Anda di halaman 1dari 38

Anatomi Fisiologi Kulit

dan Proses
Penyembuhan Luka
Dyna Apriany,S.Kp.,MKep
Kulit
• Kulit merupakan organ tubuh yang
terletak paling luar dan merupakan
proteksi terhadap organ-organ yang
terdapat dibawahnya dan membangun
sebuah barrier yang memisahkan
organ-organ internal dengan
lingkungan luar.
KULIT NORMAL MANUSIA
1. Organ terbesar 15% BB dewasa
2. Manerima 1/3 volume sirkulasi darah tubuh
3. Fungsi utama sebagai pelindung
4. Ketebalan 0.5-0.6 mm.
5. 1 inci kulit terdiri dari 650 kelenjar keringat 20 pembuluh darah, 60 ribu
melanosit dan ribuan ujung syaraf tepi
6. Asesoris kulit terdiri dari rambut, kuku, kelenjar keringat

Epidermis

Terdiri dari 3 lapisan Dermis

Hypodermis
EPIDERMIS

Lapisan paling luar dari kulit (epitel)


Sel utama: sel epitel squamosa berjenjang (keratonosit), sel lainnya terdiri
dari sel melanosit, sel langerhans dan sel merkel.
Variasi ketebalan: 0,4-0,6 mm (tergantung lokasi)
Epidermis dan dermis dibatasi oleh basement membrane zone (BMZ)
Tidak terdapat perbuluh darah, nutrisi dan difusi dari dermis
Tidak ada persyarafan
Memiliki 5 stratum atau jenjang
Lapisan Kulit
• Epidermis
•Dermis
•Jaringan subcutan/Hipodermis
EPIDERMIS

Corneocytes
Stratum corneum
Cells without
Stratum lucidium
a nucleus
Stratum granulosum

Stratum spinosum

Keratinocytes Stratum basale


Cells with
a nucleus

Papillary region

Basement
membrane
Epidermis
• Terdiri dari 5 lapisan (stratum)
berturut-turut dari atas ke bawah :
1. Stratum corneum  Lapisan paling luar terdiri
dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi, sudah mati
dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin
 Makin keatas makin halus dan lama-lama terlepas
dari kulit berupa sisik-sisik yang sangat halus.
2. Stratum lucidum  Hanya terdapat pada
kulit yang tebal.
3. Stratum Granulosum Terdiri dari tiga
sampai empat lapisan atau keratocytes yang
dipipihkan  Keratocytes ini berperan besar
terhadap susunan keratin di dalam lapisan
atas epidermis
4. Stratum spinosum  Terdiri atas
beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal
yang besarnya berbeda-beda, karena adanya
proses mitosis  Diantara sel spinosum
terdapat sel langerhans mengaktifkan
sistem imun
5.Stratum Basale
•Lapisan terdalam epidermis
•10-20 % sel di stratum basale adalah
melanocytes melanin, sel warna untuk
kulit (pigmen).
•Butiran melanin berkumpul pada
permukaan setiap keratinocytes.
Dermis
Lapisan kedua dari kulit
Ketebalan 2-4 mm tergantung dari lokasi
Terdiri dari jaringan ikat atau connective tissue
Sel utama: fibroblas  penghasil utama protein untuk
pembentuk kolagen dan elastin
Memiliki banyak pembuluh darah dan sel syaraf
• Lapisan ini tersusun dari dua lapisan yaitu :
• Lapisan papillaris yaitu bagian yang
menonjol ke epidermis merupakan jaringan
fibrous tersusun longgar yang berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
• Lapisan retikularis yaitu bagian di bawah
lapisan papilaris yang menonjol ke arah
subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan
ikat.
Hipodermis
jaringan utama terdiri dari: jaringan lemak, subdermal flexus
Pembuluh darah dan jaringan ikat
Fungsi: penjaga organ dibawahnya, mengurangi benturan saat
bergerak, menyimpan jaringan lemak
Jaringan lemak memiliki fungsi menghangatkan tubuh (regulasi
suhu tubuh)
Adeneksa Kulit/Kelenjar Kulit
• 1. Kelenjar keringat (sudoriferus)
terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
struktur dan lokasinya.
» Kelenjar Keringat ekrin adalah kelenjar tuburar simpel
dan berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel
rambut. Kelenjar ini penyebarannya meluas ke seluruh
tubuh, terutama telapak tangan, telapak kaki, dan dahi.
Sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air dan
membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh.

» Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat


terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan
penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada
aksila, arelo payudara, dan regia anoginetal.
– Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum
yang biasanya dialirkan ke folikel
rambut. Kelenjar sebasea, rambut, dan
kelenjar keringat apokrin area
ginetalia, bibir, puting susu, dan areola
payudara.
» Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin
(sel-sel sekretori menghilang selama sekresi
sebum).

» Sebum adalah campuran lemak, zat lilin,


minyak, dan pecahan-pecahan sel. Zat ini
berfungsi sebagai emoliens atau pelembut
kulit dan merupakan suatu barier terhadap
evaporasi. Zat ini juga memiliki aktivitas
bakterisida.
BASIC WOUND THERAPY

FUNGSI KULIT

PROTEKSI SENSASI

FUNGSI KULIT

SINTESA VITAMIN D THERMOREGULATION EKRESI


DEFINISI LUKA
• Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam
atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik atau gigitan hewan[ R. Sjamsu
Hidayat, 1997].

• Menurut Koiner dan Taylan luka adalah


terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka,
bersih atau terkontaminasi, superficial atau
dalam.
• Ketika luka timbul, beberapa efek akan
muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

INFLAMASI PROLIFERASI MATURASI

Disebut juga proses Terbentuknya jaringan Remodeling atau


peradangan terjadi mulai baru, proses tumbuhnya penguat jaringan yang
dari 0 hingga 5 hari jaringan dermis (kolagen sudah terbentuk,
dan elastin) melalui terbentuknya scar.
proses granulasi dan Terjadi 21 hari- 2 tahun
epidermis baru
(epitelisasi) *5-21 hari
Proses Penyembuhan Luka

 Proses ini berlaku untuk


semua luka
 Menjelaskan proses
seluler dan biokimia untuk
penutupan luka
 Lebih spesifik untuk luka
akut
 luka kronis--->mengikuti
tahapan yang sama,
tetapi dengan beberapa
variasi biasanya
disebabkan oleh faktor-
faktor yang
memperpanjang fase
inflamasi dan granulasi
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
1. Fase Inflamasi
 adanya respon vaskuler dan seluler
yang terjadi akibat perlukaan yang
terjadi pada jaringan lunak
 Tujuan  menghentikan perdarahan
dan membersihkan area luka dari benda
asing, sel-sel mati dan bakteri untuk
mempersiapkan dimulainya proses
penyembuhan
 Secara klinis fase inflamasi ini ditandai
dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema
dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari
ke-3 atau hari ke-4.
2. Fase Proliferatif
 memperbaiki dan menyembuhkan luka dan
ditandai dengan proliferasi sel
 Fase proliferasi akan berakhir jika epitel
dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk,
terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat
oleh berbagai growth faktor yang dibentuk
oleh makrofag dan platelet
3. Fase Maturasi
 Fase ini dimulai pada minggu ke-3
setelah perlukaan dan berakhir sampai
kurang lebih 12 bulan
 Tujuan dari fase maturasi adalah ;
menyempurnakan terbentuknya
jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu
 Luka dikatakan sembuh jika terjadi
kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan
jaringan parut mampu atau tidak
mengganggu untuk melakukan aktifitas
normal
Stadium Luka Berdasarkan Anatomi Kulit (Menurut NPUAP)
Tipe Penyembuhan Luka

1. Penyembuhan Luka secara Primer

Luka terjadi tanpa kehilangan banyak jaringan kulit. Luka bisa ditutup dengan
menggunakan alat bantu sehingga bekas luka (scar) tidak ada atau minimal.
Proses yang terjadi adalah epitelisasi dan deposisi jaringan ikat. Contoh
adalah luka operasi atau robekan yang dapat sembuh dengan dijahit, stapler,
lem atau perekat kulit dan tape eksternal.
Tipe Penyembuhan Luka

2. Penyembuhan Luka secara Sekunder

Kulit mengalami luka atau kerusakan yang banyak kehilangan jaringan dan
memerlukan proses granulasi, kontraksi dan epitelisasi untuk menutup luka.
Contohnya adalah luka tekan (dekubitus, luka diabetes melitus dan luka
bakar).
Tipe Penyembuhan Luka

3. Penyembuhan Luka secara Tersier

Luka yang terjadi jika penyembuhan luka secara primer mengalami infeksi
atau benda asing sehingga penyembuhannya terhambat. luka ini juga bisa
diawali dengan penyembuhan secara sekunder yang kemudian ditutup dengan
bantuan jahitan atau dirapatkan kembali. Contoh luka operasi yang terinfeksi
(dehiscence).
Tipe Penyembuhan Luka Berdasarkan Waktu dan Prosesnya

1. LUKA AKUT ATAU FISIOLOGIS


 Luka sembuh sesuai dengan waktu dan konsep proses penyembuhan luka atau
sembuh fisiologis.
Tipe Penyembuhan Luka Berdasarkan Waktu dan Prosesnya

2. LUKA KRONIS ATAU PATOLOGIS


 Luka yang mengalami kegagalan dalam waktu dan proses penyembuhan atau luka
patologis
Pathophysiology of chronic wounds

Gangguan
Vascular
Ischaemia Hypoxia
Kompresi
yang kuat Necrosis
berkelanjutan

Neuropathy Irreversible
Kematian
Trauma tissue
Jaringan
damage

Necrosis
Infection

Chronic wound 34
Factors that may influence chronic wound development

Tissular hypoxia – secondary to


vascular disease (chronic and
Pengobatan
acute)

Kehilangan rasa sensasi – Penyakit Metabolic


neurogical disorder

Infeksi local atau Incontinence


sistemic (status
immunologic vs. beban
bacterial dan virulence)
Kondisi general dari Penyakit Systemic
pasien – nutrisi, hidrasi
dll
Immobility Ageing
35
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan
kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses
penyembuhan luka tetapi dapat juga
menyebabkan kerusakan pada jaringan sel
penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari
luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman
luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
– Hematoma merupakan bekuan darah.
– Jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut
memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh,
sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
5. Benda asing
– Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan
menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda
tersebut diangkat.
– Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati
dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu
cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
– Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan
suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari
aliran darah.
– Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu
ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya
obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan
mengakibatkan peningkatan gula darah,
nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel.
Akibat hal tersebut juga akan terjadi
penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
– Steroid  menurunkan mekanisme
peradangan normal tubuh terhadap cedera
– Antikoagulan mengakibatkan perdarahan
– Antibiotik  efektif diberikan segera
sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab
kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan
setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan
efektif akibat koagulasi intravaskular.

Anda mungkin juga menyukai