Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUTORIAL

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

SKENARIO I

Kelompok 4

Fauzan Risyadi 17031044

Reysa Elsyafitri 17031051

Srimelda 17031052

Angel Novelyeni 17031062

Ichwan Ichsannurifly 17031070

Ghea Pebby Oktafiga 17031072

Lilis Rohmaito 17031076

Program Studi Sarjana Keperawatan

StikesHang Tuah Pekanbaru

2020
Page3
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta kesehatan, sehingga makalah tutorial ini dapat tersusun secara baik dan benar hingga
selesai.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
memberikan kami waktu maupun penyampaian pikiran untuk menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah yang telah disusun ini dapat memberikan suatu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.

Karena keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penulis, tentu makalah ini


masih diliputi banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dan anggota kelompok lainnya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembacara demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 18 Mei 2020

Penyusun
Page3
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………..…………………………………………………………..…2

DAFTAR ISI ……..…………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN ……………...…………………………………………………….4

A. Skenario …………..………………………………………………………….……….4
B. Key WORD..................................................................................................................4
C. Klarifikasi Istilah….…………………………………………………………….…....4
D. Identifikasi Masalah ……………………………………………………………........4

BAB II PEMBAHASAN ...………...………………………………………….……………. 6

A. Jawaban Klarifikasi Istilah ……….…………………………………………….…. 6


B. Analisis Masalah…………………………..……………….………….………….… 7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….. 15

Kesimpulan ……………………………………………………………………...… 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...………… 16


Page3
BAB I

PENDAHULIAN

A. Skenario

So Broke..

Seorang perawat melakukan pemaparan hasil pengkajian dan penelitian kesehatan remaja
pada suatu kelurahan. Diketahui bahwa 99% remaja laki-laki saat ini adalah perokok aktif
dan mulai merokok sejak masih duduk dibangku SD, 45% Remaja laki-laki menyatakan suka
mengkomsumsi Miras setiap malam minggu. Remaja putri 25% sudah pernah melakukan
hubungan seksual dan 75% mengatakan tidak mengetahui kesehatan sistem reproduksi dan 5
orang remaja putri telah hamil pada usia 17 tahun. Tahap berikutnya perawat dan masyarakat
akan menyusun implementasi untuk mengtasi masalah tersebut.

B. Key Word

Remaja Dan Asuhan Keperawatan Remaja

C. Klarifikasi Istilah

1. Kesehatan sistem reproduksi

2. Perokok aktif

D. Identifikasi masalah

1. Apa peran perawat komunitas dalam kasus tersebut?

2. Apa hambatan perawat komunitas dalam melakukan pengkajian pada remaja?

3. Apa penyebab dari masalah kesehatan pada remaja diskenario?

4. Dari kasus tersebut dijelaskan masalah yg terjadi pada remaja, apakah ada dampaknya
pada tumbuh kembang remaja?

5. Bagaimana pengkajian yang dilakukan keperawatab komunitas berdasarkan kasus sehingga


dapat dipaparkan berdasarkan persenan pada kasus?
Page3
6. Apakah 90% remaja laki-laki yang perokok aktif termasuk dalam rentan/resiko?

7. Apa askep dari kasus?


Page3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jawaban Klarifikasi Istilah

1. Kesehatan sistem reproduksi

 Kesehatan Sistem Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem
reproduksi. ( Buku keperawatan kesehatan komunitas teori dan pratikum dalam
keperawatan Ferry efendi dan Makhfudli, jakarta salemba medika 2009)

 Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI: RUANG LINGKUP DAN


KOMPLEKSITAS MASALAH oleh Muhadjir Darwin. Kesehatan reproduksi dalam
arti luas meliputi seluruh proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada seluruh tahapan
kehidupan manusia. Secara lebih khusus, studi kesehatan mempelajari bagaimana
individu dapat terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
proses atau bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi.

 Sistem reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental dan sosial dan bukan sekadar adanya penyakit atau gangguan di segala hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi maupun proses reproduksi itu
sendiri.Sumber saya dapat kan dari (PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH REMAJA DIINDONESIA, penulis Sri Lilestina Nasution, Vol. 15
No.1, April 2012)

 Menurut peraturan pemerintahan RI No.61 Tahun2014 pasal 2 ayat 2. kesehatan


reproduksi merupakankeadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-matabebas dari penyakit atau kecacatan yangberkaitan dengan sistem fungsi
dan proses reproduksi.

 Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan siap atau matang
dalam segala aspek atau hal berkaitan dengan fungsi maupun proses reproduksi itu
sendiri (KEMENKES RI , 2015)
Page3

2. perokok aktif
 perokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama
pada rokok yang dihisap secara langsung. Jadi, perokok aktif merupakan seseorang
yang merokok dan langsung menghisap rokok maupun menghirup asap rokoknya
sehingga berdampak pada kesehatan serta lingkungan sekitar. Jadi, seorang perokok
aktif merupakan individu yang memiliki kebiasaan merokok didalam hidupnya
(Bustan,1997). (Parwati, Sodik. 2012. PENGARUH MEROKOK PADA PEROKOK
AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA. STIKes
Surya Mitra Husada)

 Perokok aktif adalah orang yang melakukan langsung aktivitas merokok dan memiliki
kebiasaan merokok dan secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang
mereka hembuskan dari mulut mereka. ( Jom FISIP Vol.3 No.1 Februari 2016
PERILAKU SOSIAL PARA PEROKOK AKTIF DAN RESPON TERHADAP
POSTER PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK
(Studi Deskriptif di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar)

 perokok aktif adalah yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya
sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap
walau tidak diisap masuk ke dalam paru - paru (buku keperawatan medikal bedah
sistem respirasi).

B. Analisa Masalah

1. Apa peran perawat komunitas dalam kasus tersebut?

 Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada
kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh
perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga
segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah
mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran
perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan
pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan. Buku keperawatan keluarga dan
komunitas 2017.

 a. Care giver yaitu memberikan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok


atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi. Menperhatikan individu dalam
Page3
konteks sesuai kehidupan klien.b. Edukator yaitu memberikan penkes kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk merubah perilaku yang
diharapkan.c. Change agen yaitu seseorang yang berinisiatif membantu orang lain
membuat perubahan pada dirinya sertam memotivasi dan membantu klien untuk
berubah. ( Buku M.Agus Akbar. konsep dasar keperawatan komunitas. 2019.
Deepublish CV Budi Utama)

 Peran perawat komunitas yg pertama adalah merencanakan, yg dimana perawat harus


merencana kan perencanaan terhadap edukasi kesehatan berupa edukasi reproduksi
dan kesehatan reproduksi untuk masyarakat" disana terutama anak" muda dan orang
tua ( JOM FKp, VOL. 5 NO. 2, TAHUN 2018)

 perawat sebagai konseling dengan melakukan pendekatan yang khusus baik saat
diskusi/wawancara dan perlu jaminan kerahasiaan identitas. Pada saat wawancara
akan tanyakan keluhan utama, sehingga pada saat ini remaja perlu didengar dan
diperhatikan dengan seksama. Selama wawancara, perawat harus dapat menyediakan
gambaran awal konseling dan menekankan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai
kesehatan yang baik serta menetapkan pola promosi kesehatan pada remaja dikasus.
(Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA DAN
KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

2. Apa hambatan perawat komunitas dalam melakukan pengkajian pada remaja?

 Menurut jurnal Faktor Pendorong Dan Penghambat Dalam Proses Pengkajian oleh
Khofifah Juniar Sari Faktor-faktor yang menghambat dalam melaksanakan proses
pengkajian keperawatan yaitu kurangnya kemampuan perawat dalam mengumpulkan
data pengkajian yang komperhensif, enggan mengkaji, beban kerja yang tinggi, dan
karena mengkaji itu memakan waktu.

 Hambatan perawat komunitas dalam melakukan pengkajian adalah Remaja mungkin


sulit untuk mengutarakan masalah-masalah kesehatannya disebabkan kurangnya
kosakata dan rasa malu saat membahas tentang seksual. Hal ini akibat dari lemahnya
pemahaman dan kurangnya informasi kesehatan yang didapatkan. ( Jurnal
Page3

Keperawatan Respati Yogyakarta. Kerentanan kehamian remaja dan konseling


sebaya: tinjauan teori. Penulis : Sang Ayu Made Adyani, Muflih Muflih, dan Endang
Nurul Syafitri Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN
Veteran Jakarta Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta )

3. Apa penyebab dari masalah kesehatan pada remaja diskenario?

 kurangnya pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku remaja terhadap


kesehatannya. Kurangnya kepedulian orang tua, masyarakat rumah serta pemerintah
dalam mengatasi masalah remaja. Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja
(modul keperawatan komunitas 1, penulis Reni Chairani, Jakarta 2015)

 Penyebabnya ada banyak faktor sebagai contoh faktor keluarga, lingkungan,


pergaulan. faktor keluarga sebagai contoh akibat dari meniru orang tua, pelarian dari
masalah dalam keluarga. Kemudian faktor pergaulan yaitu iku-ikutan teman, merasa
tidak hebat kalau tidak merokok (buku ajar keperawatan komunitas)

 Kurangnya pengetahuan tentang seks, latar belakang lingkungan, kurang pengawasan


serta media massa merupakan salah satu penyebab paling utama yang disebut terkait
perilaku seks bebas kaum remaja indonesia. Serta beberapa penyebab perilaku
menyimpang remaja karena akibat dari broken home, pengaruh teman dekat dan
lingkungan pergaulan yang tidak baik atau terlalu bebas. (Tantut.2010. Pengaruh
terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dengan
permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja. Jurnal keperawatan Vol. 1 No. 2)

 Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN


PERMASALAHANNYA oleh Kartika Ratna PertiwiPenyebabnya antara lain tekanan
pasangan, merasa sudah siap melakukan hubungan seks, keinginan
dicintai,keingintahuan tentang seks, keinginan menjadi popular, tidak ingin diejek
“masih perawan”, pengaruh media massa (tayangan TV dan internet) yang
menampakkan bahwanormal bagi remaja untuk melakukan hubungan seks, serta
paksaan dari orang lain untuk melakukan hubungan seks. Pergaulan seks bebas
berisiko besar mengarah pada terjadinya kehamilan tak diinginkan (KTD).Kehamilan
tak diinginkan (KTD) terjadi karena beberapa faktor seperti faktor sosiodemografik
(kemiskinan, seksualitas aktif dan kegagalan dalam penggunaankontrasepsi, media
Page3

massa), karakteristik keluarga yang kurang harmonis (hubungan antar keluarga),


status perkembangan (kurang pemikiran tentang masa depan, ingin mencobacoba,
kebutuhan akan perhatian), penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan.

 a) Faktor dari dalam diri remaja: kurang nya pengetahuan remaja, sikap, dan
keyakinan yang keliru mengenai rokok, miras dan hubungan seksual b) Kurangnya
kepedulian orang tua, masyarakat rumah serta pemerintah dalam mengatasi masalah
remaja c) Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja. (JURNAL KESEHATAN
REPRODUKSI Vol 8, No. 2, 2017) Faktor yang mempengaruhi remaja pada usia
tersebut untuk melakukan hubungan seksual salah satu yang tersapat diskenario yaitu:
1) teman sebaya yaitu mempunyai pacar, 2) mempunyai teman yang setuju dengan
hubungan seks pranikah, 3) mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong
untuk melakukan seks pranikah (Analisa Lanjut SKRRI, 2003; BKKBN, 2010)
(Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA DAN
KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

4. Dari kasus tersebut dijelaskan masalah yg terjadi pada remaja, apakah ada dampaknya
pada tumbuh kembang remaja?

 Tentu ada efeknya pada tumbuh kembang mereka, salah satunya efek dari seks bebas,
mereka sangat beresiko terinfeksi penyakit seks menular bahkan hiv yg akan
mengancam masa depan mereka, serta hasil dari perbuatan mereka, memiliki anak
diusia muda, atau pernikahan dini bahkan mungkin abortus yg akan membahayakan
kesehatan mereka, dan juga kesehatan mereka akibat mengkonsumsi alkohol atau
miras. ( Buku tumbuh kembang anak penerbit EGC)

 Dampak dari perilaku merokokyaitu merusak kesehatan dari organ paru-parupelaku.


Anak dan kaum muda yang merokok,pertumbuhan dan perkembangan parunyasegera
akan terpengaruh oleh asap rokoktersebut. penggunaan narkoba dan
mengkonsumsiminuman keras dapat menganggu prosesberfikir seseorang, kurang
fokus dan kecanduan. (Zulkhairi.Arneliwati.Sofiana.2018. Studi deskriptif : persepsi
remaja terhadap perilaku menyimpang. Jurnal Ners indonesia Vol. 8 No. 2)

 Dampak terhadap tumbuh kembang remaja yaitu perilaku remaja yang tidak sehat
Page3

seperti merokok minum minuman beralkohol penyalahgunaan obat dapat


mempercepat usia awal seksual aktif serta dapat mengantarkan mereka pada
kebiasaan berprilaku seksual yang beresiko tinggi karena kebanyakan remaja tidak
memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi e-journal Kep.
Vol.1 no.2 th. 2010

 Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN


PERMASALAHANNYA oleh Kartika Ratna Pertiwi KTD berdampak bukan hanya
secara fisik, psikis namun juga sosial. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya
mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika
terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah
meresponnya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi
tersebut dari sekolah. Remaja menjadi putus sekolah, kehilangan kesempatan bekerja
dan berkarya dengan menjadi orang tua tunggal dan menjalani pernikahan dini yang
tidak terencana. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal,
lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut
terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Akibatnya
siswa akan kesulitan beradaptasi secara psikologis, kesulitan berperan sebagai orang
tua (tidak bisa mengurus kehamilan dan bayinya), akhirnya berujung pada stress dan
konflik, aborsi illegal yang lebih lanjut berisiko mengakibatkan kematian ibu dan
bayi. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat
menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah
banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.

 tentu akan terjadi perubahan pada tumbuh kembang remaja berupa perubahan
psikologis dan fisik terjadi sangat cepat, seperti perubahan mood remaja yang lebih
menjadi dewasa dan labil dalam mengatasi masalah serta perkembangan fisik yang
lebih cepat dari seusianya. Seperti perkembangan karasteristik seks primer dan
skunder. (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA
DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

5. bagaimana pengkajian yang dilakukan keperawatab komunitas berdasarkan kasus sehingga


dapat dipaparkan berdasarkan persenan pada kasus?
Page3
 Pada saat pengkajian akan selalu dimulai dengan keluhan utama, sehingga pada saat
ini remaja perlu didengar dan diperhatikan dengan seksama. Selama pengkajian,
perawat harus dapat menyediakan gambaran awal konseling dan menekankan
kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai kesehatan yang baik serta menetapkan
masalah dan pola promosi kesehatan. Perawat sangat perlu memperhatikan apa yang
remaja utarakan. Pengetahuan remaja tentang sistem kesehatan dan peranannya akan
mendukung perawat dalam meningkatkan topik yang didiskusikan seperti faktor-
faktor lingkungan di sekitar remaja yang mendukung terjadinya perilaku kenakalan
remaja misalnya; penggunaan obat terlarang, dan minum alkohol. (Jurnal
Keperawatan Respati Yogyakarta. Kerentanan kehamian remaja dan konseling
sebaya: tinjauan teori. Penulis : Sang Ayu Made Adyani, Muflih Muflih, dan Endang
Nurul Syafitri Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN
Veteran Jakarta Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta)

 pengakajian dilakukan pada sistem individu/keluarga dikomunitas merupakan core


askep. demograsi, populasi, nilai-nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk
riwayat kesehatan dirinya. serta dipengaruhi dengan 8 sub sistem: fisik dan
lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik dan
kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Metode yang digunakan dalam pengkajian meliputi: wawancara, interviu,
forum komunitas. setelah data pengkajian terkumpul, maka data dikembangkan dan
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas. Rumusan diagnosa kesehatan
komunitas berdasarkan diagnosa komunitas (problem, karakteristik komunitas,
etiologi, manifestasi). Diagnosa yang ada disusun urutannya sesuai dengan prioritas.
Kriteria urutan termasuk: kemungkinan dilaksanakan, hubungan dengan biaya,
sumber-sumber, minat dari komunitas, tingkat ancaman bahaya pada kesehatan, risiko
atau kemungkinan berisiko apa yang dapat dikurangi. (Adyani, Muflih, Syafitri.
2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA DAN KONSELING SEBAYA:
TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), Januari 2019,
552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakarta)

6. Apakah 90% remaja laki-laki yang perokok aktif termasuk dalam rentan/resiko
Page3
 Remaja Sebagai Populasi Rentan. Populasi rentan didefinisikan sebagai kelompok
sosial yang memiliki risiko atau kelemahan yang relatif tinggi sehingga merugikan
kesehatan (Flakerud dan Winslow, 1998; Stanhope dan Lancaster, 2004). Pada
dasarnya populasi rentan merupakan suatu kelompok dari populasi yang cenderung
memiliki masalah perkembangan kesehatan sebagai akibat dari paparan beberapa
fakor resiko atau memiliki kemungkinan kesehatan lebih buruk daripada kelompok
yang lain (Stanhope dan Lancaster, 2004). Salah satu kelompok yang dapat dikatakan
sebagai kelompok rentan sehingga menjadi konsen dari spesialis keperawatan
komunitas tampak pada remaja rentan masalah kesehatan karena berperilaku yang
berisiko injury, rokok, alkohol dan obat-obatan, perilaku seksual, perilaku diet yang
tidak sehat, dan kurangnya aktifitas fisik. (dalam Hitchock, Schubert, & Thomas,
1999). (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA
DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

7. apa askep dari kasus?

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Data Pendukung
- remaja putri 25% sudah pernah melakukan hubungan seksual
- 75% mengatakan tidak mengetahui kesehatan sistem reproduksi
- 5 orang remaja putri telah hamil diusia 17 tahun
Diagnosa keperawatan
(10001274) problematic sexual behaviour
Intervensi keperawatan
Diagnosa NOC NIC
(10001274) problematic Prevensi Primer : Prevensi primer :
sexual behaviour (1805) pengetahuan : kesehatan (5510) pendidikan kesehatan
(1823) pengetahuan: promosi (7067) promosi: keterlibatan
kesehatan keluarga
(1815) pengetahuan : fungsi Prevensi sekunder :
seksual (5240) konseling pasien
Prevensi sekunder : (7140) dukungan keluarga
Page3

(2115) kesadaran diri (4356) manajemen perilaku


(1205) harga diri seksual
(2807) efektifitas skrining (5510) pendidikan kesehatan:
kesehatan komunitas perilaku seksual
Prevensi tersier : Prevensi tersier :
(2600) koping keluarga (7150) terapi keluarga
(2609) dukungan keluarga selama (5230) peningkatan koping
pengobatan. (5622) pengajaran: sex aman
Page3

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ditandai dengan
perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang kompleks, dramatis serta
penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa, dimana pada masa remaja, remaja
akan banyak melakukan sesuatu perilaku dengan coba-coba, kita sebagai perawat komunitas
berperan penting dalam kesehatan remaja untuk memberikan informasi dan edukasi yang
benar kepada remaja agar tidak terjadi perilaku yang menyimpang, kita sebagai perawat
komunitas harus bekerja sama dengan orang tua, guru, tokoh masyarakat dalam melakukan
asuhan keperawatan terhadap remaja, asuhan keperawatan yang dapat kita lakukan kepada
remaja seperti promosi kesehatan tentang bahaya merokok, bahaya penyalahgunaan obat, dan
perawat juga dapat melakukan skrining terhadap semua anggota keluarga, dan melakukan
pemeriksaan, mengkaji riwata kesehatan
Page3

DAFTAR PUSTAKA
Buku keperawatan kesehatan komunitas teori dan pratikum dalam keperawatan Ferry efendi
dan Makhfudli, jakarta salemba medika 2009)

Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI: RUANG LINGKUP DAN


KOMPLEKSITAS MASALAH oleh Muhadjir Darwin

(PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DIINDONESIA, penulis Sri
Lilestina Nasution, Vol. 15 No.1, April 2012)

Menurut peraturan pemerintahan RI No.61 Tahun2014 pasal 2 ayat 2.

KEMENKES RI , 2015)

Parwati, Sodik. 2012. PENGARUH MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF DAN


PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA. STIKes Surya Mitra Husada)
( Jom FISIP Vol.3 No.1 Februari 2016 PERILAKU SOSIAL PARA PEROKOK AKTIF
DAN RESPON TERHADAP POSTER PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA
KEMASAN ROKOK (Studi Deskriptif di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar)

(buku keperawatan medikal bedah sistem respirasi).

Buku M.Agus Akbar. konsep dasar keperawatan komunitas. 2019. Deepublish CV Budi
Utama)
JOM FKp, VOL. 5 NO. 2, TAHUN 2018

Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA DAN


KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta,
6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta)

Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta. Kerentanan kehamian remaja dan konseling

sebaya: tinjauan teori. Penulis : Sang Ayu Made Adyani, Muflih Muflih, dan Endang Nurul
Syafitri Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta )
modul keperawatan komunitas 1, penulis Reni Chairani, Jakarta 2015)

(Tantut.2010. Pengaruh terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga


dengan permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja. Jurnal keperawatan Vol. 1 No. 2)
Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
oleh Kartika Ratna Pertiwi

Zulkhairi.Arneliwati.Sofiana.2018. Studi deskriptif : persepsi remaja terhadap perilaku


menyimpang. Jurnal Ners indonesia Vol. 8 No. 2)
Page3

Anda mungkin juga menyukai