RANI 1710711
NORMA AMALIA 1710711057
LILIS MULYANI 1710711073
MUTIARA TOBING 17107110
EPIDERMIS
EPIDERMIS
Kulit tersusun dari tiga lapisan,
yaitu epidermis, dermis, dan
jaringan subkutan.
Epidermis membentuk lapisan
paling luar dengan ketebalan
sekitar 0,1 mm pada kelompak
mata hingga sekitar 1 mm pada
telapak tangan dan kaki. Lapisan
eksternal sel-sel epitel berlapis
ini terutama tersusun dari
keratinosit. (Suzanne,
SEL PADA EPIDERMIS
3. Kelenjar Serumen
Terletak di kulit telinga luar, adalah kelenjar keringat apokrin yang dimodifikasi.
Kelenjar tersebut menyekresi serumen berwarna cokelat-kuning seperti lilin
yang member perangkap lengket untuk benda asing.
Rambut dan Kuku
Lilis Mulyani (1710711073)
Rambut
Rambut adalah protein produk akhir
yang tidak hidup yang ditemukan pada
semua perrmukaan kulit kecuali telapak
tangan dan kaki.
Fungsi:
Kulit
Berbau Kepala
INSPEKSI
Warna Kulit
• Cyanosis
• Jaundice
• Pallor (pucat) Lesi Kulit
• Erytema • Makula • Skuama • Hiperkeratosis
• Hyperpigmentasi • Plak (plaque) • Erosi • Nevus pigmentosus
• Albino • Papula • Ulkus • Tattoo
• Urtika • Ekskoriasi • Hemmangioma
Vaskularitas • Nodul • Fisura • Spider nevi
• Petechie • Kista • Atropi • Mongolian spot
• Ekimosis • Vesikula • Sikatriks • Uremic frost
• Telangiektasis • Pustula • Sclerosis • Alopecia
• Angioma • Purpura • Likenifikasi • Hirsutism
• Venous star
PALPASI
• Pengukuran suhu
• Pemeriksaan kelembaban
• Teksture kulit
• Turgor
• Krepitasi
• Odema
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosis penyakit kulit
TES karena alergi atau penyakit kulit karena reaksi
imunologis baik humoral maupun selular disebut
KULIT tes kulit.
Kulit yang peka terhadap suatu bahan,
apabila terjadi kontak atau kemasukan suatu
bahan tertentu, maka akan dapat terjadi suatu
reaksi peradangan kulit yang dapat bersifat lokal
maupun general.
Skin Prick Test
Patch Tes (Tes tusuk Kulit).
(Tes Tempel).
RAST
(Radio Allergo Sorb Tes
ent Test) intra kutan
IgE Spesifik.
LUKA BAKAR
(COMBUTIO)
PENGERTIAN & KLASIFIKASI
GITA EKAWATI
1710711007
PENGERTIAN
5. Cedera inhalasi
• Paparan terhadap gas asifiksian (misalnya karbon monoksida) pada
asap pada umumnya terjadi pada cedera api, khususnya bila
korban terperangkap dalam ruang yang tertutup dan penuh asap
(misalnya pada kebakaran rumah tinggal).
Manifestasi klinis
Luka Bakar
(Combustio)
Derajat Dua (Partial- Epidermis dan Nyeri, hiperestesia, sensitif terhadap Melepuh, dasar luka berbintik-bintik Kesembuhan dalam waktu 2-3 minggu,
Thickness): tersiram air bagian dermis udara yang dingin merah, epidermis retak, permukaan luka pembentukan parut dan depigmentasi, infeksi
mendidih, terbakar oleh basah, terdapat edema dapat mengubahnya menjadi derajat-tiga
nyala api
Derajat Tiga (Full- Epidermis, Tidak terasa nyeri, syok, hematuria Kering, luka bakar berwarna putih Pembentukan eskar, diperlukan pencangkokan,
Thickness): terbakar nyala keseluruhan (adanya darah dalam urin) dan seperti bahan kulit atau gosong, kulit pembentukan parut dan hilangnya kontur serta
api, terkena cairan dermis dan kemungkinan pula hemolisis retak dengan bagian lemak yang fungsi kulit, hilangnya jari tangan atau ekstrenitas
mendidih dalam waktu kadang-kadang (destruksi sel darah merah), tampak, terdapat edema dapat terjadi
yang lama, tersengat arus jaringan kemungkinan terdapat luka masuk
listrik subkutan dan keluar (pada luka bakar listrik)
Sistem kardiovaskuler
• Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh general baik pada area yang
mengalami luka maupun jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan terjadi
penurunan sirkulasi volume darah intravaskuler.
• Denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap pelepasan catecholamine
dan terjadinya hipovolemia relatif, yang mengawali turunnya kardiac output.
Kadar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi dari
pengeluaran cairan intravaskuler. Disamping itu pengeluaran cairan secara
evaporasi melalui luka terjadi 4- 20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan
pengeluaran cairan yang normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal
perhari adalah 350 ml. Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada
perfusi organ. Jika ruang intravaskuler tidak diisi kembali dengan cairan intravena
maka shock hipovolemik dan ancaman kematian bagi penderita luka bakar yang
luas dapat terjadi
Sistem Renal dan
Gastrointestinal
Respon tubuh pada mulanya adalah
berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya
GFR (glomerular filtration rate), yang
menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju
usus juga berkurang, yang pada akhirnya dapat
terjadi ileus intestinal dan disfungsi
gastrointestia pada klien dengan luka bakar
yang lebih dari 25 %.
Sistem Imun
Fungsi sistem immune mengalami depresi.
Depresi pada aktivitas lymphocyte, suatu
penurunan dalam produksi immunoglobulin,
supresi aktivitas complement dan
perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan
macrophage dapat terjadi pada klien yang
mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-
perubahan ini meningkatkan resiko terjadinya
infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan
hidup klien.
Sistem Respiratori
Dapat mengalami hipertensi arteri
pulmoner, mengakibatkan penurunan
kadar oksigen arteri dan “lung compliance”.
a. Smoke Inhalation.
b. Keracunan Carbon Monoxide
a. Smoke Inhalation
• Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri
pulmoner yang seringkali berhubungan dengan injuri
akibat jilatan api. Manifestasi klinik yang dapat
diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB yang
mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan
pada oropharynx atau nasopharynx, rambut hidung
yang gosong, agitasi atau kecemasan, takhipnoe,
kemerahan pada selaput hidung, stridor, wheezing,
dyspnea, suara serak, terdapat carbon dalam
sputum, dan batuk.
b. Keracunan Carbon
Monoxide.
CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu
substansi organik terbakar. Dengan terhirupnya CO, maka
molekul oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan
dengan hemoglobin sehingga membentuk carboxyhemoglobin
(COHb). Hipoksia jaringan dapat terjadi akibat penurunan
secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran oksigen
dalam darah. Kadar COHb dapat dengan mudah dimonitor
melalui kadar serum darah. Manifestasi dari keracunan CO
adalah sbb
REFERENSI
multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi sistem yaitu terjadinya kerusakan
cairan (H2O, elektrolit dan protein), sehingga mengakibatkan tekanan onkotik dan
tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal ini terjadi terus menerus dapat
gangguan perfusi jaringan. Apabila sudah terjadi gangguan perkusi jaringan maka akan
mengakibatkan gangguan sirkulasi makro yang menyuplai sirkulasi orang organ organ
penting seperti : otak, kardiovaskuler, hepar, traktus gastrointestinal dan neurologi yang
Pembersihan Penggantian
Terapi topikal
luka balutan
Graft
Debridemen
(pencangkokan)
FASE REHABILITASI PADA PERAWATAN
LUKA BAKAR
• Alat tekan elastik, alat ini berguna untuk luka bakar
partial-thickness yang memerlukan waktu 2 minggu untuk
a)Perawatan di sembuh. Pemakaian pakaian tekan elastik akan
melonggarkan berkas-berkas kolagen dan mendorong
rumah dan
arah kolagen yang sejajar dengan permukaan kulit tanpa
tindak lanjut
terbentuknya nodul-nodu dermis. Stelah penekanan ini
berlangsung beberapa lama, restrukturisasi kolagen dan
penurunan vaskularitas serta selularitas akan terjadi
References
Suzanne C. Smeltzer, B. G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.
Ayu Nuraini S
1710711030
2) Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya
benda
asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang
rontok kena
air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3) Hidung 5) Telinga
Catat adanya perdarahan, Catat bentuk, gangguan
mukosa kering, sekret, pendengaran karena benda
sumbatan dan bulu hidung asing, perdarahan dan
yang rontok. serumen
4) Mulut 6) Leher
Sianosis karena kurangnya Catat posisi trakea, denyut
supplay darah ke otak, bibir nadi karotis mengalami
kering karena intake cairan peningkatan sebagai
kurang kompensasi untuk mengatasi
kekurangan cairan
d. Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada
tidak maksimal,
vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara
ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi
e. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya
nyeri pada area
epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
f. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan
tempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai
sumber infeksi
dan indikasi untuk pemasangan kateter.
g. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri
h. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS.
Nilai bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok
hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik)
i. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada daerah yang mengalami luka
bakar (luas dan kedalaman luka).
Mutia Ifanka
1710711010
• Pasien mengatakan luka bakarnya karena • Pasien dirawat diruangan Isolasi Perawatan Bedah dirumah sakit
kompor gas yang meledak saat ia pemerintah
memasak di dapur • Pasien tampak susah menggerakkan bagian daerah yang terkena luka
• Pasien mengatakan nyeri sekali bakar
• Pasien mengatakan tidak dapat • Tingkat kesadaran pasien composmentis
menggerakkan bagian daerah yang terkena • TD: 90/50 mmHg
luka bakar • HR: 110 x/menit
• Pasien mengatakan jari tangan dan kaki • RR: 28 x/menit
terasa kesemutan • S: 38,3 oC
• Pasien mengatakan lemas serta agak sesak • BB: 49,5 Kg
• TB: 155 cm
• Ketebalan combustio sebagian lapisan epidermal dan dermal melepuh
serta edema subkutan
• Luka tampak merah buah ceri
• Pasien tampak nyeri hebat dengan skala nyeri 9-10,
• Lokasi combustio meliputi: kedua femur sinistra dan dextra; daerah pubis
sampai anal; kedua lengan bagian bisep; serta bagian frontalis
• Hb 11 gr/dl
• Ht 40 %
• Lekosit 13.000
• K 3,4 mEq/L
• Na: 120 mEq/L
Data Subjektif Data Objektif
Do:
• Tingkat kesadaran pasien composmentis
• TD: 90/50 mmHg
• HR: 110 x/menit
• RR: 28 x/menit
• S: 38,3 oC
• AGD: pH 7,35
• PaO2 75mmHg
• PCO2 40 mmHg
• HCO3 25 mEq/L.
• Diagnosa medis klien Luka Bakar grade III
• Pasien telah mendapatkan penaganan pertama
resusitasi cairan dengan menggunakan rumus
Baxter
No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Do:
• Luka tampak merah buah ceri
• TD: 90/50 mmHg
• HR: 110 x/menit
• RR: 28 x/menit
• S: 38,3 oC
• Lokasi combustio meliputi: kedua femur
sinistra dan dextra; daerah pubis sampai anal;
kedua lengan bagian bisep; serta bagian frontalis
• Hb 11 gr/dl
• Ht 40 %
• Lekosit 13.000
• K 3,4 mEq/L
• Na: 120 mEq/L
No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Do:
• Tingkat kesadaran pasien composmentis
• Luka tampak merah buah ceri
• TD: 90/50 mmHg
• HR: 110 x/menit
• RR: 28 x/menit
• S: 38,3 oC
• P : nyeri akibat trauma luka bakar
• Q: seperti di tusuk-tusuk
No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Terapi Oksigen
• Berikan oksigen tambahan seperti yang
diperintahkan
• Kolaborasi dengan dokter pemberian
resusitasi cairan menggunakan rumus
Baxter
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi