Anda di halaman 1dari 62

REVIEW

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Ns.ENI KUSYATI,S.Kep, M.Si.Med, CWCS


Anatomi fisiologi kulit
Klasifikasi Kulit, Antara Lain :
Kulitterdiri atas dua lapisan, lapisan
dermis luar (epidermis) dan lapisan
dermis dalam (dermis).
Luas kulit pada orang dewasa 1,5 m2
dengan berat kira-kira 15% berat badan.
Dua prinsif bagian :
epidermis
Luar, tipis
Terdiri epitelium
dermis
dalam, tebal
Terdiri jaringan ikat

Lapisan subkutaneous
Penyimpanan lemak
Pembuluh darah
Pacinian corpuscles (sensitive to
tekanan)
Kulit

-Tebal : 0.5 mm - > 5 mm


1 mm – 2 mm

-Epidermis :
Corneum
Lucidum
Granulosum
Spinosum
Basale
-Dermis : Papiler
Retikuler
- Hipodermis
Lapisan Epidermis
Normalnya sel pada lapisan ini akan terus
mengalami regenerasi setiap 2 ½ bulan.
Epidermis tidak disuplai pembuluh darah
secara langsung, makanan dan oksigen
melalui difusi dari jaring pembuluh darah
di lapisan dermis.

Epidermis
Epidermis

-Fungsi pelindung
-Epithel skuamosa
-P. darah (-)
-Telapak tangan dan kaki
Tipe sel & lapisan epidermis
Lapisan epidermis mengandung empat
jenis sel yang berbeda
1. Melanosit
2. keratinosit
3. sel Langerhans dan
4. sel Granstein
ditambah sel limfosit T transien yang
tersebar di lapisan epidermis dan dermis.
Melanosit
Memproduksi pigmen
melanin dibantu oleh enzim
tyrosinase.
Berfungsi melindungi kulit
dari sinar ultraviolet
matahari.
Keratinosit
•Memproduksi keratin.
•Ketika sel ini mati, keratin yang
dihasilkan melapisi kulit terluar.
•Sel ini juga dapat membentuk kuku dan
rambut.
Sel langerhans berasal dari sumsum
tulang, berperan sebagai antigen
presenting cells kepada sel limfosit T
Helper, rentan rusak akibat terpajan
radiasi UV matahari.
Sel granstein sebagai rem bagi respon
pertahanan tubuh di kulit.

Sel pertahanan tubuh lainnnya


yang berada di kulit
Stratifkasi ketebalan squamos
epitelium
stratum corneum
sel mati
Cell yang dikeluarkan terus
menerus dan terganti
Keratin tahan air
stratum lucidum
Penebalan kulit
Cegah UV & sunlight
stratum granulosum
Pembentukan keratin,
keratinocytes mengalami
apoptosis
Lamellar granules ; tahanan air
stratum spinosum
Menjaga kesatuan sel
Mengganti sel di atasnya
Pembelahan sel
stratum basale
Berisi sel batang ,
melakukan pembagian sel
secara terus menerus
Lapisan Epidermis
Epidermis (avascular)
beirisi 4 tipe sel:
◦ Keratinocytes (90% of
epidermal cells) –
memproduksi keratin and
penahan air / (dari lamellar
granules)
◦ melanocytes - produksi
melanin
◦ Langerhans cells -
macrophages ; immune
response
◦ Merkel cells - touch sense
Corneum
-Bentuk seperti
tanduk
-Rata / flat
-Relatif tebal –
terdapat sel mati
-Soft keratin :
elastis ,dan
melindungi sel
hidup
-Mudah abrasi dan
diganti dengan
sel baru
Lucidum

-Rata
-Sel
mengandung
protein = eleidin
-Hanya di
telapak tangan
dan kaki
-Cegah
ultraviolet dan
sinar matahari
Spinosum
-Sel berbentuk
polihedral ( multi
muka )
-Disebut “prikle
cell”
-Proses aktif
sintersa protein –
pembelahan sel
-Sel dibentuk
untuk mengganti
sel diatasnya
Granulosum

-Tebal 2-4
sel
-Mengandun
g granul dan
keratohyalin
-Memicu
proses
keratinisasi
( sel mati)
Basale

-1 lapis sel
koluimnar/kuboid
-Proses
pembelahan sel
Lapisan Dermis
Dermis : lapisan jaringan ikat
yang mengandung banyak
serabut elastin yang lentur dan
serabut kolagen yang kuat serta
banyak pembuluh darah dan
ujung saraf.
1. Pars papillare,
berisi ujung
serabut saraf
dan pembuluh
darah.
2. Pars retikulare ,
terdiri atas
serabut
penunjang
seperti kolagen
elastin dan
retikulin.
dermis
Dermis
terdiri :
◦ superficial
papillary
layer

◦ deeper
reticular layer
Papilare
-Analogi dengan sub-
epitel
-Jar. Penunjang longgar
-Terdapat serat kolagen
-Bentuk seperti jari
tangan
-Terdapat kapiler dan
ujung syaraf Meissner’s
-Terdapat pola ornamen
pada jempoll
Retikulare
Bentuk seperti jala
Jaringan penunjang
padat
Terdapat serat
kolagen
Terdapat pola
sulkus = Garis
Langer’s
Insisi pada Garis
Langer’s
berpengaruh pada
penyembuhan
Papillary layer:
Areolar connective tissue
Many fine elastic fibres
highly vascular
dermal papillae;proyeksi
Form epidermal ; tapak tangan
dan kaki
Contain:
capillary loops
Meissner’s corpuscles
(touch)
Free nerve endings
Warm, cool, pain,
tickle,
Reticular (net) layer
connective tissue; tidak teratur dan
padat
Sebaceous (oil) glands
Hair follicles
Saluran pada sudoriferous (sweat)
glands
Striae or regang
Meissner’s corpuscles and
Pacinian corpuscles
 Hairs (pili) terdiri ; bagian yang
mati, sel keratinised yang Hair
menjaga kesatuan extraceluler
proteins
◦ Batang – bagian superficial
◦ Akar – dalam kulit dikelilingi
follicle
◦ Dendrit akar rambut
sekeliling folikel rambut
◦ Rangsang saraf jika batang
rambut bergreak
◦ Warna rambut ; jumlah dan
tipe dalam sel keratine
◦ Uban karena synthesis pada
enzym tyrosinase
Skin
Glands
 Sebaceous (oil) glands
◦ terhubung dgn hair
follicles
◦ Secretory porsi
dalam dermis
◦ absent in thick skin (ie
palms and soles).
◦ produce sebum
 moistens hairs
 waterproofs (slows
water loss)
 softens the skin
 inhibits bacterial
growth.
Skin
Glands
 Sudoriferous (sweat) glands
Eccrine
◦ Bagian yang keluar dari dalam
dermis
◦ Saluran pipa pada akhir pori2
epidermis
◦ Produksi ~600ml keringat/hari rata2
dewasa (more if exercise)
 200 ml sensible
 400 ml insensible
◦ Fungsi utama hilang panas
Apocrine
◦ Terbatas: axilla, pubis, areolae,
beard area in males
◦ Bagian yang keluar dari dalam
dermis or subcutaneous layer
◦ Saluran terbuka dalam folikel
rambut
◦ Sekresi agak viscous
 Sama dengan sekresi eccrine
plus lipids and proteins
◦ Tidak berfungsi until puberty
Skin Glands
Ceruminous glands
◦ modified sudoriferous glands
◦ Lokasi ; external auditory canal
◦ Produksi substance ; cerumen
◦ Menghalangi masuknya benda asing
Mammary glands
◦ specialised sweat glands
Nails
 Nails – plates of tightly
packed, hard, keratinized
epidermal cells
 Consist of:
 nail body, free edge and
nail root
 Lunula
 area of thickened stratum
basale
 Hyponychium (nail bed)
 area of thickened stratum
corneum
 Mengaman nail to tip of
digit
 Eponychium (cuticle)
 Epitelium yang menduduki
perbatasan kuku
Nail growth
Nail matrix
◦ Epithelium
deep to nail
root
 Sel ; by mitosis
 Sel superficial
matrik yang
merubah sel
kuku
 Rata2 tumbuh 1
mm / mggu
Kelenjar
keringat
Kelenjar eksokrin Kelenjar sebasea
kulit dan folikel
rambut
Kelenjar keringat tersebar di
sebagian besar permukaan tubuh
mengeluarkan larutan garam
Kelenjar sebasea menghasilkan sebum,
membantu rambut kedap air dan
mencegah rambut kering dan retak
Hipodermis/sub kutan :
Berisi jaringan ikat longgar dan
jaringan adiposa
Kulit: Fungsi 
Regulasi
   Absorpsi
 Proteksi  Proteksi sirkulasi
Proteksi Proteksi zat aktif
terhadap terhadap darah dan
terhadap terhadap
tekanan zat kimia suhu
dingin, mikroba
dan
panas,
gesekan
radiasi

7 9
3
1 2 6 8
4
10

5 5

 Proteksi terhadap  Indera tekan, sentuh,


kehilangan suhu dan
KASUS
SEORANG LAKI-LAKI DATANG KE
PUSKESMAS DENGAN LUKA BACOK(STAB
WOUND) 9 JAM YANG LALU DAERAH PAHA
DEXTRA KEDALAMAN 5 CM PANJANG 12
CM LUKA TDK BERDARAH . LUKA DIJAHIT
SELANG 5 HARI LUKA MENGALAMI INFEKSI
LAKUKAN ANALISIS KASUS TERSEBUT
KAITANNYA DENGAN ANATOMI FISIOLOGI
DAN PENUNJANG LAINNYA
Fungsi kulit:
 Kulit melayani beberapa fungsi:
◦ Protection
 Physical barrier
 Chemical barrier - cuka mantel memperlambat pertumbuhan hasil bakteri
- sebum berisi kimia bactericidal
 Immunity - Langerhans cells (Antigen Presenting Cells)
- Macrophages
◦ Sensation
 touch, pressure, vibration, tickle, pain, warm, cool
◦ Excretion and absorption
 Sweat support : sarana excretion salts, ammonia, urea
 Beberapa molekul larutan lipid diabsorbsi melalui kulit
◦ Synthesis of vitamin D
 Sel epidermal merubah derivat cholesterol ke dalam vitamin D
precursor sinar matahari
◦ Liver and kidneys kemudian merubah calcitriol (bentuk aktif)
 Bantuan penyerapan calcium dari saluran GI
Sintesis vitamin D oleh kulit
Epidermis juga dapat mensintesis
vitamin D dengan bantuan sinar
matahari.
Jenis sel yang memproduksi vitamin D
belum diketahui.
Terkait dengan hormon, ginjal, kalsium
Fungsi kulit
 Skin contributes to temperature homeostasis by
regulating:
 cutaneous blood flow
 Increased dilation of skin blood vessels as core
temperature increases
 During intense exercise skin blood vessels
constrict - rapid increase in core temperature
results
 sweating
 sympathetic response
Asal Panas Pada Tubuh
Manusia
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan
panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu
lingkungan.  mahluk berdarah panas

Suhu tubuh dihasilkan dari :


1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot
(termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan
sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan
(growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine,
norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di
dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
Sistem Pengaturan Suhu
Tubuh
 Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu
tubuh
 Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37°C.
 Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu
tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas
toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point).
 Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang
memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan,
dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan
konstan.
Berdasarkan distribusi suhu di dalam
tubuh, dikenal suhu inti (core
temperatur), yaitu suhu yang terdapat
pada jaringan dalam, seperti kranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan
relatif konstan (sekitar 37°C).
Selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat
pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak.
Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi
sebesar 30°C sampai 40°C.
Sistem Pengaturan Suhu
Tubuh
 Lokasi pengukuran temperatur tubuh : ketiak
(aksila), sub lingual (dibawah lidah) atau rektal
(dubur)
 Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 – 0,5 oC
daripada temperatur aksila
 Suhu rektal agak konstan bila dibandingkan
dengan suhu-suhu di daerah lain

 Temperatur rata-rata kulit : 0,07 Tkepala + 0,14


Tlengan + 0,05 Ttangan + + 0,07 Tkaki + 0,13 Tbetis +
0,09 Tpaha + 0,35 Tbatangtubuh
 Temperatur tubuh rata-rata : Mean Body
Temperatur
= (0,69 x temp rektal) + (0,33 x temp kulit rata-
rata)
Sistem Pengaturan Suhu
Tubuh
Tabel Perbedaan derajat suhu normal
pada berbagai kelompok usia
Usia Suhu (oC)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,7 • Hipotermi, bila suhu tubuh
kurang dari 36°C
1 tahun 37,7
• Normal, bila suhu tubuh
3 tahun 37,2 berkisar antara 36 - 37,5°C
5 tahun 37,0 • Febris / pireksia, bila suhu
7 tahun 36,8 tubuh antara 37,5 - 40°C
• Hipertermi, bila suhu tubuh
9 tahun 36,7
lebih dari 40°C
11 tahun 36,7 (Tamsuri Anas, 2007)
13 tahun 36,6
Dewasa 36,4
> 70 tahun 36,0
1. Kecepatan metabolisme basal
2. Rangsangan saraf simpatis
3. Hormon pertumbuhan
4. Hormon tiroid
5. Hormon kelamin
6. Demam ( peradangan )
7. Status gizi
8. Aktivitas
9. Gangguan organ
10. Lingkungan

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu


Tubuh
Mekanisme Kehilangan Panas
Melalui Kulit
Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh
manusia dengan cara konveksi, konduksi, radiasi
dan evaporasi,

1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas
tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme
kehilangan panas paling besar pada kulit (60%)
atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
2. Konduksi
 Proses perpindahan kalor secara konduksi bila
dilihat secara atomik merupakan pertukaran
energi kinetik antar molekul (atom), dimana
partikel yang energinya rendah dapat meningkat
dengan menumbuk partikel dengan energi yang
lebih tinggi.
 Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas.
 Konduksi adalah perpindahan panas akibat
paparan langsung kulit dengan benda-benda yang
ada di sekitar tubuh.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
3. Konveksi
 Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor
listrik yang panas maka enegi dalam ceret akan
meningkat yang disebabkan oleh konveksi
 Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan
partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi
 Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa
jenis udara panas sangat ringan dibandingkan
massa jenis udara dingin

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
4. Evaporasi
 Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat
memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu
gram air yang mengalami evaporasi akan
menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
kilokalori.
 Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal
ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus
dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam.
 Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena
evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara
terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
Enegi panas mula-mula akan penetrasi
kedalam jaringan kulit dalam bentuk
berkas cahaya (dalam bentuk radiasi
atau konduksi) kemudian akan
menghilang didalam jaringan yang lebih
dalam berupa panas, panas tersebut
kemudian diangkut ke jaringan lain
dengan cara konveksi yaitu diangkut ke
jaringan seluruh tubuh melalui cairan
tubuh, dan energi panas akan
dikeluarkan melalui evaporasi (keringat)

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
TERIMA KASIH
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai