Anda di halaman 1dari 20

ANAK TUNADAKSA

DAN
CEREBRAL PALSY
(CP)
OUR TEAM
Kelompok 3

Herlina Dameria Simanjuntak


188600295
Yunita Fairina
188600303
Cindy Yuniasmara Harita
188600301
Idha Salma
188600304

Juniar Eva
188600298

Mayriana Agnesia
188600366

Karjai Refo Boang Manalu


188600309

Ika Kristin br Manurung


148600386
PENGERTIAN TUNADAKSA

Soemantri dalam Bilqis (2012) menjelaskan yang


Istilah tunadaksa berasal dimaksud dengan tunadaksa adalah suatu kondisi
dari dua kata, yaitu “tuna” yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat
dan “daksa”. Tuna berarti kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot
rugi atau kurang, dan sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk
daksa berarti tubuh. mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.
Secara umum tunadaksa
sering dipahami sebagai
orang dengan kelainan
fungsi anggota tubuh atau Sudana (2013), anak tunadaksa adalah seseoramg
yang memiliki keterbatasan motoric dan fisik atau
sering juga disebut
keadaan yang rusak atau terganggu karena
sebagai cacat tubuh yang
gangguan bentuk atau hambatan tulang, otot, dan
menetap. sendi dan fungsinya yang normal.
FAKTOR PENYEBAB
fase prenatal Fase natal Fase Pascanatal

1. Infeksi atau penyakit yang 1. Proses kelahiran yang 1. Kecelakaan atau


menyerang ketika ibu terlalu lama trauma kepala
tengah mengandung 2. Pemakaian alat bantu 2. Amputasi
2. tali pusat tertekan sehingga pada proses kelahiran 3. Infeksi penyakit yang
merusak pembentukan yang mengalami menyerang otak
saraf-saraf dalam otak bayi kesulitan 4. Anoxia/hypoxia, yaitu
3. Bayi dalam kandungan 3. Pemakaian anestasi kondisi
terkena radiasi yang melebihi ketidakcukupan
4. Trauma (kecelakaan) ketentuan oksigen dalam tubuh.
5. Faktor keturunan
6. Usia ibu pada saat hamil
7. Pendarahan sewaktu hamil.
KLASIFIKASI TUNADAKSA

01 02
Sistem Cerebral Sistem Otot dan Rangka
(Cerebral System) (Musculus Skeletal System)
CEREBRAL PALSY (CP)

 Penyandang kelainan pada sistem


cerebral, kelainannya terletak pada
sistem saraf pusat, seperti cerebral
palsy (CP) atau kelumpuhan otak.
 Soeharso dalam Karyana dan Widati
(2013) mendefenisikan cacat cerebral
palsy sebagai suatu cacat yang
terdapat pada fungsi otot dan urat saraf
dan penyebabnya terletak dalam otak
BAGIAN CEREBRAL PALSY

Menurut derajat kecacatannya, cerebral palsy diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

Ringan, dengan ciri-ciri


yaitu dapat berjalan
tanpa alat bantu,
bicara jelas, dan dapat
menolong diri
Sedang, dengan ciri-ciri
membutuhkan bantuan
untuk latihan berbicara,
berjalan, mengurus diri, dan
alat-alat khusus seperti
brace.
Berat, dengan ciri-ciri
membutuhkan perawatan
tetap dalam ambulasi,
bicara, dan menolong diri.
Sedangkan menurut letak kelainan di otak dan fungsi geraknya cerebral palsy dibedakan atas:

Rigid Athetoid
Kekakuan pada seluruh Sering terjadi gerakan-gerakan
tubuh sehingga sulit yang tidak terkendali yang
dibengkokkan timbul di luar kemampuannya

Terdapat kekakuan pada Getaran kecil yang terus Adanya gangguan keseimbangan,
sebagian atau seluruh menerus pada mata, jalannya gontai, koordinasi mata
ototnya tangan atau kepala dan tangan tidak berfungsi
Ataxia
Spastik Tremor
KARAKTERISTIK CEREBRAL PALSY

Dalam Rustini (2013) ada beberapa karakteristik Cerebral Palsy, yaitu:

1 2
CP adalah kerusakan yang CP Bersifat Permanen
terjadi pada susunan saraf
pusat

3 4
CP terjadi pada masa CP Bersifat Nonprogresif
pertumbuhan
Sistem Otot dan Rangka
(Musculus Skeletal System)

Penggolongan anak tunadaksa dalam


kelompok kelainan sistem otot dan rangka
BAGIAN SISTEM OTOT DAN RANGKA

Poliomyelitis Muscle Dystropy Spina Bifida


Ini merupakan suatu infeksi pada sumsum tulang Jenis penyakit yang mengakibatkan otot tidak
belakang yang disebabkan oleh virus polio yang Merupakan jenis kelainan pada tulang
berkembang karena sifat otot yang lemah
mengakibatkan kelumpuhan dan sifatnya belakang yang ditandai dengan
progresif. Lemah progresif di sini adalah otot
menetap. terbukanya satu atau tuga ruas tulang
tidak berkembang dengan cepat. Penyakit ini ada
belakang dan tidak tertutupnya
hubungannya dengan keturunan.
• Tipe Spinal, yaitu kelumpuhan pada otot-otot kembali selama proses perkembangan
leher, sekat dada, tangan dan kaki.
• Tipe Bulbair, yaitu kelumpuhan fungsi motoric
pada satu atau lebih saraf tepi dengan ditandai
adanya gangguan pernapasan.
• Tipe bulbispinalis, yaitu gabungan antara tipe
spinal dan bulbair.
• Encephalitis yang biasanya ditandai disertai
dengan demam, kesadaran menurun, tremor, dan
kadang-kadang kejang.
Karakteristik Anak Tunadaksa

Karakteristik Akademik Karakteristik Karakteristik


Sosial/Emosional fisk/kesehatan
Pada umunya tingkat Kegiatan jasmani yang Karakteristik fisik /kesehatan
kecerdasan anak tunadaksa tidak dapat dilakukan anak tunadaksa biasanya
yang mengalami kelainan oleh anak tunadaksa selain mengalami cacat
pada sistem otot dan rangka dapat menimbulkan tubuh adalah kecenderungan
adalah normal sehingga problem emosi, seperti mengalami gangguan lain,
dapat mengikuti pelajaran mudah tersinggung, seperti sakit gigi,
anak normal. Sedangkan mudah marah, rendah berkurangnya daya
anak tunadaksa yang diri, kurang dapat pendengaran, pengelihatan,
mengalami kelainan pada bergaul, pemalu, gangguan bicara, dan lain-
sistem cerebral, tingkat menyendiri, dan lain.
kecerdasannya berentang frustasi.
mulai dari idiocy sampai
dengan gifted.
PERKEMBANGAN
ANAK TUNADAKSA
Perkembangan Fisik
 Secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan anak normal,
kecuali bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau bagian tubuh
lain yang terpengaruh oleh kerusakan itu.
 Dalam mengaktualisasikan diri secara utuh, kelainan pada bagian
tubuh tertentu anak tunadaksa biasanya dikompensasikan oleh
bagian tubuh yang lain. Misalnya jika ada kerusakan pada tangan
kanan, sebagai kompensasinya tangan kiri akan lebih berkembang.

Perkembangan Emosi
 Anak yang menyandang tunadaksa sejak kecil mengalami
perkembangan emosi secara bertahap sebagai anak tunadaksa.
 Anak yang menyandang tunadaksa setelah besar merasakannya sebagai
suatu hal yang mendadak dan sulit diterima. Oleh karena itu, anak
mengalami kemunduran.
Perkembangan Kognitif
Terdapat beberapa hal yang berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif anak tunadaksa, yaitu:
 Proses adaptasi individu terdiri atas asimilasi dan
akomodasi.
 Keadaan anak tunadaksa menyebabkan gangguan
dan hambatan dalam keterampilan motoric.
 Keterbatasan yang dialami anak tunadaksa sangat
membatasi ruang gerak (motorik) dalam kehidupan
anak tersebut.
 Anak tidak mampu memperoleh skema baru dalam
adaptasi.

Perkembangan Bahasa atau Bicara


 Pada anak jenis Polio, perkembangan bahasa tidak
begitu berbeda dengan anak normal.
 Pada anak cerebral palsy, terjadi gangguan bicara
karena ketidakmampuan dalam koordinasi motorik
organ bicara akibat kelainan sistem neuromotor.
Akibatnya, mereka sulit mengungkapkan pikiran dan
keinginan serta kehendaknya. Mereka juga mudah
tersinggung dan merasa terasing dari keluarga serta
teman-temannya.
Perkembangan Sosial
 Sikap lingkungan sekitar berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri anak tunadaksa.
 Jika masyarakat menganggapnya tidak berdaya, ia akan
merasa dirinya tidak berguna.
Perkembangan Kepribadian  Keterbatasan kemampuan anak tundaksa menyebabkan
Dalam perkembangan kepribadian, anak-anak tunadaksa mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat
memiliki beberapa hambatan berikut ini:
 Anak tunadaksa mempunyai masalah dengan
penyesuaian diri dan mempertahankan konsep diri.
 Anak tunadaksa mempunyai hambatan yang terletak
antara tujuan dan keinginan untuk mencapai tujuan
tersebut.

Perkembangan kepribadian anak tunadaksa dipengaruhi


oleh beberapa hal berikut ini:
 Tingkat ketidakmampuan akibat ketunadaksaan.
 Usia ketika ketunadaksaan itu terjadi.
 Tampak atau tidaknya kondisi ketunadaksaan.
 Dukungan keluarga dan masyarakat kepada anak
tunadaksa.
 Sikap masyarakat terhadap anak tunadaksa.
PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA

Connor dalam Misbach (2012) mengemukakakan bahwa dalam pendidikan anak tunadaksa perlu dikembangkan
7 aspek yang diadaptasikan sebagai berikut:

Pengembangan Intelektual dan Membantu


Akademik Perkembangan Fisik
Pengembangan aspek ini dapat dilaksanakan Oleh karena anak tunadaksa mengalami
secara formal di sekolah melalui kegiatan
kecacatan fisik maka dalam proses
pembelajaran. Di sekolah khusus anak tunadaksa
pendidikan guru harus turut
(SLB-D) tersedia seperangkat kurikulum dengan
bertanggungjawab terhadap perkembangan
semua pedoman pelaksanaannya, namun hal yang fisiknya dengan cara bekerjasama dengan
lebih penting adalah pemberian kesempatan dan staf medis.
perhatian khusus pada anak tunadaksa untuk
mengoptimalkan perkembangan intelektual dan
akademiknya.
Meningkatkan Perkembangan Emosi dan Mematangkan Aspek
Penerimaan Diri Anak Sosial

Dalam proses pendidikan, para guru Aspek sosial yang meliputi kegiatan kelompok dan
bekerjasama dengan psikolog harus kebersamaannya perlu dikembangkan dengan
menanamkan konsep diri yang positif terhadap pemberian peran kepada anak tunadaksa agar turut
kecacatan agar dapat menerima dirinya. serta bertanggung jawab atas tugas yang diberikan
serta dapat bekerjasama dengan kelompoknya.
Meningkatkan Ekspresi Mematangkan Moral dan Mempersiapkan Masa
Diri Spiritual Depan Anak

Ekspresi diri anak tunadaksa perlu Dalam oroses pendidikan perlu Dalam proses pendidikan, guru dan personel
ditingkatkan melalui kegiatan diajarkan kepada anak tentang nilai- lainnya bertugas untuk menyiapkan masa depan
kesenian, keterampilan, atau nilai, norma kehidupan, dan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
kerajinan. keagamaan untuk membantu membiasakan anak bekerja sesuai dengan
mematangkan moral dan kemampuannya, membekali mereka dengan
spiritualnya. latihan keterampilan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.
Tempat Pendidikan Anak Tunadaksa

Sekolah Khusus Kelas Reguler dibantu oleh


Kelas Khusus Penuh
Berasrama Guru Khusus
(Full-Time Special Class)
(Full-Time Residental (Reguler Class Placement
School) with Consulting Service for
Reguler Teachers)

Sekolah Khusus tanpa


Kelas Reguler dan Khusus Kelas Biasa
Asrama
(Part-Time Reguler Class (Reguler Class)
(Special Day School)
and Part-Time Special
Class)
THANK
YOU
Salam Kasih dari Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai