2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Rahmat dan hidayah-Nya Buku Abstrak ini dapat diselesaikan. Buku abstrak ini
1
Subtema yang diangkat dan dibahas adalah penyusunan karya ilmiah dari
pengalaman praktik psikologi klinis; psikologi klinis dalam keluarga dan
perkembangan rentang usia; psikologi klinis dalam kasus kekerasan, bencana,
dan situasi sosial lainnya; psikologi klinis dalam menghadapi era 5.0 dalam
konteks budaya Indonesia; psikologi klinis dalam setting medis/kesehatan;
psikologi klinis dalam memahami pola kepribadian dan gangguan kepribadian.
Kami ucapkan terima kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam acara
Temilnas ini dengan melakukan penelitian dan berbagi pengetahuan serta
pengalamannya sebagai ilmiawan maupun praktisi dalam bidang psikologi klinis.
Semoga dengan terselenggaranya acara Temu Ilmiah Nasional IV IPK Indonesia
ini, para psikolog klinis dapat lebih berperan dalam pengembangan ilmu di bidang
psikologi, maupun berguna untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat
Indonesia.
Akhir kata kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyelesaian buku abstrak ini.
Penyusun
Panitia Temu Ilmiah Nasional IV 2019
Ikatan Psikologi Klinis Indonesia
DAFTAR REVIEWER
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 0
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
SUB TEMA 1
PENYUSUNAN KARYA ILMIAH DAN PENGALAMAN PRAKTEK PSIKOLOGI
KLINIS ............................................................................................................................ 11
Pentahapan Klinis : Sebuah Model dalam Diagnosis dan Tantangan Penggunaannya
dalam Penanganan Kasus-Kasus Kesehatan Mental Pada Remaja
F. Fridayanti ................................................................................................................. 12-12
Pengetahuan Guru Tentang Siswa dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas di Sekolah Dasar Inklusif Jakarta
Iriani Indri Hapsari, Gantina Komalasari, Rizka ......................................................... 14-14
Terapi Kelompok Menulis Ekspresif untuk Menurunkan Depresi Pada Remaja yang
Melakukan Self Injury
Nurul Hikmah Maulida, Libbie Annatagia .................................................................. 16-16
Studi Kasus : Penggunaan Terapi Neurofeedback Pada Pasien dengan ADHD, Autis, dan
Gangguan Kecemasan
Ghea Amalia Arpandy ................................................................................................. 18-18
Kasus Gangguan Afektif Bipolar dengan Kepribadian Dependent Pasif
Melinda Bahri, Vita Ariyanti Kusumaningru .............................................................. 20-20
Pendekatan Psikoedukasi Pada Pelatihan Peningkatan Kemampuan Selective Atteniion
Pada Anak GPPH
Naeila Rifatil Muna, Ratna Jatnika, Urip Purwono, dan Juke R. Siregar ..................... 23-23
Terapi Bermain Non-Directive untuk Menangani Anak dengan Keluhan Awal Kecanduan
Gadget
Putu Nugrahaeni Widiasavitri dan Luh Ayu Tirtayani................................................. 25-25
Support Group Therapy untuk Menurunkan Kecemasan Pada Siswa yang Mengalami
Bullying
Putri Nilam Bachry dan Libbie Annatagia ................................................................... 27-27
Efektivitas Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Meningkatkan Peran Orang Tua
dengan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pendidikan Inklusif
Ni Luh Arick Istriyanti................................................................................................. 29-29
Studi Awal: Kesesuaian Pendampingan Psikologis Berdasarkan Dinamika Gangguan
Psikologis
Vincent Eddy Kuncoro Hartono dan Lucia Peppy Novianti ........................................ 32-32
Serba Serbi Layanan Psikologi Klinis di Puskesmas dan Klinik Psikiatri
Rika Fitriyana dan Sarita Candra Merida ..................................................................... 34-34
4
Penerapan Art Therapy dan Cognitive Behavior Therapy untuk Mengurangi Simptom
Panic Disorder (Studi kasus pada P)
Abigail Theodora Tanzil .............................................................................................. 37-37
Latihan Mindfulness dan Qigong untuk Mengurangi Tekanan Mental serta Emosional dan
Menghilangkan Kejang Otot Pada Perempuan Dewasa Muda yang Didiagnosa Complex
Ptsd (CPTSD): Tinjauan Kasus Tunggal
Tatiana S.P. Basuki ...................................................................................................... 39-39
Penerapan Therapy Psikodinamika dan Cognitive Behavior Therapy dalam Mengurangi
Symptom Avoidant Personality Disorder
Cindy Stefanie Tanjung, Untung Subroto, dan Monty P. Satiadarma ......................... 41-42
Pembentukan dan Pelatihan Kader Program Dukuh Sadar Sehat Jiwa Sebagai Upaya
Deteksi Dini ODGJ di Dukuh X Sleman
Fairuzatul Hakimah Alamsyah dan Rr. Indahria Sulistyarini ...................................... 44-44
Hubungan Antara Gaya Pengasuhan Permisif dan Penggunaan Gawai dengan Perilaku
Agresif Pada Anak
Sukarsini ...................................................................................................................... 46-46
Membangun Dukungan Keluarga pada Pasien dengan Gangguan Kecemasan: Tinjauan
Psychological Ambiguous Loss
Darjanti Kalpita Rahajuningrum1................................................................................. 48-48
Integrated Approach Pada Kasus Panic Disorder dengan Trauma Masa Kecil
Iip Fariha ...................................................................................................................... 51-51
Dukungan Psikologis “Care Giver” Bagi Pasien HIV/AIDS: Studi Kasus Pada Keluarga
dan Profesional Kesehatan
Nisa Rachmah Nur Anganthi dan Dwiana Widiyanti .................................................. 53-54
Child Sexual Abuse Ditinjau dari Karakteristik Pola Asuh Permissive
Indulgent/Uninvolve
Magdalena Hanoum, Siti Nurhidayah, dan Lucky Purwantini .................................... 56-57
Sikap Terhadap Pernikahan Ditinjau dari Keberfungsian Keluarga Pada Dewasa Awal
dengan Orangtua Bercerai
Rahmah Saniatuzzulfa dan Rizqiana Rahmadilla......................................................... 59-59
Penanganan Kasus Orientasi Seksual Non-Heteroseksual: Telaah Literatur
Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah ............................................................................ 62-62
Sandplay Therapy untuk Menurunkan Gangguan Stres Pasca Trauma Pada Anak
Penyintas Bom Bunuh Diri
Ratna Jessyka Malau .................................................................................................... 65-64
Cognitif Behavior Therapy For Psychosis (CBT-p) untuk Mengurangi Distress Gejala
Positif Delusi Paranoia Pada Skizofrenia Paranoid
(Studi Kasus di Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang)
Ni Made Ratna Paramita .............................................................................................. 67-67
5
Resiliensi Digital: Analisis Eksploratori Peran Guru Menghadapi Teknologi Digital dan
Dampaknya Bagi Siswa Sekolah Dasar
Dian Veronika Sakti Kaloeti dan Rouli Manalu....................................................... 178-177
Pemilihan Sosial Media Sebagai Bentuk Pemenuhan Kebutuhan Individu Generasi 4.0
Laelatus Syifa Sari Agustina .................................................................................... 180-179
Studi Rancangan Kerangka Acuan Adaptasi Cognitive Behaviour Therapy Berdasarkan
Budaya Dan Konteks Indonesia Pada Mahasiswa
Muhana Sofiati Utami, Primadhani Setyaning Galih, dan Alifah Sri Sabekti ......... 182-181
Pengaruh Pengasuhan Berbasis Nilai Jawa dan Trait Anak Terhadap Kesejahteraan
Subjektif Anak Di Yogyakarta
Agnes I. Etikawati, Juke R. Siregar, Hanna Widjaja, dan Ratna Jatnika ................. 184-183
Gambaran Kesehatan Mental Perempuan Papalele di Kota Ambon
Jeanete Ophilia Papilaya .......................................................................................... 186-186
SUB TEMA 5
PSIKOLOGI KLINIS DALAM SETTING MEDIS/KESEHATAN ........................ 189
Randomized Control Trial to Compare Effectiveness of Emotional Freedom Technique
and Therapeutic Communication to Reduce the Anxiety in Cancer Patients at Sanglah
Hospital Bali
Retno Indaryati, Ni Made Swasti Wulanyani, dan Desak Putu Yuli Kurniati ......... 190-190
Penanganan Kasus Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dengan Cognitive Behavioral
Therapy (CBT) pada Klien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Sepi Indriati.............................................................................................................. 193-193
Terapi Kognitif-Perilaku untuk Menurunkan Depresi pada Gay dengan HIV/AIDS di
Yayasan X Surabaya
Ni Luh Indah Desira Swandi dan Tri Kurniati Ambarini ........................................ 196-196
Pengaruh Intervensi Psikologi Acceptance Commitment Therapy (ACT) terhadap Kadar
TNF-α pada Penderita Kanker Payudara Lanjut Lokal
Dini Latifatun Nafi’ati dan Husnul Ghaib ................................................................ 199-199
Pemahaman dan Minat Mahasiswa Magister Profesi Psikolog Klinis pada Pelayanan
Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas)
Osi Kusuma Sari dan Subandi .................................................................................. 202-202
Studi Deskriptif mengenai Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Sexuality Need
pada Istri-istri Pelaut
Windah Riskasari ..................................................................................................... 205-205
Pengaruh antara Fungsi Kognitif dan Tingkat Kecemasan terhadap Penyesuaian Diri
Penyandang Disabilitas Mental di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri
Tatik Imadatus Sa’adati ........................................................................................... 208-208
Sindrom Diabetes Burnout: Apakah Itu?
Nida Ul Hasanat ....................................................................................................... 211-210
9
SUB TEMA 6
PSIKOLOGI KLINIS DALAM MEMAHAMI POLA DAN GANGGUAN
KEPRIBADIAN ............................................................................................................ 250
Contoh Kasus Borderline Personality Disorder Dengan Kebiasaan Self-harm yang Sukses
Menjalani Dialectical Behavior Therapy di Indonesia
Edo S. Jaya , Steffi Hartanto, dan Sri Wulandari ..................................................... 251-251
Contoh Kasus Penggunaan Proactive Coping Pada klien Yang Mengalami Stress Dan
Penolakan Pada Gender Dysphoria
Sukma Noor Akbar, Muhammad Abid Mujaddid ................................................... 254-253
Analisa Fenomenologis : Gambaran Ranah Pergerakan Gay Di Lingkungan Sosial Yang
Terjadi Di Indonesia
Rino Ariyanto Akhmad, Lutfi Putri Kholfiyah ........................................................ 256-256
Profil Kepribadian Generasi Millenial (sebuah tinjauan kepribadian dengan alat tes
psikologi 16 pf)
Adhyatman Prabowo, M.Psi., Psikolog ................................................................... 259-261
Borderline Personality Disorder: Studi Kasus Pada Pria Dewasa Muda Ditinjau Dari
Adlerian
Lina, Untung Subroto............................................................................................... 264-264
Dinamika Psikologis Korban Kekerasan Seksual Masa Anak
Cystarini Dian Samodra, Ira Paramastri .................................................................. 267-266
Gambaran Profil Kepribadian Mahasiswa Kedokteran Preklinik Tingkat Akhir Dengan
Alat Ukur PID-5 (Studi Pada Mahasiswa Kedokteran Preklinik Di Jabodetabek)
Clarisa Sutjiatmadja ................................................................................................. 269-269
Hubungan Faktor Kepribadian Big Five Dan Shyness Pada Mahasiswa Baru
Yusmita M, Sitti Murdiana, Ahmad Ridfah ............................................................. 272-271
DAFTAR REVIEWER ..................................................................................................... 1
11
SUB TEMA 1
F. Fridayanti
Tentang Penulis
Kontak : fridayanti@uinsgd.ac.id
13
Abstrak
hal kesehatan mental remaja, usia remaja seringkali merupakan periode onset
gangguan mental yang lebih parah. Ini menunjukkan signifikansi intervensi pada
tahap dini yaitu pada masa remaja. Di sisi lain diagnosis terhadap remaja memberi
sistem diagnostik yang ada sekarang sangat terbatas dalam aplikasinya. Pada
remaja salah satu kesulitan disebakan karena simptomnya kurang jelas, bercampur
pentahapan klinis untuk memberi arah dan panduan dalam diagnosis dan
intervensi bagi remaja. Tujuan artikel ini adalah menguraikan apa dan bagaimana
pentahapan klinis tersebut. Pada bagian diskusi kesulitan serta peluang dan tangan
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Iriani Indri
Abstrak
sampling dengan cluster sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
kembangkan oleh Machula dengan nilai reliabilitas 0.90. Hasil dari penelitian
Tentang Penulis
Nurul Hikmah Maulida, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas
Islam Indonesia
Libbie Annatagia, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nurul Hikmah
Maulida, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Kontak: nurul.hikmahmaulida@gmail.com
17
Abstrak
ekspresif untuk mengurangi depresi pada remaja yang melakukan Self Injury.
Asesmen yang dilakukan yaitu wawancara dengan guru BK dan FGD kepada para
subjek. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa SMP X yang melakukan self injury
yang berada pada kategori depresi tingkat sedang hingga tinggi. Penelitian ini
posttest control group design. Metode analisis data yang digunakan adalah non-
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ghea Amalia Arpandy,
Kontak : ghea.arpandy@gmail.com
19
Abstrak
Kelainan fungsi otak dan gangguan mental ataupun masalah psikologis dapat
yang abnormal pada area otak tertentu dapat dirubah dengan terapi
psikologi pada pasien dengan ADHD, autis, dan gangguan kecemasan. Subjek
penelitian ini ada tiga orang yang mewakili setiap gangguan. Tahapan
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Melinda Bahri
Banjarmasin.
Abstrak
terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain berupa
yang berkembang dengan reward dan perlindungan dari pihak lain. Konflik
dengan gejala klinis merasa gelisah, sulit tidur, mudah marah, tersinggung namun
di lain waktu suka mengurung diri di kamar, merasa sedih dan kehilangan minat
untuk bertemu dengan orang lain. Stressor psikososial adalah keterpisahan antara
pasien dan ibu saat usia pasien 12 tahun karena ibu meminta pasien tinggal
bersama saudara ibu (tante). Dengan tipe kepribadian pasien yang submissive
maka menuruti keinginan ibu adalah salah satu cara untuk tidak kehilangan
perhatian dari ibu, agar pasien tetap mendapatkan reinforcement positif sebagai
anak yang patuh. Gambaran klinis yang ditimbulkan dari perilaku dengan karakter
22
dependent pasif adalah menunjukkan perasaan rendah diri, dan tidak memiliki
kemampuan untuk penegasan diri. Pasien menuruti keinginan ibunya dan diasuh
oleh ibu pengganti (tante) yang memiliki karakter penyayang, memenuhi semua
kebutuhan pasien secara materi, namun memiliki emosi yang labil. Pasien
psikolog.
Naeila Rifatil Muna, Ratna Jatnika, Urip Purwono, dan Juke R. Siregar
Universitas Padjadjaran
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menguhubungi Naeila Rifatil
Kontak : naeila13001@mail.unpad.ac.id
24
Abstrak
Masalah yang muncul dan dialami oleh anak mengalami Gangguan Pemusatan
mengontrol diri, mengatur diri dan mengarahkan diri pada tujuan. Hal tersebut
tidak selesai sesuai instruksi dan batas waktu yang diberikan. Salah satu bentuk
penelitian ini adalah anak dengan GPPH sebanyak 2 orang yang diambil dengan
penelitian kuasi eksperimen dengan desain time series pre-test post-test. Hasil
Tentang Penulis
Universitas Udayana
Luh Ayu Tirtayani, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Putu Nugrahaeni
Udayana
Kontak : putunugrahaeni.w@gmail.com
26
Abstrak
sekarang. Padahal ada banyak efek negatif bila kegiatan bermain gadget tidak
dikontrol. Dua tahun belakangan makin banyak orangtua yang datang dengan
keluhan awal adalah anak kecanduan gadget dan meminta psikolog untuk
terapeutik bagi klien anak dengan keluhan awal kecanduan gadget. Metode
digunakan untuk mengukur pre-test dan post-test adalah SDQ. Jumlah subyek
adalah 2 orang anak laki-laki yang berusia 7 tahun dan 11 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor SDQ pre-test dan post-test yang
artinya terapi bermain terbukti dapat menangani masalah anak dengan keluhan
Tentang Penulis
Putri Nilam Bachry, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas
Islam Indonesia
Libbie Annatagia, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Putri Nilam
Bachry, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Kontak : putrinilamb@gmail.com
28
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas support group therapy untuk
group therapy ini menggunakan pedoman dari Suprobo, dkk (2015). Asesmen
yang dilakukan yaitu wawancara dengan guru bimbingan konseling (BK) dan
guru bagian kesiswaan serta FGD kepada para subjek. Subjek penelitian ini adalah
5 orang siswa SMP X yang mengalami bullying yang berada pada kategori
data yang digunakan adalah non-parametrik dengan menguji perbedaan skor pre-
test dan post test pada kelompok eksperimen. Hasil menunjukkan bahwa support
group therapy tidak menunjukkan hasil signifikan yaitu (p= 0.138). Namun, saat
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ni Luh Arick Istriyanti,
Kontak : arick.istriyanti@gmail.com
30
Abstrak
untuk memperluas akses pendidikan bagi semua anak, terutama bagi anak
melalui kemitraan yang baik antara orang tua dengan pendidik dan profesional
yang terlibat (Leicester, 2008). Peran orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
kondisi anak secara utuh, pengakuan terhadap eksistensi anak, sebagai kolaborator
sekolah. Meningkatkan peran aktif orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
fleksibilitas psikologis orang tua sehingga orang tua mampu menerima kondisi
anaknya dengan penuh kesadaran dan memiliki komitmen untuk bertindak sesuai
dengan nilai-nilai yang ada. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas
terapi penerimaan dan komitmen untuk meningkatkan peran orang tua dengan
ukur yang digunakan untuk mengetahui peran orang tua yakni Parental
design) yang melibatkan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di
31
salah satu sekolah dasar yang ditunjuk untuk menjalankan pendidikan inklusif
visual, analisis inferensial dengan menggunakan uji wilcoxon dan uji efektivitas.
orang tua diikuti dengan meningkatnya peran orang tua yang memiliki anak
PSIKOLOGIS
Tentang Penulis
Vincent Eddy Kuncoro Hartono saat ini bertugas sebagai dosen tidak tetap di
Lucia Peppy Novianti saat ini bertugas sebagai Psikolog dan CEO di Wiloka
Workshop, Yogyakarta.
33
Abstrak
ditangani oleh tiga pendamping psikologis di Wiloka Workshop dikaji dalam studi
permasalahan klien yang telah dialami lebih dari tiga bulan. Biasanya para
peningkatan emosi positif dan perubahan sikap akan masalah yang dihadapi.
dalam diskusi.
34
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Rika Fitriyana dan Sarita
Candra Merida.
sarita.candra@dsn.ubharajaya.ac.id
35
Abstrak
Indonesia secara umum . Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang
2013, naik dari 1,7% menjadi 7%. Untuk itulah pelayanan konsultasi psikologis
psikologi di puskesmas merupakan rujukan dari dokter yang ada di balai umum
ketika ditemukan berbagai keluhan fisik tetapi tidak ditemukan diagnosis secara
fisik. Kasus yang ditemui di puskesmas adalah psikosomatis, depresi, stres, dan
yang dilakukan oleh Subekti dan Utami (2011) di salah satu puskesmas di
Yogyakarta bahwa relaksasi dapat menurunkan stres dan rasa sakit secara fisik
terutama sakit di bagian tukak lambung yang merupakan salah satu ciri
antara lain; depresi, bipolar, autism, ADHD, gangguan tingkah laku, dan beberapa
individual dengan teknik CBT. Sesuai dengan penelitian yang pernah kami
lakukan pada tahun 2018 bahwa CBT yang terintegrasi dengan nilai Islami
36
mampu mengurangi gejala depresi yang dialami oleh pasien. Sedangkan untuk
penanganan trauma salah satunya dapat dilakukan dengan play therapy. Hasil
yang didapatkan melalui praktek psikologi yang sudah kami lakukan adalah
Abstrak
Gangguan panik adalah suatu perasaan takut yang intens atau ketidaknyamanan
yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit dan terjadi secara tiba-tiba.
Serangan panik ditandai dengan gejala kecemasan yang berat seperti: berdebar-
debar, nyeri dada, sesak nafas, tremor, pusing, merasa dingin atau panas, ada
gangguan panik salah satunya Art Therapy dan Cognitive Behavior Therapy. Art
therapy adalah sebuah teknik terapi dengan menggunakan media seni, proses
kreatif dan hasil dari seni untuk mengeksplorasi perasaan, konflik emosi,
ini harus diubah agar perilaku dapat dikurangi atau diubah. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat dampak penerapan Art Therapy dan Cognitive Behavior
Therapy untuk mengurangi simptom gangguan panik. Subjek penelitian ini adalah
P, seorang remaja berusia 17 tahun yang datang dengan keluhan sering merasakan
serangan panik secara tiba-tiba yang membuat reaksi tubuhnya sesak nafas,
jantung berdebar-debar, kepala pusing, dan sebagainya. Hal ini sudah dialami P
selama lebih dari 12 bulan. Metode yang digunakan yaitu Art Therapy
bahwa setelah P menjalani rangkaian sesi terapi sebanyak 9 sesi, Art Therapy dan
dimiliki P antara lain seperti jantung yang berdebar, nyeri dada, kepala pusing,
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Tatiana S.P.
Basuki
Kontak : tatiana.basuki@gmail.com
40
Abstrak
Complex PTSD (CPTSD) terjadi bila invidu mengalami kejadian traumatis secara
terus menerus dan keparahan simptomnya pun meningkat seiring lamanya jangka
dampak dari kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak. Situasi-
situasi traumatis lainnya antara lain penderitaan akibat perang, menjadi tahanan
mengganggu kesehatan fisik seseorang secara signifikan, dengan efek yang terjadi
mental, gangguan otot seperti tremor dan kejang serta penyakit-penyakit seperti
dilakukan yang terdiri dari 38-sesi meliputi meditasi mindfulness, guided imagery,
teknik bernafas, dan qigong. Terjadi kemajuan yang signifikan secara bertahap
pada tekanan mental dan emosional serta menghilangnya kejang otot. Simtom-
simtom CPTSD secara keseluruhan perlahan mulai membaik dan bertahan meski
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Cindy Stefanie
Abstrak
tidak percaya diri, sensitive dalam mengevaluasi diri dan menghindari interaksi
konflik-konflik yang menjadi akar perilaku, analisis pengalaman masa lalu, dan
membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Sedangkan
Selain itu, tujuan dari Cognitive Behavior Therapy adalah untuk menentang
pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan
dengan keyakinan tentang masalah yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk
penelitian ini adalah AN, seorang remaja perempuan berusia 20 tahun yang datang
dengan keluhan merasa sedih yang berkepanjangan, merasa diri sangat lemah dan
43
tidak berdaya, dan selalu menjauh dari orang-orang disekitarnya (terutama orang-
orang yang mempunyai hubungan dekat dengan dirinya karena merasa orang-
orang selalu menilai dirinya negatif). dimana AN mengalami hal ini selama 6
Therapy (core belief identification, solution focus therapy, talk therapy and
Pembentukan dan Pelatihan Kader Program Dukuh Sadar Sehat Jiwa Sebagai
Upaya Deteksi Dini ODGJ di Dukuh X Sleman
Tentang Penulis
Islam Indonesia
Rr. Indahria Sulistyarini, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam
Indonesia
Indonesia di Yogyakarta.
Kontak: alamsyahfairuz93@gmail.com
45
Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman dan informasi bagi para
kader mengenai isu kesehatan jiwa; memberikan keterampilan kepada para kader
mengenai pentingnya deteksi dini kesehatan jiwa dan melatih keterampilan para
kader untuk melakukan deteksi dini terhadap warganya dengan tiga kategori yang
Psikolog Puskesmas Depok II dan Ibu Dukuh X, serta FGD terhadap 10 orang
warga perwakilan dari tiap RT di Dukuh X. Sedangkan subjek dari penelitian ini
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Proses
analisis data menggunakan analisis uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor sebelum
dan sesudah diberikan pelatihan kepada para kader, yaitu sebesar (p=0.024).
Sukarsini
Abstrak
Sebanyak 228 anak usia sekolah dasar mengunjungi Klinik Psikologi RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah pada bulan Januari – Mei 2019 dengan
keluhan adanya perilaku agresif yang dilakukan di rumah dan sekolah. 20 anak
menunjukkan agresif secara verbal dan 5 anak melakukan agresif secara fisik yang
ketidakpedulian orang tua terhadap anak. Hal ini selaras dengan Baumrind (Casas
et al, 2006) yang menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara gaya pengasuhan
orang tua yang otoriter dan permisif dengan perilaku agresif pada anak. Selain itu,
penggunaan gawai pada anak juga menjadi salah satu penyebab munculnya
sejak dini dengan perilaku agresif pada anak usia sekolah dasar. Penelitian ini
permisif, perilaku agresif pada anak, dan penggunaan gawai (Haug, dkk., 2015).
dari SD di Klaten Tengah dan 37 orang dari SD di Klaten Utara, total subjek
penelitian berjumlah 121 orang. Penelitian ini menggunakan studi populasi. Data
bantuan SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya pengasuhan permisif dengan perilaku agresif pada anak (p
< 0.01, rx1y= 0.358). Semakin tinggi gaya pengasuhan permisif yang dilakukan
orang tua kepada anak, maka semakin tinggi pula perilaku agresif pada anak.
Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan gawai dengan
perilaku agresif pada anak (p < 0.01, rx2y= 0.245). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi penggunaan gawai pada anak, maka semakin tinggi pula perilaku
Gawai
48
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Darjanti Kalpita
Kontak: darjantipita@gmail.com
49
Abstrak
terdiri dari beberapa sesi pertemuan, dirasakan sebagai sesuatu yang tidak
menyenangkan baik bagi pasien maupun keluarga. Hanya saja, sejak pasien
pasien tergantung pada beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah
dukungan keluarga kepada pasien tersebut. Ketika ada salah satu anggota keluarga
kondisi keluarga tersebut. Keluarga dapat mengalami keresahan, tidak tahu apa
yang sedang terjadi pada diri pasien dan perubahan perilaku yang ditampilkannya
sehingga mereka tidak tahu apa yang sebaiknya dilakukan dalam mendampingi
pasien di rumah. Kondisi ini terjadi karena pasien yang merupakan salah satu
masih hadir di dalam keluarga. Kondisi yang dialami keluarga pasien ini disebut
pasien yang mengalami Psychological Ambiguous Loss karena salah satu anggota
50
kondisi psikologisnya. Dalam beberapa sesi Terapi Keluarga yang diikuti oleh
keluarga pasien, anggota keluarga merasa lebih nyaman, lebih mampu mengelola
emosi dan sikap serta perilaku yang sesuai saat mendampingi pasien di rumah.
Selaras dengan hal tersebut, pasien juga merasa nyaman untuk mengikuti sesi
pasien dapat berfungsi normal kembali dengan intervensi psikologis yang dapat
Integrated Approach Pada Kasus Panic Disorder dengan Trauma Masa Kecil
Iip Fariha
52
Abstrak
Panic disorder terjadi karena pola berpikir katastropik terhadap suatu sensasi fisik
tertentu. Serangan panik berulang terjadi dan bersifat tak terduga dalam bentuk
gelombang ketakutan yang tiba-tiba dan intens sehinga menimbulkan gejala serius
seperti sensasi tercekit, gawat perut, pingsan, nafas tersenggal, dll (DSM V.300.01
dengan penggunaan obat. Pada kasus Panic Disorder yang disertai pengalaman
traumatic pada masa kecil, dinamika masalah menjadi semakin rumit dan sensasi
tubuh di warnai ingatan pada pengalaman masa lalu tersebut. A adalah seorang
klien yang mengalami intimidasi sejak kecil dari orangtuanya, di diagnosa Panic
tahun, dalam kasus ini telah menerima psikoterapi dengan pendekatan integrative
(Psikodinamik dan CBT ) selama 40 jam. Proses penerimaan klien terhadap masa
kecil yang traumatic ini dan perubahan proses kognitifnya mampu mengatasi
Dukungan Psikologis “Care Giver” Bagi Pasien HIV/AIDS: Studi Kasus Pada
Keluarga dan Profesional Kesehatan
Tentang Penulis
Muhammadiyah Surakarta
Surakarta
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nisa Rachmah
di Surakarta.
Kontak : nisa.r.n.anganthi@ums.ac.id
54
Abstrak
hidup, serta kemunduran fisik maupun psikis. Tujuan penulisan ini untuk (1)
HIV/AIDS; (2) menjelaskan metode dukungan psikologis “care giver”; serta (3)
kuesioner terbuka. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah bagaimana keluarga dan
Hasil temuan menunjukkan bahwa bentuk dukungan psikologis “care giver” dari
giver” pasien HIV/AIDS dari keluarga lebih mampu mendukung secara psikologis
kognitif pada pasien HIV/AIDS. Artinya pengelolaan ODHA oleh keluarga perlu
Profesional Kesehatan
56
Tentang Penulis
Kontak: maryam_psikologi06@yahoo.co.id
57
Abstrak
Kasus pelecehan sexual pada anak /child sexual abuse (CSA) semakin banyak
terjadi dengan rentang usia korban yang semakin beragam, mulai dari balita,
pelecehan seksual yang dilakukan pun semakin beragam, tempat kejadian serta
rentang usia pelaku yang beragam pula. Dari hampir semua kasus CSA yang
terjadi, pola asuh orangtua ditenggarai sebagai salah satu faktor yang
berkontribusi pada kerentanan anak-anak menjadi korban, yaitu pola asuh permisif
intrinsik ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam, bagaimana karakteristik pola
kasus yang pernah ditangani oleh peneliti sebagai psikolog anak secara mendalam
(intrinsik dapat menjangkau dimensi yang lebih spesifik) dan dalam konteks
mendalam (depth interview) pada korban (anak), pelaku (anak) dan orangtua
korban (ibu), serta pengisian alat ukur pola asuh oleh ibu. Peneliti menggunakan 3
58
sebagai data pelengkap dari data hasil interview (data kualitatif) pola asuh.
Informan dalam penelitian ini adalah anak (sebagai korban), anak (sebagai
pelaku), orangtua korban, psikolog yang melakukan asesmen awal dan psikolog
data, reduksi data, penyajian data (display data) dan kesimpulan (verifikasi data).
Saat ini peneliti sudah melaksanakan pengumpulan dan reduksi data. Peneliti
diajukannya sebagian dari hasil penelitian/tulisan ini dalam forum ilmiah, peneliti
Temilnas IV IPK 2019, sehingga penulis akan mendapatkan banyak saran dan
masukan dari para peneliti dan praktisi sejawat. Saran dan masukan yang sangat
Indulgent/Uninvolved
59
Tentang Penulis
Sebelas Maret
2rrahmadilla@gmail.com
60
Abstrak
Sikap terhadap pernikahan merupakan salah satu hal yang berkontribusi pada
baik, mampu melakukan pembagian peran dan tanggung jawab dalam keluarga
dengan adil sehingga dapat mengantarkan dewasa awal memiliki sikap yang
awal yang orangtuanya bercerai. Penelitian ini menggunakan skala Sikap terhadap
Pernikahan (r= 0,921) dan modifikasi skala Family Assessment Device (FAD) (r=
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Anrilia Ema
Kontak: anrilia_ema@yahoo.com
63
Abstrak
telah menjadi topik pembahasan yang penting dan menarik secara sekaligus,
belahan dunia dalam menyikapi fenomena ini. Meskipun oleh berbagai organisasi
kesehatan mental dipandang sebagai suatu kondisi yang bukan termasuk dalam
terdiri atas lesbian, gay dan biseksual, tetap menimbulkan distres tersendiri baik
juga telah lama menjadi tantangan tersendiri bagi para psikolog. Diperlukan
muncul pada pembahasan ilmiah, dengan pembatasan pada literatur yang terbit
pada dua dekade terakhir. Pembatasan periode terhadap literatur yang ditelaah
dilakukan untuk menjamin diperolehnya hasil yang relatif baru dan relevan
penerimaan dan, di sisi lain, terapi yang terarah pada upaya pengubahan orientasi
penerimaan oleh diri pribadi klien dan lingkungan, untuk membantu terciptanya
Tantangan penerapan metode intervensi ini dalam konteks Indonesia dibahas pada
bagian diskusi yang mengiringi pemaparan hasil telaah literatur. Untuk membantu
ini, pada bagian akhir artikel ini juga dipaparkan rekomendasi bentuk-bentuk
Lesbian
65
BUNUH DIRI
Sandplay Therapy untuk Menurunkan Gangguan Stres Pasca Trauma Pada Anak
Penyintas Bom Bunuh Diri
Abstrak
menimbulkan gangguan stres pasca trauma, apalagi pada anak. Sandplay Therapy
adalah terapi bermain menggunakan figur miniatur di atas kotak berisi pasir yang
Partisipan dalam penelitian adalah dua orang anak perempuan berusia 11 dan 13
tahun, penyintas peristiwa bom bunuh diri di Sidoarjo, mengalami gangguan stres
pasca trauma. Instrumen pengukuran adalah Child PTSD Symptom Scale (CPSS)
menggunakan eksperimen kuasi one group pre test-post test. Sandplay Therapy
dilakukan sebanyak 5 sesi secara individual dengan durasi 60-90 menit per sesi.
Data skor CPSS dianalisis secara kuantitatif dan tema cerita permainan dianalisis
sebesar 17 poin dan ada perubahan positif pada tema cerita. Kesimpulannya,
Sandplay Therapy dapat menurunkan gangguan stress pasca trauma pada anak
Tentang Penulis
Ni Made Ratna Paramita, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
Ni Made Ratna Paramita adalah Psikolog Klinis RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ni Made Ratna
Abstrak
Treatmen Cognitif Behavior Therapy for Psychosis (CBT-p) ini bertujuan untuk
mengurangi penilaian delusi paranoia yang dipengaruhi pula oleh halusinasi yang
dirasakan penderita. Studi ini melibatkan dua (2) orang penderita dengan rentang
usia 28-59 tahun, dengan diagnosa skizofrenia paranoid yang ditegakkan oleh
psikiater, telah mengalami relaps kembali minimal 3 kali, masih dalam proses
pengobatan psikiatri, serta atas kemauan sendiri dan dorongan keluarga untuk
kualitatif dengan metode studi kasus. Data studi ini dilakukan dengan observasi
klinis, deep interview klinis, tes kecerdasan SPM (Standard Progressive Matric),
tes projective (Wartegg test, Tree Test, Draw A person Test dan House Tree
Person Test) untuk melihat tipe dan dinamika kepribadian pasien, EPPS (Edward
dirasakannya pada tiap sesi treatmen. Treatmen Cognitif Behavior Therapy for
Psychosis (CBT-p) dilakukan selama empat (4) sesi dengan durasi tiap sesinya 60-
masing-masing penderita hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pola pikir kognitif,
pola kepribadian pasien, dan dukungan keluarga pada setiap pasien. Perbedaan
69
kecepatan kesembuhan dipengaruhi pula oleh motivasi untuk sembuh dan persepsi
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Marina Yollanda,
Abstrak
Panti asuhan adalah tempat untuk membimbing anak-anak yang orangtuanya tidak
mampu mengasuh dan membiayai. Anak yang dirawat di Panti Asuhan tidak
semuanya dirawat sejak bayi atau kecil, sehingga perubahan yang tiba-tiba dari
kesulitan untuk beradaptasi dan mengakibatkan stres. Sarafino & Smith (2014)
mengartikan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis, dan sosial
wawancara individual, dan alat ukur DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale
42) untuk mengetahui tingkat depresi, kecemasan dan stres yang dialami remaja.
mengalami tingkat stres kategori sedang hingga berat. Stres yang dialami enam
remaja tersebut adalah perasaan tertekan yang muncul karena sering dibandingkan
oleh orangtua maupun pengasuh akan hal akademik, tuntutan kedua orangtua
tertekan karena harus menghafal ayat Al-Qur’an di Rumah Tahfidz Yatim &
fisiologis dan psikis seperti sulit untuk konsentrasi, gelisah, mudah lelah, sulit
tidur, pusing, mual, muntah, keluhan asam lambung, sulit bernafas, jantung yang
72
memberi perhatian terhadap sebuah pengalaman saat ini secara disengaja dan
dialami oleh peserta sebelum dan sesudah mengikuti proses intervensi dengan
Peserta mengalami penurunan stres dan menyatakan beban pikiran menjadi lebih
Nobelina Adicondro
74
Abstrak
sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008). Remaja yang menjadi
secara fisik maupun mental. Oleh karena besarnya resiko yang dapat berpengaruh
pada korban bullying, tentunya memerlukan suatu terapi psikologi untuk dapat
seluruh rangkaian kegiatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pre-test and post-test one group design. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui pengukuran variabel kontrol diri pada saat pre-
test dan post-test. Alat ukur yang digunakan skala kontrol diri berupa 16 aitem.
komputer IBM SPSS Statistic 23. Intervensi Forgiveness Therapy diberikan dalam
yang disajikan secara klasikal dalam 2 hari. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah forgiveness therapy dan variabel tergantung adalah tingkat kontrol diri.
75
Dianalisis dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil pengolahan data
Artinya bahwa terdapat perbedaan peningkatan skor kontrol diri antara tes awal
intervensi.
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Aldila Putri
Abstrak
emosi dan perilaku. Khususnya skizofrenia merupakan sindrom klinis yang paling
atau sakit mental. ODS tidak hanya membutuhkan dukungan ekonomi saja tetapi
sikap, keyakinan, pikiran, dan perilaku negatif yang berpengaruh pada individu
tidak memiliki keteranpilan atau kemampuan untuk berinteraksi dan bahaya yang
ini menggunakan observasi dan wawancara. Hasil dari observasi terlihat adanya
interaksi antar masyarakat yang masih menggunakan kata “gila” kepada ODS.
Hasil wawancara dari ketua RW menunjukkan masih ada beberapa keluarga yang
memandang keluarga yang memiliki ODS adalah sebuah aib dan masyarakat
perlakuan yang kurang baik dari masyarakat. Intervensi pada penelitian dengan
setempat dan kader jiwa kelurahan. Dalam kegiatan ini juga menggunakan
kuesioner untuk mengetahui pemahaman masyarakat dan kader jiwa. Hasil dari
memberdayakan ODS di lingkungan masyarakat. Salah satu ODS sudah ada yang
bekerja menjadi ART ketika kondisi ODS tersebut sudah stabil. Kader jiwa
sekitar terkait dengan ODS agar nantinya ODS menjadi tidak dikucilkan dan tetap
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nurul Hasanah,
Abstrak
dan pemahaman kepada anak tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas.
pendidikan seksual adalah hal yang tabu sehingga takut, sungkan, dan bingung
bahwa anak yang tidak menerima pendidikan seksual memiliki risiko untuk
melakukan perilaku yang negatif di masa yang akan datang. Selain itu anak juga
akan berpotensi untuk mendapatkan pemahaman yang keliru tentang seksual dan
2013). Untuk itu pendidikan seksual adalah hal yang penting untuk diberikan pada
riwayat kasus kasus pelecehan seksual yang dialami anak usia dini dengan pelaku
orang terdekat yaitu (ayah, paman, dan tetangga). Selain itu, anak di wilayah
Kelurahan Purbayan juga pernah didapati oleh masyarakat sendang menonton film
video porno yang diberi oleh tetangga. Pada wawancara psikolog puskesmas,
terdapat perilaku orientasi seksual yang dialami anak usia 10 tahun dengan
dilakukan oleh paman dan orientasi seksual dengan perilaku menggesek penis
pada benda tumpul. Meskipun begitu, dari pelaporan tersebut tidak banyak yang
intervensi komunitas. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 20 orang dengan
sasaran orang tua dan anak usia 5-6 tahun. Metode intervensi melalui penyuluhan
perubahan skor pre-test dan post-test yang berarti psikoedukasi dapat meningkat
mengenai anggota tubuh pribadi juga membuat anak menjadi tahu akan bagian
tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Melalui
bermain peran, anak-anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan jika dihadapkan
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Siska Puspitasari,
Abstrak
Sebagai proses alamiah, perkembangan manusia sejak periode awal hingga usia
lanjut merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Proses menua (aging)
disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik maupun psikologis yang dapat
maupun mental (Nugroho, 2000). Masalah mental yang sering dijumpai pada
lansia adalah stres, depresi, dan kecemasan. Stres adalah kondisi yang tidak
tingkah laku (Nasir dan Muhith, 2011). Menurut Greenberg (2002) stres yang
ukur skala PSS-10 (Perceived Stress Scale), wawancara individu, dan focus group
discussion untuk mengetahui tingkat stres yang dialami oleh lansia. Hasil asesmen
Kecamatan Kota Gede Yogyakarta memiliki tingkat stres pada kategori sedang
hingga tinggi. Adapun sumber stres yang dihadapi yaitu masalah penurunan
masalah lain yang berhubungan dengan keluarga serta kondisi ekonomi. Stres
yang dihadapi berdampak pada kondisi fisik, psikologis, dan tingkah laku lansia.
Adapun dampak yang dirasakan yaitu ketegangan otot, nyeri, naiknya tekanan
darah, perasaan menjadi lebih sensitif, mudah kesal atau tersinggung, gelisah dan
yang signifikan antara stres yang dialami lansia sebelum dan sesudah mengikuti
intervensi, yaitu nilai Z=-2.375 dan signifikansi p=0,018 (p˂ 0,05). Lansia
lega. Selain itu, lansia juga mengalami penurunan ketegangan fisik, rasa sakit dan
Cognitive Behavior Therapy dengan Teknik Mind Over Mood untuk Mengatasi
Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Dedek Jannatul
Kontak: Maqwajd@gmail.com
86
Abstrak
seseorang merasa cemas dan khawatir secara berlebihan terhadap berbagai situasi
mengganggu fungsi penting dalam hidupnya seperti fungsi pekerjaan atau fungsi
merasa cemas hampir disetiap aktivitas dan situasi dalam kehidupannya sehari-
hari, selain itu subjek juga merasa mudah panik ketika mendengarkan berita buruk
yang terkadang tidak memiliki hubungan dengan dirinya, sering merasa pusing,
tangan gemetar, jantung berdetak lebih cepat daripada biasanya dan wajah yang
memerah. Gejala tersebut dialami oleh subjek selama 6 tahun terakhir. Kejadian
yang memicu subjek mengalami gangguan kecemasan adalah saat subjek gagal
menyebabkan pikiran subjek menjadi kacau dan panik. Terapi yang digunakan
dalam kasus ini adalah Cognitive Behavior Therapy menggunakan teknik Mind
Over Mood. Terapi ini diberikan kepada subjek karena adanya distorsi kognitif
memiliki distorsi kognitif bahwa hidup adalah hal yang sulit baginya. Hal tersebut
menimbulkan asumsi bahwa jika dirinya miskin maka banyak hal buruk yang
mengidentifikasi perasaan, pikiran, perilaku dan reaksi fisik pada suatu situasi.
87
Teknik ini mengajarkan peserta untuk dapat mencari alternatif pengganti pikiran
negatif menjadi lebih positif untuk mengatasi masalah perasaan dan tingkah laku.
kecemasan yang dialami oleh subjek. Subjek mampu mencari alternatif pengganti
pikiran yang lebih positif dan menyadari bahwa selama ini sering bertindak atau
gejala fisik seperti percepatan detak jantung dan keringat dingin. Lembar kerja
berupa action plan membantu subjek dalam menghadapi situasi yang membuatnya
cemas seperti pertengkaran antar anggota keluarga yang sering disaksikan. Subjek
dapat mengatasi perasaan bingung yang mendadak muncul jika sedang tidak
Therapy
88
Tentang Penulis
Indah Dewanti Rahmalia, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas
Islam Indonesia
Ika Aprilistari, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia
Rumiani, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Indah Dewanti
Indonesia, di Yogyakarta.
Kontak: dewantiindah@gmail.com
89
Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menur unkan masalah gangguan mental yang
puskesmas Ngemplak I, dua orang guru, dan kepala sekolah SMP X Ngemplak;
observasi kondisi, aktivitas, dan lingkungan sekolah; serta FGD terhadap enam
orang perwakilan siswa kelas VII dan VIII. Proses yang akan dilakukan adalah
memberi psikoedukasi kepada para guru, siswa, serta pembentukan dan penguatan
pemahaman kepada kader sehat mental yang merupakan beberapa perwakilan dari
para siswa. Subjek dari penelitian ini terdiri dari Para siswa SMP X Ngemplak
kelas VII dan VIII. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan hasil (p=0.000) yang
artinya terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah
yang dilakukan terhadap siswa dan guru di SMP X Ngemplak cukup efektif. Hal
dan adanya beberapa siswa yang konsultasi psikologi setelah sesi penutupan.
Tentang Penulis
Ridha Habibah dan RA. Retno Kumolohadi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ridha Habibah
dan RA. Retno Kumolohadi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Kontak: ridhahabibaha@gmail.com
91
Abstrak
sesuatu, atau adanya pikiran terhadap suatu penyakit serius yang didasarkan pada
interpretasi yang tidak tepat terhadap gejala-gejala tubuh. Preokupasi ini harus
yang dilakukan yaitu dengan observasi, wawancara, dan tes psikologi. Terapi
yang dilakukan mengacu pada terapi kognitif perilaku dari Beck (Visser dan
Bouman, 1992) yang mengalami modifikasi dalam jumlah sesi yang dilakukan.
Metode penelitian yang dipakai adalah single subject research yakni pada pasien
terapi yang dilakukan dengan langkah-langkah terapi kognitif dan teknik paparan
in vivo sebanyak enam kali pertemuan dengan tujuh belas sesi menunjukkan
bahwa terapi ini berdampak pada perubahan kognitif, perilaku, dan emosi pasien.
Hamidah
Universitas Airlangga
Tentang Penulis
Kontak: hamidah@psikologi.unair.ac.id
93
Abstrak
Belakangan ini isu tentang peran gender semakin gencar baik tentang identitas
peran gender, penyimpangan peran gender dan juga gangguan peran gender baik
di dunia maupun di Indonesia. Oleh karena itu, pembelaan dan perjuangan hak-
hak dan status hukum dari subjek yang bermasalah dengan peran gender juga
membantu kasus gangguan terhadap peran gender pada wanita yang mengalami
sesi memerlukan waktu sebanyak 3-4 jam. Subjek penelitian ini adalah satu kasus
(kasus tunggal). Subjek berjenis kelamin wanita, anak tunggal yang berusia 25
tahun, dan mengambil peran gender sebagai pria. Strategi pengumpulan data
meningkat atas pemahaman yang dimiliki oleh subjek terhadap keadaan dirinya,
terlihat pada, 1. Subjek memahami bahwa peran gender yang selama ini dia jalani
agamanya. 2. Subjek memahami berbagai resiko yang akan dia hadapi ketika dia
wanita. Subjek dapat memutuskan untuk memilih kembali dan menjalankan peran
terhadap lawan jenis (laki-laki) dan saat ini telah memiliki pacar dengan jenis
untuk menjadi wirausaha dan telah mampu membesarkan aset usaha (rumah
makan dan café) yang dikelolanya dengan 10 orang karyawan. Saat kasus ini
Hamidah
Universitas Airlangga
Tentang Penulis
Kontak: hamidah@psikologi.unair.ac.id
96
Abstrak
Mahasiswa yang sedang menjalani tugas belajar di kota atau negara yang berbeda
berjalan dengan tepat, maka sering kali menimbulkan persoalan tersendiri. Akibat
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari Positif CBT untuk
Variabel bebas adalah intervensi dengan positif CBT dan variabel terikatnya
wawancara. Hasil akhir dari penelitian ini berupa hasil analisis kuantitatif dari
skala dan kualitatif dalam bentuk menurunnya simtom yang muncul berdasarkan
wawancara dalam hal ini menggunakan member checking dan observasi. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis tematik dan penyajian perbedaan skor pre
dan post intervensi. Data divalidasi dengan menggunakan member checking. Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbendaan skor pada skala depresi (BDI dari 30
97
checking dengan menggunakan skala 1-5. Rata-rata dari skala terhadap simptom
kesejahteraan psikologis menurun dari angka 4 menjadi antara 1-2. Ini berarti
Berdasarkan deskripsi dari hasil intervensi dapat dijelaskan bahwa subjek telah
menurut skala (member chacking) dan skala tentang perasaan dan pikiran
akademik (menulis naskah / artikel ilmiah 3 naskah tentang hal yang terkait
dengan pemilu dan hukum) serta melakukan interaksi dengan teman baik di Kota
dia tinggal saat itu maupun dengan teman kuliahnya, dosen, dan teman dekat serta
keluarga teman dekat dan juga mahasiswa lain (beda jurusan dan beda jenjang)
Tentang Penulis
azmul.fuady.idham-2016@psikologi.unair.ac.id
99
Abstrak
health literacy (Jung, von Sternberg, & Davis, 2016) dan perilaku mencari
perilaku mencari bantuan pada mahasiswa, Hasil dari uji hipotesis dengan
< 0,05). Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan
perilaku mencari bantuan pada jenis kelamin, usia, bidang studi, tahun kuliah,
pendapatan dan status tinggal. Akses yang mudah dan ketersediaan informasi
SUB TEMA 2
RENTANG USIA
101
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Anindya Dewi
Paramita.
Kontak: anindya.dparamita@gmail.com
102
Abstrak
seperti temper tantrum, menangis dan mengeluh yang berlebihan, terus menerus
menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, agresif terhadap diri sendiri atau orang
(Schroeder & Gordon, 2002). Penelitian ini akan memaparkan sebuah studi kasus
anak (F) berusia tiga tahun yang menunjukkan perilaku disruptive, seperti tidak
patuh pada instruksi, arahan atau aturan dari orang tua maupun orang dewasa
lainnya. Selain itu, ia juga menunjukkan perilaku merusak dan menyerang ketika
ia sedang marah dan melawan, seperti melempar barang, melempar suatu benda
ke arah benda lain (seperti televisi, lemari) hingga rusak, memukul, menendang,
menjambak, dan lain sebagainya. Ketika bermain dengan anak seusianya, ia juga
cenderung mendominasi, ingin menguasai, dan merebut mainan orang lain secara
paksa. PCIT merupakan gabungan dari terapi bermain dengan terapi perilaku
operant (McNeil & Hembree-Kigin, 2010). Terapi ini terbagi ke dalam dua fase,
yaitu fase Child-Directed Intervention (CDI) dimana anak yang mengarahkan dan
tua yang mengarahkan permainan. Setelah mengikuti sepuluh sesi PCIT dalam
disruptive dan peningkatan kepatuhan terhadap ibu. Hal ini ditunjukkan dengan
lebih banyaknya respon patuh terhadap instruksi dan arahan ibu yang muncul
103
selama sesi. Di sisi lain, keterampilan ibu dalam memberikan perhatian positif
yang tepat atas sikap anak juga mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan
hubungan yang positif dan hangat antara orang tua dan anak terlebih dahulu.
perilaku positif pada anak. Salah satu keterbatasan dalam pemberian intervensi ini
adalah tidak terlibatnya ayah dalam seluruh sesi yang dilakukan, sehingga
melalui ibu.
Setia Asyanti
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Setia Asyanti,
Kontak: setia.asyanti@ums.ac.id
Abstrak
Biblioterapi atau terapi pustaka dikenal sejak sekitar tahun 1916. Awalnya
gambar. Terapi ini telah digunakan secara luas baik oleh psikiater, dokter,
terapi pelengkap bagi berbagai jenis terapi yang sudah umum digunakan. Dengan
yang dihadapi individu dan kelompok (biblioterapi klinis) masih belum banyak
biblioterapi dalam bidang perkembangan dan klinis. Sebagai sebuah seni dalam
Selain murah dan efisien, biblioterapi dapat diterapkan pada klien anak hingga
lansia. Klien dapat mempelajari buku, puisi, gambar dan film sesuai dengan
Selain itu, melalui biblioterapi klien belajar untuk mengubah pikiran, perasaan
dengan tepat waktu. Dalam setting klinis, biblioterapi terbukti efektif untuk
buku, puisi, gambar dan film yang sesuai dengan permasalahan klien. Oleh karena
itu, terapis harus mengetahui terlebih dahulu isi sarana terapi tersebut sebelum
kelompok. Oleh karena itu, biblioterapi bisa digunakan sebagai pelengkap terapi-
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ni Gusti Made
Kontak: ni.gusti@its.ac.id
108
Abstrak
hidup yang berbeda, dimana tingkat yang positif berimplementasi pada reaksi
positif dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa yang berada pada masa transisi
gejala stress hingga depresi. Bahkan adanya perasaan sedih dan hingga putus asa
menimbulkan adanya gejala pemikiran bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk
dan kepuasan diri (life satisfaction) mahasiswa yang mengalami depresi dengan
mahasiswa memaknai hidup dalam pikiran dan perasaan, tidak terkait dengan apa
yang terjadi ataupun apa yang mereka miliki dalam kehidupan mereka.
mahasiswa menjadi faktor yang sangat penting dalam mencapai hidup yang
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Lita Widyo
Kontak: lita@unika.ac.id
111
Abstrak
Individu pada masa lanjut usia mengalami degradasi fisik dan psikis yang tidak
dapat dihindari, demikian pula halnya pada waria. Proses memasuki masa lanjut
usia pada waria (transgender male to female) menuntut upaya yang lebih kuat
dibandingkan dengan orang lanjut usia pada umumnya. Hal ini dikarenakan waria
semasa hidupnya harus menghadapi stigma sosial, tersisih dari masyarakat serta
berada dalam kondisi yang secara umum sulit mengakses berbagai fasilitas
termasuk fasilitas kesehatan, dan pada akhirnya situasi ini berefek sepanjang
waria yang memasuki usia lanjut memilih untuk aktif dalam kegiatan pelayanan
sosial. Di dalam riset ini metode kualitatif dengan teknik studi kasus dipakai untuk
membangun sebuah ilustrasi mengenai penuaan aktif pada individu lanjut usia
dan memberikan layanan dalam kegiatan sosial mereka. Koding dan analisis inter-
rater dipakai untuk menyusun tema yang muncul dan membuat kategori
pada kedua partisipan memiliki dinamika yang khas, dan aktif berperan dalam
kegiatan sosial bukan saja memberikan dampak perasaan positif namun juga
merupakan bentuk aktualisasi diri. Hasil riset ini menjadi sebuah temuan awal
Pengujian Konsep Dan Aspek-Aspek Rasa Syukur Pada Ibu Anak Prasekolah
Bekerja
Yeni Triwahyuningsih
Tentang Penulis
Triwahyuningsih
Kontak: triwahyuningsihyeni@yahoo.com
114
Abstrak
bertujuan untuk mengurangi jumlah aitem dalam skala sehingga aitem yang
ditujukan untuk mengetahui muatan faktor yang besar yang ada dalam satu faktor
dan tidak pada faktro lain. Analisis faktor konfirmatori bertujuan untuk melihat
faktor yang digunakan atau ditetapkan untuk menyusun suatu konstruk benar-
benar fit dan bersifat independensi satu sama lain. Jadi analisis faktor konfirmatori
pada dasarnya digunakan untuk menguji sebuah konsep, serta menguji validitas
konstrak suatu alat ukur. Sampel penelitian sebanyak 204 subjek. Analisis data
dilakukan melalui SPSS untuk analisis faktor eksploratori dan SEM untuk analisis
aspek/komponen yang terbentuk, yang memiliki eigen values diatas satu dan
memasukkan dua aspek/komponen sesuai dengan aspek yang ada pada teori. Hasil
menunjukkan dua aspek ini memiliki eigen values diatas satu dan secara
analisis faktor konfirmatori menunjukkan nilai CMIN/DF sebesar 1,984 (Fit), nilai
GFI sebesar 0,964 (Fit) dan nilai RMSEA sebesar 0,070 (Fit). Nilai matan faktor
115
semua aitem diatas 0,40 (Fit). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep
konfirmatori.
116
Autisme (GSA)
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Aisyah Chandra
Kontak: aisyahchandraasri@gmail.com
117
Abstrak
250 anak usia sekolah. Beberapa penelitian menunjukkan tingginya tingkat stress
orangtua, terutama ibu yang memiliki anak dengan GSA. Penelitian ini dilakukan
untuk menggali pengalaman ibu dalam pengasuhan anak dengan GSA dan strategi
terhadap dua orang ibu yang memiliki anak dengan diagnosa GSA. Hasil
Terdapat empat tema yang berkaitan dengan strategi coping ibu, yakni 1)
perkembangan pada anak GSA, 4) adanya dukungan dari keluarga dan respon
yang positif dari lingkungan terhadap anak GSA. Secara umum, kedua partisipan
cukup mampu menemukan strategi coping yang efektif dalam menghadapi proses
untuk keluarga, namun di sisi lain keduanya cenderung kurang mampu melihat
dan mengapresiasi diri atas semua usaha yang telah mereka lakukan selama
pengalaman pengasuhan
118
Karakteristik Personal dan Lingkungan Remaja Usia 15- 18 Tahun dengan Early
Rahmi Lubis, Zahrotur Rusyda Hinduan, Ratna Jatnika dan Hendriati Agustiani
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Rahmi Lubis
Kontak: makmunrahmi@yahoo.com
119
Abstrak
orang responden usia 15- 18 tahun yang memiliki pengalaman seksual dan
karakteristik personal emosi yang tidak stabil, konsep diri negatif, dan tidak
memiliki rencana masa depan yang jelas. Responden kurang mampu mengambil
keputusan, kurang memiliki tanggung jawab sosial, dan sering melanggar aturan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan karakter personal yang lemah
intercourse
120
Mothers
University of Pancasila
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Sri Juwita
Kontak: sjkusumawardhani@gmail.com
121
Abstract
depression in primiparous mothers. The sample of this study was mothers who
never gave birth before (primiparous) with a period from two weeks to one year
after delivery. Those mothers were recruited using purposive sampling. Data were
The result showed that there was a significant negative effect of marital
women
122
Urban
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Alfiana Indah
Muslimah
Kontak: alfianaherawan@gmail.com
123
Abstrak
individu dituntut performansi yang optimal dalam bekerja. Seiring dengan itu
peran sebagai orang tua juga diharapkan dapat membentuk keluarga yang
harmonis yang mampu menjadi landasan bagi pengasuhan yang positif bagi
menjadi topik yang relevan terutama bagi pasangan yang tinggal di daerah
urban. Tantangan lingkungan sosial yang berat, kemacetan dan situasi yang
pasangan yang telah menikah, usia pernikahannya tidak lebih dari 10 tahun,
yang kemudian akan diperoleh pola strategi yang digunakan pasangan muda
124
untuk menyeimbangkan karir dan keluarga. Hasil dari penelitian ini didapatkan
juga berusaha menggunakan resolusi konflik dan coping stress yang adaptif
ketika mengalami masalah. Selain itu pengaturan waktu yang baik menjadi
Universitas Diponegoro
Tentang Penulis
Diponegoro
Universitas Diponegoro
Diponegoro
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Annastasia Ediati,
Semarang.
Kontak: aediati@gmail.com
126
Abstrak
pandangan, pengalaman serta efikasi diri mereka terhadap kesulitan yang dihadapi
oleh keluarga. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
masalah utama yang timbul dalam keluarga antara lain, masalah terkait keuangan,
konflik antar anggota keluarga, masalah yang muncul karena faktor eksternal,
terselesaikan atau mampu dihadapi dengan baik. Melalui analisis konten tematik
domain utama: (1) faktor keyakinan internal, (2) faktor keyakinan eksternal.
Setiap domain terdiri dari kategori-kategori tematik dan sub kategori. Keyakinan
internal terdiri dari harapan, strategi pengatasan masalah dan cara berpikir
finansial. Lebih lanjut, penelitian ini mengungkap bahwa remaja memaknai secara
positif masalah yang dihadapi. Pemaknaan tersebut muncul dalam bentuk nilai-
127
pemaknaan positif ini mendorong partisipan untuk memiliki efikasi diri yang
internal dan eksternal yang memengaruhi efiksi diri partisipan yang akan dibahas
lebih lanjut.
SOSIAL
Ahyani Radhiani Fitri, Ivan Muhammad Agung, dan Dody Leyno Amperawan
Tentang Penulis
Ahyani Radhiani Fitri, Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Ivan Muhammad Agung, Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Dody Leyno Amperawan, Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ahyani Radhiani
Fitri, Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, kontak: ahyani.rf@uin-
dody.psikolog@gmail.com
129
Abstrak
remaja dengan keadaan klinis dan non klinis. Kecemasan sosial di kalangan
remaja memiliki ekspresi dan pengalaman yang berbeda – beda. Kecemasan sosial
sosialnya. Flow state sebagai pengalaman optimal atau pengalaman positif dalam
state, dan hiperarousal fisiologis) di antara 407 remaja. Penelitian ini berusaha
penelitian melalui skala flow state yang terdiri dari 36 aitem, disusun berdasarkan
teori flow state dari Csikszntmihalyi dengan reliabilitas Alpha sebesar 0,86; dan
0,767. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Analisis statistik penelitian
menggunakan analisis regresi dengan bantuan software SPSS 23. Seperti yang
130
keadaan aliran dan kecemasan sosial. Akhirnya, meskipun berbeda dalam hal
ini untuk pemahaman deteksi dini dan keadaan flow state yang adekuat adalah
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Khusus
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Brigitta Erlita Tri
Kontak: brigitta.erlita@gmail.com
132
KHUSUS
Abstrak
kognitif, sosioemosi, moral dan spiritual. Untuk anak yang tidak mengalami
kebutuhan secara khusus tentunya akan berkembang sesuai dengan standar pada
yang tidak berkebutuhan khusus secara umum memiliki aspek yang tidak jauh
berbeda. Hanya saja ada beberapa hal yang menunjukkan secara jelas perbedaan
sosioemosi tidak hanya dilihat dari karakteristik namun juga tergantung dari pola
pendampingan atau pengasuhan pada anak. Maka tujuan dari penelitian ini untuk
menjabarkan hasil pendampingan serta aspek atau gejala yang muncul untuk
bentuk sosioemosi yang muncul pada 2 (dua) anak tersebut. Dari hasil penjabaran,
SUB TEMA 3
Pemerkosaan
Fahrool Khanafi, Fia Sari Kusumawati, Fitria Khairun Nisa, dan Diany Ufieta
Syafitri
Tentang Penulis
Semarang.
Fitria Khairun Nisa, Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Semarang.
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Fahrool Khanafi
Abstrak
Pada tahun 2017 dalam kurun waktu Januari - Februari terjadi 58 kasus
Pemerkosaan memiliki dampak yang sangat serius salah satunya yaitu PTSD
secara emosi yang berupa mimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan,
depresi, ketakutan dan stress. Tujuan penelitian ini menguji DEMEN (Dance
adalah eksperimen single case single subject design dengan metode ABA, di
mana pada fase baseline dan endline dilakukan 3 kali pengukuran. Teknik
berusia 18-25 tahun yang pernah menjadi korban pemerkosaan. Pengumpulan data
menggunakan inspeksi visual pada grafik perubahan skor IES R saat fase sebelum
dengan usia 23 tahun yang pernah menjadi korban pemerkosaan. Hasil penelitian
136
menujukkan adanya penurunan PTSD yang signifikan antara sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi.
Kata kunci: Dance movement therapy, post traumatic stress disorder, korban
pemerkosaan
137
RUMAH TANGGA
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Desi Ratna Sari,
Kontak: desiratnasari.1712@gmail.com
138
Abstrak
saja berdampak negatif bagi korban, salah satunya dari segi kesehatan mental
seperti munculnya perasaan tidak percaya diri, cemas, gangguan emosi, stres,
merasa tidak berharga, rendah diri, menutup diri serta depresi. Tanda-tanda
disamping perasaan tidak puas dengan hidup dan merasa tidak bahagia (Ryff,
dalam rumah tangga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang perempuan
kondisi di Indonesia oleh Talamati (2012). Analisis data dalam penelitian ini
perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dengan nilai Z=-1,753 dan p=
Meski demikian, menurut hasil analisis secara kualitatif diketahui bahwa terapi
menghadapi masalah, hadirnya keikhlasan untuk menerima apa yang telah terjadi
dan berusaha memaafkan individu yang telah menyakiti dengan cara mendoakan.
perubahan kepada subjek, diantaranya ialah extraneous variable yang tidak dapat
dikendalikan oleh peneliti. Terdapat juga hal-hal teknis selama pelaksanaan terapi
seperti kelemahan dari fasilitator dan situasi pada saat terapi berlangsung.
Self-Harm dan Budaya: Perbedaan Tingkat dan Faktor Pendorong Self-Harm Pada
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Intan Putri
Abstrak
Di antara berbagai gangguan mental lain, Self Harm merupakan salah satu
gangguan dengan percepatan prevalensi kejadian yang sangat tinggi dan semakin
stres, rendahnya keterampilan regulasi emosi, dan berbagai faktor anteseden lain.
dalam berbagai penelitian. Penelitian mengenai kaitan antara budaya dan etnik
dengan perilaku self-harm ini sebagian besar dilaksanakan di Amerika Utara dan
satu negara dengan keragaman etnis yang paling tinggi di dunia. Dengan
faktor kultural yang mempengaruhi pada berbagai kelompok etnik yang ada.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
terbuka dilakukan untuk mendapatkan dukungan data atas faktor kultural yang
mempengaruhi self-harm.
142
Universitas Semarang
Tentang Penulis
Semarang
Semarang
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Yudi Kurniawan,
Kontak: yudikurniawan@usm.ac.id
143
Abstrak
Anak (DP3A) Kota Semarang, pada 2018 ada 298 kasus kekerasan terhadap
DP3A Kota Semarang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Seruni (PPT
Seruni) sebagai unit teknis penanganan kasus. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti terhadap korban, diperoleh data bahwa proses konseling awal
sering terhambat oleh kondisi emosi yang tidak stabil. Perasaan tertekan, takut,
kebingungan akan masa depan sering kali menjadi keluhan para korban. Ingatan
korban juga sering terakses kembali pada peristiwa kekerasan yang pernah
dialami. Beberapa gejala tersebut merupakan bagian dari gejala stres pascatrauma.
traumatik (Sarid & Huss, 2010). Metode penelitian yang digunakan adalah single
case research, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subjek kasus spesifik
dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan
secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah
analisis data yang digunakan analisis uji beda wilcoxon. Hasil penelitian
korban kekerasan antara sebelum dan setelah diberikan teknik RDI dengan
p=0,001 (p<0,05).
Abstrak
ini banyak mengkaji tentang efektivitas dan metode intervensi yang tepat untuk
perubahan perilaku para pecandu sesuai dengan dasar teori dari metode intervensi
yang digunakan, sehingga hal-hal lain yang dilakukan untuk pulih yang tidak
sesuai dengan kriteria tersebut cenderung terabaikan. Pada tulisan ini, penulis
ingin menunjukkan cerita unik dari pengalaman praktiknya dengan 3 orang klien
asesmen dan konseling, Penulis menemukan adanya cerita unik dari masing-
masing klien tentang bagaimana mereka berusaha untuk lepas dari ketergantungan
penggunaan narkoba. Cerita unik ini sangat bermanfaat ketika dibawa dalam
terhadap keberdayaan dirinya untuk dapat pulih setelah cerita unik tersebut
terungkap. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan cerita unik para klien
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Emanuel Radityo
ditradityo@gmail.com
148
Abstrak
Psychological First Aid (PFA) merupakan salah satu tindakan dalam pelaksanaan
pemberian bantuan pasca bencana. Dewasa ini masih sedikit publikasi yang
Bencana Alam. Uji validitas modul dilakukan melalui uji validitas isi dan
konstruk. Hasil uji validitas isi modul berdasarkan penilaian dari 3 ahli
Psychological First Aid dalam Bencana Alam memiliki validitas isi yang baik dan
pelatihan
Nobelina Adicondro
Abstrak
berfungsi untuk melayani bagi perempuan dan anak dalam upaya pemenuhan
perlindungan dari tindak kekerasan perempuan dan anak. Untuk menangani kasus
kekerasan, UPTD memiliki tim multidisiplin dan keahlian. Hal ini dilakukan
di tahun 2019, ada kenaikan 14% kasus kekerasan perempuan yaitu sejumlah
406.178 kasus. Korban kekerasan pun menyasar berbagai kelompok usia dan
khusus. Melalui tulisan ini, penulis lebih memfokuskan pada penanganan kasus
Seperti apa tugas psikolog dalam tim, ilmu psikologi apa saja yang dibutuhkan
tulisan ini. Serta peran psikologi klinis sebagai saksi ahli dalam upaya
dapat dijadikan data pendukung dalam proses hukum dan diperkuat dengan peran
psikolog klinis sebagai saksi ahli dalam persidangan. Diharapkan dari tulisan ini,
UPTD PPA di masa mendatang bisa lebih maksimal lagi, terutama dalam
SUB TEMA 4
Risma Fernanda, Maya Rizky R., Bella Nadia A., dan Elda Trialisa Putri
Universitas Mulawarman
Tentang Penulis
Risma Fernanda, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
Maya Rizky R., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
Bella Nadia A., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
Elda Trialisa Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Risma Fernanda,
Kontak: rismafernanda30@gmail.com
154
Abstrak
Di masa sekarang ini, terdapat kategori standar kecantikan yang secara tidak
menjadikan para remaja selalu berusaha agar dapat terlihat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Remaja dengan penerimaan diri yang baik diharapkan
masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan diri adalah dengan
metode color therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 23.0 for Windows. Berdasarkan
hasil uji paired t test diperoleh hasil: (1) tidak ada perbedaan self acceptance
mahasiswi FISIPOL unmul setelah diberi color therapy red lisptick yang
ditunjukan dengan hasil pre test-post test kelompok eksperimen, dengan t hitung =
-0,180 (< t tabel = 2,145) dan 𝑝 = 0,860 (𝑝> 0.05). Dan hasil post test-follow up, t
hitung = -0,327 (< t tabel = 2,145) dan 𝑝 = 0,748 (𝑝> 0.05); (2) tidak ada
tentang self acceptance dan beauty norms yang ditunjukan dengan hasil pre test-
155
post test kelompok kontrol, dengan t hitung = 2.033 (< t tabel = 2,145) dan 𝑝 =
0,061 (𝑝> 0.05). Dan hasil post-test follow up t hitung = -1.047 (< t tabel = 2,145)
dan 𝑝 = 0,313 (𝑝> 0.05). Sedangkan berdasarkan hasil uji independent sample t
menunjukkan nilai t hitung = 2.655 (> t tabel = 2.048) dan 𝑝 = 0,015 (𝑝< 0.05).
> t tabel = 2.048) dengan 𝑝 = 0,008 (𝑝< 0.05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa treatment color therapy red lipstick tidak efektif untuk
Ni Gusti Made Rai, Tony Dwi Susanto, dan Eka Dian Savitri
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ni Gusti Made
Kontak: ni.gusti@its.ac.id
157
Abstrak
Salah satu tujuan pendidikan merupakan mencetak generasi yang tangguh dan
Adanya kebutuhan dari stakeholder internal yakni dosen ataupun mahasiswa itu
bunuh diri. Hal ini menguatkan adanya harapan dikembangkannya layanan yang
tangguh sebagai cerminan dari kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia.
Yogyakarta
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Yoga Padma
Abstrak
menurunnya daya fungsi subjek atau respon yang tidak sesuai dengan norma.
psikologis dapat dikaji melalui keadaan biologis, psikologis, dan sosial. Ketiga
psikologi dalam memahami klien secara holistik. Evaluasi internal pada kasus-
kasus yang ditangani Wiloka Workshop pada satu tahun terakhir menemukan
adanya kesamaan pola dan tema latar belakang tertentu. Dilakukan penelitian
dimiliki. Tiga tema gangguan psikologis yang ditemui yakni gangguan psikologis
dan adanya jarak dengan significant others. Ditemui pula bahwa hal yang
160
berkontribusi terhadap munculnya gangguan psikologis dari dalam diri antara lain
pengelolaan emosi yang cenderung negatif, kemampuan adaptasi yang lemah, dan
kurangnya kemampuan menjalin relasi interpersonal. Sementara hal dari luar diri
yang berperan adalah situasi keluarga yang kurang mendukung serta lemahnya
Istimewa Yogyakarta
161
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Shahnaz Safitri,
kontak : jordan@kariib.com
Email: shahnazsafitri@ui.ac.id ,
162
Abstrak
Adapun salah satu inovasi yang muncul dari penerapan teknologi di bidang
psikologi ialah munculnya bentuk konseling yang dijalankan secara daring, yang
kerap disebut sebagai konseling daring (online counseling). Adapun Joyce (2002)
adalah salah satu peneliti awal yang menelisik dinamika berjalannya konseling
daring, yang memberikan garis batas bahwa konseling daring ialah segala bentuk
Meskipun layanan konseling daring sudah berkembang sejak dekade yang lalu, di
Indonesia model layanan tersebut baru mulai berkembang sebagai alternatif dari
ketepatan proses teurapetik, isu etis, dan efektivitas yang dihasilkan. Diketahui
bahwa secara umum riset mengenai konseling daring memang masih terbatas
jumlahnya. Untuk itu, tulisan ini berusaha memaparkan hasil penelusuran awal
intensi oleh Ajzen (2005), intensi dalam menggunakan layanan konseling daring
berbeda antar pemuda dengan karakteristik personal dan situasional yang berbeda.
Apakah Jarak Memberi Dampak? Hubungan Antara Jarak Nyata Dengan Stres
Tentang Penulis
Maret
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nugraha Arif
Kontak : nugrahaarif@staff.uns.ac.id
165
Abstrak
Perpindahan merupakan salah satu sumber stres, apalagi apabila terjadi dalam
budaya yang berbeda. Meskipun terjadi pada negara yang sama, berbagai studi
budaya terhadap stres akulturatif yang dialami oleh migran, namun belum ada
yang melihat bagaimana pengaruh jarak nyata antara home culture dengan host
culture terhadap stres akulturatif yang dialami oleh mahasiswa migran internal.
Studi ini ingin melihat apakah terdapat hubungan antara jarak nyata pada
Stress Scale for International Students (ASSIS), sedangkan jarak nyata diukur
sebanyak 253 mahasiswa yang menempuh pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah
hubungan antara jarak nyata dengan tingkat stres akulturatif yang dialami, namun
lebih terkait dengan jarak budaya antara home culture dengan host culture.
Kata kunci: stres akulturatif, jarak budaya, jarak nyata, google maps.
166
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nico Wilson di
Abstrak
lingkungan hidup bagi seseorang. Ini berarti lingkungan hidup manusia juga
menyikapi proses timbal balik, maka besar kemungkinan masalah ini akan
individu tidak mampu berfungsi, mengalami kondisi tertekan atau distress, dan
berperilaku tidak sesuai dengan norma masyarakat. Oleh karena itu, perlu
dipahami lebih mendalam tentang kekhasan suatu generasi yang sedang berjalan
Wiloka Workshop menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji lebih mendalam.
Pendekatan kualitatif case study digunakan untuk memahami gejala ini. Tim
wawancara dianalisis dengan mengacu pada konsep ekologi dan disajikan dalam
generasi Z yang didampingi oleh subjek, yakni pengalaman dan relasi yang buruk
dengan keluarga, sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan relasi sosial
yang buruk. Selain itu, Proses pendampingan yang digunakan dalam menangani
klien menunjukkan pola tujuan yang serupa yaitu membantu klien untuk relaksasi
dan katarsis, menggali akar permasalahan klien, dan membantu klien dalam
psikologis.
169
Jiwa
Abstrak
pada kehidupan seseorang. Terdapat 4,4% populasi global dunia yang mengalami
Indonesia. Pada tahun 2017, indeks kebahagiaan orang Bali mencapai 72,48 dari
skala 0-100, yang lebih tinggi dibanding rata-rata kebahagiaan orang Indonesia
yang hanya 70,69. Dimensi kebahagiaan antara lain kepuasan hidup, perasaan,
dan makna hidup. Peranan keluarga, kerabat, tetangga, sahabat, dan guru atau
tokoh panutan sangat utama bagi tumbuh dan berkembangnya karakter remaja.
Salah satunya dalam dongeng, mendongeng, bermain peran sebagai sosok tokoh
tertentu, dalam kegiatan terkait dongeng. Di Bali, dongeng hadir salah satunya
dalam bentuk Cerita Tantri atau Fabel, dunia binatang. Tulisan ini menggunakan
analisis deskriptif eksploratif, melalui tinjauan literatur dan kajian data sekunder.
remaja dalam mengembangkan fisik dan emosi. Dongeng di Bali juga hadir dalam
utama dalam membantu remaja mengatasi konflik akibat gangguan jiwa, remaja
171
Bali termasuk memiliki gangguan mental relatif kecil dibanding dengan tingkat
gangguan mental yang dialami remaja pada provinsi lainnya. Remaja Bali lebih
berbahagia bila terlibat dalam aktivitas terkait dongeng, seperti bermain gong
dalam cerita Tantri, bermain peran sebagai salah satu tokoh dalam cerita Tantri.
Tentang Penulis
Banjarmasin
Banjarmasin
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Achmad Faisal, Departement Of Psychology, University M
Kontak: achmadfaisal89@gmail.com
Abstrak
173
Indonesia merupakan negeri yang memiliki ribuan suku dan budaya, serta
menarik dikaji dari sudut pandang perilaku. Mahalabiu adalah jenis sastra lisan
suasana berkomunikasi lebih akrab dan bersahabat. Penelitian ini bertujuan untuk
setelah mereka bekerja. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
dari hasil wawancara informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, satu
berasal salah satu daerah di Kalimantan Selatan, yaitu dari daerah yang mayoritas
masyarakat terbiasa bercanda dengan lelucon khas daerah tersebut; (1) Mahalabiu
adalah humor khas dari kota Alabio dan sekarang menyebar di seluruh
biasanya orang tersebut aktif secara verbal dan memiliki kemampuan komunikasi
untuk berpikir kritis, (6) Mahalabiu merupakan sarana masyarakat untuk melepas
dan media melepaskan stres dan kepenatan setelah bekerja. Kedepan diharapkan
penelitian ini dapat mengidentifikasi jenis humor apa saja yang ada dalam
Mahalabiu.
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Diany Ufieta
Kontak: dianysyafitri@unissula.ac.id
176
Abstrak
Stigma terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) masih menjadi salah satu
Indonesia sulit diterima oleh masyarakat dan bahkan mendapat perlakuan yang
buruk. Oleh karena itu diperlukan suatu bentuk psikoedukasi yang bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat tentang ODGJ agar stigma negatif yang ada dapat
psikoedukasi Koin Jiwa yang bertujuan untuk menurunkan stigma terhadap ODGJ
atau disebut juga Kuliah WhatsApp (KulWapp). KulWapp dilakukan selama satu
minggu, terdiri atas tiga kali pertemuan secara daring melalui group WhatsApp
psikolog klinis memberikan materi terkait dengan ODGJ lalu setelahnya peserta
dapat bertanya. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester satu dan
kuasi dengan desain dua kelompok dengan pre-test dan post-test, dimana pada
subjek. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Stigma. Analisis data
kelompok kontrol dan eksperimen pada pre-test dan post-test, di mana pada post-
dengan kelompok eksperimen, dengan F = 4,756, p = 0,046 (p < 0,05). Hal ini
177
Tentang Penulis
Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Dian Veronika
Diponegoro
Kontak: dvs.kaloeti@live.undip.ac.id
179
RESILIENSI DIGITAL
Abstrak
pembelajaran serta dampak bagi siswa didik. Kemampuan dan peran guru akan
teknologi, dan usaha yang aktif untuk terlibat dalam perilaku digital siswanya.
dirinya dan keterampilan yang diajarkan ke siswa untuk menjadi resilien dalam
teknologi digital
180
Generasi 4.0
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Laelatus Syifa
Abstrak
Digital native menghabiskan 79% waktunya untuk mengakses internet setiap hari.
Sosial media menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi. Sosial media
pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Terdapat beberapa media
sosial yang memiliki perbedaan dan ciri khas tertentu dalam menawarkan konten
kebutuhan individu. Media sosial pun dapat memainkan peran unik dalam
kehidupan remaja. Identitas mereka dibangun oleh interaksi offline dan online.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sosial media pada digital native dengan
kebutuhannya dan alasan individu tertarik pada sosial media tertentu. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini meliputi sosial
media apa yang paling mereka sukai dan alasan pemilihan sosial media tersebut.
paling disukai adalah Instagram (41%), Line (37%) dan Whatsapp (20%). Mereka
mereka sendiri menjadi alasan utama yang membuat mereka menyukai sosial
media tertentu.
Muhana Sofiati Utami, Primadhani Setyaning Galih, dan Alifah Sri Sabekti
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Muhana Sofiati
Utami, Primadhani Setyaning Galih, dan Alifah Sri Sabekti di Fakultas Psikologi,
Abstrak
sorotan dan perhatian cukup besar di masyarakat. Peran psikolog sangat diperlukan
psikoterapi yang sudah terbukti menjadi sangat penting dikuasai oleh psikolog
dasar untuk adaptasi CBT yang sesuai dengan budaya Indonesia dalam
dilakukan dengan Visual Analogue Scale (VAS) dengan rentang 1-10 yang
menanyakan kesesuaian konsep yang disajikan dengan nilai pribadi, nilai sosial-
budaya, nilai keluarga, dan nilai agama. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis
dengan mencari rata-rata dari setiap item. Data kualitatif yang diperoleh dianalisis
dengan analisis konten untuk memperkaya data kuantitatif yang sudah diperoleh.
proses CBT, serta contoh video yang dibuat sesuai dengan nilai-nilai pribadi,
Tentang Penulis
Kontak: agnes.indar@gmail.com
185
Abstrak
anak juga terkait dengan keadaan batin yang bersumber pada pengalaman-
ini juga menunjukkan bahwa faktor pengasuhan memiliki pengaruh yang jauh
lebih besar dibandingkan trait kepribadian anak. Pengasuhan yang dilandasi nilai-
nilai budaya Jawa, utamanya nilai hormat, rukun, disiplin, dan nrimo,
psikologis tidak terlepas dari konteks budaya dan nilai-nilai keutamaan kultural
anak.
budaya, pengasuhan
186
Universitas Pattimura
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Jeanete Ophilia
Kontak: jeaneteophilia@gmail.com
187
Abstrak
lainnya dari hasil kebun atau laut mereka sendiri. Perempuan Papalele
Mereka harus mencari nafkah dan menambah ekonomi keluarga untuk kehidupan
antara kebutuhan ekonomi, tuntutan keluarga, kesehatan fisik dan emosi mereka.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kesehatan mental
emotionally; (d) efficient contact with reality; (e) adequate bodily desires and
consistency of personality; (h) adequate of life goal; (i) ability to learn from
emancipation from the group or culture. Data dianalisis dengan reduksi data,
analisis, interpretasi data, dan triangulasi. Hasilnya hasil penelitian yaitu tiga
188
group. Ini menunjukkan mereka tidak terlalu peduli dengan pendapat kelompok
mereka tentang standar kehidupan yang harus mereka jalani dan mereka lebih
harian yang mereka dapatkan. Sedangkan dua subjek lainnya memiliki dimensi
kesehatan mental yang baik dan mereka mampu menempatkan diri dalam tuntutan
SUB TEMA 5
PSIKOLOGI KLINIS DALAM SETTING MEDIS/KESEHATAN
190
Retno Indaryati, Ni Made Swasti Wulanyani, dan Desak Putu Yuli Kurniati
Tentang Penulis
Desak Putu Yuli Kurniati, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Retno Indaryati di
Kontak: retnoigeka@gmail.com
191
Abstract
Cancer has quite a complex impact on physical, mental and social health, until the
passing of the patients. The effect of cancer often accepted as great suffering
because it needs long term medication and causing anxiety throughout the
process. Anxiety becomes a critical topic due to its frequent presence in cancer
particularly at times the patients display their anxiety. The objective of this
patients. There were 62 female cancer patients at the stage of I to IV, followed by
Karnofsky score at the range of 50 to 80, were involved as the research sample.
This experimental research was conducted using the Randomized Control Trial
(RCT) design. The sample was selected by block randomization methods and
divided into two groups, an intervention group (IG) and a control group (CG). The
intervention was held three times with EFT and TC for the intervention group.
The control group was held three times with TC only. The anxiety score measured
by HSCL-25, the result showed that the score of anxiety on the IG was decreased
at 0.38 after the intervention. CG was decreased at 0.34 after the intervention. To
conclude the research, the Emotional Freedom Technique showed the same
Behavioral Therapy (CBT) pada Klien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Sepi Indriati
RSJD Surakarta
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Sepi Indriati di
Kontak: indriatisepi@gmail.com
194
Abstrak
Obsesive Compulsive Disorder (OCD) terjadi hanya dua sampai tiga persen dari
populasi atau masyarakat umum, namun bukan berarti kondisi tersebut dapat
diabaikan. Gangguan ini muncul sama seringnya pada laki-laki dan perempuan.
Seseorang yang mengalami gangguan OCD tidak mampu mengontrol diri dari
terapi kognitif dan terapi perilaku dalam menangani penderita gangguan obsesif
kompulsif. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu klien merubah distorsi
pengumpulan data yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah wawancara,
observasi, dan tes psikologi. Subyek penelitian adalah klien yang datang ke
seorang pelajar SLTA usia 15 tahun, berjenis kelamin perempuan dengan keluhan
akibatnya ia harus cuci tangan dan keluar-masuk kamar mandi berkali-kali serta
bulan ini juga ia mudah lupa, sulit konsentrasi, mudah panik, merasa was-was dan
merasa sangat tidak nyaman, kurang mau bergaul, ataupun merasa tidak berharga.
Terkadang muncul ide bunuh diri (saat merasa tidak berharga) dengan
membayangkan terjun dari lantai dua sekolahnya dan curiga temannya mengamati
195
perilakunya. Subjek sadar hal itu bertentangan dengan ajaran agamanya, sehingga
subjek selalu dapat menepis ide bunuh dirinya. Subjek merasakan ada yang aneh
dalam dirinya, merasa sebagai orang yang ‘rusak’ dan tidak tahu harus berobat
kemana. Peran ibu sebagai orang tua yang cukup peka dan perduli terhadap
beberapa sesi pertemuan dan diberikan intervensi dengan melibatkan peran ibu,
pertama kali melakukan program terapi, subjek merasa lebih nyaman dan perilaku
Therapy (CBT)
196
di Yayasan X Surabaya
Tentang Penulis
Universitas Udayana
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Ni Luh Indah
Udayana di Bali
Kontak: indahdesira.swandi@gmail.com
197
Abstrak
peningkatan kasus HIV/AIDS lebih banyak pada kaum gay atau pada kaum laki-
laki yang melakukan seks dengan sesama laki-laki. Kaum gay dengan HIV/AIDS
fisik, kaum gay dengan HIV/AIDS sangat rentan terhadap berbagai penyakit
dengan HIV/AIDS rentan mengalami depresi (Lee, Oliffe, Kelly, & Ferlatte,
2017). Depresi terjadi karena adanya pandangan negatif tentang diri sendiri,
dunia, dan masa depan. Terapi kognitif-perilaku diberikan kepada gay dengan
irasional menjadi pemikiran yang lebih positif. Tujuan penelitian ini adalah
menggunakan analisis visual dan analisis nonparametrik Wilcoxon sign rank test.
Intervensi yang diberikan adalah sebanyak enam sesi. Hasil analisis dengan Uji
Wilcoxon (p < 0.109) menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam
penurunan tingkat depresi pada gay dengan HIV/AIDS. Namun, hasil penelitian
198
memberikan pengaruh yang besar dalam penurunan tingkat depresi. Setiap subjek
dapat melakukan tugas terapi dengan baik dan mampu melakukan perubahan
HIV/AIDS
199
Abstrak
dengan kemoterapi, karena tingginya kadar hormon stres dan sitokin proinflamasi,
waktu pengobatan yang lebih lama, sehingga menambah tingkat stres dan
menghasilkan respon yang lebih baik terhadap kemoterapi dan menurunkan efek
samping kemoterapi maupun gejala lain yang berkaitan dengan kanker, seperti
mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun. Dengan begitu, intervensi yang
terhadap rasa sakit yang tidak dapat dihindari, membangun komitmen perubahan,
dan menjalani kehidupan sehari – hari sesuai dengan nilai dan tujuan hidupnya
digunakan adalah double blind randomized control trial dengan subjek penelitian
201
adalah wanita KPD lanjut lokal yang mendapatkan kemoterapi. Intervensi ACT
diberikan berjumlah tiga sesi pada kelompok perlakuan. Sebelum dan sesudah
sebesar 1.21 pg/ml dari 5.42 ± 1.99 pg/ml menjadi 4.22 ± 1.58 pg/ml, dengan nilai
ρ = 0.026. Uji korelasi Pearson juga menunjukkan kadar TNF-α berkorelasi positif
dengan tingkat stres (skor AAQ-II) dengan nilai ρ = 0.043. Kesimpulan: Pada
tingkat stres subyek penelitian. Tingkat stres juga berkorelasi positif dengan kadar
KESMAWAS
Tentang Penulis
Mada
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Osi Kusuma, Fakultas
Subandi@ugm.ac.id
203
Abstrak
psikolog klinis yang nantinya berperan dan bertugas sebagai tenaga kesehatan
sesuai densgan aturan dan kaidah kesehatan dalam sistem yang ada. Tingginya
cakupan yang lebih luas. Tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran minat
mahasiswa mapronis terhadap kesehatan jiwa masyarakat secara luas dilihat dari
literasi dan pengalaman studinya. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik.
Teknik pengambilan data dengan survei dengan bantuan google form yang
magister psikolog klinis, baik yang telah melaksanakan praktek kerja lapangan
klinis dalam memberikan pelayanan yang lebih efektif dengan cakupan yang lebih
luas (makro).
komunitas, minat
205
SEXUALITY NEED
Windah Riskasari
Fakultas Psikologi
206
NEED
Abstrak
istri pelaut. Kualitas pertemuan antara istri dengan suami seorang pelaut, karena
akan berpengaruh pada kualitas akan kebutuhan seks nya pada suami. Adapun
pendidikan yang rendah, kawin muda, kekurangan gizi, dan beban kerja yang
berat. Sedangkan sexuality need, meliputi aspek biologis, aspek psikologis, dan
aspek budaya. Subyek penelitian ini adalah istri-istri pelaut yang berjumlah 81
orang, terdiri dari 63 orang yang tinggal di Flat armada timur Surabaya juga
berstatus sebagai istri anggota (Tamtama, dan Bintara), dan 18 orang yang
terdapat di Flat armada timur juga berstatus sebagai istri Perwira. Sampel
reliabilitas alat ukur sebesar 0.915 untuk variable x dan 0.896 untuk variable y,
kesehatan reproduksi yang mana hal ini dapat mempengaruhi kualitas hubungan
Diri Penyandang Disabilitas Mental di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh antara fungsi kognitif dan tingkat
Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri. Secara lebih luas akan dipaparkan
individu untuk menetralkan tekanan akibat dorongan kebutuhan dan usaha untuk
Strub adalah merupakan aktivitas mental secara sadar, seperti berpikir, mengingat,
muncul pada kondisi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman) dan trait anxiety
(sifat yang dimiliki seseorang yang cukup stabil yang memberikan interpretasi
suatu kondisi sebagai keadaan yang mengancam. Dalam penelitian ini, variabel
bebas pertama adalah adalah fungsi kognitif yang menggunakan alat ukur MMSE
dengan jumlah sampel 50 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah statistik parametrik uji analisis regresi ganda. Hasil penelitian
di UPT Bina Laras Kediri, yakni terdapat 4 subjek dengan tingkat penyesuaian
diri yang sangat tinggi, 14 subjek tingkat tinggi, tingkat sedang sejumlah 19
subjek, dan 8 subjek dalam tingkat rendah, serta ada 5 subjek dengan tingkat
penyesuaian yang sangat rendah. Gambaran fungsi kognitif diketahui bahwa ada
ringan sejumlah 14 subjek, dan 13 subjek dengan tingkat kecemasan yang sedikit.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha diterima atau dapat pula
disabilitas mental
211
Nida Ul Hasanat
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Nida Ul Hasanat,
Kontak: nida@ugm.ac.id
212
Abstrak
Pada penyandang penyakit kronik, salah satu upaya yang harus dilakukan agar
komplikasi, yaitu dengan melakukan manajemen diri. Demikian pula yang harus
aturan-aturan yang diberikan oleh dokter, ahli gizi, dan profesional lain. Beberapa
penyandang antara lain mereka jenuh harus diet, mengatur asupan makanan, atau
jenuh harus minum obat. Dalam kajian tentang diabetes, beberapa contoh tersebut
disebut sebagai sindrom diabetes burnout. Diabetes burnout ini dapat menjadi
hambatan seseorang dalam melakukan manajemen diri diabetes. Tulisan ini berisi
pengenalan istilah tentang diabetes burnout, yang masih belum banyak dibahas di
Indonesia. Tulisan ini berisi definisi, ciri-ciri, dan cara untuk mengatasi sindrom
penyandang diabetes.
Tentang Penulis
(FKKMK UGM)
RSUP Dr Sardjito,
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Bayu Pramana
UGM), Yogyakarta
Abstrak
Epilepsi adalah masalah kesehatan anak yang umum terjadi dan ada pada banyak
negara. Salah satu dampaknya ada pada aspek kerusakan kognitif yang akan
penelitian ini adalah untuk menemukan apakah epilepsi berdampak pada fungsi
data sekunder dari catatan medis rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dari
tahun 2004 sampai dengan 2014 pada dokumen dari anak epilepsi yang telah
menjalani pengobatan dan evaluasi di poli saraf anak dan poli tumbuh kembang
RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Fungsi kognitif anak epilepsi mengacu pada
Fischer`s exact dan tes Kolmogorov-Smirnov. Jumlah data yang diolah sebanyak
40 sampel, ada 19 anak (42.5 %) dengan kerusakan kognitif (IQ < 70) dan 21 anak
(57.5 %) tanpa kerusakan kognitif (IQ > 70). Dari dua puluh lima anak yang
lebih banyak anak dengan epilepsi yang tidak memiliki kerusakan kognitif (11
Melalui TPKJM
Tentang Penulis
Gadjah Mada
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Osi Kusuma Sari,
Abstrak
kesehatan jiwa tentunya perlu berkolaborasi dengan sistem kesehatan yang ada,
daerah yang ada terkait kesehatan mental. Beberapa regulasi dan program
seperti TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa masyarkat) yang sampai saat ini
kesehatan mental yang lebih luas, baik dalam komunitas maupun bekerjasama
dengan TPKJM, sebagai salah satu program kesehatan mental yang ada. Metode
secara random dengan bantuan google form, diperoleh 110 orang responden yang
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Zulfa Khofifa,
Abstrak
untuk meningkatan kontrol diri terhadap makanan pada orang yang mengalami
group pretest and posttest, dimana hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan
dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang masuk dengan kriteria IMT > 30,
yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberi
obesitas.
Universitas Indonesia
Tentang Penulis
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Suriatmaja, H.,
Depok
Kontak: hardaya.suriatmaja@ui.ac.id
221
Abstrak
yang mengukur tentang gejala psikosis dan merupakan adaptasi dari kuesioner
magis, dan waham kebesaran), negatif (afek datar, penarikan sosial, dan
amotivasi), dan depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat jaringan gejala
yang dipetakan oleh AKPP. Partisipan penelitian ini merupakan sampel komunitas
(N = 464) yang terdiri dari orang tanpa diagnosis mental (sehat), orang dengan
gejala inti dari gejala psikotik. Selain itu, paranoia juga nampaknya berfungsi
menjadi jembatan yang menghubungi berbagai gejala psikotik yang lain. Kami
gejala-gejala yang ada di pinggir jaringan, yang berarti kedua gejala tersebut
lainnya. Bila penemuan ini dapat direplikasikan pada sampel pasien skizofrenia
dan secara longitudinal, penemuan ini dapat membawa implikasi penting untuk
praktek klinis: terapi psikologis pada orang dengan skizofrenia harus menyasar
gejala paranoia dahulu, dan mungkin gejala yang lainnya bisa hilang dengan
sendirinya.
222
Abstrak
Tidak hanya stigma karena infeksi virus tersebut, namun juga dikaitkan dengan
asumsi negatif terkait nilai dan moralitas mengenai perempuan dengan HIV.
Banyak studi yang menunjukkan bahwa masalah stigma dan diskriminasi terjadi
memunculkan masalah kesehatan jiwa pada mereka. Kondisi tersebut juga masih
merupakan salah satu gangguan psikologis yang paling banyak dialami oleh
mendalam. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua ODHA
perempuan dewasa awal dalam rentang usia 21-40 tahun dan mengalami depresi
sesuai dengan tingkatan depresi pada BDI-II. Hasil studi menunjukkan adanya
pemikiran negatif terhadap diri sendiri, pengalaman, dan masa depan. Partisipan
menganggap diri mereka tidak berharga. Derajat depresi yang dialami oleh kedua
status HIV, stigma dan diskriminasi, kematian suami serta masalah kesehatan
anak diikuti minimnya dukungan sosial yang diterima dari keluarga dan orang
225
keluarga yang juga terinfeksi HIV, serta harus menjadi tulang punggung keluarga
dari kelompok dukungan sebaya yang disediakan oleh LSM dan belum
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang dialami. Selain itu, pelibatan
jejaring psikolog klinis dengan LSM yang mendampingi ODHA perempuan perlu
Abstrak
Orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) saat ini dapat meningkatkan
Indonesia masih memiliki masalah terkait dengan kemauan pasien untuk memulai
tidak hanya disebabkan masalah medis, namun juga psikologis, seperti keyakinan
yang salah arah tentang efek ART, ketakutan akan stigma dan diskriminasi dari
inisiasi dan kepatuhan minum ARV dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu (1)
adaptasi modul; (2) uji coba modul; (3) pelatihan modul untuk tenaga kesehatan;
(4) monitoring dan evaluasi; serta (5) Evaluasi feasibility dan penerimaan
intervensi di layanan primer. Saat ini, modul pendekatan MI sudah digunakan oleh
kegiatan baru baik di layanan kesehatan dan dapat dikembangkan lebih lanjut
Universitas Indonesia
Tentang Penulis
Kontak: fadhilah.amalia18@gmail.com
230
Abstrak
kondisi kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
SRQ-20 dibagi menjadi empat kelompok gejala, yaitu: energi menurun, keluhan
menggunakan metode deskriptif terhadap skor SRQ-20 ≥ 6 yang diisi oleh sekitar
7000 mahasiswa baru setiap tahunnya, pada saat proses pendaftaran ulang di
tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019. Berdasarkan uji statistik SPPS 25.0, ditemukan
terlihat adanya pola yang sama pada setiap tahun di tahun 2016-2019 yaitu
berurutan mulai dari yang terbanyak adalah (1) perasaan depresif, (2) keluhan
somatik, (3) pikiran depresif dan (4) energi menurun. Dari gambaran tersebut,
diketahui bahwa kelompok gejala perasaan depresif selalu lebih tinggi pada setiap
231
Selain itu, juga diperlukan eksplorasi lebih lanjut mengenai berbagai intervensi
depresif.
konseling, relaksasi
232
Universitas Tarumanagara
Tentang Penulis
Abstrak
Stres di tempat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Juga, beberapa jenis
yang lain. Profesi yang dianggap lebih rentan menimbulkan stres adalah profesi
secara finansial, sosial, dan lainnya. Secara khusus, profesi dalam bidang
tinggi, karena pekerjaan mereka terkait dengan tanggung jawab yang besar bagi
penderitaan secara negatif. Penelitian ini menggunakan alat ukur survei deskriptif
untuk mengidentifikasi bentuk stres dan alat ukur The Ways of Coping Revised
(Lazarus & Folkman). Penelitian tahap awal berlangsung mulai dari tanggal 15
sumber bantuan, tuntutan tinggi pada diri sendiri dan orang lain, berhadapan
dengan kematian dan menjelang kematian, konflik secara emosional dan fisik,
ekspektasi dan tuntutan pasien, konflik dengan sesama tenaga medis lainnya,
kurangnya waktu luang. Strategi coping yang cenderung banyak digunakan adalah
Universitas Tarumanagara
Tentang Penulis
Kontak: sandik@fpsi.untar.ac.id
235
Abstrak
Kehilangan pasangan hidup masih dianggap sebagai sumber stres hingga saat ini.
Berbagai macam stres yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dapat pula
daily hassle stress yang dirasakan oleh remaja dan juga bagaimana bentuk coping
stress yang dilakukan. Stres merupakan kondisi setiap hari yang dialami oleh
setiap individu dan tidak dapat dihindari. Namun, cara individu dalam
menghadapi stres dan cara mengatasinya tentu berbeda satu dengan yang lain.
menjadi sumber stres. Partisipan Penelitian ini berjumlah 4225 remaja dengan
rentang usia 19-22 tahun. Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah survey dengan menggunakan alat ukur PSS (Perceived Stress Scale) 10
yang dikembangkan oleh Lazarus dan kolega. Hasil penelitian menunjukan bahwa
daily hassle stress pada remaja terletak pada hal - hal yang berkaitan dengan
dengan keluarga, serta kepercayaan pada diri sendiri. Sedangkan coping utama
Universitas Hasanuddin
Tentang Penulis
Hasanuddin
Hasanuddin
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Umniyah Saleh,
PELATIHAN MINDFULNESS
Abstrak
Empati merupakan salah satu kemampuan penting dan harus dikuasai dalam
mendengarkan aktif selama proses konseling. Berdasarkan data awal dari hasil
mendengarkan keluhan klien dari awal hingga akhir sesi konseling. Upaya untuk
aspek kognitif dan behavioral saja, namun juga meliputi aspek afektif dan moral.
meningkatkan empati dan terdiri dari kombinasi dimensi afektif, kognitif, moral,
konseling. Pelatihan mindfulness yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
delapan sesi pelatihan dengan lima teknik, yaitu short breathing, compassionate
body scan, body Sensation, open awareness, dan wanting release. Partisipan
dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi psikologi yang sedang mengikuti
two group pre and post test design. Instrumen pengukuran menggunakan skala
kontrol. Selain itu, dapat dilihat dari perbedaan gain score yang menunjukan mean
pada kelompok eksperimen sebesar 2.4 sementara mean pada kelompok kontrol (-
Dwi Susilawati
RSUP Dr Sardjito
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Dwi Susilawati,
Abstrak
Dalam mengelola pengaruh psikologis orang tua dari anak penyandang kanker,
diri dan kemampuan mengelola situasi yang penuh dengan tekanan. Penelitian
tahap awal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan para orang tua dari anak
tua dan melihat hubungan antara kebutuhan dengan karakteristik klinis anak dan
sosio-demografi orang tua. Sampel terdiri dari 89 orang tua dari anak berusia 1-18
dengan menggunakan kuesioner yang dianalisa secara deskripsi dengan uji Mann-
Whitney, Chi-squared dan tes Fisher. Hampir semua responden (92%) tertarik
terlibat pertemuan kelompok orangtua dari anak kanker, khususnya selama masa
pengobatan (70%) dengan jadwal yang fleksibel saat kedatangan ke rumah sakit
(77%) dan satu kali dalam sebulan (46%) setelah selesai periksa atau saat sore
hari. Tidak ada perbedaan dalam manfaat dari cara bertemu antara online/group
whatsapp (60%) dengan pertemuan secara fisik bersama profesional (59%). Lebih
penelitian ini adalah hampir semua responden tertarik dan ingin terlibat dalam
kegiatan pertemuan dukungan sosial bagi orangtua dari anak kanker yang
Tentang Penulis
Kontak: diana@ugm.ac.id
242
Abstract
around the globe shows that CBT is still the most evidence-based therapy. Despite
health care believe that CBT does not work for their clients with low education.
While many kinds of research in Indonesia show the effort to modify CBT to be
and Indonesian researchers. This study aims to adapt CBT into Indonesian culture
primary health care were being assessed. Method. To translate the video from the
(Naeema, Gobbic, Ayub, & Kingdon, 2009) was utilized. The nine sessions
Psychologist who has to learn and practice CBT, writing a script for the
Indonesian version. After intensive discussions and trial with local Indonesian
audience, the Indonesian version video then produced based on the script. The 31
psychologists working in primary health care then watched the videos and
CBT is acceptable but for only specific clients. Analysis of misconception and its
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Diah Ayu
ahmad.ridfah@unm.ac.id
245
Abstrak
gangguan mood yang ekstrim dengan dua episode, yaitu depresi dan mania, yang
diderita oleh individu. Pada penderita gangguan jiwa bipolar, perasaan penderita
sering berayun dari tingkat rendah, yaitu depresi, kemudian berubah keatas
menjadi mania. Ketika berada pada tingkat depresi, penderita merasa sedih tak
berdaya, serta merasa berputus asa. Sedangkan pada tingkat mania, penderita
terlihat riang gembira dan penuh energi. Perawatan yang tepat dapat membantu
banyak orang dengan gangguan bipolar, bahkan mereka dengan bentuk yang
paling parah dari penyakit tersebut mendapatkan kontrol yang lebih baik terhadap
penyakit seumur hidup dan jangka panjang, sehingga perawatan terus menerus
kombinasi obat dan psikoterapi. Selama ini, terapi relaksasi otot progresif
menjadi pengobatan yang efektif untuk penderita gangguan bipolar. Penelitian ini
penelitian ini adalah eksperimen single subject design dengan dua orang subjek
246
pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah diberikan
bipolar yang dialami. Hasil penelitian ini diharapkan berimplikasi bagi rumah
sakit dan pasien ataupun keluarga pasien agar dapat memberikan terapi relaksasi
Emosi pada anak Autis (Analisis Buku Autobiografi Donna Williams, Dunia
Abstrak
Salah satu gangguan yang dialami oleh penyandang autisme adalah adanya
perilaku streriotip, repetitif dan pola minat terbatas. Perilaku-perilaku anak autis,
sebagai pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotif merupakan
sebuah cara anak autis agar dapat mengendalikan diri. Masih cukup banyak
studi literatur mengenai dinamika yang terjadi pada perilaku stereotip dan repetitif
serta pola minat terbatas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
proses suatu perilaku stereotip dapat digunakan sebagai suatu bentuk regulasi
emosi pada anak autis. Perilaku tersebut didapatkan melalui alur cerita dalam
buku autobiografi Dunia Di balik Kaca’ Kisah Nyata Gadis Autis’. Dideskripsikan
menjadi bentuk perilaku yang membuat tenang dan proses ketika perilaku tersebut
yang membuat tenang dan prosesnya sehingga perilaku itu membuat tenang.
249
SUB TEMA 6
PSIKOLOGI KLINIS DALAM MEMAHAMI POLA DAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
251
Jaya University
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Edo S. Jaya ,
Kontak : edojaya@indopsycare.com
252
Abstrak
Dialectical Behavioral Therapy (DBT) adalah terapi yang umum digunakan dalam
yang telah melakukan percobaan bunuh diri secara berulang, dan orang-orang
demikian, belum banyak laporan empiris yang menunjukkan bahwa teknik terapi
kasus dari seorang pasien Indonesia yang saat ini menjalani DBT pada tahap
akhir, yaitu terminasi, dimana kami pertama kali bertemu dengannya pada bulan
dengan BPD oleh psikiater pada usia 20 tahun. Pasien telah menyakiti diri sendiri
sejak usia 16 tahun dengan menyilet pergelangan tangan. Sejak itu, pasien telah
bertemu berbagai psikolog dan psikiater. Pada pertemuan pertama, pasien tengah
Serangan Panik, Episode Depresi Mayor, Gangguan Kecemasan Umum, dan juga,
BPD. Pasien sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri hingga masuk unit
gawat darurat rumah sakit sebanyak tiga kali. Pasien memiliki pemikiran bunuh
diri yang selalu menyertainya setiap hari, bahkan pada saat wawancara dengan
terapis dilakukan. Saat ini, pasien sudah menjalani 30 sesi DBT dan selama
Symptoms List-23 (BSL-23) pada minggu tersebut, hampir satu tahun kemudian
setiap minggunya selama tiga minggu. Selain itu, mendekati akhir rangkaian sesi
terapi pasien mulai dapat menjalin kembali hubungan dengan orang tua, teman-
keluarganya yang tidak ideal dan mulai mencari jalan untuk tetap menjalin
hubungan dengan mereka. Pasien juga mulai memiliki makna hidup dan tujuan
hidup, yaitu untuk membangun karier. Selain itu, selama proses berjalannya
jadwal pertemuan, dan masalah resistensi psikologis. Secara umum, kasus ini
resistensi dan administratif, serta kesiapan jadwal untuk bertemu dalam jangka
Selfinjury
254
Contoh Kasus Penggunaan Proactive Coping Pada klien Yang Mengalami Stress
Tentang Penulis
Email : snakbar@ulm.ac.id
255
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat aspek-aspek proactive coping pada gender
support seeking dan emotional support seeking. Penelitian ini melibatkan 3 (tiga)
orang partisipan gender dysphoria dan 3 (tiga) orang significant other. Ketiga
tahun), subjek II (35 tahun), subjek III (36 tahun) merupakan pekerja salon.
latar belakang hidup dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan inilah yang
karena gender dysphoria. Proactive coping yang dilakukan ketiga subjek meliputi
Abstrak
Gay adalah perbuatan penyelewengan seksual pada pria yang dapat menganggu
jelaskan dan diperingatkan dalam agama maupun dari segi kesehatan, akan
munculnya dampak negatif dari Gay. Dalam agama sendiri melarang keras karena
itu adalah perbuatan yang membuat murka tuhan. Seiring perkembangan zaman
ini sudah banyak terjadi kasus Homoseksual terutama Gay di Indonesia, karena
terbanyak ke-5 setelah Cina, India, Eropa, dan Amerika. Beberapa lembaga survei
3% penduduk LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia
adalah LGBT atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu
diantara mereka melakukan hal tersebut karena padangan pertama dalam melihat
fisiologis seseorang teman, rasa ingin tahu atau iseng (try to try ) dan faktor
psikologis dalam menangani hal tersebut dan kewaspadaan kaum pria terhadap
Tentang Penulis
Bagi yang tertarik pada artikel ini, silakan menghubungi Jl. Raya Tlogomas No.
e-mail: (1)adhyatmanprabowo@umm.ac.id
260
Abstrak
Mempelajari karakteristik generasi millenial merupakan hal krusial untuk
mengetahui profil kepribadian generasi millenial ditinjau dari alat tes 16 pf.
generasi milenial dalam menggunakan sosial media paling tinggi (41,8 %) lebih
media paling tinggi (43,8 %) 20 kali dalam 1 hari. Kedua, pola kepribadian 16 pf
yang sesuai dengan generasi milenial adalah pekerja yang berhubungan dengan
Tiara Diah Sosialita, Dian Kartika Amelia Arbi, dan Denia Martini Machdan
Tentang Penulis
Tiara Diah Sosialita, Dian Kartika Amelia Arbi, dan Denia Martini Machdan
tiarasosialita@psikologi.unair.ac.id
262
Abstrak
group pretest posttest design pada 200 orang penderita diabetes mellitus tipe 2 di
wilayah Surabaya Barat dan Pusat. Sejumlah 200 orang penderita diabetes
tingkat stres dan kesehatan mental sebelum dan sesudah diberikan konseling
dilakukan secara online setiap dua (2) kali seminggu selama sebulan dan
pertemuan tatap muka dua (2) kali sebulan. Sesi konseling secara online dilakukan
oleh konselor di tiap Puskesmas bersama peneliti. Tiap sesi memiliki durasi waktu
selama 2 jam untuk melakukan konseling online maupun tatap muka. Alat ukur
berupa skala stres adaptasi Perceived Stress Scale (PSS) Cohen dan skala General
online. Terdapat perbedaan signifikan antara skor stres sebelum dan sesudah
263
Nilai efektivitas konseling online tergolong besar untuk variabel stres (ES = 3.86)
dan variabel kesehatan mental (ES = 1.84). Hal ini membuktikan bahwa konseling
Kata kunci: Kesehatan mental, Konseling online, Stres, Diabetes mellitus, Usia
muda
264
Borderline Personality Disorder: Studi Kasus Pada Pria Dewasa Muda Ditinjau
Dari Adlerian
Tentang Penulis
Jl. Letjen S. Parman No.1, RT.6/RW.16, Tomang, Kec. Grogol petamburan, Kota
Abstrak
hubungan interpersonal, self-image, afek, dan perilaku impulsif yang dimulai pada
awal masa dewasa. Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal pada pria dewasa
muda berusia 23 tahun dengan inisial AHY. Keluhan awal yang disampaikan
adalah merasa takut dan cemas dengan masa depannya, karena ia tidak memahami
siapa dirinya. AHY seringkali memiliki emosi yang tidak stabil dan tidak paham
apa yang dilakukannya benar atau salah. Setiap rasa takut dan cemas datang, maka
akan muncul suara-suara yang membuat kepalanya sakit. AHY akan merasakan
tubuhnya seperti disengat listrik, dan tubuhnya menjadi kebas. Sejak kecil AHY
sering sakit, mengalami bullying, dan bingung dengan didikan orang tua yang
tidak sepaham. Dia menerima didikan orang tua yang keras dan tidak merasakan
kasih sayang dari figur ayah. AHY semakin bingung dengan dirinya sendiri sejak
orang terdekatnya, ibu dan adik dari ibunya meninggal. AHY juga lebih banyak
pandangan optimis dari manusia berpegang pada gagasan social interest, yaitu
dilahirkan dengan tubuh yang lemah dan inferior. Sebuah kondisi yang mengarah
karena itu, kepedulian sosial sangat inheren dalam manusia dan menjadi standar
266
dimulai tanggal bulan Februari sampai pertengahan bulan Juli 2019. Proses
penegakan diagnosis turut dibantu dengan alloanamnesa (dengan ayah AHY) dan
beberapa tes psikologi (BAUM, DAP, HTP, Wartegg, EPPS, dan BDI). Selama
sering muntah setiap kali mandi, yang mana ia mengalami kondisi tersebut sejak
dialami AHY berkurang dan akhirnya hilang. Selain itu, ia mulai belajar
AHY mulai percaya diri mencari pekerjaan sesuai dengan hobinya, yaitu
mengajar. Selanjutnya setelah sesi konseling, rencana terapi yang akan diberikan
Tentang Penulis
email : samodra.cysta@gmail.com
268
Abstrak
Kekerasan seksual anak semakin marak terjadi di Indonesia. Korban KSA tidak
hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Namun, penelitian mengenai korban laki-
laki masih sangat minim. Psikoanalisa sering digunakan untuk mengungkap KSA
dinamika psikologis korban KSA. Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber
acuan pemberian intervensi bagi korban KSA, baik preventif maupun kuratif.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek
psikoseksual
269
Jabodetabek)
Clarisa Sutjiatmadja
Abstrak
masa transisi ini. Hal ini penting karena mahasiswa kedokteran preklinik yang
permasalahan dalam diri mereka. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi
akhir agar dapat menggambarkan potensi permasalahan yang mungkin terjadi dan
Partisipan penelitian ini adalah 411 mahasiswa preklinik tingkat akhir se-
convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Personality Inventory for DSM-5 (PID-5) yang sudah diadaptasi ke versi Bahasa
Whitney U- test untuk mengetahui perbedaan skor rata-rata antara jenis perguruan
mahasiswa preklinik tingkat akhir tidak memiliki ciri trait patologis tertentu,
271
karena skor yang didapatkan masih berada dalam kategori rata-rata. Secara umum
domain Detachment dan facet Intimacy Avoidance memiliki rata-rata skor yang
relatif lebih tinggi di antara domain dan facet lainnya, yang mengindikasikan
kategori skor tinggi (9.77%) dan sangat tinggi (1.68%), yang sudah menunjukkan
adanya potensi masalah berdasarkan karakter kepribadian pada domain dan facet.
Hubungan Faktor Kepribadian Big Five Dan Shyness Pada Mahasiswa Baru
Tentang Penulis
ahmad.ridfah@unm.ac.id
273
Abstrak
Mahasiswa baru yang berada pada masa transisi akan mengalami perubahan
mengalami shyness. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara faktor kepribadian big five dengan shyness pada mahasiswa baru. Subjek
penelitian dalam penelitian ini berjumlah 378 orang mahasiswa baru Universitas
Negeri Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala Big Five Inventory dan
masukan bahwa shyness yang dialami mahasiswa dapat dilihat dari tipe