Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI

Nama-Nama Kel. VII

1. Fransina Lenggu
2. Febriyanti C Mau
3. Gracella J D Ndahawali
4. Yanuaria Meku

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA

KUPANG

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugerah- Nya sehingga makalah Kesehatan Reproduksi ini dapat di selesaikan dengan
baik.

Makalah ini berisi tentang dimensi sosial wanita. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat berfungsi bagi setiap yang membacanya. Kritik dan saran yang
membangun diharapkan penulis untuk dapat memperbaiki makalah ini ke depannya.

Kupang, April 2016

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAAN........................................................................... 3
2.1.Pengertian ......................................................................................... 3
1 Pengertian Dimensi Sosial Wanita ............................................ 3
2 Pengertian Rehabilitasi ............................................................... 3

2.2.Macam-Macam Dimensi Sosial Wanita ........................................... 5


1 Home Less .................................................................................. 5
2 Wanita di Pusat Rehabilitasi ....................................................... 6
3 Pekerja Seks Komersial .............................................................. 6
4 Drug Abuse ................................................................................. 8
5 Pendidikan ................................................................................. 10
6 Upah ........................................................................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 12


3.1.Kesimpulan ....................................................................................... 12
3.2.Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini kita sering mendengar dari orang ataupun media mengenai
homeless. Namun masih sebagian kecil yang dapat mengerti apa itu homeless. mengapa
ada pusat rehabiltasi dan untuk apa rehabilitasi itu. Wanita adalah sebutan yang
digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. Lawan jenis dari wanita
adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan
perempuan dewasa.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memiliki
penyakit kronis baik fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi Individu adalah
program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit. Seseorang berada di pusat rehabilitasi karena
memiliki suatu penyebab yaitu adanya masalah sosial, masalah psikologis, dan masalah
drug abuse. Masalah – masalah yang berkaitan ini biasanya pengguna narkoba, trauma
pada korban kekerasan dan penderita kanker payudara. Dengan prinsip utama bahwa
rehabilitasi tersebut dalam upaya melakukan pemulihan terhadap korban secara
komprehensif (baik medis maupun sosial) dan dalam prinsip untuk memanusiakan-
manusia.
Pemerintah telah mendirikan beberapa pusat rehabilitasi yang dapat membantu
orang – orang yang perlu rehabilitasi diantaranya yaitu pusat rehabilitasi pengguna
narkoba dan pusat rehabiltasi PSK. Namun sebagian upaya pusat rehabiltasi pun dinilai
masih banyak memiliki kelemahan. Seperti kelemahan dari upaya rehabilitasi PSK itu
adalah kurang sesuai dengan kebutuhan pekerja seks, pekerja seka yg telah menjalani
rehabilitasi ternyata tidak menggunakan keterampilan yang di dapatkan. Kelemahan
tersebut karena pemerintah masih mendua. Di satu sisi, pemerintah mengambil
keuntungan dengan menarik pajak dari mereka. Di pihak lain, belum ada peraturan yang
secara tegas melindungi pekerjaan mereka, karena statusnya yang illegal

.
1.2 Rumusan Masalah

1
1) Apa pengertian dari dimensi sosial wanita?
2) Macam-macam dimensi sosial wanita?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari dimensi sosial wanita.
2) Untuk mengetahui macam – macam dimensi sosial wanita.
3) Untuk mengetahui tujuan dari pendirian pusat rehabilitasi khusus untuk wanita.
4) Untuk mengetahui upaya rehabiltasi untuk dimensi sosial wanita.
5) Untuk mengetahui langkah –langkah yang harus dilakukan untuk pusat
rehabilitasi.

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu :
1. Bagi penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang wanita di pusat rehabilitasi mulai dari
pengertian dari rehabilitasi sampai macam-macam pusat rehabilitasi.
b. Untuk menambah pengalaman maha siswa dalam menyusun makalah
2. Bagi pembaca
a. Untuk mengetahui macam-macam dimensi sosial wanita
b. Untuk memberikan wawasan pembaca tentang wanita di pusat rehabilitasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
1. Pengertian Dimensi Sosial Wanita
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini.Kenyataanya adalah diskriminasi atau ketidakadilan.Wanita adalah sebutan
yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis dari wanita
adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan
perempuan dewasa. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16
hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ
reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan
menyusui.
2. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Beberapa definisi tentang rehabilitasi yang tercantum dalam ketentuan-ketentuan
yaitu:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi
Medis adalah “suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika”.
b. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Rehabilitasi
Sosial adalah ”suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental
maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi
sosial dalam kehidupan masyarakat”.
c. Menurut KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan
Ketergantungan NAPZA. Rehabilitasi adalah ”Upaya kesehatan yang dilakukan
secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non-medis, psikologis, sosial dan
religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat
mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin”.

3
d. KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA,
Sarana Pelayanan Rehabilitasi adalah ”tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA, berupa Kegiatan Pemulihan dan Pengembangan secara terpadu baik
fisik, mental, sosial dan agama”.
Pada dasarnya Rehabilitasi yang diatur dalam regulasi tersebut ada 2 yaitu:
a. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medis adalah suatu bentuk layanan kesehatan terpadu di bawah
naungan rumah sakit yang dikoordinasi dokter spesialis rehabilitasi medis.
Rehabilitasi medik membantu penanganan :
a) Gangguan tumbuh kembang / cacat bawaan sejak bayi hingga dewasa.
b) Ancaman kecacatan karena penyakit atau cidera.
c) Kecacatan penyakit atau cidera.
d) Dampak psikologis sosial budaya dan vokasional.
e) Kecuali cacat pada mata, telinga, dan gangguan jiwa.
b. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat.
c. Program Rehabilitasi
Program rehabilitasi yang lamanya 3 bulan mencakup :
a) Pendidikan agama (kognitif, afektif, dan psikomotor)
b) Psikoterapi kelompok (group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan
(Individual Psychotherapy)
c) Pendidikan umum
d) Pendidikan keterampilan
e) Pendidikan jasmani (olahraga)
f) Rekreasi
Hasil yang diharapkan setelah menjalani program rehabilitasi dimensi sosial
wanita yaitu :
a) Beriman dan bertakwa

4
b) Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap NAZA
c) Memiliki keterampilan
d) Dapat kembali berfungsi secara wajar ( layak) dalam kehidupan sehari – hari, baik
di rumah (keluarga), di sekolah/kampus, di tempat kerja, maupun masyarakat.

2.2. Macam-Macam Dimensi Sosial Wanita


1. Homeless
Tuna wisma adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
Berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum,
pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Gelandangan adalah istilah dengan konotasi negatif yang ditujukan kepada orang-
orang yang mengalami keadaan tuna wisma. Sebagai pembatas wilayah dan milik
pribadi, tuna wisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau
aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai
dengan keadaan geografis dan negara tuna wisma berada. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sering kali hidup dari belas kasihan orang lain atau sebagai pemulung.
a. Jenis-jenis Tuna Wisma
a) Tuna wisma absolut
Mereka yang benar-benar tidak memiliki rumah dan menjadi penghuni kolong
jembatan, emperan gedung, dan sebagainya.
b) Tuna wisma relatif
Mereka yang tidak mampu membeli rumah atau membangun rumah, tapi masih
bisa menyewa (kontrak).
b. Penyebab adanya Tuna Wisma
a) Faktor Ekonomi
Kemiskinan merupakan alasan utama seseorang atau kelompok menjadi tuna
wisma. Pendidikan yang sulit dijangkau menyebabkan seseorang tidak dapat
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang makin hari harga-harga
kebutuhan semakin melambung.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit
apalagi untuk memabangun rumah.
b) Faktor Pendidikan

5
Seperti telah dibahas di atas, sangat jelas korelasi antara faktor ekonomi dan
pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan semakin sulit mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini berpotensi dan mengarah pada
kemisikinan.
c) Faktor Budaya
Tidak semua tuna wisma itu tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju, ada
orang yang memutuskan menjadi tuna wisma bukan karena kemisikinan atau tidak
memiliki uang, tetapi ingin bebas dari keluarga atau tanggung jawab.
c. Bagaimana cara menanggulangi Tuna Wisma
a) Dengan pemberantasan kemiskinan.
b) Terciptanya lapangan kerja yang memadai.
c) Menyediakan sarana pemukiman dan perumahan yang layak dan memadai bagi
masyarakat, tanpa harus menjauhkan dari sumber penghidupan sehari-hari.
d) Komunikasi yang baik, saling menghargai, menghormati dan menyayangi antar
anggota keluarga.
e) Pemberian subsidi bagi masyarakat miskin.

2. Wanita di Pusat Rehabilitasi


“Rehabilitasi” adalah suatu metode untuk sembuh dari semua jenis cedera,
penyakit, atau penyakit itu ke Negara biasa dimana- seseoarang merasa sehat dan kuat.
“Pusat rehabilitasi” adalah tempat yang menyediakan layanan rehabilitasi dan
membantu orang sembuh dari peny akit itu atau mereka itu. Pusat ini dapt mencakup
klinik, rumah sakit,perwatan rumah pribadi atau beberapa pusat.

3. Pekerja Seks Komersial


a. Pengertian PSK
“Pekerja Seks adalah” setiap orang yang memperjualbelikan seks dengan uang
atau dengan bermacam-macam jenis keuntungan. Banyak orang yang mempunyai
pikiran bahwa pekerja seks adalah wanita yang berpakaian minim, yang merayu pria,
dan bekerja di tempat-tempat pelacuran atau menjajakan diri di jalanan. Tetapi wanita-
wanita yang menjual seks adalah kelompok yang sangat beragam. Pekerja seks dapat

6
berupa gadismuda atau wanita yang mempunyai 6 anak dirumah. Dia bisa bekerja di
tempat-tempat pelacuran, dibar, di jalan-jalan dengan dikawal oleh seorang perantara.
Istilah “Pekerja Seks” lebih menitiberatkan pada kenyataan bahwa pekerja seks,
seperti wanita lain, juga bekerja untuk mempertahankan hidup. Karena alas an yang
sama maka kita memilih istilah “klien” atau “customer atau pelanggan” bagi pria yang
membeli seks. Terdapat kelompok wanita yang tidak mau disebut sebagai pekerja seks
tetapi terkadang mereka memperjualbelikan seks untuk mendapatkan keuntungan lain,
seperti ; pekerjaan atau tempat tinggal. Banyak orang berpendapat bahwa wanita
menjadi pekerja seks karena mereka termasuk wanita yang tidak bermoral untuk
mencari pekerjaan. Tetapi sebagian besar, wanita pekerja seks melakukannya karena
mereka memerlukan uang untuk membeli makanan, tempat tinggal, dan untuk
menghidupi anak-anak dan keluarga, untuk membayar hutang, atau untuk membeli
obat-obatan.
Kebutuhan yang sangat mendesak ini dering terjadi pada saat wanita kehilangan
kendali atas kehidupannya, contoh ; bapaknya meninggal atau suami atau keluarga
meninggalkannya. Atau wanita itu korban perkosaan atau hamil diluar nikah dan
mengetahui bahwa tidak ada seorangpun yang mau mengawininya. Jika wanita itu tidak
mempunyai pekerjaan tetap atau keterampilan untuk mendapatkan penghasilan sendiri,
maka wanita itu akan menjual apa yang dia punya, tubuhnya uantuk menjaga
kelangsungan hidupnya.
b. Penyebab
Banyak hal menyebabkan seorang perempuan bekerja menjadi PSK. Diantaranya
adalah:
a) Akibat kegagalan dalam perkawinan
b) Karena tekanan ekonomi
c) Pendidikan yang rendah
d) Penipuan
e) Tidak mempunyai skill
Meskipun bekerja sebagai PSK dianggap melanggar norma dan moralitas, namun
sebagai individu mereka tidak dapat terlepas dari lingkungan sosialnya. Untuk itu
diperlukan adanya proses penyesuaian diri. dalam interaksinya mereka berusaha
menutupi pekerjaan sebagai PSK, terutama di lingkungan keluarga dan tempat tinggal,

7
untuk menghindari keterasingan dari lingkungan tersebut. Penyesuaian diri yang
dilakukan bersifat pasif, mereka menyesuaikan diri dengan bersikap dan bertingkah laku
layaknya individu lain di lingkungan tersebut.
c. Masalah Kesehatan PSK
Karena pekerjaanya, pekerja seks mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penularan infeksi PMS dan HIV/AIDS dibandingkan wanita lain. Resiko lebih
meningkat karena pekerja seks berpenghasilan kecil dan dia harus melayani lebih
banyak pelanggan lagi setiap harinya. Dia mungkin ingin menggunakan perlindungan,
tetapi pria yang merasa membayarnya akan merasa keberatan. Mereka akan menuntut
seks di vagina atau anus tetapi menolak menggunakan kondom. Mereka mungkin akan
cenderung bertindak kekerasan bila wanita tersebut menolak untuk melayani hubungan
tanpa perlindungan. Bila wanita pekerja seks juga kecanduan obat-obatan terlarang,
kebutuhan akan obat-obtan akan membuat wanita tersebut bersedia melayani hubungan
tanpa perlindungan karena didesak kebutuhan uang atau obat-obatn, dan lebih kecil
kemungkinan untuk bisa melindungi diri sendiri.
Setiap pada setiap wanita, bila pekerja seks tertular PMS, maka bisa
mengakibatkan kemandulan atau kanker cervix. Infeksi dengan PMS seperti ; syphilis,
gonorrhea, herpes atau Chlamydia akan meningkatkan resiko tertular HIV/AIDS.
Resiko akan lebih besar lagi pada gadis-gadis muda usia. Karena alat genetalia mereka
belum matang, mereka akan mudah rusak, luka selama hubungan seksual. Banyak
pekerja seks yang tidak mengetahui atau mendapatkan informasi yang cukup tentang
PMS, atau tentang bagaimana cara pencegahannya. Informasi dan pelayanan kesehatan
sering tidak tersedia bagi pekerja seks karena karena sebagian besar orang mempunyai
anggapan yang buruk terhadap mereka.bila pekerja seks pergi ke puskesmas untuk
meminta pertolongan, mereka mungkin akan menerima perlakuan kasar atau bahkan
ditolak tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
4. Drug Abuse
a. Pengertian Drug Abuse
Drug Abuse adalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang, misalnya penggunaan
narkotika. Narkotika berasal dari bahasa Yunani, Narkoun yang berarti membuat
lumpuh atau mati rasa.

8
Menurut Undang-undang R.I No.22/ 1997 ditetapkan sebagai zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi atau menghilangkan
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.
b. Latar belakang seseorang menggunakan narkotika,
a) Faktor individu
Seperti kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan, cemas atau
persepsi hidup yang tidak realistis. Juga kadang-kadang dipakai sebagai simbol
keperkasaan atau kemoderenan disamping penghayatan kehidupan beragama sangat
kurang.
b) Faktor lingkungan
Seperti mudah diperolehnya narkoba, hubungan antara keluarga tidak efektif dan
harmonis disertai kondisi sekolah yang tidak tertib dan berteman dengan pengguna
narkotika. Seseorang dapat mengalami ketergantungan bila memakai narkotika dan
dapat berupa ketergantungan fisik dan psikis ketergantungan fisik. Ditimbulkan akibat
adaptasi susunan saraf tubuh (neurobiologis).
c. Konsep pembinaan terapi dan rehabilitasi
a) Terapi medis
b) Rehabilitasi social
c) Rehabilitasi mental
d) Terapi agama
d. Penanggulangan Drug Abuse
a) Menyediakan informasi dan materi KIE.
b) Mendidik peer educator serta melakukan kegiatan peer education secepatnya
untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi pada para
remaja.
c) Meningkatkan peranan guru dan orang tua sebagai sumber informasi tentang
kesehatan reproduksi.
d) Menjalin kerjasama dengan stasiun televisi untuk membuat paket acara yang
berisi informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.

9
e) Menjalin kerjasama dengan majalah lokal dan stasiun radio lokal yang paling
populer untuk menyebarkan informasi tentang masalah kesehatan reproduksi
remaja.
f) Perlu segera meningkatkan pengenalan guna memperluas jaringan pelayanan
Pusat Pelayanan Remaja (PPR).
g) Mendirikan lokasi pusat pelayanan remaja dilokasi yang strategis dan mudah
dijangkau.
h) Melengkapi Pusat Pelayanan Remaja.
i) Menjalin kerjasama dengan rumah sakit agar dapat memberikan rujukan bagi
remaja.

5. Pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
pribadi-pribadi berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia, serta membangun generasi
mendatang dengan seperangkat intelektualitas, moralitas dan spiritualitas yang
memadai. Pendidikan, seperti diungkapkan para pakar, sejatinya merupakan sarana
pembentukkan manusia sempurna yang mengedepankan penghargaan terhadap nilai-
nilai kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.

6. Upah
a. Pengertian Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dan pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan berfungsi
sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi.
Upah dinilai atau dinyatakan dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan, undang-undang dan peraturan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.
b. Faktor penentu tingkat upah yaitu :
a) Faktor internal. Meliputi jam kerja dan lamanya bekerja.
b) Faktor eksternal. Meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan.
Menurut analisis gender, perbedaan tingkat upah antara pria dan wanita
disebabkan oleh peran ganda itu sendiri yang menimbulkan masalah ketidakadilan dari

10
peran dan perbedaan gender tersebut. Berbagai manivestasi ketidakadilan yang
ditimbulkan dengan adanya asumsi gender, seperti :
1. Terjadinya marganalisasi ( pemikiran ekonomi terhadap kaum wanita) meskipun
tidak setiap marginalisasi disebabkan oleh kertidakadilan gender namun yang
dipersoalkan oleh analisis gender adalah marganalisasi yang disebabkan oleh
perbedaan gender.
2. Terjadinya subordinasi pada salah satu jenis seks yang umumnya pada kaum
wanita. Bentuk dan mekanisme dari proses subordinasi tersebut dari waktu ke
waktu berbeda. Seperti anggapan bahwa wanita hanya mengandalkan ketrampilan
alami (sifat alamiah wanita : kepatuhan, kesetiaan, ketelitian dan ketekunan serta
tangan yang terampil, menyebabkan perempuan dilihat sebagai diskriminasi upah
dan diskriminasi pekerjaan.
Ada dua situasi yang memang terkait, tetapi bisa dibedakan satu dengan yang
lainnya, yakni diskriminasi upah dan diskriminasi pekerjaan.
a. Diskriminasi upah merupakan pembedaan upah buruh pada pekerjaan, kualifikasi,
jam kerja, kinerja, serta kondisi lain yang semuanya sama.
b. Diskriminasi pekerjaan tidak mengenal pembedaan upah antara laki-laki dan
perempuan untuk pekerjaan sama, tetapi membatasi akses perempuan pada
pekerjaan terentu lebih spesifik lagi, perempuan hanya diberi akses untuk
pekerjaan marjinal yang upahnya lebih rendah.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan diskriminasi pekerjaan, yaitu:
a. Prasangka pekerjaan tertentu bisa dilakukan laki-laki atau perempuan hanya laki-
laki yang lakukan kerja tertentu. (dapat dilihat di lowongan pekerjaan media
massa)
b. Peraturan tentang hak pekerjaan perempuan, sehingga menganggap pekerjaan
perempuan dianggap ”merugikan” perusahaan. Contoh; aturan tentang cuti,
khususnya cuti haid dan cuti melahirkan. Di satu sisi, peraturan ini positif, karena
sangat melindungi pekerja perempuan terkait dengan fungsi reproduksinya.
Pada tingkat pendidikan, jam kerja, umur dan daerah yang sama, secara statistik
terbukti buruh perempuan menerima upah lebih rendah daripada laki-laki. Di
Indonesia saat ini jenis diskriminasi (upah dan pekerjaan sekaligus bagi buruh
perempuan).

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina.Lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan
untuk menggambarkan perempuan dewasa.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Upaya Rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

3.2. Saran
Hendaklah kita sebagai masyarakat khususnya tenaga kesehatan dapat membantu
dalam menangani masalah – masalah pada pasien yang ada di pusat rehabilitasi. Agar
mereka dapat sembuh dari penyakitnya dan cepat kembali ke lingkungan tempat mereka
tinggal, tidak merasa canggung terhadap masyarakat yang lainnya.
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://duniathoto.blogspot.com/2010/11/wanita-di-pusat-rehabilitasi-kespro.html
Wildyastuti Yani. 2009.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
Awalia nur baeti.2010.Wanita di Pusat Rehabilitasi:Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai