Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Faktor Yang Menentukan Berat Badan

Dosen Pengampuh:

RIZKA KURNIAWATI,S.Psi, M.Psi

Disusun Oleh:

Kelompok 1:

1. Dea Ananda Safitri (2130901152)

2. Jihan Nabilah Saper (2130901167)

3. Mustika Marlina (2130901181)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

PSIKOLOGI ISLAM

2021/202

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah “Faktor yang Menentukan Berat Badan”disusun guna memenuhi tugas IBU
RIZKA KURNIAWATI,S.Psi, M.Psi pada bidang Biopsikologi di UIN Raden Fatah Palembang.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Faktor yang Menentukan Berat Badan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada IBU RIZKA KURNIAWATI,


S.Psi, M.Psi selaku dosen studi Biopsikologi . Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan saya sebagai penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 24 Maret 2022

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….……..................2

DAFTAR ISI………………………………………………………………….….....................3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..................4

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..…..................4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...................5
1.3 Tujuan Penelitian...………………………………………………….....................5

BAB II PEMBAHASAN………….…………….……..…………………………..................6

A. Faktor yang Menentukan Berat Badan


1. Faktor yang menentukan apa,kapan …………………………...……................6
2. Pengaturan Berat Badan ………..…..…….....…...……......................................8
3. Obesitas, Anoreksia,Bulmia…..…..…......….……………………........................9

BAB III PENUTUPAN……………………………………….…………………...................22

A. Kesimpulan…………………………………………...…………………...................22
B. Saran……………………….…………………………………….………...................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Timbunan lemak dalam tubuh disebabkan oleh energi dari asupan gizi setiap hari tidak
digunakan dalam aktivitas fisik. Kalori yang masuk tidak seimbang dengan kalo n yang
dikeluarkan, karena kurang digunakan untuk aktivitas fisik. Menurut data WHO , 43 % pola
penyakit dan kematian disebabkan kurang gerak. Orang yang malas bergerak atau kebiasaan
kurang gerak ternyata membuat daya tahan tubuh melemah sehingga rentan terhadap gangguan
penyakit.

Orang dengan berat badan berlebih berisiko besar terhadap serangan berbagai penyakit
terutama penyakit degeneratif atau noninfeks i seperti: tekanan darah tinggi, penyakit pembuluh
darah otak, kencing manis, hiperlipidemia, jantung koroner, aterosklerosis, batu empedu,
penyakit sendi, dan darah tinggi. Dengan pertimbangan orang yang kegemukan memiliki risiko
besar untuk terserang berbagai penyakit, banyak orang berupaya melakukan berbagai cara untuk
menurunkan berat badan antara lain: dengan diet, menggunakan obat-obatan, akupuntur,
pembalutan, dengan pembedahan, dan melakukan olahraga.

Penelitian menunjukkan bahwa berkurangnya berat badan berefek pada penurunan tekanan
darah, kolesterol, trigliserida dan resistensi insuli n (ketidakseimbangan untuk menggunakan
gula darah). Latihan fisik (olahraga) sebagai pilihan yang aman untuk menjawab masalah
penurunan berat badan, karena risiko gangguan terhadap kesehatan relatif kecil dan memperoleh
efek positif. Latihan fisik terbukti sebagai cara untu k menggerakka n lema k dari simpana n
jaringan adiposi s dan membakarnya untuk energi. Aktivitas fisik yang teratur akan membakar
lemak, membantu dalam mempertahankan berat badan yang diinginkan, persentase lemak tubuh,
figur yang ramping, dan sehat. Latihan fisik akan menghasilkan perubahan-perubahan pada
aspek jasmani, yang dapat diketahui dari indikator pengukuran komposis i tubuh yang diukur
dari persentase lemak tubuh dan berat badan.

4
1.2 Rumusan masalah

1. Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami berat badan berlebihan atau
bisa disebut Obesitas?
2. Apakah faktor keturunan bisa terjadinya kegemukan?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan karya ilmiah yang berjudul “Faktor yang Menentukan Berat Badan” ini guna untuk
menambah wawasan serta untuk mengetahui secara jelas dan rinci mengenai faktor apa saja
menyebabkan seseorang mengalami berat badan berlebihan (obesitas)

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor yang Menentukan Apa, Kapan, dan Berapa Banyak Kita Makan.

Faktor-faktor yang menentukan apa yang kita makan Sebagai contoh, kebanyakan orang
memiliki kegemasan terhadap rasa manis, berlemak, dan asin. Pola tipikal spesies preferensi rasa
pada manusia ini bersifat adaptif karena dalam rasa manis dan berlemak biasanya merupakan ciri
makanan-makanan tinggi energy yang kaya vitamin dan mineral, dan rasa asin merupakan ciri
makanan-makanan kaya sodium. Sebaliknya, rasa pahit yang tidak disukai kebanyakan orang,
sering kali berhubungan dengan toksin. Tampak jelas dari preferensi dan aversi rasa tipikal
spesies masing-masing orang memiliki kemampuan untuk mempelajari preferensi aversi rasa
tertentu.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kapan Kita Makan, Kunci untuk memahami rasa lapar
adalah memahami bahwa menyantap makanan besar menimbulkan stress pada tubuh. Sebelum
waktu makan, cadangan energy tubuh berada dalam keadaan seimbang homeostatic yang cukup
baik, lalu ketika makan besar dikonsumsi, terjadi influksi bahan bakar yang mengganggu
homeostasis kedalam aliran darah. Perasaan lapar yang kuat dan tidak menyenangkan menjelang
waktu makan bukanlah derita tubuh meminta makan, melainkan prerasaan yaitu sensasi
persiapan tubuh untuk makanan yang diperkiraka nmenggangu homeostasis.

A. Rasa lapar , makan & kesehatan

Pencernaan -- Proses gastrointestinal menghancurkan makanan dan menyerap konstituen-


konstituennya ke dalam tubuh. Penyimpanan Energi --Konsekuensi pencernaan, energi diberikan
ke tubuh dalam tiga bentuk :

1. lipid (lemak)
2. asam amino (produk hasil penguraian protein)

6
3. glukosa (zat gula sederhana yang merupakan produk hasil penguraian karbohidrat
kompleks, yaitu zat tepung dan gula).

B. Fase metabolisme energy terbagi menjadi 3, yaitu:


1. Fase sefalik; fase persiapan, sering dimulai dengan melihat, mencium bau, atau bahkan
hanya memikirkan tentang makanan, dan berakhir ketika makanan mulai diserap ke
dalam aliran darah. –
2. -Fase absorptif; periode yang energinya diserap ke dalam aliran darah dari makanan
memenuhi kebutuhan tubuh. –
3. -Fase puasa;periode yang semua energinya yang tidak tersimpan dari makanan
sebelumnya telah digunakan dan tubuh menarik energi dari cadangannya untuk
memenuhi kebutuhan energi, berakhir dengan mulainya fase sefalik berikutnya.
C. Teori Rasa Lapar dan Makan: Set Point versus Positive Incentive.
1. Set point assumption Kebanyakan orang mengartibusikan rasa lapar & termotivasi untuk
makan pada adanya defisit energi, & mereka melihat makan sebagai cara sumber energi
tubuh dikembalikan ke tingkat optimalnya, artinya ke energi set point.
2. Teori set-point glukostatik dan lipostatik tentang rasa lapar dan makan Dianggap saling
melengkapi, bukan saling ekslusif satu sama lain. Teori glukostatik dianggap
menjelaskan tentang inisiasi dan penghentian makanan, sementara teori lipostatik
dianggap menjelaskan tentang pengaturan jangka panjang.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi seberapa banyak kita makan
4. Sinyal Kenyang --Sham Eating (makan pura-pura)
5. Appertizer effect dan rasa kenyang (efek makanan penggugah selera makan)
6. Besarnya porsi makanan dan rasa kenyang --Pengaruh social dan rasa kenyang
7. Rasa kenyang spesifik sensorik
8. Fisiologis Tentang Rasa Lapar Dan Kenyang
9. Peranan glukosa darah
10. Proses otak
11. Peran Traktus Gastrointestinal
12. Peptida lapar dan Kenyang
13. Serotonin dan Rasa Kenyang,

7
2. Pengaturan Berat Badan Melalui Perubahan Efisiensi Pengunaan Energi

Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghindari timbunan lemak di dalam tubuh.
Hal ini bergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dan jumlah tenaga
yang digunakan. Sedikit yang dimakan dan lebih banyak tenaga yang dikeluarkan, maka
timbunan lemak akan berkurang. Pengaturan berat badan sangat penting bagi kesehatan, karena
obesitas (terlalu gemuk) dapat menimbulkan masalah jantung. Obesitas adalah suatu penyakit
yang serius yang dapat mengakibatkan masalah emoslonal dan sosial. Oran g yang overweight
mungkin bukan obesitas, namun kata-kata overweight sering dipakai untuk orang yang menderita
obesitas. Menjadi overweight berarti memiliki berat badan di atas rata-rata untuk tinggi badan
tertentu.

Timbunan lemak dalam tubuh terjadi karena energi dari asupan gizi yang dikonsums i setiap
hari tidak seimbang dengan kalori yang dikeluarkan untuk aktivitas fisik. Kelebihan kalori
tersebut disimpan sebagai cadangan energi yang berupa lemak, yang akan disimpan sebagai
jaringan adipose atau lemak subkutan disimpan di bawah kulit sehingga badan tampak gemuk
dan obesitas. Kegemukan atau obesitas, selain mengurangi rasa percaya diri berkaitan dengan
penampilan fisik, diketahui meningkatkan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti
hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular.

Menurunkan berat badan secara berlebihan itu sangatlah tidak baik. Berkurangnya berat
badan berefek pada penurunan tekanan darah, kolesterol, trigliserida dan resistensi msulm atau
ketidakseimbangan untuk menggunakan gula darah. Ingat bahwa kebugaran dihitung per unit
berat badan, jadi jika lemak meningkat, kebugaran akan menurun. Gabungan antara latihan fisik
(olahraga) dan diet seimbang disertai dengan kemauan yang kua t sebagai alternatif untu k
menjawab masalah pengaturan berat badan.

Pada banyak teori set-point tersirat sebuah premis bahwa berat badan sebagian besar
merupakan fungsi dari seberapa banyak orang makan. Teori-teori pengaturan tentang berat
badan menunjukan bahwa metode terbaik untuk memepertahkan berat badan yang kostan adalah

8
dengan makan tiap kali ada motivasi untuk makan,karena, menurut teori ini, fungsi utama rasa
lapar adalah untuk mempertahankan set-point.

Set-Point dan Setting Point dalam pengontrolan Berat Badan:

1. 1.Berat badan tetap relatif konstan pada banyak.


2. Banyak individu dewasa yang mengalami perubahan berat badan jangka panjang.
3. Bila asupan makanan seorang subjek dikurangi, perubahan metabolik yang membatasi
berkurangnya berat karena makan banyak.
4. Setelah seorang kehilangan berat badan dalam jumlah yang besar (misalnya dengan
berdiet, olahraga atau pembuangan lemak melalui operasi), ada kecenderungan bagi berat
badan orisinalnya untuk dicapai kembali begitu subjek kembali ke pola makan dan gaya
hidup terkait energi sebelumnya.

nukleus ventromedial Nukleus lateralis, terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan


sebagai pusatlapar. Nukleus ini bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencari
makanan Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak (hiperfagia),
sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat berujung
pada kehilangan berat badan, massa otot, dan penurunan metabolism.

Nukleus ventromedial adalah pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akanmenyebabkan


perasaan kenyang sehingga tidak mau makan(afagia),sebaliknya destruksidi daerah ini akan
menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan dapat berakibat obesitas

3. Obesitas ,Anoreksia, dan Bumilia

A. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Beberapa cara penanganan pada obesitas:

1. Leptin dan pengaturan lemak tubuh


2. Obat-Obatan Serotogenik dan Penanganan Obesitas

GEJALA OBESITAS
9
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga
kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh
tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.

FAKTOR OBESITAS

1. Makanan melebihi kebutuhan tubuh

Makanan yang melebihi kebutuhan tubuh dikarenakan oleh kebiasaan makan yang berlebih,
cara makan yang salah, menggoreng dan memasak menggunakan santan, kebiasaan ngemil,
melupaka n maka n pagi, frekuensi makan yang tidak teratur, dan menghindari nasi.

2. Kurang menggunakan energi

Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup
yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang.
Aktivita s fisik tersebut diperlukan untuk membakar kalori dalam tubuh. Apabila pemasukan
kalon berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, seseorang akan menjadi gemuk.

3. Faktor keturunan

Faktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan . Pengaruhnya sendiri


sebenarnya belum jelas, tetapi memang ada bukti yang mendukung fakta bahwa keturunan
merupakan faktor penguat terjadinya kegemukan. Dari hasil penelitian gizi di Amerika serikat,
dilaporkan bahwa anak-anak dari orang tua normal mempunyai 10 % peluang menjadi gemuk.
Peluang Itu akan bertambah menjadi 40-50 % apabila salah satu orang tua menderita obesitas,
dan akan meningkat menjadi 70-80 % apabila kedua orang tua menderita obesitas. Ole h karena
itu, bayi yang lahir dari orang tua yang obesitas akan mempunya i kecenderungan menjadi
gemuk. Gemu k di saat bayi atau anak-anak mempunyai kemungkinan sulit menjadi kurus pada
waktu dewasa, sebab pada anak-anak sudah terbentuk sel yang jumlahnya lebih dari normal.

4. Faktor hormonal

10
Pada wanita yang sedang mengalami menopause dapat terjadi penurunan fungsi hormon
thyroid, Kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang dengan menurunnya fungsi
hormon ini . Ha l tersebut terlihat dengan menurunnya metabolisme tubuh sehingga
menyebabkan kegemukan.

5. Faktor kecepatan metabolisme basal yang rendah

Hal ini disebabkan energi yang dikonsumsi lebih lambat untuk dipecah menjadi glikogen
sehingga akan lebih banyak lemak yang disimpan di dalam tubuh. Penderita obesitas yang
mempunya i metabolisme basal rendah, apabila tidak melakuka n olahraga dan diet yan g benar
mempunya i kecenderungan bertambah gemuk, karena semaki n membesarnya otot akan
menyebabkan mudah lapar.

MENGONTROL OBESITAS

Diet seimbang, aktivitas fisik, pengobatan, dan operasi, disertai kemauan kuat dan dukungan
dari orang-orang terdekat adalah kunc i sukses menurunkan berat badan. Disarankan
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai program penurunan berat badan
secara ekstensif

1. Diet

Diet rendah kalori seimbang dengan komposis i karbohidrat 60- 70 %, protein 10-15 % dan
lemak 20-30 % dari total asupan kalori per hari adalah yang dianjurkan. Lemak merupakan
penghasil kalori terbesar per gramnya dibandingkan karbohidrat atau protein. Satu gram lemak
mengandung 9 kal, sementara 1 gram karbohidrat/protein mengandung 4 kal. Langka h pertam a
untu k menurunkan berat badan adalah mengembangkan diet yang sehat yang dapat
menghentikan penambahan berat badan. Beberapa diet penurunan berat badan harus
menyediakan kalori yang lebih sedikit. Jika seseorang membutuhkan 3000 kalori per hari untuk
memelihara berat badannya dengan kebiasaan hidupnya, la harus makan 2000 kalori perhari
untuk menghilangkan 0,9 kg berat badan per mlnggu. Pada umumnya sangat berbahaya untuk
menurunkan berat badan secara cepat. Makanan di dalam diet harus sehat seimbang. Makanan
harus menyediakan semua nutrlsl yang dibutuhkan bagi kesehatan yang baik dalam jumlah yang

11
cukup. Tida k ada bukti bahwa diet yang ekstrim seperti rendah karbohidrat, rendah protein,
atau diet berdasarkan satu jenis makanan, memiliki banyak keuntungan di atas diet sehat
seimbang.

2. Latihan Fisik

Latihan dalam fisiologi adalah aktivitas rutin dengan metode yang memiliki tujuan. Bentuk
dan metode yang berbeda menyebabkan hasil yang berbeda pula. Dalam latihan dikenal SAID
[specific adaptation to imposed demand), ialah istilah latihan tertentu akan menyebabkan hasil
latihan tertentu pula . Sebagai conto h latihan beban berat akan menyebabkan kekuatan otot
akan meningkat.

Latihan fisik selain dapat membantu menurunkan berat badan lebih cepat, tubuh pun lebih
sehat dan bugar. Orang yang menjalankan diet penurunan berat badan harus melakukan lebih
banyak latihan, tetapi seorang penderita obesitas meskipun berbadan sehat tidak boleh secara
tiba-tiba mulai dengan latihan yang berat. Latihan yang cocok untuk program penurunan berat
badan adalah latihan yang dilakukan secara terus-menerus, dalam jangka waktu yang lama atau
sering disebut dengan latihan aerobik.

Menurut Kus Irianto (2004: 75) aerobik berarti dengan O , selama olahraga aerobik, tubuh
dapat mensuplai oksigen yang cukup jumlahnya dan efektif ke jaringan otot yang
membutuhkannya, dan ATP dibentuk di mitokondria melalui oksidasi fosforilasi oleh sel-sel
oksidatif. Menurut Aine McCarthy (1995: 44) latihan aerobik merupakan bentuk latihan yang
dilakukan berulang-ulang (kontinyu) dan bersifat terus menerus (ritmis), yang menggunakan
kelompok otot besar dalam tubuh, dan dapat dipertahankan terus menerus selama 20 hingga 30
menit. Contoh latihan aerobik adalah jalan cepat, lari pelan-pelan (jogging), lari, bersepeda, dan
menari.

Menurut Wilmor e (1973: 115) yang dikutip Prijo Sudibjo (1999: 86), aktivitas aerobik yang
mempunyai pengaruh besar pada lemak tubuh adalah semua bentuk aktivitas aerobik yang
dilakukan pada intensitas rendah sampai sedang. Selain itu , aktivitas aerobik juga akan
meningkatkan besaran lean body weight (LBW), yang terutama disebabkan oleh perubahan

12
volume dan massa otot rangka , sehingga dengan melakukan aktivitas aerobik dapat terjadi
penurunan berat badan karena turunnya persentase lemak tubuh total. D i sisi lain, dapat pula
tidak terjadi perubahan berat badan atau bahkan terjadi peningkatan, karena meskipun
persentase lemak tubuh total berkurang dapat pula terjadi peningkatan LB W karena adanya
peningkatan massa dan volume otot.

Lemak di dalam tubuh berperan sebagai sumber energi terutama pada olahraga dengan
intensitas sedang yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama, misalnya olahraga endurance.
Pada olahraga endurance, lemak dapat digunakan sebagai energi, pertama-tama harus dipecah
dahulu menjadi asam lemak dan gliserol. Asa m lemak bebas diangkat ke Metode Pengaturan
Berat Badan (Widiyanto) jaringan lain khususnya ke otot dan dipergunakan sebagai sumber
energi. Pembentukan energi dari asam lemak membutuhkan oksigen yang banyak, maka disebut
sebagai olahraga aerobik (Benny A . Kodyat, 1997: 11).

Berbagai studi membuktikan bahwa latihan aerobik yang dilakukan secara teratur, terukur, dan
terprogram akan membawa banyak manfaat.

Menurut Ain e McCarthy (1995: 40) latihan aerobik memberikan pengaruh antara lain:

1. latihan aerobik menurunka n kerawanan terhadap penyakit jantung, yang diyakini


dapat melindungi tubuh dari pengaruh aterosklerosis,
2. latihan aerobik dapat menurunkan tekanan darah pada tingkatan yang wajar,
3. latihan aerobik dapat meningkatkan oksidasi lemak tubuh,
4. latihan aerobik dapat menurunkan depresi dan kecemasan, dan
5. latihan aerobik dapat mengurangi risiko penyakit tulang, penyakit jantung, tekanan
darah, kadar lemak tubuh, depresi, dan penyakit tulang.

Menurut Ain e McCarthy (1995: 40) latihan aerobik memberikan pengaruh antara lain:

1. latihan aerobik menurunka n kerawanan terhadap penyakit jantung, yang diyakini


dapat melindungi tubuh dari pengaruh aterosklerosis,
2. latihan aerobik dapat menurunkan tekanan darah pada tingkatan yang wajar,
3. latihan aerobik dapat meningkatkan oksidasi lemak tubuh,
4. latihan aerobik dapat menurunkan depresi dan kecemasan, dan

13
5. latihan aerobik dapat mengurangi risiko penyakit tulang, penyakit jantung, tekanan
darah, kadar lemak tubuh, depresi, dan penyakit tulang.

Menurut Junusul Hairy (1989: 210) terdapat perubahan perubahan yang terjadi akibat latihan
daya tahan, antara lain:

1. Perubahan pada komposis i tubuh Latihan daya tahan dapat mengurangi jumlah
lemak tubuh, karena sebagian besar energi yang digunakan dalam latihan daya tahan
berasal dari pembakaran lemak tubuh
2. Perubahan pada tekanan darah Seseorang yang menderita tekanan darah tinggi
kelihatan jelas adanya penurunan tekanan diastole dan sistole pada waktu istirahat.
3. Perubahan pada penyesuaian terhadap panas Peningkatan aklimatisasi yang
disebabkan oleh latihan fisik tampaknya disebabkan oleh sejumlah panas yang
dihasilkan selama latihan. Penyebab peningkatan temperatur kulit dan tubuh dapat
dibandingkan dengan ketika berlatih pada lingkungan sekitarnya pada suhu yang
panas.
4. Perubahan pada jaringan ikat Latihan daya tahan akan meningkatkan kekuatan tulang,
sedangkan perubahan pada ligamen-ligamen dan tendor, menjadi lebih kuat dan
dalam melekatnya pada tulang pun menjadi lebih kuat.
5. Perubahan pada otot dan serebut-serabut otot Pengaruh latihan daya tahan terhadap
otot, menyebabkan terjadmya peningkatan jumlah serabut di dalam otot.

B. Anoreksia Nervosa
1. Menolak untuk mempertahankan BB pd/di ats berat minimal yg normal ssuai usia &
tinggi ssorg, ex: BB 15% di bawah normal
2. Ketakutan yg kuat trhdp penambahan BB/menjadi gemuk, meskipun tbh’a kurus
3. Citra tbh yg terdistorsi dmn tbh ssorg/bagian tbh ssorg dipandang gemuk, wlupun rg lain
mmndag org tsb kurus

14
4. Dlm kasus wanita yg tlh mengalami menstruasi, terjadi ketidakhadiran 3/lbh periode
menstruasi.

C. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah kelainan cara makan yang dimana biasanya seseorang memiliki
kebiasan makan yang berlebihan dan terjadi secara terus menerus. Bulimia biasanya lebih sering
dialami oleh wanita, biasanya kelainan ini merupakan bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri,
dimana biasanya orang yang menderita bulimia nervosa akan membuat dirinya memuntahkan
makanan yang telah mereka makan. Bulimia adalah penyakit yang diakibatkan psikologi pasien
yang mengakibatkan kelainan makan. Bulimia merupakan keadaan dimana orang yang
menderita tersebut akan makan secara berlebihan dan secara berulang-ulang (Binge) dan
kemudian makan yang telah dimakan akan dikeluarkan dengan cara memuntahkannya yang
biasanya diinduksi dengan obat pencahar dan juga juga dengan mengeluarkannya lewat
kencing, dimana kencing disini disebabkan oleh obat diuretik yang konsumsi.

A. Simtom-simtom Bulimia Nervosa


1. Berat badan biasanya diperhatikan dalam kisaran normal
2. Makan berlebihan kemudian memuntahkannya dan kemudian dapat menghasilkan
komplikasi medis yang seirus.
3. Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk tubuh dan juga berat badan
4. Biasanya mempengaruhi wanita muda EropaAmerika.
B. Akibat Bulimia Nervosa
1. Pembengkakan kelenjar ludah di pipi
2. Kadar kalium yang rendah dalam darah
3. Jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah
4. Pengikisan email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan mengeluarkan asam
lambung Kadar kalium yang rendah dalam darah
5. Gigi sensitive terhadap panas atau dingin
6. Masalah pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan
7. Paparan asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah
atau penyempitan.

15
8. Terganggunya proses pencernaan akibat pencahar, bisa mengakibatkan disfungsi
organ pencernaan
9. Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat stimulus zat diuretic secara berlebih

1. Episode berulang dri makan berlebihan seperti:


a. Memakan makanan dlm jmlh yg sgt luar biasa slma periode 2 jam
b. Merasa kehilangan kontrol trhdp pemasukan mknn pada saat episode tsb
2. Perilaku tdk sesuai yg srg terjadi utk menjaga agar BB tdk bertambah, ex: rasa ingin muntah,
penggunaan obt pencahar, diuretik/enema, dgn berpuasa atau latihan berlebihan
a. Rata2 minimal dlm 1 mnggu terjadi 2 episode makan berlebihan & p.l kompensasi yg
tdk ssuai utk menghindari bertambahnya BB, & terjadi minimal 3 bln
b. Perhatian berlebihan yg trs menerus pd bentuk/BB.

Lemak tubuh Menurut Achmac i Djaeni Sediaoetama (1996: 91)

lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut
lemak), seperti petroleum benzena, ester. Lemak merupakan zat yang kaya akan energi dan
merupakan cadangan energi yang terbesar dalam tubuh. Lemak mengandung energi lebih besar
dibanding karbohidrat dan protein, lemak membantu melarutkan vitamin, antara lain vitamin A ,
D , E, dan K . Menurut Brian J. (2003: 237) lemak sebagai cara yang efisien untuk menyimpan
energi, dengan 9,3 kalori per gram, 4,1 dan 4,3 untuk karbohidrat dan protein.

Makanan berlemak diuraikan dan diserap dalam usus kecil, kemudian bergerak melalui
limfatik, sistem pada pembuluh kecil yang membawa dan menyaring pembuangan sel.
Pemasukan lemak bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan sumber energi ini, karbohidrat
yang berlebihan atau protein dapat diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposis.
Menurut Rizqi e Auliana (1999: 12) dalam kehidupan sehari-hari, istilah lemak ifai) digunakan
untuk menyebut trigliserida padat pada suhu kamar, sedangkan minyak [oil) digunakan untuk
menyebut trigliserida cair. Dalam komposis i bahan makanan sehari-han, lemak terlihat dalam
dua bentuk, yaitu lemak kasat mata {visiblefat) dan lemak tersembunyi (invisible fat). Lemak
kasat mata diperoleh dari hasil ekstraksi bahan makanan hewani dan nabati, misalnya minyak
goreng, mentega, margarin, dan shortening.

16
Lemak tersembunyi adalah lemak yang ikut termakan dalam bahan makanan yang dikonsumsi
sehari-hari, misalnya lemak dalam daging, susu, telur, dan alpokat. Berdasarkan struktur
kimianya, lemak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu lemak sederhana (lemak dan minyak),
lemak majemuk (fosfolipida dan lipoprotein), dan derivat atau turunan lemak (asam lemak dan
sterol). Lemak tidaklah semuanya buruk, pembicaraan mengenai lemak sering memberikan
kesan seolah-olah lemak merupakan zat yang berbahaya. Tersedianya lemak di dalam tubuh
ternyata banyak manfaatnya, hal mi dapat diketahui dari fungsi-fungsi lemak tersebut. Menurut
Marsetyo dan Kartasapoetra (1990: 73) fungsi lemak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
fungsi utama dan fungsi lain.

Fungsi utama lemak adalah sebagai sumber Metode Pengaiuran Berat Badan (Widiyanto) 108
energi, sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh , dan sebagai penghemat protein, sebagai
pelarut vitamin A , D , E, dan K . Fungsi lain lemak adalah sebagai penahan perasaan lapar,
sebagai pelumas di antara persendian, sebagai isolator zat-zat lemak keluar masuk melalui
membran sel, dan sebagai turunan dari prestagladm.

Menurut Kus Irianto (2004: 122) lemak di dalam makanan dan di dalam tubuh mempunya i
banyak fungsi, antara lain:

A. Lemak di dalam makanan berfungsi:


1. Memberi rasa gurih, sedap, sehingga makanan menjadi lebih enak.
2. Menghasilkan kekenyangan lebih lama daripada karbohidrat dan protem, karena
waktu untuk mencernanya paling lama.
3. Memperkecil volume makanan sumber energi karena kandungan energi di dalam
lemak lebih dari dua kali kandungan lemak di dalam karbohidrat atau protein. Ha l
ini sangat penting dalam pembuatan makanan bayi dan anak. Kapasitas lambung
bayi dan anak terbatas, karena itu makanan mereka harus padat berisi.
4. Sebagai sumber zat yang diperlukan oleh tubuh, terutama asam lemak esensial dan
vitamin A , D , E, K yang larut dalam lemak.
5. Menghasdkan penampilan dan tekstur makanan yang disukai. Tekstur makanan
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah lemak yang digunakan pada pembatannya.
B. Lemak di dalam tubuh mempunyai berbagai fungsi:

17
1. Lemak merupakam sumber energi setelah karbohidrat. Kebutuhan energi tubuh
hendaknya dipengaruhi oleh konsums i karbohidrat dan lemak agar protei n dapat
menjalankan fungsinya sebagai zat pembangun. Sebagai sumber energi, lemak
menghemat protein yaitu mengurangi jumlah protein yang digunakan sebagai
sumber energi.
2. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak.
3. Lapisan lemak di bawah kulit merupakan insulator sehingga tubuh dapat
mempertahankan suhu normal.
4. Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan ginjal.
Lemak dipergunakan dalam penyerapan vitamin A , D , E, dan K yang larut dalam
lemak.

KEGEMUKAN

Menurut Fiastuti Widjaksono Obesitas adalah istilah untuk menyatakan badan. Obesitas
berarti lemak tubuh yang dapat membahayakan kesehatan, sedangkan overweight
menggambarkan kelebihan dibandingkan berat badan normal. Kelebihan berat badan dahulu
sering dikaitkan dengan kemakmuran, sedangkan sekarang kelebihan berat badan lebih berkait
dengan penampilan, dan akhirnya orang sadar bahwa kondisi ini terkait dengan banyak penyakit.
Overweight dan obesitas diketahui dapat memicu beberapa penyakit degeneratif, seperti penyakit
jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia.

Overweight dan obesitas yang tidak ditangani secara tepat akan menmgkatkan penyakit
penyerta, memendeknya usia harapan hidup, serta merugikan dari sisi hilangnya produktivitas
pada usia produktif. Overweight dan obesitas juga berhubungan erat dengan beberapa penyakit
lain seperti artritis (radang sendi), kesuUtan bernapas, berhenti napas saat tidur, nyeri sendi,
gangguan menstruasi, serta beberapa gangguan kesuburan. Overweight dan obesitas terjadi
karena banyak faktor.

Faktor utama adalah ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi
tinggi apabila konsums i makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah apabila
metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah. Kemajuan di bidang ilm u pengetahuan, teknologi,
dan ekonom i telah menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau

18
kurang gerak dan pola makan dengan makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan
asupan energi disimpan dalam jaringan lemak.

KADAR LEMAK DAN KETURUNAN

Kegemukan saat sekarang merupakan masalah kesehatan di seiuruh dunia , mempengaruh i


tidak hanya negara maju tetapi juga negara berkembang, seperti Indonesia. Kegemukan adalah
kelebihan lemak tubuh. Seseorang dikatakan mempunyai ukuran ideal apabila bentuk tubuhnya
tidak terlalu kurus maupun tidak terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat dan tinggi badan.
Agar tubuh seseorang ideal, lemak di dalam tubuh harus dalam keadaan normal. Lemak memang
harus ada di dalam tubuh, tetapi jangan sampai kekurangan ataupun kelebihan.

Untuk menunjang kehidupan seseorang, di dalam tubuh harus ada lemak minima l sebanyak
3% dari berat badan, yang disebut dengan lemak esensial dan terdapat pada membran sel,
sumsum tulang, jaringan saraf, sumsum tulang belakang, otak, sekitar jantung, paru-paru, hati,
Umpa, ginjal, dan usus. Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebih i 3 7o dari berat badan
disebut timbuna n lemak. Timbunan lemak ini dapat menjadi pelindung organ-organ bagian
dalam tubuh terhadap cedera. Kandunga n lemak norma l pada pri a adalah 15 %-20 % dari berat
badan sedangkan pada wanita adalah 20 %-25 % dari berat badan. Seseorang dikatakan
mengalami kelebihan berat badan (over weight) apabila berat badannya 10 7o-20 % di atas berat
badan ideal. Termasuk kategori kegemukan (obesitas) jika berat badan > 20 % dan berat badan
ideal. Kegemukan in i dapat diukur dari timbunan lemak tubuh, pada wanita dewasa
dikategorikan kegemukan bila lemak tubuh > 25 % dari berat badan sedangkan pria > 20 % dari
berat badan

GANGGUAN MAKAN

Gangguan makan adalah gangguan berat pada makan. Beberapa ahli mengatakan bahwa dieting
disorder (gangguan diet) adalah istilah yang lebih akurat, karena ketakutan menambah berat badan dan

19
obsesi mengurangi berat badan sering menjadi fitur sentral gangguan makan. Secara Umum, Gangguan
makan adalah gangguan mental saat mengonsumsi makanan. Penderita gangguan ini dapat
mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan, dan terobsesi pada berat badan atau bentuk
tubuhnya.

PENYEBAB GANGGUAN MAKAN

1. Faktor Sosial:
a. Standarisasi Kecantikan dan Keidealan tubuh
b. Stigma Masyarakat apabila tubuh yang indah adalah tubuh yang proporsional
c. Bullying
d. Tuntutan Profesi
2. Faktor Psikologis
a. Perjuangan untuk Meraih Kesempurnaan dan Kontrol
b. Depresi, Self Esteem Rendah dan Disforia
c. Pencitraan Tubuh Negatif

MACAM-MACAM GANGGUAN MAKAN

Anoreksia Nervosa Anorexia nervosa (AN) adalah gangguan pola makan dengan cara membuat dirinya
merasa tetap lapar (selfstarvation). Suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk
mempertahankan berat badan di bawah standar normal, akibat pencitraan diri yang menyimpang

PENANGANAN UNTUK GANGGUAN MAKAN MENGGUNAKAN CBT ( Cognitive


Behaviour Therapy )

Menurut teori CBT Indonesia, memerlukan 5 sesi pertemuan yang secara sitematis dan
terencana, meliputi:

1. Sesi 1 : Assesment dan diagnosa awal


2. Sesi 2 : Mencari emosi negatif, pikiran otomatis dan keyakinan utama yang
berhubungan dengan gangguan.

20
3. Sesi 3 : Menyusun rencana intervensi dengan memberikan konsekwensi positif-
konsekwensi kepada klien dan significant person
4. Sesi 4 : Formulasi status, fokus terapi, intervensi tingkah laku lanjutan
5. Sesi 5 : Pencegahan Relapse.

UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN MAKAN

Upaya – upaya pencegahan yang lebih sukses tidak memfokuskan secara langsung pada
pencitraan tubuh atau gangguan makan. Sebuah contoh penting pendekatan tersebut adalah
“dissonance intervention” yang partisipannya menyelesaikan tugas-tugas yang tidak konsisten
dengan ideal tubuh kurus, misalnya mendiskusikan bagaimana cara membantu “gadis-gadis yang
lebih muda” agar tidak menjadi terobsesi dengan penampilan mereka. Pendekatan sehat yang
disebutkan terakhir menekankan manfaat makan dengan baik dan olahraga

21
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Timbunan lemak dalam tubuh terjadi karena energi dari asupan gizi setiap hari tidak
digunakan dalam aktivitas fisik. Kalori yang masuk tidak seimbang dengan kalori yang
dikeluarkan. Kalori tersebut disimpan sebagai cadangan energi berupa lemak yang disimpan
sebagai jaringan adiposis atau lemak subkutan di bawah kulit dan badan tampak gemuk. Obesitas
berarti lemak tubuh yang dapat membahayakan kesehatan, sedangkan overweight
menggambarkan kelebihan dibandingkan berat badan normal.

Kelebihan berat badan dahulu sering dikaitkan dengan kemakmuran, sedangkan sekarang
kelebihan berat badan lebih berkait dengan penampilan, dan orang sadar bahwa kondisi ini
terkait dengan banyak penyakit. Overweight dan obesitas diketahui dapat memic u beberapa
penyakit degeneratif.

Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak
di dalam tubuh. Ha l ini bergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsums i
dan jumlah tenaga yang dipergunakan. Diet seimbang, aktivitas fisik, pengobatan, dan operasi,
disertai kemauan kuat dan dukungan dari orang-orang terdekat adalah kunc i sukses menurunkan
berat badan.

22
Saran

Demikianlah makalah yang dapat saya sajikan, saya sadar bahwa dalam pengambilan sub
bahasa/materi dalam makalah ini masih banyak kekurangan apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan maupun dalam pemaparan saya sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dan saya sebagai penulis mohon kritik dan saran nya dari Dosen dan teman-teman sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama. (1996). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:

Dian Rakyat. Aine McCarthy . (1995). Kiat Ramping dan Tetap Bugar Petunjuk Praktis untuk
Hidup Lebih Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Benny A . Kodyat. (1997). Gizi Olahraga untuk Prestasi. Jakarta: Depkes RI.

Brian J. Sharkey. (2003). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: P T Raja Grafindo Pcrsada.

Junusul Hairy . (1989). Fisiologi Olahraga. Jdkzni. Depdikbud.

Kus Irianto. (2004). Stuktur dan fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:

Yrama Widya . Marsetyo dan Kartasapoetra. (1990). Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta .

Nisa Ike Rin i A . (2005). "Apakah Obesitas Itu." http://pjnhk.go.id.

Prijo Sudibjo. (1999). "Beberapa Pertimbangan dalam Pemillhan Metode untuk Mengestimas i
Lema k Badan." Olahraga Majalah Ilmiah. FPOKIKIP Yogyakarta. (Volume 5, Edis i Agustus
1999).

23
Rizqie Auliana. (1999). Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Srie
Dewi. (1997). "Kenapa Sih Gemuk." http://www.pdpersi.co.id Suharjana. (1999), "Cara
Menenggulangi Lemak Tubuh dengan Berolahraga". Olahraga Majalah limiah. FPO K IKIP
Yogyakarta. (Volume 4, Edis i April 1999).

Waluyo Surja Dibroto. (2003). "Kegemukan dan Permasalahannya". Senior. (Edisi 14- 20 Maret
2003). Halaman. 8. hitp://\vww.obesitas.web.id. http://www.langsing.net.
http:/www.inahearth.co.id. file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Biopsikologi_9.pptx%20(1).pdf

24

Anda mungkin juga menyukai