Anda di halaman 1dari 10

Makalah Keperawaan Gerontic

Terapi Sosial Keperawatan Lansia

Dosen pengampu

Nama kelompok
1. Ni Putu Galuh R 2114401076
2. Nira Rahma S 2114401077
3. Nisa Nur Haq 2114401078
4. Pricilia Aprilia 2114401079
5. Putri kris w 2114401080
6. Putri Nadya Agustin 2114401081
7. Respia hastuti 2114401082
8. Reza setriana 2114401083
9. Rosalinda Azzahra 2114401085
10.Ryan Aditya 2114401086
11.Siti Rahmawati 2114401087
12.Sofia Yemima Sianturi 2114401088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah keperawatan gerontic
yang berjudul “Terapi Sosial Lansia Keperawatanl” tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai
tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan.Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.Sehingga tugas yang sederhana
ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan.Dan tak lupa
kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami.Akhir kata semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.

Bandar Lampung, 18juli 2023

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................

C. Tujuan.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................

Pengertian.............................................................................................................................

A. Pengertian...................................................................................................................

B. Jenis Terapi Sosial Lansia………………………………………………………..

C. Manfaat Dan Tujuan Terapi Sosial Lansia.................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan
adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama
lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui
tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasanfungsional (functional
limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
lansia adalah pengkajian. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini
mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk
diagnose keperawatan. Secara umum, sakit dipandang sebagai suatui kondisi yang
dialami individu yang gagal mencapai kesehatan optimum.Sakit akut adalah satu
kondisi sakit pada individu yang berhasil ditangani oleh intervensi atau membaik
seiring dengan waktu.
Pendekatan holistik terhadap asuhan keperawatan menolak adanya penggolongan
individual.Pendekatan holistik menekankan pada keterkaitan individual.Apabila
ditinjau secara harfiah, pendekatan ini dapat digunakan untuk menggambarkan
individu dengan kondisi kesehatan kronis. Kesehatan individu seharusnya tidak
digolongkan, seperti diabetik, penderita kanker, skizofrenik, atau individu yang
terinfeksi HIV. Bagaimanapun, perawat dipaksa oleh pendekatan system pelayanan
kesehatan untuk cenderung melabel dan mengategorikan kesehatan individu.Dengan
demikian, dalam pembahasan ini, suatu upaya dilakukan untuk menggambarkan
populasi ini dalam konteks yang sangat luas
Meningkatnya usia harapan hidup dari tahun ke tahun menimbulkan semakin banyak
jumlah lanjut usia tahun (Priatmaja, 2011), sedangkan kondisi lanjut usia perlu
penanganan khusus agar dapat tertangani dengan tepat dalam proses adaptasi terhadap
kondisi dari diri yang terus mengalami penurunan dan mulai melemah. Proses
penanganan pada lanjut usia harus bersifat holistik baik penanganan pada kondisi
fisik, psikologis, serta sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa lanjut usia
memerlukan penanganan khusus agar dapat mempertahankan kesehatannya dan
meningkatkan kemandirian Pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia
lanjut untuk menghadapi tekanan atau konflik akibat perubahan-perubahan fisik,
maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.
Hal ini berpengaruh terhadap masalah kesehatan, baik secara biologis maupun
psikologis. Keadaan ini menyebabkan kemampuan interaksi sosial pada manusia akan
berdampak buruk karena partisipasi sosial dan hubungan interpersonal merupakan
bagian yang cukup penting untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional bagi lansia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Dari Terapi Sosial Pada Lansia?
2. Ada Berapa Jenis Dari Terapi Sosial Lansia?
3. Apa Manfaat Dari Terapi Sosial Lansia?

C. Tujuan
1. Lansia dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
2. Tera[pi Kognitif Dan Orientasi Realitas
3.Untuk megurangi tekanan emosional bagi lansia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
kehidupan (Padila, 2013). Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia
60 tahun atau lebih (kHO, 2010).
Memasuki usia tua banyak mengalami kemuduran baik kemunduran fisik maupun
psikologis. Semakin lansia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang.
Hal ini akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan.
Kondisi ini dapat berdampak pada tingkat kesepian seseorang (Nugroho, 2012).
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap
tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap
sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan
kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi
dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan
kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti
olahraga, berinterkasi dengan keluaga maupun dengan lingkungannya.
Pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi
tekanan atau konflik akibat perubahan-perubahan fisik, maupun sosialpsikologis
yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan- kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Hal ini berpengaruh terhadap masalah kesehatan, baik secara biologis maupun
psikologis. Keadaan ini menyebabkan kemampuan interaksi sosial pada manusia akan
berdampak buruk karena partisipasi sosial dan hubungan interpersonal merupakan
bagian yang cukup penting untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional bagi lansia.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa seorang lansia penting untuk melakukan
terapi sosial yang dimana Terapi Sosial Lansia adalah terapi kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan sosialnya dalam bergaul maupun berinterkasi baik
dengan keluarga maupun dengan lingkungan masyarakat.

B. Jenis Terapi Sosial Lansia


Jenis terapi lansia berikut merupakan beberapa jenis terapi yang bisa diterapkan
sebagai aktivitas para lansia yang dapat meningkatkan kualitas interaksi pada lansia.
1. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekolompok lansia. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok tersebut akan
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif (Keliat, 2004).
Menurut Keliat dan Akemat, (2005) terapi kelompok dibagi menjadi empat,
yaituterapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/presepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulus sensori, terapi aktivitas kelompok orientasi realitas, dan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) untuk mencegah masalah psikologis
yang dapat mengarah pada gangguankesehatan jiwa lansia karena kurangnya
kemampuan sosialisasi lansia denganmakatindakanan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah terapiaktivitas kelompok sosialisasi.
a. Terapi Kognitif
Terapi perilaku kognitif memiliki tujuan untuk mencegah agar daya ingat
seseorang tidak menurun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah
dengan mengadakan cerdas cermat, mengerjakan tebak-tebakan, puzzle,
mengisii TTS, dan lainnya.
b. Orientasi Realitas
Klien nantinya akan diorientasikan kepada kenyataan yang ada di
sekitarnya, mulai dari diri sendiri, orang lain yang ada di sekitar klien,
hingga lingkungan yang memiliki hubungan dan kaitanya dengan klien.
Hal ini juga berlaku pada orientasi waktu di saat ini, waktu yang lalu,
hingga rencana dimasa depan. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa
orientasi orang, tempat, waktu, benda, serta kondisi yang nyata.

C. Manfaat dan Tujuan Terapi Sosial Lansia


Untuk memperkuat motivasi lansia untuk melakukan hal yang benar dan
wajar,megurangi tekanan emosional bagi lansia, mengembangkan potensi lansia,
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan hubungan interpersonal dan
meningkatkan keberfungsian sosial lansia.
Manfaat lain dari terapi aktivitas kelompok lansia yaitu dapat meningkatkan
kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, mengubah perilaku dan
meningkatkan interaksi sosial antar lansia.
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok sosialisasi lansia yaitu:
 Tujuan Umum:
Lansia dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
 Tujuan khusus
1. Lansia mampu memperkenalkan diri
2. Lansia mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
3. Lansia mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan
adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama
lain. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
kehidupan (Padila, 2013). Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia
60 tahun atau lebih (kHO, 2010).
Memasuki usia tua banyak mengalami kemuduran baik kemunduran fisik maupun
psikologis. Semakin lansia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang.
Hal ini akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan.
Kondisi ini dapat berdampak pada tingkat kesepian seseorang (Nugroho, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai