Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 4

1. Devy Amania
2. Dian Prati wi
3. Dinda Tiara Prati wi
4. Fitri Hidjriah
5. Mentari
6. Ramadhanti
Syifa Revita Arfa
Pengertian Kerentanan

(UNISDR, 2009:30 dalam Gencer, 2013:9).


kerentanan adalah potensi bagi hilangnya sesuatu (manusia, benda
fisik, ekonomi, alam atau sosial) yang disebabkan oleh keadaan
berbahaya. Hal ini merupakan ciri dan keadaan masyarakat, sistem
atau kepemilikan yang peka atau rentan terhadap dampak kerusakan
dari bahaya yang ada.

(UN, 2004:41)
Kerentanan merupakan kondisi yang ditentukan oleh faktor atau proses fisik,
sosial, ekonomi dan lingkungan, yang mana dapat meningkatkan kelemahan
masyarakat dari dampak bahaya
Jadi, Kerentanan adalah

Cerminan kondisi fisik individu dan


kelompok, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang dipengaruhi sikap, perilaku, budaya,
sosial-ekonomi dan politik individu atau
keluarga, kelompok dan bahkan negara yang
menggambarkan adanya potensi bagi
hilangnya sesuatu karena kondisi bahaya.
Pengertian pengurangan
Menurut United Nations-
International Strategy for
Disaster Reduction (UN-ISDR),
PRB merupakan usaha sadar
The Hyogo Framework for Action (HFA) 2005-2015 memiliki 3 tujuan strategi
dan terencana dalam
untuk pengurangan upaya untuk mengurangi bencana:
bencana dan membangun a. Integrasi yang lebih efektif pengurangan resiko bencana ke dalam
budaya budaya aman resikoserta kebijakan pembangunan secara berkelanjutan, perencanaan dan
tangguh terhadap bencana. penyusunan program pada semua jenjang dengan secara khusus
PRB direalisasikan dengan memberikan penekanan pada pencegahan bencana, mitigasi,
mengembangkan motivasi, kesiapsiagaan dan pengurangan kerentanan.
keterampilan, dan pengetahuan b. Pengembangan dan penguatan kelembagaan, mekanisme, dan kapasitas
agar dapat bertindak dan pada semua tingkat secara lebih khusus pada tingkat masyarakat, yang
mengambil bagian dari upaya dapat secara sistematis memberi sumbangan terhadap pembangunan
untuk pengurangan ketangguhan dalam menghadapi bahaya.
resiko bencana.
c. Kerjasama sistematis dari pendekatan pengurangan resiko bencana ke
dalam rencana dan pelaksanaan program tanggap darurat, respon dan
program pemulihan di dalam proses rekonstruksi dari masyarakat yang
terkena bencana.
Jenis-jenis Kerentanan

1. Kerentanan sosial

2. Kerentanan fisik

3. Kerentanan ekonomi

4. Kerentanan lingkungan
Indikator
kerentana
n
Kerentanan sosial
Semakin padat suatu wilayah akan sangat berpengaruh pada
Kepadatan
Parameter kerentanan sosial
kerentanan sosial masyarakat. Karena tingginya peluang jatuhnya
korban jiwa maupun harta benda
penduduk
Tingginya rasio jumlah wanita dalam komposisi jumlah penduduk
Rasio jenis berdasarkan jenis kelamin menggambarkan kemampuan yang relative
rendah dalam proses evakuasi.
kelamin
Rasio kelompok umur Penduduk usia tua (> 65 tahun) dan usia balita (< 5 tahun) merupakan salah
satu variable kerentanan sosial
rentan
Rasio penduduk Variabel tingkat kemiskinan dianggap dapat mewakili kerentanan ekonomi
penduduk. Adanya penduduk yang tergolong miskin tentunya akan
miskin berpengaruh terhadap kesiap-siagaan terhadap bencana yang mengancam

Penduduk yang memiliki keterbatasan fsik dan atau mental. Penduduk cacat
Rasio penduduk cacat dianggap rentan terhadap bahaya karena kemampuan yang rendah untuk
mengamankan diri.
 Indikator yang digunakan untuk kerentanan sosial adalah kepadatan penduduk dan kelompok rentan. Kelompok rentan
terdiri dari rasio jenis kelamin, rasio kelompok umur rentan, rasio penduduk miskin, dan rasio penduduk cacat. Nilai
parameter sosial dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut (Khomaruddin et al, 2010).

Kerentanan sosial merupakan


kerentanan yang sangat
penting jika dibandingkan
kerentanan
dengan yang
sosial ini karena kerentanan
menyangkut nyawa
lainnya,
kehidupan seseorang yang
lebih berharga dari
benda harta

Kerentanan Sosial = (0,6 x skor kepadatan penduduk) + (0,1 x skor jenis kelamin) + (0,1 x skor
kemiskinan) + (0,1 x skor orang cacat) + (0,1 x skor kelompok umur)
Upaya Pengurangan Kerentanan Sosial
Pembaharuan Data secara Pembaharuan data secara rutin dimaksudkan untuk mempermudah dalam
Rutin pendataan korban maupun kerusakan fasilitas yang merupakan dampak dari
bencana.
Transmigrasi untuk Pengendalian tingginya kepadatan penduduk sangatlah perlu
Pengendalian Kepadatan dilakukan
Penduduk mengingat kepadatan penduduk merupakan faktor utama kerentanan social

Pelatihan kerja dan pemerataan lapangan kerja sangatlah diperlukan guna


Pelatihan kerja dan mengurangi jumlah penduduk miskin. Tinggi jumlah penduduk miskin sangat
pemerataan lapangan kerja berpengaruh terhadap dampak bencana yang ditimbulkan

Meningkatkan peran FPRB


dalam Pengurangan
Risiko Bencana Peran FPRB sangatlah diperlukan dalam pengurangan risiko bencana. FPRB dapat
bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan sosialisasi dan juga simulasi
menghadapi bencana yang rentan terjadi.
Kerentanan Fisik
Secara fisik, bentuk kerentanan yang dimiliki Indikator yang digunakan untuk
kerentanan fisik yaitu:
masyarakat berupa daya tahan menghadapi
 kepadatan rumah (permanen, semi-
bahaya tertentu. Misalnya adalah kekuatan permanen dan non-permanen)
bangunan rumah bagi masyarakat yang berada  ketersediaa bangunan/fasilitas
n umum
di daerah rawan gempa, adanya tanggul
 ketersediaan
pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal
fasilitas kritis
di bantaran sungai dan sebagainya.

Kerentanan Fisik = (0,4 x skor


rumah) + (0,3 x skor fasilitas
umum) + (0,3 x skor fasilitas
kritis)
Analisis kondisi wilayah terdampak bencana perlu dilakukan untuk mengetahui upaya
mitigasi apa yang tepat dan identifikasi perlu dilakukan pada unit yang lebih detail
seperti rumah tangga
Identifikasi tingkat kerentanan dapat dilakukan dengan metode yang lebih
bersentuhan langsung dengan penduduk sekitar seperti memanfaatkan partisipasi
masyarakat maupun pemangku kebijakan atau pemerintah daerah
Peningkatan kapasitas masyarakat yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam
penyusunan dan kegiatannya masih sangat perlu dilakukan terus menerus untuk
melatih masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam
yang sewaktu-waktu terjadi
nan Fisik
Kerentanan Ekonomi
Menurut Cordina (2004), kerentanan ekonomi Kerentanan ekonomi terdiri dari:
merupakan suatu kajian terhadap aspek spesifik
yang menjadi kelemahan negara yang bisa  parameter konstribusi PDRB
meningkatkan ancaman terhadap pertumbuhan  lahan produktif
ekonomi dan kinerja negara, terutama yang
berdampak pada pendapatan per kapita negara
tersebut.
Nilai rupiah lahan produktif dihitung berdasarkan nilai
konstribusi PDRB pada sektor yang berhubungan
dengan lahan produktif (seperti sek-tor pertanian)
yang dapat diklasifikasikan berdasarkan data
penggunaan lahan.
Indikator yang digunakan untuk kerentanan Luas lahan produktif dapat diperoleh dari
ekonomi yaitu: peta guna lahan dan buku kabupaten atau
 luas lahan produktif dalam rupiah kecamatan dalam angka dan dikonversi
(sawah, perkebunan, lahan pertanian dan kedalam rupiah, sedangkan PDRB dapat
tambak) diperoleh dari laporan sektor atau kabupaten
dalam angka.
 PDRB

Kerentanan Ekonomi= (0,6 x skor lahan produktif) + (0,4 x skor PDRB)


Upaya Pengurangan Kerentanan Ekonomi
Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kerentanan ekonomi
suatu wilayah.
1

Perlunya dilakukan peningkatan akses untuk wilayah-wilayah yang memiliki jarak yang jauh dari pusat kota ataupun dari
daerah perkotaan di sekitarnya, sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh kebutuhan sehari-hari,
memberikan akses dalam proses distribusi dan mempermudah masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan
2 sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Balita (AKBa)

Adanya pemerataan dalam upaya pelayanan jasa masyarakat sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk segera
mendapatkan pelayanan
3

Pemerintah hendaknya memberian perhatian lebih pada masyarakat menengah ke bawah misalnya para petani sehingga
dapat memberikan hasil pertanian dan perkebunan yang lebih baik lagi di kemudian hari, seperti dengan mengadakan
4 pelatihan yang lebih intens dan pemberian bantuan berupa pupuk, alat-alat pertanian, serta obat-obatan pengusir hama.
Kerentanan Lingkungan

Kerentanan lingkungan didefinisikan sebagai fungsi


dari keterpaparan lingkungan, sensitivitas dan
kapasitas adaptif. Faktor-faktor biofisik umumnya berkaitan
dengan keterpaparan lingkungan yang
menimbulkan adanya tekanan.
 Konsep kerentanan lingkungan secara Faktor sosial ekonomi umumnya
menggabungkan
tipikal faktor yakni faktor-faktor
berkaitan dengan sensitivitas yakni unit
biofisik
dua dan sosial ekonomi.
yang terpapar dan kapasitas adaptif yakni
Data pada aspek biofisik utamanya berkaitan kemampuan untuk menanggulangi
dengan risiko bahaya, iklim, geologi, dan geografi tekanan yang terjadi
dimana aspek sosial ekonomi termasuk perlawanan
sistem terhadap kerusakan dan kapasitas adaptif
yang diakuisisi
• Isu-isu seperti bencana alam juga merupakan faktor
berpengaruh
lingkungan terhadap kerentanan lingkungan.
yang

• Kerentanan lingkungan wilayah juga secara kuat berkaitan dengan faktor


sosial-ekonomi lokal karena aktivitas manusia dapat secara besar
mempengaruhi berbagai evolusi lingkungan.

• Kepadatan populasi, konstruksi lalu lintas, gangguan padang rumput dan


pengolahan lahan dipilih untuk mengevaluasi dampak aktivitas manusia.
Indikator yang digunakan untuk kerentanan lingkungan adalah penutupan lahan (hutan lindung, hutan alam,
hutan bakau/mangrove, rawa dan semak belukar).

Parameter konversi indeks kerentanan lingkungan digabung melalui factor-faktor pembobotan


yang ditunjukkan pada persamaan untuk masing-masing jenis ancaman di bawah ini.
Kerentanan Lingkungan = (0,4 x skor hutan lindung) + (0,4 x skor hutan alam) + (0,1 x skor hutan bakau) +
(0,1 x skor semak belukar)
Upaya Pengurangan Kerentanan Lingkungan
Perlu ada kebijakan strategis terkait bencana alam Masyarakat diharapkan lebih meningkatkan
yang ada di setiap wilayah. Misalnya pemetaan kesadaran dalam menjaga lingkungan, sehingga
1 wilayah mana saja yang rawan dan larangan 4 dapat meminimalisir terjadinya bencana alam.
pembangunan permukiman pada wilayah tersebut

Pada wilayah yang tinggi dengan kemiringan lereng Pemerataan infrastruktur diharapkan dilakukan,
2 yang curam, perlu ada penghijauan sehingga dapat 5 sehingga pembangunan infrastruktur tidak hanya
memperkuat tanah dan dapat menyerap air hujan dilakukan pada wilayah-wilayah yang maju saja

Meningkatkan koordinasi kelembagaan pusat


Perlu sosialisasi terhadap masyarakat terkait dengan daerah (Kabupaten dengan Kecamatan)
bencana alam yang ada di setiap wilayah, sehingga sehingga jika sewaktu-waktu terjadi bencana
3 pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap 6
alam dapat dilakukan penanganan secara lebih
bencana alam juga semakin tinggi cepat.
Perhitungan kerentanan salah satunya dapat dilakukan dengan cara skoring indeks kerentanan sesuai
dengan aturan yang dibuat oleh BNPB

1. Kerentanan Fisik (0,4 x skor rumah) + (0,3 x skor fasilitas umum) + (0,3 x skor fasilitas kritis)

2. Kerentanan Ekonomi (0,6 x skor lahan produktif) + (0,4 x skor PDRB)

(0,6 x skor kepadatan penduduk) + (0,1 x skor jenis kelamin) + (0,1 x skor
3. Kerentanan Sosial
kemiskinan) + (0,1 x skor orang cacat) + (0,1 x skor kelompok umur)

(0,4 x skor hutan lindung) + (0,4 x skor hutan alam) + (0,1 x skor hutan bakau) +
4. Kerentanan Lingkungan
(0,1 x skor semak belukar)

Kerentanan Total Kelas Indeks Nilai


= (0,4 x skor kerentanan sosial) + (0,25 x skor kerentanan Rendah 0,00 – 0,33
ekonomi) + (0,25 x skor kerentanan fisik) + (0,1 x skor
kerentanan lingkungan) Sedang 0,3 4 – 0,66
Tinggi 0,6 7 – 1,00
Kesimpulan
 Kerentangan terbagi menjadi 4 jenis yaitu kerentanan fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan.
Indikator yang digunakan untuk kerentanan fisik yaitu: kepadatan rumah (permanen, semi-
permanen dan non-permanen), ketersediaan bangunan/fasilitas umum, ketersediaan fasilitas kritis
Kerentanan sosial terdiri dari parameter kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kelompok
umur rentan, rasio penduduk miskin, dan rasio penduduk cacat.
 Kerentanan ekonomi terdiri dari parameter konstribusi PDRB dan lahan produktif.
Konsep kerentanan lingkungan secara tipikal menggabungkan dua faktor yakni faktor-faktor biofisik
dan sosial ekonomi. Faktor-faktor biofisik umumnya berkaitan dengan keterpaparan lingkungan
yang menimbulkan adanya tekanan. Faktor sosial ekonomi umumnya berkaitan dengan sensitivitas
yakni unit yang terpapar dan kapasitas adaptif yakni kemampuan untuk menanggulangi tekanan
yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai