Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN PERALATAN MEDIS

RUMAH SAKIT AMC

C
AM
RS

JL. RAYA CILEUNYI NO.1 KABUPATEN BANDUNG


TAHUN 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
RS AMC sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan, yang telah berdiri
sejak tahun 2005, dalam perkembangannya senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Sebagai Rumah Sakit yang memberikan pelayanan terhadap masyarakat RS
AMC mempunyai tugas Melaksanakan Dukungan Kesehatan yang diperlukan
dalam setiap kegiatan pelayanannya,

C
Dalam perjalanan waktu yang semakin berkembang dan pelayanan terhadap
pasien di RS AMC semakin meningkat, untuk itu diperlukan pelaksanaan Asesmen
AM
Pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di RS AMC sesuai dengan
Standar Akreditasi Versi SNARS Edisi 1 Tahun 2018.
Peralatan medis merupakan sarana pelayanan di Rumah Sakit dalam
memberikan tindakan kepada pasiennya, perawatan, dan pengobatan yang
digunakan untuk diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian medik baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan peralatan medis dari aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya memastikan sistem peralatan
RS

medis aman bagi sumber daya manusia, rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit.

B. Pengertian
a. Peralatan kesehatan adalah semua peralatan yang berfungsi untuk
menunjang kegiatanmedis.
b. Perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam
proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di Rumah Sakit sesuai
dengan permintaan dankebutuhan.
c. Uji coba peralatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah peralatan kesehatan tersebut berfungsi sesuai spesifikasi
yang ada.
d. Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

2
jumlah, jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang ada
di rumah sakit.
e. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan agar peralatan kesehatan dapat berfungsi
sebagaimanamestinya.
f. Tenaga berkualifikasi adalah personel yang mempunyai kualifikasi /
keahlian sesuai bidangtugasnya.
g. Peralatan medis merupakan sarana pelayanan di Rumah Sakit dalam
memberikan tindakan kepada pasiennya, perawatan, dan pengobatan yang
digunakan untuk diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian medik baik

C
secara langsung maupun tidaklangsung.
AM
RS

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup.
Panduan peralatan medis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan.
b. BabII RuangLingkup
c. BabIII Kebijakan
d. BabIV TataLaksana

C
e. BabV Dokumentasi
AM
B. Ruang Lingkup Pembahasan.
Setiap alat kesehatan yang dipergunakan pada sarana pelayanan kesehatan
harus dilakukan perencanaan dan pengadaan agar tersedianya sesuai dengan
kebutuhan dan harus dilakukan pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Adapun ruang
lingkup pada panduan peralatan medis ini meliputi : penggunaan dan pemeliharaan
alat kesehatan yang ada di setiap unit RS AMC.
RS

4
BAB III
KEBIJAKAN

A. Kebijakan Umum
Peralatan medis merupakan sarana pelayanan di Rumah Sakit dalam
memberikan tindakan kepada pasiennya, perawatan, dan pengobatan yang
digunakan untuk diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian medik baik secara
langsung maupun tidak langsung. Rumah sakit perlu merencanakan dan

C
mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba, serta pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
AM
B. Kebijakan Khusus
a. Melakukan resiko peralatanmedis
b. Rumah Sakit Melakukan inventaris peralatan medis yang meliputi peralatan
medis milik rumah sakit, dan peralatan medis kerja sama operasional milik
pihakketiga.
c. Rumah Sakit Melakukan pemeriksaan peralatan medis secarateratur.
RS

d. Rumah Sakit Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan
ketentuanpabrik.
e. Rumah Sakit Melaksanakan pemeliharaan preventif dankalibrasi.
f. memiliki daftar indentifikasi risiko seluruh peralatan medis yang digunakan
di RumahSakit.
g. memiliki bukti peralatan medis diperiksa secarateratur
h. Peralatan medis uji fungsi sejak baru dan sesuai umur , penggunaan dan
rekomendasipabrik
i. Ada program pemeliharaan preventif termasukkalibrasi
j. Staf yang komponen melaksanakn kegiatan ini.

5
BAB IV
TATALAKSANA

A. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan.


a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan, Staf
medis fungsional mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan.
b. Staf pelayanan medis (kepala instalasi, kepala perawatan, kepala pelayanan
medis) bersama staf medis fungsional yang mengusulkan melakukan
analisa kebutuhan alat kesehatan tersebut (kebutuhan/perkiraan jumlah

C
pasien, spesifikasi alat, evaluasi penggunaan alatsebelumnya).
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka kepala
instalasi/kepala pelayanan medis membuat permintaan alat kesehatan
AM
menggunakan formulir permintaan alat kesehatan yang dibuat rangkap
2(dua).
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya
maka analisa kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan
bersama formulir permintaan alat kesehatan.
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke Kepala Bidang Penunjang
Kesehatan untuk dianalisa ulang bersama teknisi alat kesehatan.
RS

B. Uji Coba Peralatan Kesehatan.


a. Setiap peralatan kesehatan jenis / tipe baru yang belum pernah digunakan
dalam ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan
evaluasi terlebih dahulu dengan melibatkan staf medis dan staf keperawatan
sebagai end-user.
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki
sebelumnya diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat di lapangan
untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat
dengan end-user.
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditandatangani oleh
staf medis/SMF dan kepala instalasi yang dilampirkan bersama formulir

6
permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan oleh Ka Bid Jangmed guna
mendapatkanpersetujuan.

C. Inventarisasi Peralatan Kesehatan.


a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup
jenis, jumlah, merk, type/model, serial number serta kondisi dari
tiap tiap peralatan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit AMC.
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan/penarikan
peralatan kesehatan.

C
c. Inventarisasi dilaksanakan oleh bagian IPSRS Alat Medis.
AM
D. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan.
Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan
baik dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua
kriteria pemeliharaan,yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana.
RS

Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan


terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal pemeliharaan
disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai
dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi
pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif/perbaikan.
b. Pemeliharaan Preventif.
Pemeliharaan preventif (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan berupa
perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan
serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara
berkala. Yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat alat
sedang operasional melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan alat ukur.

7
Dan dapat pula dilakukan pelumasan dan penyetelan bagian – bagian alat tertentu
yang memerlukan.
c. Pemeliharaan Korektif.
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan
terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku
cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan
yang rusak ke kondisi layak pakai dan siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan, sedangkan
kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh

C
Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan dan dilakukan secaraterencana.
AM
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan
terhadap peralatan dengan mengganti bagian – bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemempuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan.
d. Pemeliharaan Tidak Terencana.
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga dan
RS

harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.


Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan yang tidak terencana, perlu adanya tenaga
yang selalu siap ( stand by ) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan
tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan
kegiatan pemeliharaan terencana.
e. Aspek Pemeliharaan.
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya,
maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan
aspek – aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, Sumber Daya
Manusia yaitu tekhnis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku
cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek –aspek pemeliharaan ini pada umunya
memerlukan pembiayaan.

8
f. Sumber Daya Manusia.
SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan
teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan jumlahnya berdasarkan
kepada jumlah setiap jenis alat. Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus
ditangani oleh teknisi.
g. Fasilitas Kerja.
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan
peralatan kesehatan yang meliputi :
1) Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang dan

C
ruang administrasi.
2) Peralatan kerja, terdiri dari Toolset elektrik, toolset elektronik, toolset
AM
mekanik, toolset gas dan berbagai macam alat ukur.

E. Pengoperasian Peralatan Kesehatan.


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam
operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan
pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai
digunakan.
RS

a. Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap
dioperasikan adalah peralatan harus dikondisikan dalam keadaan layak pakai
lengkap dengan aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikasi
kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi peralatan
yang memerlukan ijin. Prasarana yang diperlukan oleh masing – masing alat
( misal listrik, air, gas, uap ) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang memenuhi
kebutuhan. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan kebutuhan
pelayanan. Kemudian SDM siap, baik dokter, operator maupun paramedic dan lain
– lain sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan.
Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien, secara
teknik agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan

9
sampai alat dimatikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan medik.
c. Penyimpanan Peralatan.
d. Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik
kepada pasien, maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang
baik.

F. Pemantauan Operasional Peralatan.


Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang

C
operasional. Dalam pemantauan didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama
satu bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh tekhnisi secara
periodik pada selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat.
AM
G. Penarikan Peralatan Kesehatan.
Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat
difungsikan lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien, layak / fleksibel
lagi maka terhadap peralatan kesehatan tersebut untuk diajukan untuk dihapuskan.
RS

10
BAB V
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi.
Setiap kegiatan yang berhubungan dengan peralatan medis Rumah
Sakit AMC harus didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku,
antara lain:
a. Dokumen Pemeliharaan.

C
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan
hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu
AM
pengadaanya, pada umunya meliputi : brosure, installation manual, installation
report, operating manual, service manual yang mencakup schematic diagram,
part list, recommended parts. Prosedur Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap
Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga merupakan dokumen teknnis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi :
b. Inventarisasi Peralatan.
RS

Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis
setiap type / model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup nama
alat, merk, model/type, nama perusahaan, operating manual dan servicemanual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh
pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic, setahun sekali dan setiap
ada perubahan atau penambahan peralatan baru.
c. Kartu Pemeliharaan Alat.
Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang/digantungkan pada setiap
alat, dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk
mengetahui data mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah
dilakukan pada alat tersebut.

11
d. Catatan Pemeliharaan Alat.
Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan pada unit
pemeliharaan peralatan kesehatan, dengan maksud agar memudahkan petugas
administrasi teknis dan teknisi untuk mengetahui data alat dan penanganan apa
saja yang telah dilakukan alat tersebut.
e. Daftar Keagenan Peralatan.
Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat diperlukan
dalam rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen peralatan bertanggung

C
jawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang diageninya, sebagai
realisasi dari jaminan purna jual terhadap peralatan yangdijualnya.
Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi
AM
Rumah Sakit AMC, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih baik
dilaksanakan langsung oleh agennya/pemasoknya/pihak ke-3, sejauh dapat
diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama
perusahaan dan alamatnya yang menangani peralatan tertentu, sehingga
apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat dengan
mudah dimintakan bantuannya.
RS

f. Pelaporan dan Evaluasi.


Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan
oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah :
1. Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan.
2. Bon Peminjaman Peralatan Kerja.
3. Bon Permintaan Barang.
4. Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( preventif).
5. Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( korektif ).
6. Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan.

12
g. Pelaksanaan Pemeliharaan.
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan,
maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit AMC
dapat dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit setempat dengan rujukan atau oleh
pihak ke – 3.
1. Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit AMC.
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi Rumah

C
Sakit setempat.
2. Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan.
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu menanganinya.
AM
3. Dilaksanakan oleh pihak ke –3.
Apabila pemeliharaan alat tertentu memerlukan suku cadang atau
keahlian khusus dan biaya yang besar melalui proses sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
h. Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang.
Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai jadwal,
maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku cadang perlu
RS

mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu perencanaan yang


matang, baik aspek teknis maupun pembiayaannya.

Bandung, 31 Desember 2018


Mengetahui,
Ketua Tim K3RS Direktur

dr. Marisa dr. Fery Fardian, M.Mkes

13

Anda mungkin juga menyukai