Anda di halaman 1dari 11

Kesehatan Matra pada Operasi Militer di Darat

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Matra

Dosen Pengampu : Desan Nyoman Sithi, SKp.MARS

Disusun oleh:
Rani Mutrika 1710711045

Parida Pebruanti 1710711042

Riska Hidayattullah 1710711044

Priskillia Marisa Rory 1710711047

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S.1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019/2020
Kesehatan Dalam Operasi Dan Latihan Militer Di Darat

Kesehatan matra adalah bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk


mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba
berubah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2013 tentang kesehatan matra, kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat
merupakan kesehatan Matra untuk mendukung kesehatan prajurit di satuan militer dan
pemberian pertolongan medik kepada korban dalam kegiatan operasi militer perang dan
selain perang, serta tugas latihan militer di darat.

Pentingnya Kesehatan Dalam Operasi Militer


◦ Merupakan bagian dari Dukungan Kesehatan
◦ Memberikan pelayanan kes untuk Membantu kelancaran tugas Operasional
◦ Menjaga Stabilitas prajurit dalam penugasan

Kegiatan Yang Dilakukan Pada Kesehatan Militer Di Lapangan


◦ Rikkes Pra Tugas
◦ Yankes dalam tugas operasional
◦ Penanganan kondisi darurat medik pada prajurit yang mengalami gangguan kesehatan
◦ Melaksanakan rujukan /evakuasi
◦ Rikkes paska tugas

Yang Dipersiapkan dari Kesehatan Matra pada Operasi Militer di Darat adalah:

a. Perencanaan
1) Analisa daerah operasi
a) Geografi
Keadaan permukaan bumi/keadaan geografi suatu daerah sangat menentukan
perkembangan dan penyebaran penyakit disuatu daerah seperti :
(1)Daerah pegunungan / dataran tinggi
(2)Daerah dataran rendah
(3)Daerah rawa dan pantai
b) Demografi
kondisi demografi sangat erat sekali hubungannya dengan kondisi sosial
karena kondisi demografi berdampak sosial kepada penduduk baik secara
positif maupun negatif yang nantinya akan berkaitan dengan masalah
kesehatan.

Hal tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan disuatu daerah,
sehingga kondisi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
memberikan dukungan kepada militer dan personil lainnya yang terlibat dalam
operasi militer dan latihan militer.

2) Kondisi kesehatan
a) Fasilitas kesehatan setempat
Dalam memberuikan dukungan dan pelayanan kesehatan baik kepada personil
militer maupun personil lainnya yang terlibat dalam operasi militer dan latihan
militer maupun kepada penduduk setempat yang terkena akibat operasi militer
dan latihan militer sangatlah komplit sekali, oleh karena itu penggunaan
potensi wialyah dibidang kesehatan sangat diperlukan yaitu mulai dari fasilitas
kesehatan TNI, POLRI, pemerintah dan swasta yang berada disuatu wilayah
atau daerah yang dijadikan sebagai daerah yang dioprasi militer dan latihan
militer dalam mendukung keberhasilan tugas operasi militer dan latihan militer.
b) Kesehatan lingkungan
Untuk mencegah supaya tidak terjadi wabah penyakit tehadap personel yang
terlibat oprasi militer dan latihan militer maka perlu diadakan penyuluhan
tentang kesehatan kepada semua personel sebagai langkah awal kebutuhan
personel sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh
kelalaian.
c) Penyakit endemis
Untuk melindungi seluruh personel yang terlibat dalam operasi militer dan
latihan militer dari penyakit yang endemis disuatu daerah yang dijadikan
sebagai daerah oprasi militer maka perlu diberikan penyuluhan tentang
penyakit yang endemis tersebut serta melakukan profilaksis sebagai tindakan
pencegahan terhadap penyakit yang endemis misalnya seperti penyakit malaria
di Irian Barat.

3) Kondisi musuh
a) Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan musuh dalam operasi militer secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap kesehatan personel sendiri hal ini dapat ditularkan
melalui penduduk, serangga dan air sungai bila ada serta udara
b) Persenjataan
Keterangan tentang jenis persenjataan musush perlu diketahui, melalui satuan
intelijen karena jenis senjata musuh ini sangat menentukan keadaan, kondisi
dan jenisn luka yang ditimbulkan akibat senjata musuh tersebut sehingga dapat
diantisipasi sebelumnya tentang kemungkinan korban atau jenis luka yang
diakibatkan oleh sentjata musuh.
c) Nuklir biokimia dan fisika
Keterangan tentang apakah musuh menggunakan senjata nuklir biokimia dan
fisika sangatlah penting sekali diketahui karena dapat melumpuhkan pasukan.
Senjata nuklir biokimia dan fisika dan menimbulkan korban secara masal
sehingga dapat menghancurkan dan melumpuhkan pasukan sendiri. Mengingat
akibat yang ditimbulkan oleh senjata nulkir biokimia dan fisika ini sangatlah
berbahaya sekali maka perlu diperoleh keterangannya melalui satuan intelijen
sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk melindungi personel dari bahaya
yang diakibatkan oleh senjata nuklir biokimia dan fisika sendiri terutama
senjata dibidang bilologi dan kimia yang tidak begitu menyalahi
penggunaannya tetapi menimbulkan akibat yang sangat berbahaya bagi
personel.
b. Rencana dukungan
1) Personel
a) Pengorganisasian
(1)Rencana pembentukan satuan kesehatan militer disesuaikan dengan
kebutuhan operasi dan latihan militer di darat sesuai dengan dengan besarnya
satuan militer yang didukung
(2)Rencana pembentukan satuan tugas dengan perkiraan jumlah korban dan
bentuk penyelenggaraan kesehatan.
b) Kuantitas dan kualitatif
Rencana pembekalan teknis medis danteknik kesehatan militer bagi personel
satuan tugas kesehatan lapangan militer dan satuan tugas kesehatan.
2) Logistik
a) Bekal kesehatan
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan bekal kesehatan harus tersedia. Dukungan bekal kesehatan dimaksud
meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan logistik
kesehatan yang terdiri dari alat kesehatan dan alat utama kesehatan
b) Bekal umum
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan bekal umum harus tersedia. Dukungan bekal umum meliputi
perencaan pengadaan, pendistribusian dan penggunaan bekal umum yang terdiri
dari kafalap amunisi senjata dan sebagainya.
3) Prosedur
a) Gelar satuan
(1) Rencana gelar satuan kesehatan lapangan militer mengikuti rencana gelar
satuan militer pada pola operasi perdamaian dan pola gelar dewan keamanan
PBB pada misi perdamaian dunia.
(2) Rencana gelar satuan tugas kesehatan disesuaikan dengan pola operasi
militer, pola operasi satuan kesehatan lapangan militer dan perkiraan korban
termaksud manyarakat sipil.

4) Sistem perawatan dan Rujukan


a) Hospitalisasi
Rencana untuk persiapan rumah sakit wilayah maupun rumah sakit pusat baik
rumah sakit pemerintah, rumah sakit militer, rumah sakit swasta untuk menerima
rujukan.
b) Evakuasi
(1)Evakuasi korban militer
Korban militer dievakuasi ke instalasi kesehatan militer terdekat sesuai
dengan prosedur dan rantai evakuasi.
(2)Korban sipil
Korban sipil / masyarakan dievakuasi ke instalasi kesehatan terdekat, baik
instalasi militer maupaun sipil sesuai prosedur rantai evakuasi.
(3)Evakuasi korban khusus
Korban khusus (tawanan perang dan tokoh kunci) dapat dievakuasi ke
instalasi kesehatan baik ke instalasi militer maupun sipil yang ditunjuk oleh
yang berwenang, sedangkan tanggung jawab keamanannya dilaksanakan oleh
polisi militer.

c. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi Satuan Kesehatan Lapangan Militer
a) Peleton Kesehatan
Merupakan satuan kesehatan lapangan militer yang medukung satuan ketingkat
batalyon (satuan tempur dan bantuan tempur)
b) Batalyon Kesehatan
Merupakan satuan lapangan militer organik pada devisi infantri dan terdiri dari:
(1)Kompi lapangan kesehatan
Satuan kesehatan lapangan yang medukung satuan keringat brigade
(2)Kompi kesehatan bantuan
Satuan kesehatan lapangan yang medukung batalyon kesehatan dibidang
bekal kesehatan dan preventif
(3)Kompi rumah sakit lapangan
Satuan kesehatan lapangan yang memebrikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan rumah sakit tipe C dilapangan
(4)Kompi evakuasi
Satuan kesehatan lapangan yang menyelenggarakan semua kegiatan
evakuasi bagi korban / penderita dan tempat pengobatan brigade kerumah
sakit lapangan batalyon kesehatan.
c) Satuan Tugas Kesehatan
Satuan tugas kesehatan merupakan satuan kesehatan lapangan yang terdiri
dari unsur kesehatan militer, unsur kesehatan sipil baik pemerintah maupun
swasta yang berdiri sendiri atau gabungan dan unsur-unsur kesehatan yang
ada dikelola oleh pejabar kesehatan yang berwenang didaerah tersebut.
2) Unsur Kesatuan Tugas Kesehatan
a) Sipil/pemerintah
b) Swasta
Masing-masing dapat berdiri sendiri atau merupakan satuan tugas gabungan
yang diperkuat oleh militer
3) Kegiatan operasional
a) Tahap Persiapan
(1) Pemeriksaan Kesehatan Petugas
(2) Latihan Pra Tugas
Latihan pratugas dilaksanakan sebelum tugas operasi dengan simulasi
daerah sesungguhnya / mirip dengan daerah dimana akan diadakan tugas
operasi dan latihan militer
(3) Penyuluhan Kesehatan
Persenel yang terpilih melaksanakan tugas dalam operasi dan latihan
militer didarat harus diberikan penyluhan. Penyuluhan dimaksud antara
lain penyuluhan tentang keadaan penyakit didaerah operasi, pencegahan
penyakit dan penggulangannya serta cara penggunaan perangkat /
peralatan kesehatan.
(4) Pencegahan penyakit
Pencegahan dalam operasi dan latihan militer di darat dilakukan terhadap
penyakit menular potensial yang ada di lokasi. Pencegahan penyakit
dimaksud meliputi pemberian imunisasi dan pemberian profilaksis serta
tindakan lain yang berhubungan dengan pencegahan penyakit termaksud
food security didaerah operasi dan latihan militer.

b) Tahap pelaksanaan
(1) Intelijen medis
Intelijen medis dilakukan sebelum dan selama operasi dan latihan militer
di dara. Intelijen dimaksud meliputi pengumpulan bahan keterangan teknis
maupun dalam bidang kesehatan dan kemampuan lawan didaerah operasi
dan latihan militer.
(2) Pengawasan higiene dan sanitasi
Pengawasan higiene dan sanitasi dalam operasi dan latihan militer didarat
dilakukan untuk pengamanan kemungkinan terjadinya penularan penyakit
bersumber dari kontaminasi makanan dan minuman. Pengawasan higiene
dan sanitasi dimaksud meliputi pengamanan kuantitas sanitasi dasar
berupa penyediaan dan pengawasan air bersih, makanan dan minuman
serta pengawasan lingkungan, pengendalian bahan buangan/limbah,
pengendalian hama/vektor, bibit penyakit serta hama penganggu lainnya.
(3) Pengamatan penyakit
Pengamatan penyakit dalam operasi dan latihan militer didarat
diprioritaskan terhadap penyakit menular potensial kejadian luar biasa,
gangguan fisik, mental dan sosial. Pengamatan penyakit dimaksud
ditujukan kepada masyarakat selama operasi dan latihan militer
berlangsung serta terhadap setiap personel lainnya sejak berada diwilayah
operasi dan latihan militer sampai kembalin kepangkalan.
(4) Penganganan gizi
Dalam setiap operasi dan latihan militer didarat harus dilakukan
penanganan gizi agar setiap personel memperoleh jumlah kalori yang
dibutuhkan sesuai dengan porsi tugas operasi dan latihan militer yang
dibebankan sehingga personel tersebut dapat melaksanakan tugas dengan
optimal.
(5) Kesamaptaan jasmani
Pembinaan kesemaptaan jasmani harus dilakukan terhadap personel yang
terpilih dan dilakukan secara terus menerus guna mempertahankan
kesegaran jasmani dan kemampuan fisik, sehingga tetap mampu
melaksanakan setiap kegiatan operasi dan militer
(6) Dukungan logistik
Selama penyelenggaraan operasi dan latihan militer didarat berlangsung,
dukungan logistik harus tersedia. Dukungan logistik dimaksud meliputi
perencanaan pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan logsitik
ksehatan yang terdiri dari alat seksi kesehatan, alat utama kesehatan, serta
bekal kesehatan.
(7) Penatalaksanaan pelayanan medis dan keperawatan
Kegiaatan ini dilakukan terhadap personel militer dan personel lainnya
yang menderita suatu penyakit temaksud korban operasi dan latihan
militer. Terhadap penderita dan korban dimaksud dilakukan evakuasi dan
rujukan. Evakuasi dan rujukan disini meruapakan rangkaian pemindahan
penderita atau koraban baik didala m pertempuran latihan militer maupun
dalam keadaan damai ketempat fasilitas pengobatan atau perawatan yang
lebih memadai. Pelasanaannya disesuaikan dengan keadaan medan operasi
dan latihan militer, keadaan penderita serta sarana transportasi yang ada.
(8) Evakuasi kesehatan
Evakuasi kesehatan dilakukan untuk mengetahui dampak yang timbuk
terhadap kesehatan akibat operasi dan latihan militer didarat. Selain itu
juga dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan,
dampak operasi, dan latihan militer termaksud perhitungan korban, macam
penyakit akibat senjata musuh, senjata nuklir, biologi, kimia, maupun
akibat penyakit didaerah operasi dan latihan militer.
(9) Penanganan korban mati
Kegiatan penanganan terhadap korban mati akibat operaasi militer
meliputi identifikasi korban dan penentuan sebab kematian.
c) Tahap pengakhiran
(1) Rehabilitasi fisik dan mental
Setiap korban dalam kegiatan operasi dan latihan militer di darat harus diberikan
rehabilitasi fisik dan mental meliputi fisioterapi,pengobatan sesuai kebutuhan,
pemberian alat bantu sesuai dengan kecacadan dan konseling.
(2) Pemeriksaan purna tugas
Personel yang telah melaksanakan tugas dalam operasi miliiter dilakukan
pemeriksaan kesehatan dilaksanakan dikarantina wilayah.
(3) Evaluasi kegiatan
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan yang telah dicapai hasilnya
untuk perbaikan pelaksanaan selanjutnya baik kualitas maupun kuantitas, baik
personel maupun material.

d) Penyelenggaraan kesehatan pada berbagai operasi dan latihan militer


(1) Operasi Intelijen
Melasanakan pengumpulan keterangan masalah kesehatan yang dapat berperan
dalam perencanaan pengolahan dan penyampaian untuk diguanakan oleh
komando atas. Hasil yang dapat dilaporkan dapat berupa laporan kedokteran,
statistik kesehatan, dan data kesehatan lainnya.
(2) Operasi Pertempuran
Segala tindakan kegiatan dan usaha secara fisik dengan menitik beratkan pada
penggunaan senjata teknologi untuk menghancurkan, melumpuhkan kekuatas fisik
lawan dengan tujuan mencegah meluasnya daerah ancaman atau mementahkan
serangan.
(3) Operasi Teritorial
Dilaksanan untuk merebut hati rakyat , dukungan kesehatan dilaksanakan untuk
membantu satuan tempur disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
(4) Operasi Gerilya
Dukungan kesehatan diberikan dengan mobilitas tinggi, kenyal dan kerahasiaan
terpelihara, pertolongan dalam waktu cepat dan selekas mungkin distabilisasikan
untuk untuk dievakuasi kedaerah pangkalan atau disamakan untuk dirawat di
rumah sakit umum atau rumah penduduk.
(5) Operasi lawan gerilya
Satuan operasi lawan gerilya yang disusun dalam kelompok-kelompok kecil
dengan mobilitas tinggi perlu didukung dengan pelaksanaan pertolongan pertama
di lapangan dan evakuasi yang cepat untuk memberikan pertolongan yang lebih
definitif di rumah sakit lapangan.
(6) Operasi tempur dalam kota
Pertempuran kota dilaksanakan dalam jarak dekat dengan penggunaan pasukana-
pasukan kecil yang merupakan pertempuran setempat pengendalian sulit, maka
dukungan kesehatan dilaksankan dengan mobilitas yang tinggi baik evakuasi
pertolongan pertama lapangan dan hospitalisasi.
(7) Operasi pertahanan
Pelaksanaan evakuasi dan hospitalisasi lebih sulit oleh karena daerah tugas
langsung dapat menjadi sasaran tembakan musuh. Penyamaran instalasi kesehatan
lapangan sebagai perlindungan terhadap peninjauan dan tembakan musuh.
Dukungan kesehatan diberikan adanya kepadatan evakusi dan hospitalisasi oleh
satuan kesehatan atasan baik evakuasi darat maupun udar.

(8) Operasi Serangan


Serangan merupakan pergeseran timbun korban / penderita kedepan, maka
pelasanaan evakuasi dari depan sangat menentukan. Dukungan kesehatan dapat
diberikan dengan penempatan peleton kesehatan pada lokasi yang tetap.

e) Jalur rujukan
Suatu proses didalam penanganan penderita dimana instalasi / fasilitas yang lebih
tinggi.
(1) Daerah tempur depan dilaksanakan oleh satuan kesehatan lapangan setingkat
peleton.
(2) Daerah tempur belakang / perbekalan dilaksanakan oleh satuan kesehatan
lapangan setingkat kompi.
(3) Daerah komunikasi dilaksankan oleh satuan kesehatan lapangan setingkat rumah
sakit lapangan.
(4) Daerah belakang dilaksanakan oleh rumah sakit wilayah atau rumah sakit pusat.

d. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat yaitu mengenai korban
tempur dan non tempur (militer / sipil / masyarakat), angka kesakitan, pelaksanaan
rujukan, distribusi dan penggunaan bekal kesehatan, kodisi fasilitas kesehatan akibat
dari operasi dan latihan militer di darat secara administrasi. Pelaporan kesehatan
dilaksanakan sesuai laporan secara berjenjang dari tingkat bawah sampai tingkat atas.

e. Pembinaaan dan pengawasan


1) Teknis medis
Pembinaan dan pengawasan kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat
dilaksanakan oleh Kepala Kesehatan Daerah Militer sebagai penanggung jawab
teknis medis di wilayah dalam rangka peningkatan kemampuan personal
kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya.

2) Taktis operasional
Pembinaan dan pengawasan dalam operasi / latihan militer didarat taktis
operasional dilaksanakan mulai dari komandan satuan/ latihan sampai kepada
pejabat yang ditunjuk dalam operasional / latihan militer tersebut.
f. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan penilaian dalam operasi / latihan militer di darat secara teknis medis
dilaksanakan oleh atasan pejabat kesehatan yang berwenang secara taktis operasional
dilaksanakan oleh penanggung jawab operasi / latihan untuk dievakuasi bagaimana
pelaksanaannya guna dilakukan perbaikan-perbaikan.

Jenis kesehatan Kegiatan Sasaran


matra lapangan

Kesehatan dalam a. Pemerikasaan kesehatan a. Personil militer


b. Penyuluhan.
operasi/ latihan lapangan.
c. Pembinaan kesempatan jasmani
b. Personil kesehatan.
militer di darat d. Higiene dan sanitasi.
c. Masyarakat sekitar
e. Gizi
f. Penataan medis dan keperawatan daerah operasi latihan.
g. Pemulihan kesehatan
h. Evakuasi dan rujukan
i. Intelenjensi medik
j. Dukungan logistik kesehatan
k. Dukungan ketenagaan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai