4 PENGENALAN VENTILASI
MEKANIK
A. TUJUAN KEGIATAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan perawatan pasien
yang terpasang ventilasi mekanik meliputi :
B. PERTANYAAN MINIMAL
C. DASAR TEORI
Ketika pasien tidak mampu mempertahankan patensi jalan nafas, pertukaran gas yang
adekuat atau keduanya, meskipun dengan manajemen agresif, dukungan yang lebih invasif
dengan intubasi dan ventilasi mekanis harus dipertimbangkan. Langkah ini dapat
menimbulkan risiko dan beban fisik dan psikologis yang signifikan pada pasien maupun
keluarganya. Pada dasarnya, setiap intervensi diberikan untuk menghindari penggunaan
ventilasi mekanik, tetapi biasanya tetap diperlukan ketika terjadi distress pernafasan dan
berkembang menjadi gagal nafas.
nafas hipoksemik terjadi ketika PaO2 kurang dari 60 mm Hg. Gagal nafas hipoksemik
hiperkapnia adalah ketika PaO2 kurang dari 60 mm Hg dan PaCO2 melebihi 55 mm Hg. Jika
nilai AGD memburuk melebihi parameter ini, dukungan ventilasi mekanis sering
diindikasikan. Pasien cenderung mengalami gagal napas akut jika salah satu sistem yang
terlibat dalam pernapasan terganggu. Tingkat risiko terjadinya gagal napas bergantung pada
kemampuan pasien untuk menggerakkan udara, sekresi, dan darah yang mengandung
oksigen.
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan positif atau negative yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu yang lama. Perawat
memainkan peran kunci dalam mengenali timbulnya gagal napas akut. Identifikasi pasien
berisiko tinggi, monitoring serial dan evaluasi status pernapasan, dan tindakan yang tepat
dapat mencegah atau kebutuhan support ventilasi. Sebelum intubasi dan ventilasi, pasien
mungkin memerlukan peningkatan FiO2 untuk memenuhi kebutuhan oksigennya. Jika
bantuan ventilasi diperlukan, tujuan ventilasi mekanis adalah untuk membantu pasien melalui
suatu episode sakit. Tujuan utama penggunaan ventilator pada pasien kritis adalah untuk memenuhi
tidal volume (TV) atau Menitu Volume (MV) optimal dengan minimal work of breathing (WOB).
Tujuan klinis dari ventilasi mekanis adalah mengatasi hipoksemia, mengatasi asidosis
pernapasan akut; mengurangi distress pernafasan, pencegahan atau mengatasi atelectasis,
istirahat otot – otot ventilasi, pengurangan konsumsi oksigen sistemik, konsumsi oksigen
miokard, atau keduanya, penurunan tekanan intrakranial (ICP), dan stabilisasi dinding dada.
Ventilasi mekanis tidak bersifat kuratif dan sebenarnya dapat menyebabkan komplikasi.
Berikut merupakan indikasi pemakaian ventilasi mekanik :
Pada prinsipnya, ventolasi mekanik merupakan alat bantu nafas, sehingga dapat didefinisikan sebagai
serangkaian perangkat elektronik yang membutuhkan energy/listrik, tekanan udara dan oksigen yang
harus digunakan secara tepat untuk membantu dalam menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Dibawah ini merupakan beberapa parameter dari ventilasi mekanik :
Tidal volume (VT) adalah jumlah udara yang diberikan pada pasien setiap respirasi
(satuan : ml).
Respiratory rate (f) adalah jumlah nafas (pasien/mesin/keduanya) dalam 1 menit
(satuan : nafas/menit).
Minute ventilation (MV) adalah jumlah udara yang diberikan pada pasien dalam 1
menit (satuan : L/menit), sehingga merupakan hasil perkalian tidal volume dengan
respiratory rate.
Dalam pernafasan ventilasi mekanik, terdapat 3 prinsip utama, yaitu :
1. Trigger
Trigger merupakan sinyal untuk memulai proses inspirasi, dimana katup inspirasi
membuka.
2. Limit
Limit adalah batas dari aliran udara yang mengalir ke dalam paru selama proses
inspirasi.
3. Cycle
Cycle adalah sinyal untuk menghentikan proses inspirasi (katup inspirasi menutup dan
katup ekspirasi membuka).
BUKU PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS
Kapan inspirasi
Fase Inspirasi
berakhir dan
eskpirasi
Berapa banyak CYCLE
nafas diberikan?
LIMIT
TRIGGER
1. Volume Control
Ventilator mengalirkan udara ke dalam paru – paru pasien jika mendapatkan trigger
dari mesin/pasien dengan target volume.
2. Pressure Control
Ventilator mengalirkan udara bila mendapat trigger dari mesin/pasien dengan target
tekanan.
3. SIMV (Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation)
Ventilator mengalirkan udara bila mendapatkan trigger dari mesin/pasien seperti pada
Volume Control atau Pressure Control. Pasien memiliki kesempatan untuk bernafas
spontan di antara mandatory ventilation.
4. Pressure Support
Semua nafas di trigger oleh pasien. Aliran udara diberikan dengan target tekanan.
Pada setting ini harus diyakinkan bahwa upaya nafas cukup. Hal ini dikarenakan pada
setting ini memungkinkan terjadinya risiko hipoventilasi atau apneu.
Perawat di ruang intensif, perlu memperhatikan dan memonitor resiko komplikasi dari pemberian
ventilasi mekanik, yaitu sebagai berikut.
Intervensi keperawatan pasien terpasang ventilasi mekanis yang perlu diperhatikan oleh perawat
intensif meliputi :
Suctioning
Oral hygiene
Monitoring hemodinamik
Komunikasi efektif
BUKU PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS