Anda di halaman 1dari 29

LOKAKARYA MINI I

DI KELURAHAN PARAK GADANG TIMUR KECAMATAN PADANG


TIMUR KOTA PADANG

Oleh :

KELOMPOK PEMINATAS JIWA KOMUNITAS 17

Nurul arvina 1741312065


Helvia Rahayu 1741312071
Puti Kulindam Suto 1741312070
Hayati Umar 1741312057
Fini Marta Vertysia 1741312046
Diana Deyva 1741312045
Rahmi Rahayu Putri 1741312052
Yoshi Hernanda 1741312073
Riry Ayuza Putri 1741312053
Ricca Tami Febrianti 1741312054
Syurpa Wahyuni 1741313022

FAKLUTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah sebagai bahan

Loka Karya Mini I ini dengan baik. Shalawat serta salam dikirimkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga

ke zaman berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Makalah ini berisi hasil dari observasi dan penelitian kelompok terhadap

masalah-masalah yang terjadi di kelurahan parak gadang timur RW06 yang

disampaikan dalam Loka Karya Mini I oleh kelompok peminatan jiwa komunitas

17

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kekurangan yang dimiliki

kelompok. Oleh karena itu kelompok mengucapkan terima kasih kepada

pembimbing akademik dan pembimbing klinik di puskesmas Andalas Padang

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kelompok selama

pembuatan makalah ini.

Padang, 08 – Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................
1. Tujuan Umum .....................................................................................................
2. Tujuan Khusus.....................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................
BAB II ANALISIS SITUASI RUANGAN ......................................................................
A. Winshield Survey .................................................................................................
1. Daftar Masalah ...................................................................................................................

2. Validasi Data .....................................................................................................................

3. Hasil Validasi Data ............................................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................................


C. Prioritas Masalah (SWOT) ....................................................................................
D. Alternatif Pemecahan Masalah (Fish Bone) ..........................................................
E. Planning of Action (POA) ......................................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan

hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai

sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi

dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan

sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi

tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk

komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut

gangguan jiwa (UU No.18 tahun 2014).

Masalah kesehatan jiwa masyarakat dewasa saat ini semakin meningkat,

yaitu dengan semakin meningkatnya tindak kekerasan, tingginya kenakalan

remaja, meningkatnya penyalahgunaan NAPZA, meningkatnya tawuran,

pengangguran dan perselingkuhan juga merupakan faktor penyebab gangguan

jiwa di masyarakat. Untuk penanganan masalah ini, masyarakat perlu

mendapatkan informasi yang luas tentang kesehatan jiwa baik dalam

permasalahan maupun pencegahan dan penangananya. Data diatas

menggambarkan bahwa masih banyaknya masalah gangguan jiwa yang terdapat

dimasyarakat, untuk menangani masalah tersebut di perlukan peran tenaga

kesehatan khususnya perawat kesehatan jiwa, dengan cara melibatkan peran serta
masyarakat untuk menangani masalah tersebut dengan membentuk kader

kesehatan jiwa yang bertugas untuk mendata masalah kesehatan jiwa

dimasyarakat mulai dari deteksi dini masyarakat yang sehat jiwa, yang beresiko

mengalami masalah gangguan jiwa, sampai yang mengalami gangguan jiwa

berat,sehingga

seluruh masalah kesehatan jiwa di masyarakat dapat diatasi (Keliat, 2013).

Dengan adanya kader kesehatan jiwa, tugas perawat jiwa dalam mendeteksi

masalah kesehatan jiwa di masyarakat akan sangat terbantu.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Andalas terdapat

85.973 jiwa. Terdapat 574 individu dengan gangguan jiwa. Setelah dilakukan

wawancara dengan tokoh masyarakat di RW 06 didapatkan data terdapat 1

keluarga dengan gangguan jiwa yang dikurung saja didalam rumah. Terdapat 4

keluarga dengan keadaan berduka, terdapat 1 individu pernah mengalami depresi,

6 ibu-ibu yang merokok untuk mengurangi stress karena beban hidup yang

dialalami.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tidak pernah ada

dilakukan penerapan terkait stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang biasa

ditemukan pada anak usia pra sekolah. Didapatkan bahwasanya mereka tidak

mengetahui bagaimana penerapan stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang

biasa ditemukan di umur anaknya. Sehingga hal tersebut dirasa perlu dilakukan

penerapan stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang biasa ditemukan pada

anak usia prasekolah.


Selain itu juga ditemukan sebagian besar anak usia sekolah sudah

menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang dibatasi

pemakaian gadget oleh orang tua dan ada juga yang terkadang tidak dapat

dipisahkan dari gadget. Sedangkan, aplikasi-aplikasi yang terdapat pada Gadget

tersebut bukan hanya aplikasi tentang pembelajaran mengenal huruf atau gambar,

tetapi terdapat aplikasi hiburan, seperti sosial media, video, gambar bahkan video

game. Pada kenyataannya, anak-anak akan lebih sering menggunakan gadgetnya

untuk bermain game daripada untuk belajar.

Selain itu di wilayah RW 06 banyak ditemukan usia dewasa terutama pada

ibu-ibu yang menderita penyakit kronis yaitu DM dan Hipetertensi, itu semua

salah satu penyakit keturunan serta akibat pola makan yang tidak terkontrol.

Kebanyakan dari warga yang menderita itu semua cemas dan takut dengan

keadaannya. Dampak penyakit tersebut sering datang secara mendadak.

Kebanyakan dari warga yang mengalami penyakit tersebut cemas dan takut

kejadian buruk terjadi pada dirinya.

Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk masalah

kesehatan jiwa di RW 06 agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan

tentang kesehatan jiwa dan mengubah perilaku untuk dapat melakukan

manajemen stres dengan baik.


B.TUJUAN

1. Tujuan umum

a. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan manajemen stres pada usia dewasa

b. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving)yang berkaitan dengan pengaruh psikologis terhadap gadget

pada anak usia sekolah

c. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan denganmanajemen ansietas terhadap penyakit

kronis pada usia dewasa

d. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan orientasi berupa penyegaran kader

kesehatan

e. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan penerapan stimulasi tumbuh kembang

dan masalah yang biasa ditemukan pada anak pre school

f. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan penerapan stimulasi kognitif dan

emosional pada anak pre school

g. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan penerapan stimulasi psikososial pada

anak pre school


h. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan pembentukan visi dan misi terkait

CMHN

i. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak sekolah

j. Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem

solving) yang berkaitan dengan stimulasi tumbuh kembang dan

manajemen stres pada remaja

2. Tujuan Khusus

Secara individu / kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:

a. Mengidentifikasi masalah pada keperawatan jiwadan memberikan

asuhan pelayanan berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur

Kecamatan Padang Timur Padang

b. Memberikan masukan tentang sistem keperawatan di di RW 06

Kelurahan Parak Gadang Timur Kecamatan Padang Timur Padang

A. Manfaat

1. Untuk Wilayah RW 06 Kelurahan Parak Gadang

Lokakarya mini ini diharapkan lebih meningkatkan kesehatan khususnyan

jiwa pada masyarakat RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur Kecamatan

Padang Timur Padang dengan bekal dan pengetahuan yang telah

diberikan.

2. Untuk Puskesmas
Loka karya mini ini agar dapat membantu program dari puskesmas dalam

memanajemen kesehatan khusus jiwa masyarakat yang berada di RW 06

Kelurahan Parak Gadang Timur Kecamatan Padang Timur Padang

3. Untuk Institusi Pendidikan

Lokakarya mini ini menjadi tolak ukur bagi pihak akademik dalam

mengevaluasi tingkat kemampuan dan kemahiran mahasiswa dalam

menerapkan aplikasi ilmu keperawatan jiwa pada situasi nyata di

lapangan.

4. Untuk mahasiswa

Lokakarya ini bisa menjadi sarana untuk menerapkan ilmu

keperawatan jiwa manajemen untuk memecahkan suatu masalah di

lapangan sekaligus menjadi pedoman dalam pembuatan laporan-laporan

kasus keperawatan jiwa selanjutnya.


BAB II

ANALISA SITUASI LINGKUNGAN

RW 06 KELURAHAN PARAK GADANG TIMUR

KECAMATAN PADANG TIMUR

PENDAHULUAN

Mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang melakukan Praktek Profesi

Keperawatan Jiwa Komunitas di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur

Padang, telah melakukan pengamatan secara umum (Winshield Survey) tentang

situasi dan keadaan wilayah di RW 06. Dari pengamatan secara umum, dapat

diperkirakan faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor

penunjang yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

A. CORE

1. Sejarah

Kelurahan Parak Gadang Timur awalnya terdiri dari 7 RW dan 32 RT.

Lahan praktik yang digunakan mahasiswa dalam pelaksanaan komunitas ialah di

RW 06 yang terdiri dari 3 RT.

2. Demografi

Dari data yang didapatkan jumlah penduduk di RW 06 adalah 198 KK.

Namun, belum diketahui data mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin dan usia. Untuk saat ini terdapat 1 orang yang mengalami gangguan jiwa

yang dikurung oleh keluarga. Suku yang ada di RW 06 yaitu kebanyakan suku

caniago, melayu, koto, tanjung, sikumbang. Suhu udara di RW 06 yaitu 22,1-31,7


0’C. Kondisi geografis berdasarkan ketinggian tanah dari permukaan laut adalah

10m.

Tipe keluarga di RW 06 pada umumnya adalah tipe extended family,

dimana dalam satu rumah bisa terdiri dari beberapa keluarga.

Aktivitas masyarakat pada pagi hari pada umumnya masyarakat pergi

bertani, dan membuka warung, anak-anak pergi ke sekolah, ibu-ibu yang

berkumpul di kedai dan warung-warung, serta anak-anak kecil yang belum

sekolah yang bermain di halaman. Sedangkan pada sore hari keadaan RW 06

tampak cukup ramai mengingat terdapat jalan umum yang biasa dilalui kendaraan

bermotor, pemuda-pemudi berkumpul di warung-warung, orang tua berkumpul

depan rumah mereka serta anak-anak yang bermain di halaman rumah. Pada

malam hari RW 06 cukup ramai, dimana pemuda sering berkumpul di warung,

begitupun dengan bapak-bapak. Menurut ketua RT, pemuda di RW 06 cukup aktif

dalam melakukan kegiatan seperti kegiatan olahraga dan beberapa kegiatan

keagamaan, tetapi untuk pemaparan tentang kesehatan jiwa pemuda kurang

berpartisipasi aktif dan pemuda yang tampak berkumpul tersebut kebanyakan

merokok bahkan wanita usia dewasa banyak nampak yang merokok.

Analisa :

Dari hasil winshield survey di atas, tampak kegiatan pemuda belum

terorganisir dengan baik.

Masalah Keperawatan : Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW 06

Kelurahan Parak Gadang Timur

3. Ras dan etnik


Penduduk di RW 06 bersuku minang. Menurut Ketua RT mereka hidup

dengan kebiasaan dan budaya yang berlaku dan saling menghargai. Di daerah ini

biasanya tempat khusus untuk perkumpulan masyarakat untuk rapat atau

musyawarah adalah di Masjid Al-Ikhlas. Namun masyarakat di RW 06 jarang

melakukan kegiatan kemasyarakatan.

Analisa :

Latar belakang daerah dan budaya selaras menciptakan suatu kehidupan

yang cenderung harmoni. Tapi bila tidak diikat dengan suatu kebersamaan juga

dapat memicu terjadinya perpecahan atau perselisihan yang disertai isolasi sosial

yang tentunya akan mengganggu keharmonisan warga.

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah

4. Nilai, Agama, dan Kepercayaan

Seluruh masyarakat (100%) RW 06 menganut agama Islam. Aktivitas

beribadah masyarakat yang beragama Islam terlihat ketika warga melaksanakan

sholat berjamaah di Mesjid/Musholla. Selain itu di RW 06 juga terdapat kegiatan

mengaji di usia sekolah. Pada RW 06 tidak terdapat gereja dan rumah ibadah

lainnya.

Analisa :

Dengan adanya tempat ibadah yang jaraknya tidak jauh dari rumah

penduduk, maka sangat memungkinkan penduduk untuk beribadah dan belajar

mengaji anak-anak di MDA. Sejauh ini, menurut ketua RT setempat, tidak ada

masalah dalam kehidupan beragama.


Masalah Keperawatan:tidak ada masalah

B. DELAPAN SUB SISTEM

1. Lingkungan Fisik

Di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur ini memiliki batas wilayah,

yaitu:

Utara : Berbatasan dengan RW 05 Kelurahan Parak Gadang

Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Air Camar

Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Aur Duri

Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Aur

Sebagian besar rumah di RW 06 bersifat permanen, Jarak rumah-rumah di

RW 06 berdekatan.

Kondisi lingkungan rumah secara umum cukup bersih, hal ini dikarenakan

belum maksimalnya pengangkutan sampah oleh petugas di lingkugan sehingga

banyak masyarakat yang membakar sampah di depan rumah.tersebut. Sumber air

bersih berasal dari sumur galian.Banyak juga masyarakat yang membakar sampah

di depan rumah. Sebagian besar sumber air bersih di wilayah RW 06 didapatkan

dari sumur gali dan beberapa rumah di wilayah RW 06 memiliki sumur yang tidak

tertutup dan air sumur digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.Jarak antar

rumah di wilayah RW 06 pada umumnya berdekatan dan halaman depan ataupun


belakang tidak dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman obat. Limbah

keluarga pada umunya dialirkan ke banda/ sungai yang ada di wilayah RW 06

Analisa:

Perumahan yang berkonstruksi baik dan bangunan yang utuh menjamin

sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik sehingga terhindar dari penyakit

infeksi.

Halaman rumah yang sempit dan tidak dimanfaatkan sebagai tanaman obat

sehingga keluarga tidak memiliki tanaman obat keluarga.

Masalah Keperawatan : -

2. Kesehatan dan Pelayanan Sosial

Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di RW 06 adalah Posyandu

balita dan Puskesmas Andalas. RW 06 ini tidak memiliki posyandu lansia.

Posyandu balita dilakukan 1 kali sebulan dimana petugas kesehatan dari

Puskesmas langsung datang ke RW 06. Di RW 06 memiliki kader kesehatan yang

terdiri dari 3 orang kader. Di Kelurahan Andalas terdapat dua buah Posyandu

Lansia yang diadakan satu kali sebulan yang terdapat di RW lain.

Vital Statistik

Berdasarkan hasil survey awal didapatkan data beberapa penyakit

diantaranya adalah DM, Rematik, ISPA, Hipertensi, Diare, dan Caries.

3. Ekonomi

Tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar (70%) menengah ke

bawah.Pada umumnya masyarakat bekerja sebagai petani dan buruh. Menurut


ketua RT hanya beberapa dari masyarakat yang bekerja sebagai PNS. Ada juga

beberapa masyarakat yang bekerja sebagai wiraswasta,karyawan, berdagang di

warung ataupun di rumah.

Analisa:

Terlihat tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar adalah menengah

kebawah.

Masalah Keperawatan : Resiko penurunan derajat kesehatan.

4. Transpor dan Keamanan

Sarana transportasi yang digunakan masyarakat untuk keluar masuk lokasi

RW 06 adalah kendaraan roda 2 ataupun roda 4. Masyarakat umumnya memiliki

kendaraan pribadi roda 2, dan beberapa yang memiliki kendaraan roda 4. Dan

sebagai transportasi umum, masyarakat menggunakan fasilitas kendaraan roda dua

(ojek) dan angkutan kota (angkot).

Secara umum kondisi lalu lintas di wilayah ini lancar karena konstruksi

jalan sudah terbuat dari aspal, Luas jalan relatif sempit, dengan salah satu sisi

jalan yang merupakan sebuah banda kecil. Jalanan terlihat padat jika dilalui oleh

dua mobil berlawanan arah. Selain itu fasilitas angkot yang jarang lewat. Dampak

positifnya adalah memudahkan akses menuju pelayanan kesehatan yang berjarak

± 5 km. Salah satu dampak negatifnya adalah menyulitkan penanganan diwaktu-

waktu yang darurat misalnya saat terjadinya kebakaran, gempa dsb.

Analisa:

Dengan lancarnya arus transportasi bisa memudahkan penduduk untuk

berhubungan dengan pelayanan kesehatan, kemudian mudah mendapatkan akses


pelayanan kesehatan atau keamanan seperti penanggulangan kebakaran.Namun

karena pengaruh kondisi jalan menuju RW I banyak sempit, maka hal ini

merupakan kendala dalam lalu lintas dan juga bisa menyebabkan rawan

kecelakaan terutama bagi anak – anak.

Masalah Keperawatan :Resiko terjadinya kecelakaan terutama anak – anak

5. Politik dan Pemerintahan

Ketua RT di RW dipilih secara langsung oleh masyarakat dengan

menyebarkan kertas suara dan dikumpulkan oleh panitia pemilihan ketua RT. Di

RW 06 terdapat perkumpulandan masih aktif melaksanaan kegiatan meskipun

tidak terus-menerus.Terlihat spanduk atau poster partai politikdi beberapa ruas

jalan.

Analisa:

Segala kebijakan yang diambil oleh ketua RW disepakati oleh warga

melaui musyawarah bersama masyarakat, sehingga memudahkan proses

pengumpulan data oleh mahasiswa.

Masalah Keperawatan :Potensial peningkatan peran serta masyarakat.

6. Komunikasi

Pada umumnya masyarakat di daerah ini mengunakan bahasa minang,

Biasanya komunikasi antar warga dilakukan pada sore hari karena pada pagi dan

siang hari warga sibuk dengan urusannya masing-masing. Komunikasi antar

warga berjalan dengan baik.

Sebagian besar penduduk di RW 06 sudah memiliki TV atau radio.Hal ini

tampak dari adanya antena televisi di tiap – tiap rumah yang ada di RW 06. Selain
itu, sebagai sarana penyampaian informasi seperti ada berita duka, perkumpulan

diumumkan di Masjid, atau pun informasi dari kelurahan biasanya langsung

disampaikan ke Ketua RW lalu ke Ketua RT hingga informasi sampai pada

masyarakat. Informasi mengenai Posyandu dan imunisasi biasanya langsung

diumumkan di Masjid.

Selain itu, warga biasanya berkumpul di warung untuk bercerita dan

berbagi informasi. Warga menggunakan handphone sebagai sarana komunikasi

dan jarang menggunakan telepon rumah.

Analisa :

Tersedianya sumber informasi yang lengkap bisa memudahkan penduduk

memperoleh informasi khususnya informasi mengenai kesehatan. Namun

kesadaran dari penduduk mengenai pentingnya kesehatan harus lebih

ditingkatkan terlebih pada kesehatan lingkungan.

Masalah Keperawatan :Potensial peningkatan pengetahuan dan pertukaran

informasi.

7. Pendidikan

RW 06 memiliki fasilitas sekolah formal yang lengkap yang terdiri dari

TK, SD, MtsN, dan MAN. Di RW 06 terdapat sebuah Masjid Al-Ikhlas, sehingga

bagi warga yang beragama Islam beribadah di Masjid ataupun Mushalla.

Analisa:
Sarana pendidikan yang jauh tidak menjadi kendala bagi anak-anak usia

sekolah untuk melanjutkan pendidikan karena mereka dapat melanjutkan

pendidikan di kota Padang yang lengkap dengan sarana pendidikannya.

Masalah Keperawatan :tidak ada masalah

8. Rekreasi

Setelah pulang kerja, sebagian besar penduduk menghabiskan waktunya di

rumah bersama keluarga dengan bercerita atau menonton TV. Dan beberapa

bapak - bapak berkumpul, duduk – duduk dan bercerita- cerita pada sore atau

malam hari di warung-warung dan teras rumah. Sedangkan sebagian kecil ibu- ibu

berkumpul dan bercerita- cerita di rumah salah satu warga.Setiap sore beberapa

pemuda berkumpul di warung untuk bercerita-cerita dan bermain.

Analisa :

Menonton TV dan bermain saat libur/ sore hari menandakan hal positif

dimana anak dapat mengatur waktu bermain dengan kegiatan sekolah serta

belajar.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

C. PERSEPSI

1. Persepsi Penduduk di Wilayah

Warga mengatakan daerah RW 06 Kelurahan parak gadang timur ini

aman, damai, tentram dan jarang terjadi keributan. Apabila terdapat keributan

antar warga, warga yang lain tidak ikut campur akan masalah tersebut.

Sebagian besar masyarakat percaya dengan pelayanan kesehatan.


Untuk membersihkan lingkungan, warga membersihkan sendiri-sendiri

dan sekali-sekali melakukan gotong royong di lingkungannya.Warga

mengadakan pengajian setiap satu kali sebulan.

2. Persepsi Perawat

Pada observasi yang dilakukan mahasiswa, pemahaman warga mengenai

gangguan jiwa belum benar, masih banyak warga yang menganggap bahwa

orang yag gangguan jiwa hanya orang yang ngamuk ngamuk dijalan dan

berpakaian yang tidak rapi atau seseorang yang kelihatan kotor.

D. EMPAT SUB SISTEM CMHN

1. Pendekatan Manajemen

Dari hasil wawacara dengan RW, RT, Tokoh Masyarakat, kader serta

MLSN didapatkan bahwa belum terbentuknya visi dan misi dalam

keperawatan jiwa komunitas di wilayah RW 06 Kelurahan Parak Gadang

Timur, sehingga belum ada kegiatan atau perencanaan keja bulanan

bahkan tahunan di wilayah RW 06 jadi untuk pendekatan manajemen ada

pilar 1 belum terlaksana di wilayah RW 06 Kelurahan Parak Gadang

Timur

2. Pemberdayaan masyarakat

Dari hasil wawacara dengan RW, RT, Tokoh Masyarakat, kader serta

MLSN didapatkan bahwa Belum terbentuknya kader jiwa di wilayah RW

06, wilayah RW 06 hanya memiliki 2 kader yaitu kader lansa dan kader
posyandu, sehingga tidak ada fasilitas dari kader bagi warga dengan

gangguan jiwa

3. Kemitraan lintas sektor dan lintas program

Dari hasil wawacara dengan RW, RT, Tokoh Masyarakat, kader serta

MLSN didapatkan bahwa tidak pernah diadakan kegiatan yang bekerja

sama dengan pihak luar di daerah RW 06, dari hasil pengamatan banyak

nya remaja yang terlihat merokok bahkan wanita dewasa disekitaran

daerah RW 06 Terlihat merokok, namun belum ada gerak dari tokoh

masyarakat untuk melakukan pengembangan ilmu pengetahuan bagaimana

bahaya dari merokok

4. Asuhan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Dari hasil wawacara dengan RW, RT, Tokoh Masyarakat, kader serta

MLSN didapatkan bahwa keluarga yang memiliki anggota keluarga

dengan gangguan jiwa belum dapat melakukan asuhan yang tepat, bahkan

didaerah tersebut ditemuka warga dengan resiko gangguan namun dari

pihak keluarga belum tepat dalam penanganan asuhan

Masalah Yang Mungkin Muncul Dari Hasil Winshield Survey, yaitu :

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak puskesmas, ketua RW, ketua

RT, kader dan masyarakat sekitar RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur terdapat

banyak masalah jiwa dikomunitas yang ditemukan, antara lain : masalah kader,

dimana kader yang terdapat di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur adalah

Kader posyandu, yaitu istri dari RW 06 itu sendiri, sedangkan kader jiwa di RW
06 tidak ada. Akan tetapi mahasiswa ingin menyengarkan kembali orientasi kader

kesehatan jiwa di wilayah tersebut.

Banyak anak usia pra sekolah di wilayah RW 06. Pada anak usia pra sekolah

terjadi masa kritis perkembangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan seperti gizi dan stimulasi atau rangsangan. Stimulasi

diperlukan agar potensi anak yang secara alami memang sudah ada didalam

dirinya dapat berkembang. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur

akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak

mendapat stimulus.

Stimulus tumbuh kembang pada anak dapat dilakukan dengan cara

memberikan permainan atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan

menjadi belajar dari kehidupan. Ketika anak sudah memasuki masa bermain maka

anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya. Oleh karena itu, tidak terlalu

heran apabila masa anak-anak sangat identik dengan masa bermain, sebab pada

masa tersebut perkembangan anak akan mulai diasah sesuai dengan

kebutuhannya. Namun banyak orang yang menganggap masa bermain pada anak

tidak perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua yang

membiarkan anak bermain tanpa memperhatikan unsur pendidikan terhadap

permainan yang dilakukan oleh anak.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tidak pernah ada

dilakukan penerapan terkait stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang biasa
ditemukan pada anak usia pra sekolah. Didapatkan bahwasanya mereka tidak

mengetahui bagaimana penerapan stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang

biasa ditemukan di umur anaknya. Sehingga hal tersebut dirasa perlu dilakukan

penerapan stimulasi tumbuh kembang dan masalah yang biasa ditemukan pada

anak usia prasekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak puskesmas, kader dan masyarakat

sekitar RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur dikatakan bahwa di wilayah RW

06 terdapat banyak anak usia prasekolah baik penduduk asli maupun pendatang

yang mengontrak di wilayah RW 06. Perkembangan kognitif sangat penting untuk

mengembangkan kemampuan anak dalam mengeksplorasi lingkungan, karena

berkaitan dengan pikiran sadar seorang anak. Semakin bertambah besarnya

koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak berkembang

pesat, makin kreatif, bebas dan imajinatif. Perkembangan kognitif pada Tahap

Praoperasional (early childhood) yang membentang selama usia 2 hingga 7 tahun,

perubahan paling jelas yang terjadi adalah peningkatan luar biasa dalam aktivitas

representasi atau simbolis. emosi adalah perasaan yang secara fisiologis dan

psikologis dimiliki oleh anak dan digunakan untuk merespons terhadap peristiwa

yang terjadi disekitarnya. Emosi bagi anak usia dini merupakan hal yang penting,

karena dengan emosi anak dapat memusatkan perhatian, dan emosi memberikan

daya bagi tubuh serta mengorganisasi pikir untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

Berdasarkan hasil wawancara tidak pernah dilakukan penerapan terkait stimulasi

kognitif dan emosional pada anak usia pra sekolah. Anak usia pra sekolah

kebanyakan di asuh dirumah dengan sering menonton tv serta main atau


menonton video di gadget. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat (ibu

rumah tangga) didapatkan bahwasanya mereka tidak mengetahui bagaimana

penerapan stimulasi kognitif dan emosional di umur anaknya. Orangtua

menganggap bahwa anak-anak dapat senang dengan bermain gadget tanpa

bermain dengan teman sebaya. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu dilakukan

penerapan stimulasi kognitif dan emosional kepada anak usia prasekolah

Selain itu, masih banyaknya anak anak yang masih malu untuk

bersosialisasi dengan orang baru, sehingga ketika diajak berbicara anak anak usia

pra sekolah menangis. Maka dari itu hal tersebut dirasa perlu dilakukan

manajemen pendidikan penerapan stimulasi psikosisial pada anak usia pra

sekolah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal

7 Agustus 2018 dengan ketua RT, Ketua PSM serta masyarakat yang ada di RW 6

Kampung durian ditemukan sebagian besar anak usia sekolah sudah menggunakan

gadget dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang dibatasi pemakaian gadget oleh

orang tua dan ada juga yang terkadang tidak dapat dipisahkan dari gadget.

Sedangkan, aplikasi-aplikasi yang terdapat pada Gadget tersebut bukan hanya

aplikasi tentang pembelajaran mengenal huruf atau gambar, tetapi terdapat

aplikasi hiburan, seperti sosial media, video, gambar bahkan video game. Pada

kenyataannya, anak-anak akan lebih sering menggunakan gadgetnya untuk

bermain game daripada untuk belajar.


Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan di RW 6

Kampung Durian terhadap orang tua, dari 15 anak yang berusia 3-6 tahun, ada

sebanyak 8 orang anak yang menggunakan gadget, baik miliki orang tua yang

dipinjamkan kepada anak maupun milik anak pribadi yang dibelikan oleh orang

tua. Sedangkan sebanyak 7 orang anak tidak pernah menggunakan gadget. Dari

sebanyak 4orang anak yang menggunakan gadget 1 sampai 3 hari dalam

seminggu, 2 anak menggunakan gadget 4 sampai 6 hari dalam seminggu, dan ada

sebanyak 2 anak yang setiap hari menggunakan gadget. Kemudian, lamanya anak

saat menggunakan gadget yaitu, sebanyak 1 anak menghabiskan waktu 5-15

menit, 1 anak menghabiskan waktu 20-30 menit, 1 orang anak menghabiskan

waktu 45 menit, 2 anak menghabiskan waktu 1 jam, 3 anak menghabiskan waktu

>2 jam. Hal ini menyebabkan menurut pengamatan orang tuanya dirumah, anak

lebih menyenangi menggunakan gadgetnya disbanding bermain dengan teman

sebayanya. Bahkan ada orang anak yang hanya kadangkadang saja berinteraksi

secara verbal dengan keluarganya dirumah, misalnya hanya pada saat anak

memerlukan atau meminta sesuatu.

Sehingga akan berdampak pada susah diajak berkomunikasi, tidak peduli,

sering badmood dan tidak mendengarkan nasehat orang tua tentang dampak

negatif penggunaan gadget pada anak, yaitu ketika anak telah kecanduan gadget,

pasti akan menganggap perangkat itu adalah bagian dari hidupnya Agency

(2014). Hal tersebut akan menganggu kedekatan anak dengan orang tuannya,

lingkungannya, bahkan teman sebayanya. Apabila hal tersebut dibiarkan secara

terus menerus dapat berdampak terhadap psikologis anak dan tentunya akan
menganggu perkembangan anak. Selain kebutuhan fisiologis, anak juga individu

yang membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual.

Maka dari itu didapatkan masalah yang berkaitan dengan

pengetahuan yang kurang terhadap pemakaian Gadget terhadap psikologis anak

usia sekolah. Sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan terkait pencegahan

terhadap gangguan psikologis terhadap pemakaian gadget

Diwilayah RW 06 tidak pernah dilakukan penyuluhan terkait stimulasi

tumbuh kembang anak usia sekolah. Anak usia sekolah kebanyakan bermain

dengan teman-teman sebayanya. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat (ibu

rumah tangga) didapatkan bahwasanya mereka tidak mengetahui apa saja

pertumbuhan dan perkembangan di umur anaknya. Orangtua menganggap bahwa

anak-anak dapat bermain dan berlari saja sudah masuk dalam tumbuh

kembangnya Berdasarkan hasil yang didapatkan diatas, maka perlu diakannya

penyuluhan terkait stimulasi tumbuh kembang anak usia sekolah

Terdapat banyak remaja baik penduduk asli maupun pendatang yang

mengontrak di wilayah RW 06. Sehari – harinya remaja di RW 06 biasanya

melakukan kegiatan sehari – hari pada umumnya seperti sekolah dan kegiatan

lainnya, remaja di kelurahan menyatakan bahwa kurang terpapar nya informasi

tentang menajemen pendidikan kesehatan untuk remaja yang dianggap masih tabu

seperti perubahan fisik pada remaja dan kehidupan seksualitas pada remaja karena

Masa remaja, dianggap sebagai masa topan badai dan stress (storm and stress),
karena telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri.

Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu dilakukan penyuluhan kepada remaja

tentang pendidikan kesehatan untuk usia remaja didengarkan oleh remaja.

Berdasarkan wawancara dan observasi dari beberapa masyarakat,

ditemukan banyaknya masyarakat laki-laki maupun perempuan yang merokok.

Dari hasil observasi didapatkan data ada beberapa ibu-ibu yang duduk santai

dirumahnya sambil merokok dan juga ada sekumpulan ibu-ibu yang merokok

diwarung. Setelah diwawancarai ibu-ibu yang ini mengatakan sebagian besar

mereka bekerja sebagai pedagang. Sehari-hari hidup dipasar dan lingkungan agak

keras. Mereka mengatakan dengan merokok bisa mengurangi stress yang

dirasakan karena beban hidup sehari-hari. Jika tidak merokok mereka mengatakan

stress semakin meningkat. Salah satu ibu-ibu mengatakan merokok pada

perempuan juga merupakan hal yang biasa ditemukan dilingkungan tempat tinggal

mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW, RT dan tokoh

masyarakat lainnya ditemukan data bahwasanya tidak pernah dilakukan

penyuluhan terkait manajemen stres kelompok resiko usia dewasa. Oleh karena itu

perlu diadakan penyuluhan tentang manajemen stres pada usia dewasa agar dapat

memanajemen stress dengan hal yang positif.

Tidak hanya itu, durasi penyakit kronis yang relatif lama membuat

penyakit kronis rentan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya,

baik aspek fisik, psikologis, maupun sosial. Hal ini menyebabkan penderita

penyakit kronis biasanya juga mengalami hambatan untuk menjalankan aktivitas

hariannya (Morrison & Bennett, 2009). Berdasarkan hasil wawancara pada


beberapa warga bahwa dewasa dengan penyakit konis tidak mengetahui

bagaimana cara manajemen stres yang baik.

Selain itu di wilayah RW 06 banyak ditemukan usia dewasa terutama pada

ibu-ibu yang menderita penyakit kronis yaitu DM dan Hipetertensi, itu semua

salah satu penyakit keturunan serta akibat pola makan yang tidak terkontrol.

Kebanyakan dari warga yang menderita itu semua cemas dan takut dengan

keadaannya. Dampak penyakit tersebut sering datang secara mendadak.

Kebanyakan dari warga yang mengalami penyakit tersebut cemas dan takut

kejadian buruk terjadi pada dirinya.

Berdasarkan hasil yang didapatkan diatas, maka perlu diakannya

penyuluhan terkait manajemen stres kelompok resiko usia dewasa serta

manajemen ansieta terhadap penyakit kronis.


B. HASIL VALIDASI DATA
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wienshield survey, kelompok menemukan

masalah pelayanan asuhan keperawatan jiwa di kelurahan parak gadang di

RW 06 Belum terlaksananya adanya kader kesehatan di rw 06 dan belum

pernah adanya terjadi pendidikan kesehatan tentang jiwa di rw 06

B. SARAN

dari hasil diatas, diharapkan hasil observasi ini dapat kita pecahkan

dalam lokakarya mini dengan melibatkan semua semua petinggi seperti

lurah ,ketua rw , ketua rt dan perangkat desa lainya

Anda mungkin juga menyukai