Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

DI RUMAH SAKIT JIWA MEDAN


KASUS PSIKOTIK

Disusun oleh
Kelas : ....

Nama Mahasiswa :

Kelompok :
Dosen Pembimbing : Hj. Risydah Fadilah.,M.Psi,Psikolog
Mata Kuliah : Teori Dasar dan Aplikasi Psikologi Klinis

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2019

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 0


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
(KELOMPOK …..)

Tujuan pemeriksaan : Melakukan observasi dan wawancara, mendeskripsikan


dinamika kepribadian serta dinamika terjadinya gangguan
Gejala masuk RSJ : Mengamuk, marah-marah, merusak barang-barang rumah
tangga, telanjang di pasar, mencuri, mudah tersinggung,
keluyuran, bicara dan tertawa sendiri.
Diagnosa Dokter : Skizofrenia Paranoid
Tanggal pemeriksaan : 3-10 Desember 2016
Tempat pemeriksaan : RSJ Medan
Pembimbing : Dr. Hj. Risydah Fadilah.,M.Psi,Psikolog

I. IDENTITAS
No RM : 060444
Nama :SL
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Bogor, 25 November 1972
Suku Bangsa : China
Agama : Kristen Katolik
Pendidikan terakhir : SMP Kelas 1
Alamat : Jl. P No. 1 kota B

Nama Ayah : Alm S J (L K)


Usia Ayah :-
Suku Bangsa : China
Agama : Kristen Katolik
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang roti
Alamat :-

Nama Ibu : O (O N)
Usia Ibu : 68 tahun
Suku Bangsa : China
Agama : Kristen Katolik
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Jl. P No. 1 kota B

II. STATUS PRAESENS


Status Fisik :
S adalah seorang laki-laki dengan memiliki tinggi badan kurang lebih 176 cm
dengan berat badan 70 kg. Pada saat bertemu pertama kali dengan pemeriksa S
memakai baju kaos oblong warna merah dan S memakai celana panjang tentara
berwarna hijau serta mengenakan sandal. S beralis tebal dengan kulit kuning langsat
dan memiliki bentuk muka agak lonjong serta berambut cepak. S mengecat
rambutnya dengan warna merah, memiliki gigi ompong di bagian bawah, mata sipit
dan selalu berpenampilan rapi.
Saat pertama kali bertemu dengan pemeriksa, S langsung mengulurkan
tangannya dengan kuat untuk bersalaman dan memperkenalkan diri kepada

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 1


pemeriksa dan yang lainnya, S terkesan banyak berbicara dengan selalu mendominasi
percakapan diantara pasien lainnya dan selalu menyapa ataupun mendatangi setiap
kelurga pasein lainnya yang sedang membesuk.
Status Psikis :
Pada saat pertama kali bertemu dengan pemeriksa S sedang duduk di salah
satu meja diruangan bangsal bersama pasien lainnya, kemudian S langsung
mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan pemeriksa dan teman-teman serta
menanyakan nama dan menawarkan diri untuk diteliti guna untuk membantu
pemeriksa dalam menyelesaikan tugas kuliah selama berpraktek di RSMM. Saat itu S
langsung bercerita panjang lebar tentang jati dirinya dan menyebutkan tentang
penyakit yang sedang dialami serta penyebab kenapa S dimasukkan ke RSMM, saat
bercerita suara S terdengar sangat keras sehingga beberapa pasien lainnya meminta
agar S untuk mengecilkan suaranya.

III. OBSERVASI
a. OBSERVASI UMUM
S berbicara dengan aksen bahasa Inggris pada beberapa hal dan
menyebutkan namanya dengan aksen Inggris (a dibaca e). Secara umum S dapat
bekerja sama dengan baik selama pemeriksaan berlangsung, dengan keterangan
yang sangat panjang dan tanpa diminta untuk bercerita sebelumnya sehingga
terkadang pemeriksa memfokuskan kembali kepada inti pembicaraan. Hampir
dalam setiap pemeriksaan S mengatakan “terus mba…to be continue, aku pinter
khan ya…bisa jawab semua”
Saat pertama kali bertemu S memberitahukan bahwa pekerjaan S adalah
sebagai chef di sebuah restaurant terkenal, dan setiap pembicaraan selalu
menjelaskan tentang masakan dan makanan. Dalam pengamatan pemeriksa saat S
bersama dengan pasien lainnya terlihat bahwa S sering berkumpul dengan pasien
lainnya dan S sering disuruh perawat untuk mengambil makanan ataupun
minuman dari luar ruangan serta S selalu membelikan rokok pasien wanita yang
memanggilnya dari ruangan sebelah sehingga S mendapatlan hadiah uang ataupun
rokok setelah S membelikan rokok tersebut di ruangan perawat. S juga terlihat
ikut bergabung dan mengobrol dengan keluarga pasien lain yang sedang
berkunjung dan tidak jarang juga S selalu mencium tangan mereka sambil
mengucapkan terimakasih karena sudah memberikan S rokok dan makanan.
Suara yang dikeluarkan oleh S terdengar sangat keras sehingga pasien lain
yang sedang berada di sekitar S merasa terganggu oleh suara yang keras tersebut.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 2


b. OBSERVASI HARIAN
Senin, 1 Agustus 2011
Pertama kali bertemu dengan pemeriksa S sedang berkumpul dengan pasien
lainnya beserta perawat praktek di sebuah meja di ruangan bangsal, hari itu adalah
hari pertama S di bangsal tersebut setelah malamnya S dipindahkan dari ruangan
UGD yang mana sebelum ke UGD S dibawa ke ruangan Srikandi oleh keluarga S
namun dikarenakan S marah-marah dengan perawat disana makanya S dipindahkan
ke ruangan UGD di Kresna selama 3 hari. Saat itu S langsung memperkenalkan
dirinya kepada pemeriksa dan teman-teman dan mengulurkan tangannya untuk
berkenalan serta menanyakan nama dan menawarkan diri untuk diteliti guna untuk
membantu pemeriksa dalam menyelesaikan tugas kuliah selama berpraktek di
RSMM. Saat itu S langsung bercerita panjang lebar tentang jati dirinya dan
menyebutkan tentang penyakit yang sedang dialami serta penyebab kenapa S
dimasukkan ke RSMM, saat bercerita suara S terdengar sangat keras sehingga
beberapa pasien lainnya meminta agar S untuk mengecilkan suaranya. S terlihat
sangat aktif jika dibandingkan dengan pasien lainnya karena S lebih banyak berbicara
dan membantu pasien lainnya jika mereka memerlukan bantuan S. S menggunakan
kaos oblong berwarna merah yang masih bagus serta celana tentara berwarna hijau. S
mengatakan bahwa S akan memilih-milih baju yang masih bagus untuk dipakai setiap
harinya.
Saat ditanyakan oleh pemeriksa tentang penyebab S dibawa ke RSMM maka
S menyatakan bahwa dirinya sengaja diutus ke RSMM sebagai prajurit Tuhan untuk
mengawal Tuhan memata-matai manusia ataupun memperhatikan manusia di dalam
RS ini. S juga menuturkan bahwa sebelumnya sekitar tahun 1989 S sudah pernah
dibawa ke RSMM dikarenakan S mengalami sakit dan marah-marah di rumah
sehingga keluarganya membawa S ke RSMM. Pada tahun 2005 S pernah dibawa ke
Yayasan Bagya Waluya yang merupakan RSJ untuk perawatan orang-orang yang
mengalami gangguan kejiwaan dan S sudah beberapa kali keluar masuk yayasan
tersebut, hal ini juga dibenarkan oleh keluarga S saat menjenguk S dan juga oleh data
perawat di satatus pasien.

Selasa, 2 Agustus 2011


S masih mengenakan celana tentara yang berwarna hijau namun bajunya telah
berganti dengan kaos oblong berwarna putih, saat itu S duduk diantara pasien yang
sedang dikunjungi oleh keluarganya dan terlihat S ikut serta dalam percakapan
dengan keluarga pasien tersebut, saat keluarga tersebut akan meninggalkan ruangan
terlihat S mencium tangan mereka satu persatu sambil mengucapkan terima kasih
banyak dikarenakan S telah diberikan makanan dan rokok oleh keluarga tersebut.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 3


S yang memulai percakapan dan bercerita panjang lebar tentang masalah yang
sedang dialaminya yaitu mengenai pacarnya yang dibawa lari oleh lelaki lain dan
akhirnya diketahui bahwa wanita tersebut telah hamil. Saat bercerita terdengar nada
suara yang keras dengan mata sedikit terpejam dan posisi tubuh menghadap kepada
pemeriksa. Percakapan dengan S sering terhenti dikarenakan S meminta izin untuk
buang air kecil ke kamar mandi ataupun S menghampiri kelurga pasien lainnya yang
sedang memasuki ruangan pemeriksaan untuk ikut bergabung dengan keluarga
tersebut. S terlihat sering dipanggil oleh perawat untuk membantu membawakan
makanan ataupun mengambil minuman air mineral untuk pasien lainnya. S juga
terlihat menghampiri tembok dimana pasien wanita yang berada di samping ruangan
bangsal memanggil nama S untuk dimintai membeli rokok. S sering bercerita bahwa
S diberi beberapa cincin sebagai hadiah dari pasien wanita yang berada di sebelah
ruangan tersebut jika S membelikan wanita itu rokok di ruangan perawat.

Rabu, 3 Agustus 2011


S terlihat sedang duduk di bawah pohon bersama teman-temannya dan saat
melihat pemeriksa memasuki ruangan S melambaikan tangannya dan memanggil
nama pemeriksa sambil mendekati pemeriksa dan mencari tempat duduk.
Pemeriksaan pertama dilakukan dengan pengisian lembar RH dimana awalnya S
meminta menuliskannya sendiri namun pada saat pengisian kolom keluarga S
meminta pemeriksa menuliskannya hingga akhir dengan alasan S sedang mengalami
sakit di bagian tulang belakangnya, hal tersebut sering dirasakan S jika S sedang
banyak pikiran dan S menyebutkan bahwa penyakit tersebut adalah Parkinson. Saat
ditanyakan tentang apa yang sedang dipikirkan, S bercerita panjang lebar bahwa
dirinya sedang memikirkan pacarnya yang sedang hamil, siapa sebenarnya yang telah
membuat pacarnya hamil, apakah S atau laki-laki yang telah melarikan pacarnya
tersebut. Setelah selesai pengisian lembar RH S meminta izin untuk tiduran
dikarenakan S merasa lelah dan mengantuk. Sekitar 15 menit berlalu S mendatangi
pemeriksa kembali ke meja pemeriksaan sambil berkata : “ I’m ready mba..”, ayo kita
lanjutkan lagi.”
S banyak memberikan komentar sambil bercerita tentang kehidupan
pribadinya saat pengerjaan Tes Grafis walaupun sebenarnya pengerjaannya lebih
cepat sekitar 7 menit. Pada pengerjaan tes Baum, S berkomentar sambil terus
menggambar seperti “ ini tanahnya, ada air mengalir dari gunung, ini mataharinya
ngintip dari balik gunung hehe terus ada hujan rintik-rintik mengaliri air di tanah lalu
tumbuh sebuah pohon jamur, jamur itu untuk capcai” setelah itu S terus bercerita
tentang pekerjaannya selama ini adalah sebagai chef di sebuah restaurant yang
terkenal di kota tersebut.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 4


Saat melakukan pembicaraan dengan pemeriksa tiba-tiba S mengatakan
bahwa dirinya melihat paman dan bibinya lewat disamping jendela dan akan
mengunjungi S padahal hal tersebut tidak terjadi.
Saat S sedang menggambar sebuah gambar pada tes WZT S mendengar
namanya dipanggil oleh perawat dikarenakan waktu sudah mendekati jam makan
siang maka S diminta untuk mengambil makanan yang berada di luar ruangan dan
pemeriksaan pada hari ini dihentikan.

Kamis , 4 Agustus 2011


Pada pukul 07.00 S mengikuti olahraga pagi yang dipimpin oleh perawat yang
sedang praktek dibangsal itu juga. Olahraga yang dilakukan adalah lempar bola
dengan kepala lalu dengan tangan. S melakukan olahraga dengan baik dan terlihat
bahwa S bersemangat untuk melakukan permainan sepak bola tersebut dimana S
menendang bola dengan keras sehingga bola membentur tembok. Saat S menyadari
bahwa pemeriksa telah berada di ruangan tersebut maka S melambaikan tangannya
dan berteriak memanggil-manggil nama pemeriksa sambil berjalan menghampiri
pemeriksa kearah meja pemeriksaan.
S terlihat sangat semangat mengikuti pemeriksaan psikologi di ruang
pemeriksaan, ini terlihat dari ungkapan S yang menyatakan bahwa S meminta
dilanjutkan pemeriksaan kemarin yang terhenti dikarenakan makan siang, S
melanjutkan pemeriksaan tes WZT dengan ditemani oleh beberapa pasien yang
datang mendekati S sehingga waktu pengerjaan semakin lama dikarenakan S
mengobrol dan bercerita tentang kehidupan pribadinya serta masalah yang membuat
S dibawa ke RSMM. Setelah pengerjaan tes WZT selesai S berucap “ hebat ya aku,
cepet banget ya mba ngerjainnya, ayo terus-terus lagi mba mana yang lagi yang mo
dikerjain”. S membubuhkan tanda tangannya dibawah keterangan gambar yang telah
dibuat S pada tes WZT.
Pada tes WB S membutuhkan waktu lama dikarenakan S sering berkomentar
dan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sangat panjang dan diselingi dengan
bercerita tentang masalah yang sedang dialami S dan tes WB ini hanya dapat
dilakukan sampai dengan tes Verbal saja dan setiap pertanyaan selesai dalam setiap
subtes S sering berkomentar “ terus-terus to be continue, ayo..” sambil tertawa keras
dan terlihat jelas gigi S yang ompong yang terkadang ditertawakan oleh pasien lain
yang sedang menghampiri S. Pada subtes arithmetic yang membutuhkan waktu untuk
berhitung maka S terlihat lebih cepat menjawabnya dan setiap memberikan jawaban
maka S berkomentar “ betul ya, pintar ya aku,,terus-terus to be continue ke soal
berikutnya lagi”.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 5


Tidak lama kemudian waktunya snack dan S berpamitan untuk mengambil
snacknya terlebih dahulu, tidak berapa lama S kembali menghampiri pemeriksa.
Setelah itu pasien-pasien yang lain bergotong royong mengangkat kasur-kasur yang
sedang dijemur ke kamar termasuk diantaranya S yang meminta izin kepada
pemeriksa untuk memindahkan kasurnya ke kamar terlebih dahulu.
Secara keseluruhan dalam pemeriksaan tes Rorschach S banyak memebrikan
komentar dan jawaban yang panjang dan terkadang tidak berhubungan dengan
jawaban pertama yang telah diberikan oleh S dan saat di Inquiry kembali oleh
pemeriksa, S menunjukkan kartu tersebut menghadap ke pemeriksa untuk
meyakinkan pemeriksa bahwa yang dilihat oleh S itu tidak salah seperti ungkapan S
“yang ini mba, lihat juga khan?”. Setelah selesai pemeriksaan Rorschach S meminta
untuk mengakhiri pemeriksaan hari ini dikarenakan S merasa lelah dan mengantuk,
pemeriksa melakukan observasi dari jauh dan berbicara dengan pasien lain saat S
sudah bangun dari tidurnya dan terlihat S menghampiri pasien lainnya.

Jumat , 5 Agustus 2011


S terlihat sedang berkumpul bersama teman-temannya dan segera
menghampiri pemeriksa ketika melihat pemeriksa kemudian mengulurkan tangan
sambil tersenyum dan menanyakan kabar pemeriksa. Pada hari ini pemeriksa telah
berjanji pada perawat untuk menemani pasien lain untuk melakukan pemeriksaan
ECT di ruangan Kresna sehingga pemeriksa meminta izin untuk meninggalkan
ruangan sekitar sejam, hal tersebut diterima dengan baik oleh S dan mengatakan
kalau nanti telah selesai maka pemeriksa kembali lagi ke ruangan tersebut.
Setelah pemeriksa kembali lagi ke ruangan S menghampiri pemeriksa dan
mengatakan “ayo kita lanjutkan lagi mba,, biar mba bisa cepat selesai kuliahnya biar
dapat nilai bagus dari dosennya.” Pemeriksaan berlangsung diselingi dengan obrolan
S yang menceritakan tentang masalah-masalah yang sedang dihadapinya, saaat
pemeriksa lain membagikan snack maka S segera menghampirinya dan S bertugas
membagi-bagikannya kepada pasien lain yang sedang istrahat di ruangan lain.
Pemeriksaan SSCT tidak dapat dilanjutkan dikarenakan hari Jumat sehingga pasien
lebih awal dimasukkan ke dalam kamar tidurnya.

Sabtu , 6 Agustus 2011


S terlihat sedang berkumpul bersama teman-temannya dan segera
menghampiri pemeriksa ketika melihat pemeriksa kemudian mengulurkan tangan
sambil tersenyum dan menanyakan kabar pemeriksa. Pada hari ini pemeriksaan SSCT
dilaanjutkan dimana dapat terlihat bahwa S sangat antusias dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. S ikut serta dalam membaca soal tersebut

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 6


dan setiap S selesai menjawab pertanyaan S selalu berucap “terus-terus..to be
continue..aku pintar ya mba ya.. bisa jawab semua kan..” Jawaban yang diberikan
sangat panjang sehingga pemeriksa harus memberhentikan jawaban S jika S sudah
keluar dari inti pertanyaan yang dimaksdukan. Saat membacakan jawaban pertanyaan
yang akan ditulis oleh pemeriksa terlihat S memejamkan matanya sambil berbicara
panjang lebar.
Setelah selesai pemeriksaan SSCT maka S meminta untuk segera dilanjutkan pada
pemeriksaan yang selanjutnya, hal ini dimaksudkan S agar S dapat
membantupemeriksa dan pemeriksa dapat memperoleh nilai yang baik dari dosen.
Dalam pengisian lembar RH Klinis dapat dilihat bahwa S menggoyang-goyangkan
kakinya dengan mata tertutup sambil bercerita panjang lebar dan mengeluarkan suara
yang keras terdengar sehingga teman-teman di sekitar S merasa terganggu dengan
suara tersebut.

Senin , 8 Agustus 2011


Setiap hari S terlihat hanya memakai celana yang sama yaitu celana tentara
berwarna hijau loreng berukuran panjang sampai ke mata kaki dengan baju yang
setiap hari berganti-ganti. Saat ditanyakan kepada S kenapa S selalu memakai celana
tersebut maka S mengatakan bahwa S sangat menyenanginya dikarenakan S dahulu
gagal masuk jadi tentara,saat ditanyakan hal tersebut kepada keluarganya mereka
menyatakan hal tersebut tidak be nar dikarenakan S hanya bersekolah sampai dengan
kelas 1 SMP saja.
Hari ini S mendapat kunjungan yang pertama kalinya dari pamannya yang
membawakan S pakaian ganti dan sandal untuk dipakai sehari-hari di ruangan.

IV. RIWAYAT KELUHAN


Berdasarkan catatan rumah sakit, S masuk RSMM dengan diagnosa dokter
sebagai berikut:
 Tanggal 21 Juli 2011 S masuk di Ruangan Srikandi dengan biaya perorangan dari
bibi S.
 Kemudian S di pindahkan ke Bangsal Kresna pada tanggal 22 Juli 2011
dikarenakan S marah-marah pada pasien.
 Kemudian S di pindahkan lagi ke ruangan Gatot Kaca pada tanggal 26 Juli 2011
dikarenakan S sudah relatif tenang.
 Diagnosa Medis : Schizophrenia Paranoid.
 Keluhan Utama : Mengamuk, marah-marah, merusak barang-barang rumah
tangga, telanjang di pasar, mencuri, mudah tersinggung,
keluyuran, bicara dan tertawa sendiri.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 7


 Faktor pencetus : Putus obat selama kurang lebih 6 bulan dan keadaan ekonomi
dikarenakan S tidak mempunyai pekerjaan.
 Saat datang : ekspresi tenang namun terlihat bingung, verbal kacau,
penampilan kurang rapih, banyak bicara, keluyuran, mudah
tersinggung dan interaksi selama wawancara curiga.
 Riwayat pengobatan sebelumnya : tahun 1989 dibawa ke RSMM, tahun 2005
dibawa ke yayasan Bagya Waluya namun S mengalami
cidera saat melarikan diri dari atap sekitar 4 meter, setelah itu
dibawa lagi ke RSMM.

S pertama kali dibawa ke RSMM pada tahun 1989 saat usia S sekitar 17 tahun
dimana saat itu S mengalami stress dikarenakan di PHK dari tempat kerjanya yaitu di
sebuah restaurant ternama di kota B disebabkan oleh restaurant tersebut mengalami
kebakaran sehingg S dirumahkan oleh restaurant tersebut dimana setelah di PHK S
mengurung diri di rumah dan mulai bicara dan tertawa sendiri. S sudah bekerja
sebagai tukang masak (koki) sejak S lulus SD dikarenakan S tidak mau lagi sekolah
dan ingin pindah dari rumah pamannya yang selalu memarahi S jika S tidak
mematuhi aturan paman. Awalnya S bekerja sebagai pembantu di rumah makan
ataupun di warung pinggir jalan sehingga lama kelamaan S belajar dan bisa memasak
sehingga S memberanikan diri melamar pekerjaan di sebuah restaurant ternama
dikota tersebut dan diterima sehingga S juga mendapatkan penginapan dan S tidak
lagi harus memikirkan mengontrak rumah.
Sejak S mengalami gangguan kejiwaan yang pertama kali tersebut maka S
sering bulak-balik dirawat di RSJ dan juga di sebuah yayasan. Pada tahun 2005 S
dibawa kembali ke RSMM dikarenakan S mengalami cidera saat ingin melarikan diri
dari Yayasan tersebut yang menyebabkan S mengalami cedera dan nyeri di daerah
pinggang belakang, yang disebut dengan Trauma Tumpul Lumbosacral disebabkan
oleh S terjatuh dari atap sekitar 4 meter.
Untuk yang berikutnya beberapa waktu yang lalu S dibawa ke RSMM pada
tanggal 21 Juli 2011 dikarenakan S marah-marah di pasar, menurut warga mereka
melihat S membawa barang curian milik tetangganya yang ingin dijualnya di pasar
dan saat itu S dalam keadaan telanjang sehingga warga langsung memukuli S. Hal
tersebut juga diyakini oleh bibi S dimana setelah dipukuli warga S meminta dibawa
ke rumah bibinya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dikarenakan keluarga takut
kalau S melakukan hal-hal yang tidak diinginkan lagi maka keluarga membawa S
kembali ke RSMM untuk dirawat kembali. Menurut S dirinya mempunyai masalah
sebelum dirinya dibawa ke RSMM, S selalu memikirkan pacarnya yang sedang hamil
namun S tidak tahu persis apakah S yang menghamilinya ataupun lelaki lain yang

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 8


sedang dekat dengan pacarnya yang merupakan teman S sendiri, S tidak menyukai
laki-laki tersebut yang telah merebut pacarnya dan S berjanji jika nanti S keluar dari
perawatan di RSMM maka S akan menikahi pacarnya.

V. ANAMNESA
A. Posisi Dalam Keluarga
Urutan Jenis Kelamin Keterangan
1 L Alm
2 L Akunting
3 P Ibu RT (gangguan kejiwaan)
4 P Ibu RT
5 L Koki
6 P Baby Sitter
7 L Alm
8 P Sales (gangguan kejiwaan)
9 L Alm
S adalah Laki-laki usia 39 tahun, S anak ke 5 dari 9 bersaudara. Ibu S mengalami
gangguan kejiwaan sama dengan nenek S.

GENOGRAM :

Keterangan:
= Laki-laki (Ayah S )
= Perempuan
= laki-laki
= Pasien
= Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan (Perempuan)

B. Latar Belakang Keluarga


Ayah
Ayah digambarkan sebagai sosok yang kejam seperti Hitler, otoriter dalam
mendidik anak-anaknya, sering marah-marah bahkan ibu sering dipukuli ayah sampai

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 9


berdarah jika ayah sedang marah. S merasa tidak dekat dengan ayahnya dikarenakan
saat S kecil sekitar usia 4 tahun ayah sudah meninggal dan S merasa kesal dengan
ayah karena menganggap penyebab dari bangkrutnya usaha ayah adalah karena ayah
menikah lagi dan menelantarkan S dan saudara-saudaranya sehingga kehidupan
perekonomian menurun dan S harus diasuh serta dibesarkan oleh paman, adik dari ibu
dan berpisah dengan ibu dan saudara kandung S. Ayah memiliki pabrik roti dengan
beberapa pegawai, sebelum ayah menikah lagi kondisi ekonomi keluarga S sangat
baik dan terbilang memiliki harta yang banyak namun setelah ayah meninggal semua
usaha yang dimiliki ayah bangkrut sehingga S harus diasuh dan dibiayai oleh paman
dan hidup keluarga S sangat kekurangan hingga sekarang. S tidak mengetahui persis
apa penyakit yang diderita ayah ketika meninggal namun paman S yang lainnya
mengatakan bahwa penyebab ayah S meninggal dikarenakan didukuni orang sebab
ayah S tiba-tiba saja merasa masuk angin setelah menyetir mobil dari tokonya dan
saat diurut ayah S sudah tidak bernafas lagi.
Ibu
Ibu digambarkan sebagai sosok yang lebih dekat dengan S dibandingkan ayah, ibu
sering marah dan memaki anak-anak yang tidak sesuai dengan keinginan ibu, S sering
bertengkar dengan ibu sehingga sejak S mulai di rawat di RSMM pada tahun 1989, S
sudah tinggal di rumah peninggalan neneknya sendirian. Kondisi ibu sekarang sedang
sakit berat, sejak menderita kanker usus sehingga kegiatan ibu lebih banyak
dihabiskan didalam kamar dan hal tersebut membuat ibu sering marah-marah jika
keadaan penyakitnya semakin parah. Sejak ayah meninggal, S tidak tinggal lagi
dengan ibu bahkan saat S harus dirawat di RSMM beberapa kali ataupun di yayasan
untuk mengobati penyakit S maka ibupun jarang menjenguk S. Sejak S mengalami
gangguan kejiwaan S lebih banyak diurus oleh adik-adik ibu. Menurut keluarga, ibu
dan kakak perempuan S pernah mengalami gangguan kejiwaan sehingga S dijauhkan
dari ibu dan kakak perempuannya tersebut sejak kecil. Gangguan kejiawaan yang
dialami oleh keluarga S ini merupakan factor bawaan dikarenakan nenek dari ibu S
juga mengalami kejiwaan.
Paman (adik ibu)
Paman adalah orang tua pengganti setelah ayah meninggal dan paman yang
membiayai hidup S serta membesarkan S bersama anak-anak paman. Paman
digambarkan sebagai sosok yang kejam, disiplin seperti Hitler sama dengan ayah.
Paman selalu marah-marah saat mengetahui nilai di sekolah S jelek, sedangkan ibu
tidak pernah lagi memperhatikan kondisi S sejak ayah meninggal. S pernah dimarahi
paman saat ketahuan mencuri uang paman sehingga paman menampar S dan
menghukum S tidak diberikan uang jajan dalam beberapa waktu. Menurut S karena

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 10


pamannya sangat kejam dalam hal pendidikan sehingga saat menjelang ujian Ebtanas
SD S mengalami stress dikarenakan harus belajar terus sampai pagi hari.
Bibi (adik ibu)
S menggambarkan bibinya adalah seorang wanita yang sangat baik, jika S sedang
dalam kesusahan S sering mendatangi rumah bibi terutama jika S sedang dalam
keadaan tidak memiliki uang setelah S meninggalkan rumah paman dan bertekad
untuk mencari uang sendiri untuk menafkahi hidupnya. Jika S dalam keadaan
kesusahan dalam hal perekonomian ataupun meminta bantuan maka S mengunjungi
rumah bibinya untuk sekedar meminta makan, bahkan saat sebelum S dibawa ke
RSMM beberapa waktu lalu, S mendatangi rumah bibinya dalam keadaan babak belur
dikarenakan S habis dipukuli warga. S sangat membangga-banggakan bibinya yang
merupakan istri pejabat di kota B sehingga S selalu saja bercerita tentang kesuksesan
bibi dan anak-anak Bibi. Bibi yang bertanggung jawab dalam perawatan S selama di
RSMM namun sampai pemeriksa selesai melakukan pemeriksaan di RSMM, bibi S
tidak pernah mengunjungi S dikarenakan bibi S tidak ingin S meminta agar RS
membolehkan S pulang ke rumah jika melihat dirinya sehingga bibi meninginkan
agar S benar-benar sembuh total karena dikhawatirkan S menunjukkan perilaku yang
tidak diinginkan kembali seperti memukuli orang tanpa sebab, marah-marah dan
berbicara sendiri di rumahnya sehingga membuat bibi dan keluarga lainnya ketakutan
jika S ada di sekitar mereka.

C. Relasi Antara Ayah dan Ibu


Ayah dan ibu sering bertengkar, tapi S tidak tahu pasti apa penyebab pertengkaran
kedua orangtuanya dikarenakan S waktu itu masih kecil, yang diketahui oleh S adalah
saat ibu menangis karena habis dipukuli ayah kalau ayah sedang marah. S merasa
kehidupan keluarganya telah hancur disebabkan oleh ayah menikah lagi dan
meninggalkan mereka sehingga perekonomian keluarga menurun dan S tidak lagi
merasakan kebahagiaan.

D. Relasi Antara Anggota Keluarga


S merasa paling dekat dengan kakak perempuan yang berada diatas S dikarenakan
S sering mengunjungi kakaknya tersebut karena ibu S tinggal dengan kakaknya
tersebut sejak ibu mengalami kanker usus. S tidak banyak menceritakan tentang
kehidupan keluarganya terutama saudara kandung dikarenakan S tidak dekat dengan
mereka sejak ayah meninggal dan S dibawa pindah ke rumah paman. S hanya
mengingat waktu kecil saat ada anak yang melakukan kesalahan di rumah maka ayah
akan marah, terkadang S juga sering terkena akibatnya jika mendekati ayah saat
suasana hati ayah sedang marah walaupun saat itu S masih anak kecil. Sejak ayah

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 11


meninggal S tinggal di rumah pamannya karena pamannya yang membiayai sekolah
S dan saudaranya. Paman sangat keras mendidik S, setiap S melakukan kesalahan
maka S akan dimarahi oleh paman bahkan S pernah dipukul atau ditampar oleh
paman jika S tidak pulang tepat waktu saat keluar rumah, S juga pernah ditampar saat
mendapatkan nilai jelek di sekolah ataupun dimarahi saat S tidak memahami
pelajaran saat belajar di rumah. Sikap paman yang keras membuat S tidak ingin
berlama-lama tinggal di rumah paman sehingga S memilih hidup bebas dan mencari
pekerjaan sebagai pembantu di rumah makan setelah S lulus SD agar S bisa
meninggalkan rumah paman.

E. Riwayat Pendidikan
S bersekolah di TK BPK Penabur selama 2 tahun, lalu melanjutkan SD di tempat
yang sama namun S tidak sempat melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang
SLTP dikarenakan S tidak ingin lagi bersekolah dan ingin bebas dari paman yang
selama ini sering memarahi S jika S tidak sesuai dengan aturan paman. S mengatakan
bahwa S ingin sekolah sampai ke universitas untuk menjadi Sarjana sama seperti
kakak-kakaknya namun setelah ditanyakan kemabali hal tersebut kepada keluarganya
maka paman dan bibi sebagai keluarga terdekat S membantah hal tersebut dan
mengatakan bahwa itu hanya bohong semata dan S selalu omong besar dikarenakan S
memang susah disuruh belajar dan sering bolos di sekolahnya waktu SD sehingga
nilai S sangat jelek di kelasnya namun pengakuan S kepada pemeriksa menyebutkan
bahwa S mendapatkan rangking 3 besar di kelasnya selalu sampai dengan lulus SMP
namun hal tersebut tidak mungkin dikarenakan S sudah bekerja di rumah makan sejak
S lulus SD dan S dirawat di RSMM pertama kalinya saat usia S 17 tahun.

F. Riwayat pekerjaan
S mulai bekerja sejak S lulus SD dimana S memulai menjadi pembantu di sebuah
rumah makan sebagai tukang cuci piring, selama itu S tinggal di jalanan bersama
teman-temannya ataupun numpang menginap di tempatnya bekerja. S keluar masuk
rumah makan ataupun warung makanan dipinggir jalan untuk mendapatkan uang
untuk membiayai hidupnya sendiri sedangkan paman yang selama ini membiayainya
sudah tidak mau tau lagi dikarenakan S selalu melakukan perilaku yang tidak
diinginkan seperti mencuri ataupun berbohong di rumah paman ataupun di rumah
ibunya. Tempat pekerjaan S yang terakhir adalah PT Gunung Salak dimana S bekerja
sebagai kasir di sebuah restaurant dan S mendapatkan tempat untuk menginap di
restaurant tersebut, S sangat bangga terhadap pekerjaannya tersebut dikarenakan
restaurant tempatnya bekerja merupakan perusahaan besar milik salah satu pengusaha

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 12


China yang diidolakan oleh S selama ini. S bekerja selama 3 tahun namun restaurant
tersebut mengalami kebakaran sehingga S di PHK dan hal tersebut membuat S stress
dan harus dirawat di RSMM pada tahun 1989. Sejak keluar dari RSMM S sudah tidak
memiliki pekerjaan lagi dikarenakan tidak ada rumah makan ataupun restaurant yang
mau mempekerjakan S lagi dikarenakan S sering marah-marah tanpa ada alasan yang
jelas dengan orang lain di tempatnya bekerja sehingga S lebih banyak menghabiskan
waktu sendirian di rumah tua peninggalan nenek S dan S mengalami kesulitan dalam
mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga S sering menjual
barang-barang ataupun perabotan rumah tangga yang ada di rumah tersebut ataupun S
mengontrakkan kamar-kamar yang ada di rumah tersebut. Hal lain yang bisa
dilakukan oleh S untuk mendapatkan uang adalah dengan mengunjungi vihara saat
membagi-bagikan makanan ataupun datang ke gereja saat ada pengobatan gratis
ataupun kegiatan social keagamaan lainnya sedangkan agama yang dianut oleh S
sejak kecil adalah Kristen.

G. Kehidupan Emosi
Masalah terberat yang dialami oleh S adalah saat harus di PHK dari restaurant
tempatnya bekerja padahal S sudah nyaman bekerja disana selama 3 tahun dan
mendapatkan gaji yang besar sehingga hal tersebut sering dipikirkan oleh S yang
menyebabkan S mengalami stress sehingga harus dibawa ke RSMM pada tahun 1989
saat S berusia sekitar 17 tahun. Masalah yang sekarang sedang dipikirkan oleh S
adalah pacarnya yang sedang hamil, S tidak tahu apakah S yang menghamili ataupun
temannya yang akhir-akhir ini mendekati pacarnya. S sangat menyayangi pacarnya
ini, S ingin menikahinya namun S masih ragu apakah anak yang di dalam kandungan
pacarnya itu adalah anaknya. S merasa sulit untuk mengontrol emosinya apalagi jika
S sedang memiliki masalah sehingga S sering marah ataupun memukul orang lain
yang berada di sekitar S misalkan saja waktu pacar S didekati oleh laki-laki lain maka
S segera mendatangi dan memukul laki-laki tersebut padahal pada akhirnya pacarnya
tersebut meninggalkan S.
S ingin selalu bisa hidup bebas, sejak SD S sudah tidak tinggal lagi dengan paman
ataupun keluarganya sehingga perilaku S terkadang menyusahkan keluarganya seperti
S menjual barang perabotan rumahnya saat S tidak memiliki uang ataupun S mencuri
uang teman ataupun keluarganya sehingga tidak ada satupun anggota keluarganya
yang mau tinggal dengan S sehingga saat S kambuh dari sakitnya dikarenakan obat
yang dimiliki S habis maka S sering memukul orang ataupun membanting barang-
barang yang ada di rumah S sehingga seluruh keluarga merasa khawatir sehingga
keluarga besar S seperti bibi dan paman S berencana untuk memasukkan S di sebuah

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 13


tempat pengobatan khusus penderita gangguan kejiwaan sehingga S bisa sembuh total
tanpa mengganggu keluarganya.

H. Aspek Dorongan
S memiliki cita-cita sejak kecil menjadi tentara, namun nilai sekolah S tidak
mencukupinya, sekarang S berkeinginan menjadi seorang koki yang bisa memasak
untuk menghasilkan banyak uang.
Menurut S keberadaannya di RSMM adalah sebagai prajurit Tuhan yang bertugas
sebagai pengawal Tuhan untuk memata-matai manusia ataupun memperhatikan
perilaku manusia sehingga S meminta sendiri untuk di bawa ke RSMM untuk
beristirahat disana. S sangat menyenangi film-film china disebabkan S masih
memiliki keturunan China sehingga S terobsesi menjadi artis dan S mengaggap
dirinya sebagai Andy Law seorang artis bintang film Mandarin disebabkan dirinya
memiliki wajah dan hidung yang mirip dengan artis tersebut, bahkan saat berkenalan
pertama kalinya dengan pemeriksa S menyebutkan namanya sebagai Kyai Haji Andy
Law padahal S bukan beragama Islam.

I. Relasi Sosial
S memiliki banyak pacar namun setiap pacaran maka pacarnyalah yang
meninggalkan S sehingga S merasa sakit hati saat diputusin pacarnya dan melihat
pacarnya mendekati laki-laki lain yang juga sahabat S. S sangat percaya pada ramalan
bahwa S akan mendapatkan jodoh dan menikah di tahun 2013 sehingga untuk saat ini
S merasa tenang-tenang saja jika tidak memiliki teman wanita.
Menurut S kehidupan percintaannya selama berpacaran sudah tidak pada jalan
yang benar, S sering melakukan hubungan layaknya suami isteri kepada semua
pacarnya karena S tidak dapat menahan nafsunya. Uang penghasilan pekerjaannya
pun sering habis digunakan untuk membayar PSK jika S ingin menyalurkan hasrat
seksualnya, jika S tidak memiliki uang maka S memilih melakukan onani di kamar
mandi walaupun S merasa ada perasaan bersalah dan berdosa saat melakukan onani
karena hal tersbut bisa disalurkan ke bank sperma. S pertama kali melakukan
hubungan layaknya suami istri sejak S SD saat itu bibi S yang paling kecil mengajak
S ke kamar kosong dan sejak saat itu S sudah terbiasa melakukannya namun sekarang
S seperti dihantui perasaan bersalah misalkan saja S pernah melihat bayangan tentang
hari Kiamat saat S mengalami stress, saat itu S melihat ada awan bergerak, daun-daun
berguguran seolah-olah semua itu merupakan hukuman Tuhan atas perbuatan dosa
yang sering dilakukan oleh S selama ini. Sejak melihat hal tersebut S merasakan
takut kepada hari Kiamat dan berjanji tidak akan melakukan perzinahan lagi dengan

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 14


pacar ataupun WTS sehingga S memilih untuk menikah agar dapat menyalurkan
hasrat seksualitasnya ataupun menyimpannya di bank sperma.

VI. KESIMPULAN SEMENTARA


S dibesarkan dalam keluarga yang menunjukkan sikap permusuhan, dimana orang
tua mengabaikan anak-anaknya sehingga pola asuh yang ditunjukkan oleh orang tua S
tidak menunjukkan kedekatan satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari data yang
diperoleh bahwa ayah S sering marah-marah jika anak-anak melakukan kesalahan dan
memukul ibu samapai berdarah, S sering bertengkar dengan ibu dan Paman sebagai
orangtua pengganti setelah ayah meninggal juga memperlakukan S secara keras
sedangkan ibu tidak lagi tinggal dengan S setelah ayah S meninggal.
Dalam aspek kognisi S memandang dan menafsirkan kejadian-kejian didalam
hubungannya dengan orang lain secara tidak bermoral dan cenderung menghina dan
mengabaikan aturan-aturan social yang berlaku, hal ini dapat dilihat dari perilaku S yang
mencuri uang di rumah atupun menjual barang-barang di rumah untuk membiayai
hidupnya dan berfoya-foya dengan banyak wanita.
Dalam aspek emosi, S sudah sering mendapatkan pembelajaran dari ayahnya ataupun
pamannya bagaimana mengekspresikan emosinya sehingga S sulit mengontrol emosi,
jika ada seseorang yang telah membuat S tersinggung maka S langsung memukul orang
tersebut ataupun membanting barang jika S sedang dalam keaadaan kesal. Hal tersebut
membuat keluarga ataupun orang lain yang berada di sekitar S menjadi ketakutan
sehingga S harus hidup sendiri, diisolasi di rumah tua peninggalan nenek S. Kehidupan S
yang sendirian di rumah membuat S harus berpikir keras untuk menghidupi dirinya
sehingga S terkadang mencuri uang ibunya saat mengunjungi keluarganya ataupun
menjual barang-barang perabotan rumah tangga yang ada di rumah tua tempat S tinggal.
Dalam aspek sosial, S tidak memiliki banyak teman dikarenakan S sering berbohong
dan banyak omong sehingga pacar-pacarnya pada umumnya pergi meninggalkannya dan
mendekati laki-laki lain yang merupakan teman S sendiri sehingga S memliki dendam
dan sakit hati kepada bekas pacarnya dan laki-laki tersebut.
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa S memiliki kepribadian
Independent Aktif (The counscientious Antisosial)

VII. Dinamika Kepribadian


S dibesarkan dalam keluarga yang menunjukkan sikap permusuhan, dimana orang
tua mengabaikan anak-anaknya sehingga pola asuh yang ditunjukkan oleh orang tua S
tidak menunjukkan kedekatan satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari data yang
diperoleh bahwa ayah S sering marah-marah jika anak-anak melakukan kesalahan dan
memukul ibu samapai berdarah, S sering bertengkar dengan ibu dan Paman sebagai

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 15


orangtua pengganti setelah ayah meninggal juga memperlakukan S secara keras
sedangkan ibu tidak lagi tinggal dengan S setelah ayah S meninggal. Hal tersebut
membentuk S menjadi individu yang mandiri (independent).
Dalam aspek kognisi S memandang dan menafsirkan kejadian-kejian didalam
hubungannya dengan orang lain secara tidak bermoral dan cenderung menghina dan
mengabaikan aturan-aturan social yang berlaku, hal ini dapat dilihat dari perilaku S yang
mencuri uang di rumah atupun menjual barang-barang di rumah untuk membiayai
hidupnya dan berfoya-foya dengan banyak wanita.
Dalam aspek emosi, S sudah sering mendapatkan pembelajaran dari ayahnya
ataupun pamannya bagaimana mengekspresikan emosinya sehingga S sulit mengontrol
emosi, jika ada seseorang yang telah membuat S tersinggung maka S langsung memukul
orang tersebut ataupun membanting barang jika S sedang dalam keaadaan kesal. Hal
tersebut membuat keluarga ataupun orang lain yang berada di sekitar S menjadi ketakutan
sehingga S harus hidup sendiri, diisolasi di rumah tua peninggalan nenek S. Kehidupan S
yang sendirian di rumah membuat S harus berpikir keras untuk menghidupi dirinya
sehingga S terkadang mencuri uang ibunya saat mengunjungi keluarganya ataupun
menjual barang-barang perabotan rumah tangga yang ada di rumah tua tempat S tinggal.
Dalam aspek sosial, S tidak memiliki banyak teman dikarenakan S sering
berbohong dan banyak omong sehingga pacar-pacarnya pada umumnya pergi
meninggalkannya dan mendekati laki-laki lain yang merupakan teman S sendiri sehingga
S memliki dendam dan sakit hati kepada bekas pacarnya dan laki-laki tersebut dan
mendatanginya dengan kemarahan. Perilaku interpersonal yang dapat ditampilkan oleh S
yaitu tidak sabaran dan pemarah (impulsif), dalam hal ini dapat dilihat bahwa S tiba-tiba
saja marah dengan orang yang berada di rumah makan tempat S bekerja.
Dalam hal self image yang dimiliki maka S memiliki otonom yang besar sehingga
S memandang diri sebagai orang yang terkekang oleh kebiasaan-kebiasaan sosial dan
menilai citra diri dan kesenangannya kearah kebebasan, hal ini dapat dilihat dari sejak
kecil yaitu SD S sudah tidak ingin tinggal serumah dengan pamannya yang memiliki
banyak aturan sehingga S memilih untuk tinggal di jalanan dengan bekerja menjadi
pembantu di rumah makan ataupun di warung pinggir jalan bahkan setelah S dirawat di
RSMM pada tahun 1989 S dibiarkan tinggal sendirian di rumah tua peninggalan nenek S.
Kebanggaan terhadap dirinya sebagai independen yang tegas, hal ini dapat dilihat bahwa
S sangat bangga terhadap pekerjaannya tersebut dikarenakan restaurant tempatnya
bekerja merupakan perusahaan besar milik salah satu pengusaha China yang diidolakan
oleh S selama ini. S bekerja selama 3 tahun namun restaurant tersebut mengalami
kebakaran sehingga S di PHK dan hal tersebut membuat S stress dan harus dirawat di
RSMM pada tahun 1989. Oleh karena itu S termasuk ke dalam tipe kepribadian
Independent Aktif (Antisosial).

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 16


Apabila melihat tipe kepribadian S yang Independen Aktif membuat S menjadi
seseorang yang sangat mandiri hal ini membuat S merasa hebat karena memiliki
kemampuan pemecahan masalah dalam diri S yang kuat sehingga S akan berfantasi untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih lagi, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan S
mendapatkan pekerjaan di sebuah restaurant ternama dikotanya dan S berharap dapat
memperoleh banyak uang namun ternyata keinginannya tersebut tidak tercapai
dikarenakan restaurant tempat S bekerja mengalami kebakaran dan S dirumahkan atau di
PHK setelah kejadian tersebut, hal tersebut membuat S mengalami stress karena hal
tersebut merupakan hal yang menyakitkan sehingga mulai muncul waham atau delusi
kebesaran saat S mengalami gangguan kejiwaan yang pertama pada tahun 1989. Fantasi-
fantasi yang selalu dibangun oleh S agar bisa menjadi orang kaya ternyata tidak pernah
terwujud sehingga S harus bulak-balik melakukan perawatan kejiwaan di sebuah yayasan
dan RSMM sehingga hal tersebut memunculkan kembali waham kebesarannya bahwa S
dibawa ke RSMM beberapa waktu lalu dikarenakan S diutus oleh Tuhan menjadi tentara
untuk memantau pasien-pasien yang berada di RSJ. Kondisi tersebut mendatangkan
halusinasi auditorik maupun halusinasi visual seperti misalkan S melihat sebuah kiamat,
hal tersebut menandakan bahwa S memiliki waham dikejar sehingga dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa S mengalami gangguan Skizofrenia Paranoid.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 17


SKEMA DINAMIKA KEPRIBADIAN:

IBU PAMAN
 Sering marah dan  Ortu pengganti stlh
memaki ayah meninggal BIBI
AYAH  Sering bertengkar  Membiayai hidup  Wanita yg sangat baik
 Kejam dengan S & sekolah S  Selalu membantu S
 Otoriter dalam   Kejam dlm keuangan: PJ di
- Berpisah dgn ibu
mendidik sejak ayah  Disiplin keras RSMM
 Sering marah jika anak mninggal s/d skrg  Sering memarahi S  Sesekali member i
melakukan kesalahan  Mengalami kl nilai jelek makan S stlh S
 Ibu sering dipukuli gangguan kejiwaan  Menampar S saat meninggalkan rumah
sampai berdarah. genetic dari nenek. ketahuan mencuri. paman.

Pola Asuh : tidak menunjukkan


kedekatan satu sama lain, menunjukkan
sikap permusuhan, dimana orang tua
menunjukkan sikap yang mengabaikan
anak-anaknya.

S Independen yang konsisten

RELASI SOSIAL ASPEK EMOSI ASPEK DORONGAN


 Hidup sendiri di rumah tua  Sulit mengontrol emosi :  Cita-cita jadi tentara, saat sakit
peninggalan nenek (self Image marah, mukul, membanting dapat bisikan S diutus sbg
yang Otonom) barang2. tentara Tuhan (Schiz, Hal
 Banyak omong & suka berbohong.  Ingin hidup bebas = otonom. Auditori dan waham kebesaran).
 Percaya pada ramalan yang  Perilaku menyusahkan klrg :  Terobsesi film china shg
membisikkan 2013 S menikah (Hal mencuri, menjual barang2. menganggap dirinya KH.Andy
Auditory).  Kesal pd ayah krn menikah lg Law (Delusi).
 Memiliki dendam/sakit hati pd sbg penyebab S terlantar  Ada perasaan berdosa&salah
pacar2 yg mutusin S.  Mengabaikan aturan-aturan krn berzina shg S melihat
social (Kognitif style) bayangan hari Kiamat (Delusi =
waham dikejar).

Independen Aktif (antisocial)


dengan gangguan
Schizophrenia Paranoid.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 18


SKEMA GANGGUAN PARANOID :

Subjek
Sulit mengontrol emosi, marah,
memukul,dan membanting barang. Ibu
Ayah Sering marah dan
Kejam, Otoriter memaki , sering
dalam mendidik, bertengkar
Sering marah dan Independen Aktif dengan S
memukul.
Predisposisi
Kepribadian dan pola
Penguat : asuh orang tua
-Diputuskan oleh Predisposisi :
pacar di PHK dari tempat
-Tidak memiliki Merasa hebat (bekerja di kerjanya yaitu di
pekerjaan. restaurant besar) sebuah restaurant
- Merasa terhina jika ternama di kota B
tidak memiliki uang disebabkan oleh
Fantasi (ingin jadi orang kaya)
sehingga dijauhi oleh restaurant tersebut
wanita. mengalami
Tapi ternyata tdk hebat fantasi yg menyakitkan kebakaran

Merasa terancam jika kehilangan sesuatu yang hebat = di PHK

Waham kebesaran= jadi Tentara Tuhan

Distorsi (Terganggunya fungsi kognitif )

Gangguan Skizoprenia Paranoid

VIII. Landasan Teoritik


PPDGJ-III F.20.0. Gangguan Schizophrenia Paranoid.
F.20.0. Gangguan Schizophrenia Paranoid yang memenuhi deskripsi berikut:
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.
 Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan / atau waham harus menonjol ;
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien tanpa bentuk verbal
berupa bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing) ;
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 19
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relative tidak nyata/ tidak menonjol.

F20. SKIZOFRENIA
 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejal-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) ”thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepala.
b) ”thought Insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya
c) Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar.
d) Halusinasi auditorik : suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien
e) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalkan perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas menusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas.
 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna didalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

TEORI LAIN DARI SUMBER BUKU :


 PSIKOLOGI ABNORMAL Edisi ke-9 Gerald C.Davidson
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
 PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS Edisi ketiga Prof Sutardjo AW
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................................

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 20


IX. Diagnosa
Aksis I : F.20.0. Gangguan Schizophrenia Paranoid.
Aksis II : F.60.8 Gangguan Kepribadian Khas Lainnya
Predisposisi Kepribadian Independen Aktif (antisocial)
Aksis III : cidera pinggang (Trauma Tumpul Lumbosacral)
Aksis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga) dan masalah ekonomi
Aksis V : GAF = 50-41 (gejala berat (serious) , disabilitas berat)
X. Prognosa (-)
Dengan melihat riwayat sakitnya, kemudian gangguan yang dialaminya yaitu
gangguan Schizophrenia Paranoid. S memiliki prognosa yang negative sehingga sangat
membahayakan lingkungannya dikarenakan ada kemungkinan untuk melukai orang lain
atau membunuh dan S tidak boleh meninggalkan obat. Selain itu dukungan dari pihak
keluarga sangat dibutuhkan, karena kalau S sudah diperbolehkan pulang oleh pihak
rumah sakit tetapi pihak keluarga tidak mau menerimanya maka akan memperburuk
penyakit S.

XII. Saran Intervensi


1. Farmakologi Therapy
S tetap harus menjalankan terapi obat-obatan dengan berobat jalan ke rumah sakit.
2. Medication
S yang memiliki kecenderungan halusinasi dengar dan emosi labil memerlukan
obat-obatan sejenis antipsychotic dan moodstabilizer, sebagai peredam simptom
maniknya. Pemberian obat ini tentu atas wewenang dokter (psikiater). Biasanya
dokter merubah jenis atau menambahkan dosis obat dengan melihat jadwal harian
simptom mood, jadwal treatment, jadwal pola tidur, dan jadwal aktivitas pasien.
3. Family Therapy : memperbaiki komunikasi dan keterampilan penyelesaian
masalah dalam keluarga. Terapis memfokuskan menganjurkan kepada keluarga
untuk memberikan dukungan seperti menerima dengan terbuka ketika S sudah
diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.
4. Interpersonal and social rhythm therapy
S mengalami permasalahan relasi sosial, hiperaktivitas, dan kesulitan tidur, terapi
ini membantu S meningkatkan keterampilan menjalin relasi dengan orang lain dan
mengatur kehidupan hariannya.
5. Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
Tujuan dari terapi kognitif dan perilaku adalah untuk mengubah pola pikir yang
maladaptive. Terapis mencoba mempersuasi orang depresi untuk mengubah
pendapatnya tentang berbagai peristiwa dan tentang dirinya sendiri. Selain itu
dalam penanganan depresi ada komponen behavioral seperti terapis

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 21


mendorongnya untuk melakukan berbagai hal seperti memberikan tugas-tugas
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Medan, 10 Desember 2016

Pemeriksa
Kelp …….

Daftar Pustaka :

· Maslim, Rusdi, Dr. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJIII dan
DSM-5. PT Nuh Jaya.
· Sutardjo AW. 2009. Pengantar Psikologi Klinis. Edisi Ketiga Best Seller. Bandung.
Refika Aditama

. Gerald. C. Davison. 2006. Psikologi Abnormal Edisi ke-9. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.

. Millon, Theodore. 1969. Modern Psychopathology. WB Saunders Company.


· Millon, Theodore. 2004. Personality Disorders in Modern Life. John Wiley &
Sons, Inc.
· Ogdon, Donald P, Ph. D. 1981. Handbook of Psychological Signs, Symptoms, and
Syndromes. Western Psychological Services.
· Ogdon, Donald P, Ph. D. 1984. Psychodiagnostics and Personality Assessment :
A Handbook. Western Psychological Services.
· National Institute of Mental Health. 2008. Bipolar Disorder. U.S. Department of
Health and Human Services.

KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 22


KASUS PSIKOTIK RSJ Medan 2019 Page 23

Anda mungkin juga menyukai