebab. Sengatan panas merupakan keadaan
darurat yang mengancam nyawa, terjadi akibat suhu tubuh
yang sangat tinggi karena rangsangan panas yang berlebihan
atau terganggunya mekanisme pembuangan panas badan.
c) Gejala – gejala. Pada keadaan ini pengaturan suhu
oleh tubuh sudah terganggu sehingga sistem otak tidak dapat
lagi mengendalikan suhu tubuh. Suhu dalam tubuh yang
sangat tinggi sampai 41 derajat C sangat berbahay bila
dibiarkan, yang tampaknya menjadi dasar terjadinya gangguan
saraf sentral yang berat. Sehingga gejala – gejala yang
mungkin bisa ditemukan adalah:

(1) Panas tubuh yang sangat tinggi.


(2) Kesadaran menurun dan kadang – kadang
hilang, serta didapat gangguan orientasi, acuh terhadap
lingkungan.
(3) Kulit kering dan kemerahan.
(4) Mual dan muntah.
8

(5) Denyut nadi sangat tinggi, bisa mencapai


160kali/menit.
(6) Tekanan darah meningkat dan pada waktu shock
tekanan darh menurun dengan cepat.
(7) Pernapasan cepat dan nyeri pada dada.
(8) Pada permulaan pupil menyempit.
(9) Pada kesadran menurun, dapat diikuti kejang –
kejang dan shock sebelum panas tinggi. Bila shock
timbul stelah panas tinggi menandakan bahwa terdapat
gangguan berat pada salah satu organ yang penting.
Dan pada tingkat selanjutnya dapat lebih berat lagi dan
korban akhirnya meninggal.

10. Evaluasi.

a. Sebutkan kasus yang dapat terjadi pada Cedera Panas ?


b. Jelaskan pengertian dari Heat cramp dan sebutkan gejala-gejala yang
terjadi?
c. Jelaskan gejala-gejala yang terjadi pada Sengatan Panas?

BAB Ill
WBGT DAN CEDERA PANAS

11. Umum.

a. Peralatan Wet Bulb Globe Thermometer ( WBGT ) adalah suatu alat untuk
mengukur panas lingkungan dan dipasang dilapangan dimana kegiatan / latihan
diselenggarakan.
b. Pemasangan dan pembacaan thermometer pada masing – masing alat
WBGT mempunyai aturan – aturan yang sudah ditentukan. Apabila pesangan dan
pembacaan tadi tidak sesuai, maka indeks WBGT yang dihasilkan tidak seperti
keadaan yang sebenarnya. Ini berarti indeks WBGT tersebut memberi tafsiran
yang salah.
c. Untuk menghindari salah pasang dan salah baca, disusunlah buku
pedoman pemasangan dan pembacaan alat WBGT.

12. Peralatan WBGT.

a. Kotak Penyimpanan Peralatan WBGT

1) Ukuran kotak
9

2) Bagian – bagian kotak dibagi menjadi 5 ( lima) ruangan, dengan


masing – masing ruangan berisi alat WBGT tertentu.

a) Ruang No. 1 : Tempat Penyimpan angkor dan kawat.

b) Ruang No. 2 : Tempat menyimpan globe dan kawat


gantungan globe.

c) Ruang No. 3 : Tempat penyimpan Erlenmeyer, kawat


gantungan erlenmeyer, sumbu dan tali
sumbu, Pipet, botol tempat aquadest.

d) Ruang N0. 4 : Tempat menyimpan kotak kayu dan di


dalam kotak terdapat 5 buah
thermometer dan buku petunjuk
pemasangan dan pembacaan WBGT

e) Ruang N0. 5 : Termpat menyimpan tumpuan /kaki


standart, kaitan gantungan 3 (tiga)
buah dan 2 (dua) buah mur berkeping

Bagian – bagian dari standard lainnya yang berupa batang – batang


besi ditempatkan di atas ruang – ruang tersebut.

b. Standar untuk Menggantung Peralatan WBGT

1) Bagian – bagian standard ini terdiri atas :

a) Tumpuan
b) Tiang standard. Tiang standad ada dua buah dan masing
- masing terdiri atas dua bagian. Satu dengan bagian yang lainnya
dihubungkan dengan drat.
c) Palang gantungan. Palang gantungan yaitu tempat
menggantung alat WBGT dan terdiri atas dua bagian, masing –
masing bagian dihubungkan dengan drat.
10

2) Untuk memperkuat kedudukan masing – masing ujungnya diberi mur


keping.

3) Pada palang gantungan terdapat 3(tiga ) lubang dan tempat ini untuk
memasukkan gantungan / cantelan / kaitan yang bermur, yaiatu
tempatmenggantungkan peralatan WBG.

c. Peralatan Wet Bulb Thermometer. Alat ini terdiri atas :

1) Gelas Erlenmeyer yang diisi penuh dengan air suling (aquadestilata ).


2) Thermometer Fahrenheit yang pangkalnya dibungkus dengan
sumbu. Sumbu tersebut sebaiknya dari tali sepatu, yang diikatkan
pada pangkal thermometer tersebut dengan benang.
3) Pangkal thermometer tersebut harus terletak diatas mulut erlenmeyer.

4) Kawat gantungan

d. Peralatan Dry Bulb Thermometer. Alat ini terdiri atas :

1) Kotak kayu dengan ukuran panjang 21 cm, lebar 20 cm, tinggi 34cm.
Bahan kotak dari triplek dan tulang – tulangnya dari kayu Borneo. Kotak
bagian bawah terbuka.
2) Thermometer Fahrenheit ditempatkan pada batang kayu di tengah –
tengah kotak.
11

e. Peralatan Globe Bulb Thermomet.

Alat ini terdiri atas :


1) Globe yang terbuat dari bola tembaga dengan diameter 15 cm ( 6 inci)
dan dicat hitam pudar pada permukaan luarnya. Pada bola diberi pipa yang
lubangnya diberi karet, dimana thermometer dipasang melalui lubang tersebut.
Yang harus dijaga terus menerus yaitu cat hitam pudar pada permukaan luar
bola agar bersih dari debu, tidak tergotes pada waktu dibersihkan dan apabila
perlu diulangi lagi pengecetannya.
2) Thermometer Fahrenheit.
3) Kawat gantungan.

13. Cara Pemasangan Peralatan WBGT.

a. Langkah Pertama.

1) Bukalah kotak penyimpanan alat WBGT

2) Keluarkan batang – batang besi 6 (enam) potong yang terdapat di


atas kotak tersebut.

3) Keluarkan tumpuan / kaki standard yang disimpan di bagian kotak


N0. 5 Carilah batang besi yang bernomor satu dan pasnglah dengan
tumpuan yang bernomor satu pula. Cara memasangnya dengan
memasukan ke drat. Kalau nomornya sudah sejajar berarti pemasangannya
sudah betul Ujung nomor du dipasang dengan ujung nomor dua pula.
Apabila kedua angka sudah sejajar maka pemasangan sudah benar.

4) Batang besi yang ujungnya bernomor satu, di ujung lain bernomor


dua, kemudian carilah batang besi yang ujungnya bernomor dua dan tiga.

5) Apabila tumpuan lain yang bernomor tujuh dan ambil pula batang
besi yang ujungnya bernomor tujuh. Ujung nomor tujuh dipasang pada ujung
bernomor tujuh pula, Pemasangan sudah dianggap benar apabila kedua
angka tujuh sejajar.

6) Apabila batang besi yang ujungnya bernomor enam dan lima. Ujung
nomor enam dimasukan ke dalam batang besi yang bernomor enam pula.
Pemasangan dianggap benar apabila kedua angka enam sejajar.
12

7) Dua batang besi tersisa, yang masing – masing ujungnya bernonor


empat, disambungkan satu sama lain dengan memasukkan dratnya.

8) Tiang standard yang ujungnya bernomor tiga dipasang dengan


palang standard yang bernor tiga, demikian pula tiang standard yang
bernomor lima dipasangkan dengan palang standard yang bernomor liam.
Supaya kuat hubungan antara palang standard dan tiang standard maka
dipasang mu berkuping di kedua ujung batang standard. Ingat ketiga lubang
pada batang standard harus menghadap ke bawah semua.

9) Bawalah standard tadi ke tempaat dimana alat WBGT akan dipasang


Untuk memperkuat kedudukan standard tersebut maka diambil angkor
beserta kawat dan cantelannya pada mur berkuping, serta angkornya
ditancapkan kedalam tanah sehingga kedudukan standart tadi kuat betul.

10) Pasanglah cantolan /gantungan pada ketiga lubang tersebut.

b. Langkah kedua. Memasang alat Wet Bulb Thermometer.

1) Apabila Erlenmeyer dan gantungannya. Apabila kawatnya bengkok,


luruskan lebih dulu pasangkan pada cantelan palang standard yang di tepi.

2) Keluarkan thermometer dan talib sepatu diikat dengan benang pada


ujung bawah thermometer. Thermometer dimasukan pada lubang kawat
gantungan ; pada bagian thernometer diamsukan lidi/sejenisnya untuk
menahan supaya thermometer tidak jauh. Bagian bawah yanga ada
sumbuhnya dimasukan kedalam Erlenmeeyer. Erlenmeyer ddiissi penuh
dengan air suling : jarak aantara ujung bawah thermometer dengan
permukaan lebih kurang 2 Cm. Dan ujung bawah thermometer tadi sejajar
dengan garis merah pada batang standard.

c. Langkah ketiga. Memasang Alat Dry Bulb Thermometer.

1) Keluarkan kotak kayu dari tempat penyimpanannya. Ambil


thermometer dan pasangkan di dalam kotak tersebut.

2) Kotak kayu didalamnya terdapat thermometer, digantungkan pada


cantelan bagian tengah. Ujung bawah thermometer harus sejajar dengan
tanda merah pada kedua taing standard. Untuk mengatur tinggi rendahnya,
cukup dengan memutar cantelan gantungan.

d. Langkah keempat. Memasang alat pengukur Globe Bulb Thermometer.

1) Apabila Globe (bola tembaga) dan kawat gantungan dari tempatnya


dan apabila gantungnanya bengkok supaya diluruskan terlebih dahulu.

2) Bola tembaga dengan kawat gantungan dicantelakn pada cantelan


gantungan tepi lainnya.

3) Masukan thermometer ke dalam lubang akret dari bola tembaga


ujung bawah thermometer harus sejajar dengan tanda merah pada tiang
standard.
13

14. Cara Pembacaan, Pencatatan dan Penghitungan Indeks WBGT.

a. Hal – hal yang diperhatikan Sebelum dibaca.

1) Sekurang – kurangnya 25 menit sebelum dibaca alat Globe


temperatur harus sudah dipasang

2) Pada waktu pemasangan pertama alat Wet Bulb Thermometer, air


pada Erlenmeyer harus penuh, dan ssumbuh dari ujung thermometer
sampai permukaan Erleenmeyer harus basah betul. Jangan sampai
dilupakan bahwa setiap dua puluh menit sebelum thernmometer pada alat
Wet Bulb Themometer dibaca, sumbu harus dibasahi dengan jalan menetesi
air suling (aquaadest) dengan pipet pada sumbu terseebut.

3) Pemasangan peralatan WBGT harus di lapangan yang terbuka,


artinya tidak ada apapun yang menghalangi ddi sekitarnya misalnya pohon,
gedung dan lain – lain.

b. Pembacaan Thermometer. Pembaca dilakukan dengan teliti, pandangan


mata harus rata – rata air dengan strip yang ditunjukan oleh air raksa
thermometer tersebut.

c. Pencatatan. Hasil pembacaan dari ketiga thermometer pada peralatan


WBGT dicatat dalam Formulir seperti tabel berikut di bawah ini.

d. Penghitungan Indeks WBGT.

Indek WBGT = (0,7 x WB) + (0,2xG) + (0,1xDB)

WBGT = Wet Bulb Globe Thermometer

WB = Wet Bub Temperarture

G = Globe Bulb Temperarture

DB = Dry Bulb Temperature

15. Pemasangan Bendera. Pemasangan bendera sesuai dengan standard


US Navy adalah sebagai berikut :

a. Indeks WBGT antara 77 – 84 disamping Bendera Hijau. Artinya :

1) Latihan fisik lain, close waden dril dan pekerjaan di lapangan


dihentikan untuk calon prajurut dalam pembentukan
2) Perencanaan latihan berat bagi prajurit yang belum terlatih, harus
dilakukan dengan hati – hati dan dengan pengawasan ketaat.

b. Indek WBGT 85 – 87 disamping Bendera Kuning. Artinya.


1) Semua latihan fisik untuk calon prajuruit pembentukan dan fase 1
dihentikan, untuk lain dilakukan hati hati.
14

2) Latihan yang berat seperti kegiatan mars tidak boleeh dilakukan


terhadap siswa/pelajar yang baru, yang belum terlatih di daerah panas, yang
aklimatisasi (penyusuaian dri dari iklim) kurang dari 3 minggu

c. Indeks WBGT antara 88 – 89 dipasang Bendera Merah. Artinya :

1) Aktifitas untuk semua calon parajurit dihentikan

2) Latihan fisik harus dikurangi bagi siswa/pelajar yang baru menjalani


pendidikan 12 minggu Hanya prajurit yang terlatih dan butuh yang telah
mengalami aklimatisasi. Hanya parjurit yang terlatih dan tumbuh yang telah
mengalami aklimatisasi, dapat melakukan kegiatan fisik terbatas dan tidak
boleh dari 3 jam

d. Indeks WBGT diatas 90 dipasang Bendera Hitam. Artinya Aktifitas


Fisik Untuk Semua Personel Dihentikan

16. Ketentuan tentang peralatan WBGT.

a. Peralatan WBGT disediakan oleh Direktorat Kesehatan TNI – AD

b. Peralatan WBGT diberikan kepada kesatuan yang ditentukan terutama di


tempat Pendidikan dan Satuan tempur yang sering melakukan kegiatan di
lapangan

c. Peralatan WBGTmerupakan inventaris satuan, di bawah pengawasan tehnis


dari Kompi markas kesatuan yang bersangkutan, dengan memperhatikan secara
teknis dari kesehatan satuan.

d. Waktu pemasang WBGT dan pembongkaran peralatan WBGT ditentukan


oleh Komando dengan memperhatikan saran dari kesehatan satuan. Pemasangan
peralatan tersebut dilakukan terutama pada saat akan/sedang ada kegiatan latihan
di lapangan.

e. Dalam penggunaan peralaatn WBGT, Kesehatan TNI – AD menyediakan


buku pedoman tentang :

1) Penanggulangan Cedera panas


2) Pemasangan dan pembacaan peralatan WBGT

f. Komando satuan menunjuk seorang anggota Kompi markas sebagai


penanggung jawaban pelaksana pemasangan dan pembacaan peralatan WBGT,
yang dalam pelaksanaannya dapat berkoordinasi dengan petugas kesehatan
kesatuan yang bersangkutan .

g. Hasil pencatatan dilaporkan oleh petugas pencatat dan dilaporkan kepada


Komandan kesatuan, dengan tembusan kesehatan kesatuan.

h. Komando satuan menyerahkan hasil pencatat WBGT tersebut dan dengan


memperhatikan saran adari satuan kesatuan kesehatan, menentukan langkah –
langkahnya.
15

Alat WBGT saat terpasang

0
17. Cara Pemasangan Peralatan WBGT DIGITAL “QUEST Temp 32”
Economowoc, WI – USA.

a. Langkah Pertama

1) Keluarkan alat dari dalam koper


2) Pastikan sumbu putih pada WB masih tetap bersih, Isi kotak air
dengan air murni (Aquadest) ¾ kotak
3) Tempatkan alat pada tripot seting 11,1 meter dari permukaan tanah
4) Nyalakan alat dengan menekan tombol I/ 0 ENTER, lihat monitor, jika
tegangan baterai < 6,4 Volt, baterai harus diganti.
5) Tekan tombol atau untuk melihat tampilan monitor :

a) Tampilan 1 : WET……………..........
DRY……………..........

b) Tampilan 2 : GLOBE…………..........

c) Tampilan 3 : WBGTi………………… (Indoors)


WBGTo……………….. (Outdoors)

d) Tampilan 4 : RH…………………...... (Relative humidity)


HI…………………........ (Heat index)

e) Tampilan 5 : BAT………………........ (Tegangan baterai)

6) Sensor stabil setelah pemasangan 10 menit dan hasil ukur dapat


digunakan.
7) Setelah digunakan matikan alat dengan menekan tombol I / 0 ENTER
selama 3 detik
8) Bersihkan dan simpan kembali dalam koper.
16

18. Penanganan Cedera Panas

a. Penanganan cedera panas pada dasarnya adalah mengenali sedini


mungkin terjadinya cedera panas pada seseorang dan menurunkan suhu tubuh
penderita ke suhu normal secepatnya tanpa mengabaikan keselamatan penolong.
17

b. Dari ketiga keadaan kasusu cedera panas, maka yang paling perlu
diperhatikan adalah sengatan panas, karena hal ini dapat menyebabkan kelainan
patologis tubuh yang paling berat.

19. Penanganan Heat Cramp (Kejang Panas).

Pengobatan terhadap kejang – kejang panas meliputi :

a. Tempatkan korban ditempat yang sejuk.


b. Masase otot.
c. Minum banyak air dan pemberian garam sedikit (1 gram ) atau infus garam
faali ( NaC1 ).

20. Penanganan Heat Exhaustion (Kelelahan Panas).

a. Pengobatan.
b. Tempatkan korban ditempat yang sejuk.
c. Pakaian dilonggarkan.
d. Infus garam faali untuk dehidrasi.
e. Masase otot –otot.

21. Penanganan Heat Stroke (Sengatan Panas).

a. Pertolongan Darurat di Lapangan oleh Tenaga Kesehatan Lapangan.

1) Kenali gejala sengatan panas sedini mungkin, kemudian pahami


tingkat – tingkatnya, mulai dari gejala permulaan sampai ke gejala lanjutan.

2) Amankan korban ke tempat yang teduh serta dingin, kemudian


tenangkan dari kegelisahan.

3) Lepaskan perlengkapan, buka dan longgarkan pakaian.

4) Ukur suhu dubur ( Rektal / Anus ).

a) Bila suhunya terlalu tinggi, segera lakukan pendinginan tubuh


korban dengan membasahi seluruh permukaan tubuhnya dengan
alkohol sambil dikipasi dan dipijat – pijat ototnya.

b) Bila tidak ada alkohol, bisa dipakai kompres dengan bongkahan


es, dan dalam keadaan darurat bisa juga dengan merendam korban
dalam air. Ini semuanya dilkerjakan sampai suhu rektal mencapai
38,5 derajat celcius.

c) Bila suhu tubuh tidak terlalu tinggi, cukup dikompres dengan es


atau air dingin sampai suhu rektal 38,5derajat celcius.

5) Bila suhu rektal sudah mencapai 38,5 derajat celcius tubuh si korban
dikeringkan dengan handuk, diselimuti agar hangat dan pijatan dilanjutkan,
dan pantau suhu rektal setiap 10 menit.
18

6) Bila disertai kejang – kejang berikan valium atau luminal.

7) Bila napas terlalu sesak berikan oksigen ( bila ada fasilitas ).


8) Kalau terjadi henti napas, berikan pertolongan pernapasan mulut ke
mulut , dengan frekuensi 12 X permenit.

9) Kalau terjadi henti napas dan henti jantung, berikan pertolongan


resusitasi oleh 2 penolong.

10) Setelah itu segera laksanakan evakuasi ke Rumah Sakit terdekat.

b. Pertolongan Dokter / Paramedis di Lapangan.

1) Pertolongan sama seperti di atas.

2) Berikan suntikan Glukosa 40% sebanyak 1 – 2 ampul a 10 ml secara


intravena.

3) Lanjutkan dengan infus Na Cl 0,9% dengan tetesan 120 x permenit


sampai 2 – 3 botol, infus yang dingin.

4) Bila masih kejang – kejang berikan valium 10 mg intra vena.

5) Oksigen tetap dilanjutkan.

6) Segera laksanakan evakuasi sambil memantau kesadaran, tensi,


nadi pernapasan dan suhu rektal.

c. Pertolongan Setelah di Rumah Sakit.

1) Pertolongan dokter / paramedis seperti di atau tetap dilanjutkan.

2) Korban dirawat di bagian gawat darurat.

1) Dilakukan periksaan laboratorium darah dan urine.

Bila keadaan kritis sudah teratasi, baru perawatannya dipindahkan ke ruangan.

22. Evaluasi

a. Jelaskan bagaimana cara bongkar pasang alat WBGT ?

b. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalan pencatatan hasil WBGT?

c. Bagaimana rumus dalam menentukan hasil WBGT?

d. Jelaskan indeks WBGT diantara 83 – 85 menurut standar Puskes TNI?

e. Jelaskan indeks WBGT diantara 85 – 87 menurut standar US ARMY?


19

BAB IV
PENCEGAHAN CEDERA PANAS

23. Umum.

a. Pencegahan dan penaggulangan gangguan udara panas merupakan suatu


keharusan, agar akibat buruk yang tidak dikehendaki dapat dicegah. Akan tetapi
bila keadaan ini terjadi juga, maka perlu segera dilakukan penanggulangannya,
agar akibat buruk lebih lanjut dapat dihindarkan.

b. Hal – hal yang Perlu diperhatikan untuk Mengurangi Kemungkinan


Gangguan Udara Panas adalah :

2) Keadaan medan.
3) Keadaan dan kemampuan fisik.
3) Kemampuan sarana dukungan kesehatan.
4) Rencana dan pelaksanaan kegiatan operasi.

c. Pencegahan dan penaggulangan secara umum harus diketahui terutama


oleh pelatih dan para instruktur, sebab kejadian yang timbul biasanya tiba – tiba
dan dapat mengakibatkan kematian.

24. Keadaan Medan.

a. Keadaan medan, terutama cuaca yang mencakup suhu atau temperatur


lingkungan serta kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan
kemampuan fisik prajurit.

b. Daru ketiga gangguan tersebut, maka sengatan panas merupakan yang


paling berbahaya dan bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian.

c. Berat ringannya keadaan medan akan sangat berpengaruh terhadap energi


atau tenaga yang dikeluarkan, dan ini akan mempengaruhi lambat atau cepatnya
gangguan udara panas tersebut.

25. Keadaan dan Kemampuan Fisik.

a. Keadaan kesehatan seorang prajurit mempengaruhi ketahanan prajurit


tersebut terhadap gangguan udara panas. Gangguan udara panas dapat
dipercepat oleh beberapa penyakit atau keadaan yang menyebabkan daya tahan
tubuh turun antara lain :

1) Penyakit akut dan kronis.


2) Keadaan baru sembuh dari penyakit.
3) Demam.
4) Baru memperoleh vaksinasi.
5) Kurang tidur.
6) Kelelahan.
7) Tubuh gemuk.
20

8) Minum alkohol.
9) Keadaan tubuh kekurangan air (dehidrat ).
10) Penyakit kulit yang merata, misal biang keringat.

b. Kemampuan fisik atau kesamaptaan jasmani seseorang akan sangat


berpengaruh terhadap cepat lambatnya sesorang mendapat gangguan udara
panas.

c. Aklimatisai atau penyesuaian terhadap lingkungan baru akan mempengaruhi


daya tahan tubuh.

26. Kemampuan Sarana Dukungan Kesehatan.

a. Pada prajurit yang melakukan kegiatan fisik di udara panas, diperlukan


dukungan kesehatan guna mencegah timbulnya gangguan udara panas. Antara
lain berupa peralatan personel dan obat atau bahan – bahan yang diperlukan
sebagai sarana pencegahan dan pertolongan.

b. Sarana yang dimaksud mencakup contoh antara lain :

1) Tersedianya sarana penyediaan air yang cukup dan bila mungkin


penyediaan es. Dan diletakkan di tempat yang memungkinkan jatuhnya
korban udara panas

2) Kemampuan ambulans berserta peralatannya atau angkutan yang


akan dapat dengan segera membawa korban ketempat pertolongan yang
lebih mampu atau rumah sakit.

3) Personel kesehatan yang mengerti dan mampu memberikan


pertolongan, terutama pada pertolongan yang pertama, dilapangan.

4) Peralatan dan obat – obatan antara lain cairan infus.

27. Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan Operasi.

a. Dalam latihan maupun operasi tempur yang sesungguhnya, perlu


memperhatikan kemungkinan timbulnya korban karena gangguan udara panas.

b. Untuk menghindari hal tersebut perlu memperhatikan faktor – faktor seperti


keadaan medan, keadaan dan kemampuan fisik prajurit, sarana dukungan dan
kesehatan dan lain sebagainya.

c. Dalam keadaan seperti tersebut diatas perlu perhitungan yang teliti dan
sejauh mungkin dengan memperhatikan temperatur WBGT.

d. Hindari daerah – daerah yang kering dan usahakan agar melalui atau
berdekatan dengan yang teduh dan berair.

e. Berikan penjelasan kepada seluruh anggota pasukan tentang gangguan


udara panas terutama tentang gejala permulaan dan cara pertolongan pertama
maupun pencegahannya.
21

28. Faktor – faktor yang Perlu diperhatikan dalam Mencegah Terjadinya


Cedera Panas.

a. Mempertahankan utama dalm mencegah timbul sengatan panas yang perlu


diketahui oleh setiap anggota kesehatan, pelath, komandansatuan, agar akibat
buruk yang timbul dapat secara dini diketahui.

b. Hal – hal yang perlu diketahui adalah :

1) Keadaan dan kemampuan fisik prajurit serta kemampuannya untuk


menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bagaimanapun keadaannya,
sangat berpengaruh terhadap kemungkinan timbulnya Cedera panas. Hal ini
dapat dilihat dari kesamaptaan jasmani prajurit tersebut.

2) Aklimatisasi.
a) Aklimatisasi atau penyesuaian diri terhadap sesuatu
lingkungan untuk beberapa waktu, merupakan faktor penting dalam
pencegahan timbulnya serangan udara panas.

b) Latihan didaerah baru dengan udara panas perlu penyesuaian


diri sekitar 1-2 minggu, dimana intensitas latihan secara berangsur
dinaikkan.
c) Korban kebanyakan terjadi pada prajurit yang belum biasa
latihan di udara panas.

3) Air minum

a) Pada setiap kegiatan fisik terutama didaerah panas, dimana


jumlah air yang hilang dari tubuh melalui melalui keringat cukup
banyak, maka air sebagai air minum merupakan faktor penting.

b) Bila tubuh kekurngan air, maka akan menyebabkan suhu


tubuh naik sebab perlu diketahui bahwa air merupakan unsur
pendingin bagi tubuh.

c) Karena tubuh tidak mempunyai kemampuan penyesuaian diri


terhadap kekurangan air, maka kebutuhan air minum perlu mendapat
perhatian untuk menghindari jatuhnya korban.

d) Perlu penbatasan pengeluaran air minum dalam keadaan


persediaan air ter batas dan pengurangan kegiatan fisik.

4) Garam dapur.

a) Bagi prajuri yang belu aklimatisasi, pengeluaran garam dapur


lebih banyak. Sehingga bagi prajurit yang pada hari – hari pertama
berlatih dilingkungan udara panas, diperlukan jumlah garam dapur
yang lebih dari pada kebutuhan sehari – hari.
b) Garam dapur dapt memberikan didalam makanan, akan tetapi
ini lebih mudah dimasukkan kedalam persediaan air minum pasukan
tersebut, dengan 1% ( 10 gram per liter air ).
22

5) Pakaian

a) Kurangi kontak kulit dengan udara yang mengalir dan juga


mengurangi ketrbukaan permukaan tubuh terhadap radiasi sinar
matahari.
b) Usahakan pakian cukup longgar terutama dibagian leher,
ujung lengan, ujung celana dan sebagainya, agar udara dengan
mudah masuk.
c) Pada daerah yang terlindungi sinar mathari ( teduh ) tapi udara
panas dan lembab, sebaiknya pakaian seminimal mungkin, bahkan
bila perlu cukup dengan kaos dan celana pendek.

6) Makanan. Latihan fisik langsung sehabis makan dapat menimbukan


akibat yang kurang baik, karena pda saat makanan mengisi usus – ussus
dalam perut sebagian besar darah berada di daerah usus dalam.
Rangka meresap bahan hasil pencernaan. Bila di barengi latihan fisik, darah
harus juga meengalir ke otot – otot, sehingga fungsi darah menjadi
bercabang dan menyebabkan hal yang kurang efisien untuk fungsi tubuh.

7) Tidur. Pada keadaan istirahat tidur, maka tubuh diberi kesempatan


untuk membersihkan pengaruh atau zat – zat yang kurang baik yang
terdapat pada otot – otot dan organ yang lainnya. Istirahat tidur minimal 7
jam sehari, sehingga akan menghindari efek kumulatif dari kelelahan.
Terutama jaringan syaraf akan memperoleh istirahat untuk untuk dapat
berfungsi lagi setelah selesai istirahat tidur.

8) Beban kegiatan dan latihan.

a) Beban kerja dan lamanya latihan sebaiknya dilaksanakan


secara berangsur – angsur, sehingga diperoleh aklimatisasi.
b) Untuk kegiatan berat sebaiknya tidak diletakkan pada jam –
jam yang panas. Misal pagi hari atau sore hari.

9) Penyuluhan kesehatan dan persiapan komando.

a) Jumlah korban gangguan panas akan berkurang, bila


komando memiliki pengetahuan tentang gangguan udara panas.
b) Ditekankan agar pada saat terasa atau melihat ada gejala –
gejala gangguan panas agar segera mengurangi gerakan –
gerakannya atau berhenti dan melaporkan kepada petugas
kesehatan. Untuk itu kepada prajurit agar mengenal gejala – gejala
pertama dan pertolongan pertama dilapangan serta perlu diberikan
penyuluhan tentang pengaruh udara udar panas terhadap latihan.

29. Evaluasi

a. Sebutkan Faktor – faktor yang Perlu diperhatikan dalam mencegah


terjadinya Cedera Panas ?
b. Jelaskan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan Operasi?
c. Sebutkan hal – hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi memungkinan
gangguan udara panas ?
RAHASIA
23
23

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian)

30. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan bagaimana cara bongkar pasang alat WBGT ?


b. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalan pencatatan hasil WBGT?
c. Bagaimana rumus dalam menentukan hasil WBGT?
d. Jelaskan indeks WBGT diantara 83 – 85 menurut standar Puskes TNI?
e. Jelaskan indeks WBGT diantara 85 – 87 menurut standar US ARMY?
f. Sebutkan kasus yang dapat terjadi pada Cedera Panas ?
g. Jelaskan pengertian dari Heat cramp dan sebutkan gejala-gejala yang
terjadi?
h. Jelaskan gejala-gejala yang terjadi pada Sengatan Panas?
i. Sebutkan hal – hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi memungkinan
gangguan udara panas ?

BAB V
PENUTUP

25 Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran


untuk pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
Penanggulangan Cedera Panas untuk Pendidikan Diksarcab Kecabangan Kesehatan.

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan,

dr. Untung Sunardo, M.M.,M.B.A.


Kolonel Ckm NRP 33451

RAHASIA
24

Anda mungkin juga menyukai