Anda di halaman 1dari 14

A.

DEFINISI HOME CARE


Home care adalah komponen dari pelayan kesehatan yang disediakan
untuk individu dan keluarga ditempat tinggal mereka dengan tujuan
mempromosikan, mempertahankan, atau memaksimalkan level kemandirian
serta meminimalkan efek ketidakmampuan dan kesakitan termasuk di
dalamnya penyakitnya terminal. Defenisi ini menggabungkan komponen dari
home care yang meliputi pasien, keluarga, pemberian pelayanan yang
professional (multidisiplin) dan tujuannya, yaitu untuk membantu pasien
kembali pada level kesehatan optimum dan kemandirian (Bukit, 2008).
Neis dan Mc. Ewen (2010) menyatakan home care adalah system dimana
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-
orang cacat atau orang-orang yang bagus harus tinggal di rumah kerena kondisi
kesehatannya. Menurut Amerika Medicine Associatin, Home care merupakan
penyedian peralatan dan jasa pelayanan keperawatan kepada pasien di rumah
yang bertujuan untuk memulihkan dan mempertahankan secara maksimal
tingkat kenyamanan dan kesehatan.
Dalam kasus apapun efektifitas perawatan berbasis rumah membutuhkan
upaya kolaboratif pasien, keluarga, dan professional . Sedangkan Dapertemen
Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan
yang berkesinabungan dan komperhensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Depertemen Kesehatan RI dalam makalahnya pada seminar Nasional 2007
tentang Home Care: “Bukti Kemandirian Perawat” menyebutkan bahwa
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sebagai salah satu bentuk praktik
mandiri perawat.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan sintesis dari pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dan ketrampilan teknis keperawatan klinik
yang berasal dari spesialisasasi keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan
kesehatan, memelihara ,dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, atau emosi
pasien. Pelayanan diberikan di rumah dengan melibatkan pasien dan
keluarganya atau pemberi pelayanan yang lain. Dari beberapa literature yang
didapatkan home care dapat didefenisikan sebagai berikut:
1) Perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari
rumah sakit yang sudah termasuk rencana pemulangan dan dapat
dilaksanakan oleh perawat rumah sakit semula oleh perawat komunitas
dimana pasien berada atau tim keperawatan khusus yang menangani
perawatan dirumah;
2) Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan
keluarga sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau
puskesmas;
3) Pelayanan kesehatan berbasis di rumah merupakan suatu komponen
rentang keperawatan kesehatan yang berkesinanambungan dan
komperhensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka;
4) Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh pemberi pelayanan
yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980.
Dalam pengembangan model praktek mandiri keperawatan di rumah
yang disusun PPNI dan Departemen Kesehatan).

B. TUJUAN HOME CARE


Menurut Stanhope (1996), tujuan utama dari home care adalah mencegah
terjadinya suatu penyakit dan meningkatkan kesehatan pasien. Tujuan yang
paling mendasar dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan
meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu
secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komperhensif dan
berkesinambungan (Tribowo, 2012).
Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan
RI dalam makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang home care:“ Bukti
Kemandirian Perawat “ menyebutkan bahwa tujuan umum dari pelayanan
kesehatan di rumah adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga. Secara khusus home care bertujuan untuk meningkatkan upaya
promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitative, mengurangi frekuensi
hospitalisasi, meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran.
Menurut Direktorat Bina pelayanan Keperawatan Dapertemen RI dalam
makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang Home Care:“Bukti
Kemandirian Perawat” menyebutkan bahwa tujuan khusus dari pelayanan
kesehatan di rumah antara lain:
1) Terpenuhi kebutuhan dasar bagi pasien secara bio-psiko-sosio-spritual;
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan
dan perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan;
3) Terpenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai
kebutuhan pasien

C. MANFAAT HOME CARE.


Manfaat dari pelayanan Home Care bagi pasien antara lain:
1) Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprenhensif;
2) Pelayanan lebih professional;
3) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah
naungan legal dan etik- keperawatan;
4) Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih
nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional
(Tribowo, 2012)

D. KARAKTERITIK HOME CARE


Home Care mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Jenis layanan yang diselenggarakan; memprioritaskan pelayanan


promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya pengobatan dan
pencegahan kecacatan. Bentuk kegiatan yang dilakukan lebih banyak
berupa komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
2. Tata cara pelayanan; tidak diselenggarakan terkotak-kotak
(Fragmented) melainkan secara terpadu dan berkesinambungan dalam
pemenuhan kebutuhan klien dan waktu penyelenggaraan. Pendekatan
penyelenggaraan pelayanan; secara menyeluruh dengan melihat semua
sisi yang terkait (Comprehensive Approach).

E. STANDART PRAKTEK HOME HEALTH NURSING (HHN)

Asosiasi Perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkup dan standart Home
Health Nursing yang meliputi standart asuhan keperawatan dan standart kinerja
professional. Standart Asuhan Keperawatan sebagai berikut :

1) Standart I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien


2) Standart II, dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat
melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul
3) Standart III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari
klien maupun lingkungannya
4) Standart IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapi hasil
yang diharapkan
5) Standart V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah
ditetapkan dalam perencanaan
6) Standart VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang
mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.
Standart kinerja professional (Profesional Performance)

1) Standar I, kualitas asuhan keperawatan; perawat melakukan evaluasi


terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis .
2) Standar II, Performance Appraisal; Perawat melakukan evaluasi diri
sendiri terhadap paraktik keperawatan yang dilakukannnya
dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian
ilmiah dan peraturan yang berlaku.
3) Standar III, pendidikan ; perawat berupaya untuk selalu meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan.
4) Standar IV, kesejawatan; perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam
pengembangan profesionalisme sesama perawat dan praktisi kesehatan
lainnya sebagai sejawat
5) Standar V, etika; putusan dan tindakan perawat terhadap klien
berdasarkan pada landasan etika profesi
6) Standar VI, kolaborasi; dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan
lain.
7) Standar VII, penelitian; dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil
penelitian
8) Standar VIII, pemanfaatan sumber; perawat membantu klien atau
keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan
dan pelaksanaaan asuhan keperawatan.

F. RUANG LINGKUP PELAYANAN HOME CARE

Menurut Nuryandari (2004), menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care


adalah:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan


2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan
6. Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social (Ode, 2012)

G. PRINSIP – PRINSIP HOME CARE


1. Mengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh
perawat /TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
2. Mengaplikasi konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif
secara terus menerus.
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan.
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan
yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan.
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarga terhadap
intervensi keperawatan.
8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarga akan pelayanan yang bermutu
melalui manejemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge
planning) dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas.
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan
yang dilakukan anggota tim saling mendukung.
10. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontribusi pada
pertumbuhan kemampuan professional tenaga yang lain.
11. Berpartipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik
keperawatan (Tribowo, 2012).

H. PEMBERI PELAYANAN HOME CARE


1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter
harus sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe
pelayanan dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis,
kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang
diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.

2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan
tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang
membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk
dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, injeksi,
pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi intravena. Direct care juga
mencakup tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana
menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien
tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe perawatan ini
terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan untuk personil
kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.

3. Physical therapist
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan
pada pasien di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan langsung
dan tidak langsung. Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan
mobilitas, mengontrol spastisitas, latihan berjalan, dan mengajarkan latihan
gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung meliputi konsultasi dengan
petugas home care lain dan berkontribusi dalam konferensi perawatan pasien.

4. Speech pathologist
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien
mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara dan berbahasa.
Speech pathologist juga bertugas memberi konsultasi kepada keluarga agar
dapat berkomunikasi dengan pasien, serta mengatasi masalah gangguan
menelan dan makan yang dialami pasien.

5. Social wolker (pekerja social)


Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri
dengan faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada
kesehatan mereka.

6. Homemaker/home health aide


Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai
level kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene.
Tugas tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga
lain (Bukit, 2008).

I. BENTUK PELAYANAN HOME CARE


Bentuk pelayanan dalam program home care (Potter & Perry, 2009) yaitu:
1. Perawatan luka (penggantian perban steril, debridemen, irigasi, dan instruksi
teknik perawatan luka kepada klien dan keluarga)
2. Tanda vital (memonitor tekanan darah dan instruksi pengukuran tanda vital
kepada klien dan keluarga)
3. Nutrisi (penilaian status gizi dan hidrasi)
4. Rehabilitasi (pelatihan rawat jalan, penggunaan alat bantu, instruksi teknik
transfer terhadap klien dan keluarga)
5. Pengobatan (memonitor kepatuhan, melakukan injeksi, instruksi informasi obat
terhadap klien dan keluarga, mempersiapkan obat, dan langkah yang diambil
jika ada efek samping)
6. Terapi intravena (penggunaan produk darah, analgesik, dan agen kemoterapi,
serta hidrasi jangka panjang, instruksi penggunaan alat intravena kepada klien
dan keluarga)

a. Jenis Institusi Pemberi Layanan


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care antara
lain:
1. Institusi pemerintah
Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi
(baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga
keperawatan Puskesmas. Klien yang dilayani Puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika dilakukan oleh
visiting nurse.
2. Institusi social
Melaksanakan pelayanan home care dengan suka reladan tidak
memungut biaya. Biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi
keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala
Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang
membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan.
3. Institusi swasta
Dalam bentuk praktek mandiri baik perorangan maupun
kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home caredengan
menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun
pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi).
I. Home Care berbasis rumah sakit (Hospital Home care)

Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah di rawat di rumah sakit,
karena masih memerlukan bantuan laynan keperawatan, maka dilanjutkan di
rumah. Alasannya munculnya Home care jenis program ini adalah :

1. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan


untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (Misalnya pada post partum
normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana caranya
menyusui, cara merawat tali pusat, merawat luka perineum yang benar dan senam
post partum) belum dilaksanakan dengan optimum, sehingga kemandirian ibu
masih kurang.

2. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang di
rawat di rumah sakit.

3. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di rumah sakit tentu
memerlukan biaya yang besar.

4. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga


akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat (Suardana, 2001)

J. MEKANISME PELAYANAN HOME CARE

Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat


merupakan rujukan dan klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas, namun klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan keperawatan
di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan.

Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlihat terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah,
maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama-sama klien
dan kelurga akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh
klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan


di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi


terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan (Ode,
2012)

Persyaratan klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah adalah :

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.

2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed


consent).

3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di


rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima
pelayanan

Tahapan mekanisme pelayanan home care adalah :

1. Proses penerimaan kasus

a. Home care menerima pasien dari rumah sakit puskesmas, sarana lain, keluarga.

b. Pimpinan home care menunjuk manajer kasus untuk mengelola kasus.

c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.

2. Proses pelayanan home care

a) Persiapan

1. Pastikan identitas pasien


2. Bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien

3. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

4. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah

5. Siapkan file asuhan keperawatan

6. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b) Pelaksanaan

1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan

2. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat

3. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

4. Membuat rencana pelayanan

5. Lakukan perawatan langsung

6. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi, dll.

7. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan

8. Dokumentasikan kegiatan.

c) Monitoring dan evaluasi

1. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal

2. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan.

d) Proses penghentian pelayanan home care dengan kriteria:

1. Tercapai sesuai tujuan

2. Kondisi pasien stabil

3. Program rehabilitasi tercapai secara maximal

4. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien

5. Pasien di rujuk
6. Pasien menolak pelayanan lanjutan

7. Pasien meninggal dunia (Ode, 2012).

K. MODEL HOME CARE SEBAGAI SUATU SISTEM

Model Health Care bila dilihat sebagai system sebagai berikut:

1. Komponen masukan (input ) lebih menekankan pada aspek struktur yaitu perlu
dilihat bagaimana komitmen organisasi profesi dalam mewujudkan model tersebut
dalam suatu bentuk peraturan yang memuat tentang lisensi praktik dengan model
perawatan di rumah. Di dalam pelayanan kesehatan di rumah, perawat memegang
peranan sebagai pemimpin melalui perawatan di rumah akan memberi kesempatan
dan mengetahui bagaimana seharusnya memimpin.

2. Komponen proses harus jelas menggambarkan tentang pengaturan tenaga, system


pembayaran, penghitungan waktu untuk pelayanan, serta kategori tenaga yang boleh
melakukan pelayanan. Home Care yang dikembangkan di luar negeri diterapkan pada
pelayanan keperawatan dengan metode penugasan perawatan primer. Seorang
perawat primer akan mengetahui dengan jelas perkembangan kesehatan klien dan
meningkatkan hubungan interpersonal yang terapeutik.

3. Pada komponen keluaran ( output ) perlu dikaji persepsi masyarakat terhadap


kualitas pelayanan keperawatan, kepuasan perawat dalam menjalankan tugas serta
kepuasan pasien secara umum.

Fioriglio (1999) mengungkapkan bahwa dalam melakukan aktivitas pelayanan


keperawatan di rumah sebagai berikut:

1. Pendidikan kesehatan jangan hanya diberikan kepada pasien tetapi keluarga dan
masyarakat juga punya hak dan tanggung jawab didalamnya.

2. Bekerja berdasarkan lisensi yang diberikan

3. Lindungi pasien atas hak-hak yang dimiliki dalam pelayanan kesehatan

4. Bentuk suatu kelompok yang dapat dijadikan tempat sosialisasi tentang masalah
yang dihadapi

5. Bekerja dengan staf untuk menemukan jalan terbaik/ide kreatif bagi kelangsungan
program
6. Bekerjasama dengan setiap orang yang memberi dukungan terhadap perawatan di
rumah

Agar pelanggan loyal terhadap institusi Home care, maka Home Care harus
memperhatikan hal berikut:

1. Kemudahan (untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, untuk membuat


janji)

2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi
Home care

3. Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, hal ini merupakan cirri professional

4. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien

Referensi

Kholifah, Siti Nur. (2012). Home Care. Jurnal Teknokes, 5(1), 44-48.

Anda mungkin juga menyukai