Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Tersedianya fasilitas sarana kesehatan yang aman, akurat dan handal
sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan medik prima kepada pasien dan
pengunjung Rsia Bunda Noni Palembang. Fasilitas tersebut meliputi sarana gedung,
prasarana dan peralatan kesehatan. Peralatan kesehatan merupakan salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi
siap dan layak pakai serta dapat difungsikan dengan baik.
Setiap alat kesehatan yang dipergunakan sarana pelayanan kesehatan
harus dilakukan perencanaan dan pengadaan agar tersedianya sesuai dengan
kebutuhan dan harus dilakukan pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Sehubungan
dengan permasalahan diatas, perlu disusun panduan peralatan kesehatan.

2. Tujuan dan Sasaran.


a. Tujuan Umum
Agar peralatan kesehatan tersedia sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
dan dapat difungsikan sebagaimana mestinya untuk memberikan jaminan
keamanan dan keselamatan pasien, keluarga, petugas dan pengunjung
Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus
Agar pengelolaan peralatan kesehatan rumah sakit yang meliputi:
perencanan, pengadaan, uji coba peralatan kesehatan inventarisasi,
pemeliharan, serta terpenuhinya tenaga yang berkualifikasi untuk
melaksanakan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
c. Sasaran
1) Peralatan kesehatan yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
2) Pengguna peralatan kesehatan
3) Pemelihara peralatan kesehatan
4) Pemasok peralatan kesehatan

3. Pengertian.
Page 1
a. Peralatan kesehatan adalah semua peralatan yang berfungsi untung
menunjang kegiatan medis
b. Perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam
proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di Rumah Sakit sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan
c. Uji coba peralatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah peralatan kesehatan tersebut berfungsi sesuai spesifikasi yang ada
d. Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah,
jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang ada di rumah
sakit
e. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan
agar peralatan keehatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
f. Tenaga berkualifikasi adalah personel yang mempunyai kualifikasi / keahlian
sesuai bidang tugasnya
4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Penarikan dan Penghapusan adalah terhadap semua produk / alat
yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang.

BAB II
Page 2
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Penerima Barang/Operator / Pengguna Alat


1.1 Melaporkan setiap produk/alat dari hasil pengadaan barang yang cacat
produk atau tidak sesuai fungsi dan keamanan serta tidak sesuai spek
1.2 Melaporkan setiap peralatan medis yang sudah tidak di gunakan.
1.3 memahami SOP penarikan dan penghapusan peralatan medis.
2. Pengelola PeralatanMedis
2.1 memahami SOP penarikan dan penghapusan peralatan medis.
2.2 Memastikan kondisi alat-alat yang di laporkan oleh pengguna alat.
3. Pengurus Barang rumah sakit
3.1 Mengurus seluruh barang (barang rusak maupun baik) yang ada di Rsia
Bunda Noni Palembang
3.2 Menginventaris semua barang
4. Penerima Barang Hasil pengadaan
4.1 Menerima barang dari hasil pengadaan baik barang APBN maupun APBD
sesuai dengan kepanitiannya
4.2 Mengecek semua barang yang diterimanya sesuai spesifikasi yang
terdapat pada buku kontrak pengadaan
4.3 Membuat Berita Acara Penerimaan Barang hasil pengadaan
4.4 Menyerahkan hasil pengadaan barang ke pengurus barang rumah sakit
dengan Berita Acara Serah Terima Barang.
4.5 Memahami SOP penarikan dan penghapusan peralatan medis

BAB III

Page 3
TATA LAKSANA
1. Persiapan
1.1 Penerima barang hasil pengadaan
Mendata produk / alat baru dari hasil pengadaan yang diketahui ada
produk / alat yang cacat atau tidak sesuai fungsi dan keamanan atau
tidak sesuai dengan spesifikasi. Dari data yang di dapat penerima barang
mengisi form penarikan untuk selanjutnya dilaporkan ke bagian
pembelian barang untuk di tindaklanjuti.
1.2 Pengelola alat- alat medis (Instalasi Alat Medis)
Mendata setiap alat medis yang sudah tidak dapat diperbaiki atau
dipergunakan untuk di tarik/ di hapus dengan kriteria:
 Keadaan barang dalam rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki
atau digunakan lagi
 Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini
 Terlalu lama disimpan sehingga mengakibatkan kerusakan
 Apabila dilakukan pebaikan, akan memakan biaya yang besar
 Akibat bencana alam
 Di tarik/ di hapus karena hilang
 Di tarik/ di hapus karena usia teknis alat sudah melebihi
 Di tarik/ di hapuskarena distributor sudah tidak ada lagi

Setiap alat medis yang sudah tidak digunakan,harus mengisi form


penarikan kemudian diserahkan keInstalasi Sarana Medis untuk ditindak
lanjuti.
2. Pelaksanaan
Form penarikan dari hasil pengadaan barang yang cacat produk atau
tidak sesuai fungsi dan keamanan serta tidak sesuai spesifikasi, di serahkan
kepanitia pembelian. Panitia pembelian menginformasikan ke perusahaan
pemilik produk / alat bahwa produk yang dikirim dalam kondisi tidak
baik.Selanjutnya dari perusahaan tersebut mengecek kebenaran informasi yang
disampaikan pihak rumah sakit.Jika informasi yang diberikan oleh rumah sakit
diterima oleh pihak perusahaan maka perusahaan tersebut harus memperbaiki
atau mengganti produk/ alat tersebut dengan alat yang baru. Selanjutnya
perusahaan pemilik barang membuatkan Berita Acara Penarikan Produk / Alat
yang ditanda tangani kedua belah pihak.
Dari data form penarikan alat yang sudah tidak digunakan, petugas
Instalasi Sarana Medis mengambil alat –alat medis berdasarkan data yang ada di
form penarikan tersebut. Kemudian Instalasi Sarana medis merekap data yang

Page 4
terkumpul sebagai dasar untuk pengusulan penghapusan kepada Pengurus
Barang rumahsakit.Pengurus Barang mengecek kebenaran data yang diusulkan
dengan mencocokan antara data dengan barang.
3. Penyimpanan
3.1 Untukproduk / alat yang cacat atau tidak sesuai fungsi dan keamanan atau
tidak sesuai spesifikasi, di simpan di gudang khusus untuk pengadaan
baru.

3.2 Untuk alat yang sudah tidak digunakan, setelah Berita Acara Serah Terima
ditandatangani kedua belah pihak, alat medis di simpan di gudang khusus
barang-barang rusak yang lokasinya ada di lantai 4 gedung cempaka-
alamanda

4. ProsedurTetapPenarikan
Prosedur Tetap (Protap) Penarikan dan Penghapusan adalah prasyaratan dan
urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan agar dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, sehingga peralatan medis yang terdapat di ruang perawatan
hanyalah alat-alat yang layak dan siap untuk pelayanan. Urutan terjadi maksud
meliputi persiapan, pelaksanaan, penyimpanan pencatatan dan pelaporan.

BAB IV

Page 5
MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN
A. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan.
a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan, Staf medis
fungsional mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan.
b. Staf pelayanan medis (kepala instalasi, kepala perawatan, kepala pelayanan
medis) bersama staf medis fungsional yang mengusulkan melakukan analisa
kebutuhan alat kesehatan tersebut (kebutuhan / perkiraan jumlah pasien,
spesifikasi alat, evaluasi penggunaan alat sebelumnya).
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka kepala
instalasi / kepala pelayanan medis membuat permintaan alat kesehatan
menggunakan formulir permintaan alat kesehatan yang dibuat rangkap 2 (dua).
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya maka
analisa kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan bersama formulir
permintaan alat kesehatan.
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke Kasubid Penunjang Medis
untuk dianalisa ulang bersama teknisi alat kesehatan.

B. Uji Coba Peralatan Kesehatan.


a. Setiap peralatan kesehatan jenis / tipe baru yang belum pernah digunakan
dalam ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan
evaluasi terlebih dahulu dengan melibatkan staf medis dan staf keperawatan
sebagai end-user
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki
sebelumnya diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat di lapangan
untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat
dengan end-user.
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditandatangani oleh staf
medis / SMF dan kepala instalasi yang dilampirkan bersama formulir
permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan oleh direksi guna mendapatkan
persetujuan.
2) Inventarisasi Peralatan Kesehatan.
a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis, jumlah,
merk, type/model, serial number serta kondisi dari tiap tiap peralatan
kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan / penarikan
peralatan kesehatan
c. Inventarisasi dilaksanakan oleh bagian Penunjang Medis
Page 6
3) Pemeliharaan Peralatan Kesehatan.
Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan
baik dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal
pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah,
kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia.
Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan
dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan
berupa perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan kegiatan
penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan pemeliharaan yang
dilaksanakan oleh tekhnisi secara berkala. Yang bertujuan untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat alat
sedang operasional melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan
alat ukur. Dan dapat pula dilakukan pelumasan dan penyetelan bagian –
bagian alat tertentu yang memerlukan.

c. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau
tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi layak pakai dan
siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan,
sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakukan oleh Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan korektif
dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan
secara terencana.
Page 7
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan
perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian – bagian utama
alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemempuan alat yang
sudah menurun karena usia dan penggunaan.

d. Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak
terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan
dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan yang tidak
terencana, perlu adanya tenaga yang selalu siap ( stand by ) dan fasilitas
pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan
serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan
terencana.

e. Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya,
maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi
dengan aspek – aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi,
Sumber Daya Manusia yaitu tekhnis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek –aspek
pemeliharaan ini pada umunya memerlukan pembiayaan.

f. Sumber Daya Manusia


SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan
jenis dan teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan
jumlahnya berdasarkan kepada jumlah setiap jenis alat. Semuanya ini
merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi.

g. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan
peralatan kesehatan yang meliputi :
1) Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang dan
ruang administrasi.
2) Peralatan kerja, terdiri dari Toolset elektrik, toolset elektronik, toolset
mekanik, toolset gas dan berbagai macam alat ukur.

Page 8
h. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan
hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada
waktu pengadaanya, pada umunya meliputi : brosure, installation manual,
installation report, operating manual, service manual yang mencakup
schematic diagram, part list, recommended parts. Prosedur Tetap
Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga
merupakan dokumen teknnis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi :
1) Inventarisasi Peralatan
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek
teknis setiap type / model alat untuk nama dan merk alat yang
sama, mencakup nama alat, merk, model / type, nama perusahaan,
operating manual dan service manual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat
dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic,
setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan
peralatan baru.

2) Kartu Pemeliharaan Alat


Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang / digantungkan
pada setiap alat, dengan maksud agar memudahkan kepada setiap
petugas terkait untuk mengetahui data mengenai suatu alat dan
penanganan apa saja yang telah dilakukan pada alat tersebut.

3) Catatan Pemeliharaan Alat


Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan
pada urusan administrasi teknis peralatan di unit kerja
pemeliharaan / IPSRS, dengan maksud agar memudahkan
petugas administrasi teknis dan teknisi untuk mengetahui data alat
dan penanganan apa saja yang telah dilakukan alat tersebut.

4) Daftar Keagenan Peralatan


Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat
diperlukan dalam rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen
Page 9
peralatan bertanggung jawab terhadap penyediaan suku cadang
peralatan yang diageninya, sebagai realisasi dari jaminan purna jual
terhadap peralatan yang dijualnya.
Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh
teknisi Rumah Sakit, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya
lebih baik dilaksanakan langsung oleh perusahaan yang
mengageninya, sejauh dapat diproses sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui
nama perusahaan dan alamatnya yang menangani peralatan
tertentu, sehingga apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang
bersangkutan dapat dengan mudah dimintakan bantuannya.

5) Pelaporan dan Evaluasi


Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau
didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi
tugas sesuai dengan penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah :
a) Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan
b) Bon Peminjaman Peralatan Kerja
c) Bon Permintaan Barang
d) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( preventif )
e) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( korektif )
f) Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan

6) Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan
prosedur pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan
kesehatan di Rumah Sakit dapat dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit
setempat dengan rujukan atau oleh pihak ke – 3.
a) Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi
Rumah Sakit setempat.
b) Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu
menanganinya.
Page 10
c) Dilaksanakan oleh pihak ke – 3
Apabila pemeliharaan alat tertentu memerlukan suku
cadang atau keahlian khusus dan biaya yang besar melalui
proses sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

7) Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang


Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai
jadwal, maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku
cadang perlu mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu
perencanaan yang matang, baik aspek teknis maupun
pembiayaannya.

8) Pengoperasian Peralatan Kesehatan


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan
dalam operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan
persiapan, pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan
penyimpanan peralatan apabila telah selesai digunakan.
a) Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar
peralatan siap dioperasikan adalah peralatan harus
dikondisikan dalam keadaan layak pakai lengkap dengan
aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan baik,
sertifikasi kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang
masih berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin.
Prasarana yang diperlukan oleh masing – masing alat ( misal
listrik, air, gas, uap ) tersedia dengan kapasitas dan kualitas
yang memenuhi kebutuhan. Bahan operasional tersedia dan
cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM
siap, baik dokter, operator maupun paramedic dan lain – lain
sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
b) Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan
Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan
medic kepada pasien, secara teknik agar mengikuti urutan
yang baku untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan sampai
alat dimatikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan
pelayanan medic.
c) Penyimpanan Peralatan
d) Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan
Page 11
medik kepada pasien, maka peralatan agar disimpan dalam
kondisi yang baik.

9) Pemantauan Operasional Peralatan


Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh
beban kerja setiap alat yang operasional. Dalam pemantauan
didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau
periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh tekhnisi secara
periodik pada selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap
alat.

10) Penarikan Peralatan Kesehatan


Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak
dapat difungsikan lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak
efisien, layak / fleksibel lagi maka terhadap peralatan kesehatan
tersebut untuk diajukan untuk dihapuskan

BAB V
DOKUMENTASI

Setiap kegiatan penarikan produk / alat dari mulai persiapan sampai pelaksanaan
hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat
Page 12
pemberi tugas sesuai dengan penugasannya. Kemudian minimal 1 tahun sekali
dievaluasi sebagai dasar pertimbangan perencanaan pengadaan berikutnya.
Dokumentasi dan pengumpulan data terkait dengan penarikan dan penghapusan
peralatan medis adalah sebagai berikut:
a) Pengisian form penarikan yang diisioleh penerima barang, operator atau
penggun aalat
b) Peralatan medis yang sudah tidak digunakan,ditarik dan dikeluarkan dari
dalam buku/ daftar inventaris kemudian dibuatkan Berita Acara Serah
Terima Penarikan Alat Medis dari Instalasi Sarana Medis kepada Pengurus
Barang rumah sakit.
c) Produk / alat yang cacat atau tidak sesuai fungsi dan keamanan atau tidak
sesuai spesifikasi, di buatkan Beriata Acara Penarikan Produk oleh
perusahaan.

BAB VI
EVALUASIDAN REVISI

1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 5 tahun

Page 13
2. Evaluasi akan dilakukan 1 tahun setelah implementasi kebijakan yang meliputi:

a. Pelaksanaan penaraikan produk / alat apakah telah sesuai prosedur yang


berlaku di Rsia Bunda Noni Palembang

BAB VII
PENUTUP

Page 14
Demikian Buku Panduan Alat Kesehatan ini di buat, semoga dapat bermanfaat sebagai
panduan dan acuan dalam melaksanakan Alat Kesehatan di lingkungan Rsia Bunda Noni
Palembang.

Page 15

Anda mungkin juga menyukai