DAN
CEREBRAL PALSY
(CP)
OUR TEAM
Kelompok 3
Juniar Eva
188600298
Mayriana Agnesia
188600366
01 02
Sistem Cerebral Sistem Otot dan Rangka
(Cerebral System) (Musculus Skeletal System)
CEREBRAL PALSY (CP)
Menurut derajat kecacatannya, cerebral palsy diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
Rigid Athetoid
Kekakuan pada seluruh Sering terjadi gerakan-gerakan
tubuh sehingga sulit yang tidak terkendali yang
dibengkokkan timbul di luar kemampuannya
Terdapat kekakuan pada Getaran kecil yang terus Adanya gangguan keseimbangan,
sebagian atau seluruh menerus pada mata, jalannya gontai, koordinasi mata
ototnya tangan atau kepala dan tangan tidak berfungsi
Ataxia
Spastik Tremor
KARAKTERISTIK CEREBRAL PALSY
1 2
CP adalah kerusakan yang CP Bersifat Permanen
terjadi pada susunan saraf
pusat
3 4
CP terjadi pada masa CP Bersifat Nonprogresif
pertumbuhan
Sistem Otot dan Rangka
(Musculus Skeletal System)
Perkembangan Emosi
Anak yang menyandang tunadaksa sejak kecil mengalami
perkembangan emosi secara bertahap sebagai anak tunadaksa.
Anak yang menyandang tunadaksa setelah besar merasakannya sebagai
suatu hal yang mendadak dan sulit diterima. Oleh karena itu, anak
mengalami kemunduran.
Perkembangan Kognitif
Terdapat beberapa hal yang berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif anak tunadaksa, yaitu:
Proses adaptasi individu terdiri atas asimilasi dan
akomodasi.
Keadaan anak tunadaksa menyebabkan gangguan
dan hambatan dalam keterampilan motoric.
Keterbatasan yang dialami anak tunadaksa sangat
membatasi ruang gerak (motorik) dalam kehidupan
anak tersebut.
Anak tidak mampu memperoleh skema baru dalam
adaptasi.
Connor dalam Misbach (2012) mengemukakakan bahwa dalam pendidikan anak tunadaksa perlu dikembangkan
7 aspek yang diadaptasikan sebagai berikut:
Dalam proses pendidikan, para guru Aspek sosial yang meliputi kegiatan kelompok dan
bekerjasama dengan psikolog harus kebersamaannya perlu dikembangkan dengan
menanamkan konsep diri yang positif terhadap pemberian peran kepada anak tunadaksa agar turut
kecacatan agar dapat menerima dirinya. serta bertanggung jawab atas tugas yang diberikan
serta dapat bekerjasama dengan kelompoknya.
Meningkatkan Ekspresi Mematangkan Moral dan Mempersiapkan Masa
Diri Spiritual Depan Anak
Ekspresi diri anak tunadaksa perlu Dalam oroses pendidikan perlu Dalam proses pendidikan, guru dan personel
ditingkatkan melalui kegiatan diajarkan kepada anak tentang nilai- lainnya bertugas untuk menyiapkan masa depan
kesenian, keterampilan, atau nilai, norma kehidupan, dan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
kerajinan. keagamaan untuk membantu membiasakan anak bekerja sesuai dengan
mematangkan moral dan kemampuannya, membekali mereka dengan
spiritualnya. latihan keterampilan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.
Tempat Pendidikan Anak Tunadaksa