Anda di halaman 1dari 17

MODUL

PERMASALAHAN KESEHATAN DALAM


DIMENSI SOSIAL WANITA DAN UPAYA MENGATASINYA

Dosen Pengampu : Nina Yusnia S.St.,M.kes

Di Susun Oleh:

Siti Nurul Kholisoh (04419616068)

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA BOGOR

JL. BRIGJEN H.SAPTADJI NO.19 CILENDEK BARAT

TAHUN AJARAN 2022/2023


PERMASALAHAN KESEHATAN

DIMENSI SOSIAL WANITA DAN UPAYA MENGATASINYA

A. Dimensi Sosial Wanita


Dimensi sosial wanita Adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini. Kenyataannya adalah diskriminasi atau ketidakadilan:
1. Marginalisasi
a. Peluang untuk menjadi pembantu rumah tangga lebih banyak diberikan kepada
perempuan.
b. Pemupukan dan pengendalian tekhnologi dilakukan oleh laki-laki
Contoh : petugas pengelas besi
2. Subordinasi
Yaitu keyakinan menetapkan kedudukan dan peran wanita lebih rendah dari pada laki-
laki.
Contoh : Kepala keluarga
3. Pandangan steriotip
Penandaan yang sering bersifat negative secara umum selalu melahirkan ketidak adilan
yang bersumber dari pandangan gender.
Contoh : Tes keperawanan
4. Kekerasan terhadap perempuan
Berbagai serangan terhadap fisik maupun integritas mental, psikologis yang dialami
oleh wanita.
Contoh : kekerasan dalam rumah tangga
5. Beban kerja
Suatu bentuk diskriminasi dimana beban kerja harus dijalankan oleh salah satu jenis
kelamin tertentu.
Contoh : pembantu rumah tangga banyak diberikan kepada perempuan. (Cantik et al.,
2019).

Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang
ini.Kenyataanya adalah diskriminasi atau ketidakadilan.Wanita adalah sebutan yang
digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis dari wanita adalah

2
pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa.

Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun
disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik
akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui. (Lenggu et al.,
2016)

B. Rehabilitasi
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini.Kenyataanya adalah diskriminasi atau ketidakadilan.Wanita adalah
sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis
dari wanita adalah pria.
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21
tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang
baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan
menyusui.(Afriliansyah, 2020).
Ada beberapa jenis rehabilitasi yang dapat dijabarkan, seperti misalnya
rehabilitasi fisik. Rehabilitasi fisik berarti melatih fisik kembali ke kondisi awal
ataupun melatih fisik menyesuaikan dengan kondisi orang tersebut. Salah satu
contohnya adalah bagi orang yang mengalami kecelakaan dan harus melakukan operasi
seperti gips ataupun memasang pen, maka perlu dilakukan rehabilitasi anggota tubuh
yang dioprasi agar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun ada juga contoh orang mengalami kecelakaan dan kemudian salah satu
anggota tubuh harus diamputasi, maka akan dilakukan rehabilitasi untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi fisik yang mana salah satu anggota tubuh telah
hilang. Dalam hal ini jelas rehabilitasi berfungsi untuk membantu mengembalikan
kondisi fisik kembali normal.(Aprianti, 2020).

3
PERMASALAHAN KESEHATAN
WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL

A. Home Less
1. Definisi Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less
banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung
oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di
empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,
sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai
pengamen, pengemis, pemulung sampah.(Marhamni, 2022).

Gelandangan adalah istilah dengan konotasi negatif yang ditujukan kepada orang-
orang yang mengalami keadaan tuna wisma. Sebagai pembatas wilayah dan milik
pribadi, tuna wisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau
aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai
dengan keadaan geografis dan negara tuna wisma berada. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sering kali hidup dari belas kasihan orang lain atau sebagai
pemulung. (Lenggu et al., 2016)

2. Penyebab Home Less


Adapun penyebab homeless adalah sebagai berikut :

a. Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka
tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal
di tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan
sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini
berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-
anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi
gelandangan.(Bidan, 2016).

4
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di
pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.(Bidan, 2016)
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat
tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat
umum.(Cantik et al., 2019)
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih
sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang
mau menerima dia apa adanya.(Cantik et al., 2019)
e. Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa
keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain
yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena
perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan
seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan
daerahnya.(Cantik et al., 2019)

B. Wanita dipusat Rehabilitasi


1. Pengertian Wanita
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu.
Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun
disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organreproduksi yang baik
akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkandan menyusui.(Purbosari,
2016).

2. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan,
bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit.(Purbosari, 2016).

5
3. Jenis Rehabilitasi
Dengan prinsip utama bahwa rehabilitasi tersebut adalah dalam upaya
melakukan pemulihan terhadap korban secara komprehensif (baik medis mapun
sosial) dan dalam prinsip untuk memanusiakan-manusia
Pada dasarnya Rehabilitasi yang diatur dalam regulasi KEPMENKES
996/MENKES/SK/VIII/2002 tersebut ada 2 yaitu:
a. Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi medis adalah suatu bentuk layanan kesehatan terpadu di bawah
naungan rumah sakit yang dikoordinasi dokter spesialis rehabilitasi medis
b. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat.
Tim rehabilitasi medik:
1. Dokter spesialis rehabilitasi medik : penanggung jawab tim, coordinator,
dokter fungsional dan terapis rehabilitasi medik.
2. Fisioterapis: tindakan terapi fisik.
3. Terapis Wicara.
4. Terapis Okupasi.
5. Psikolog.
6. Ortotis/Prostetis.
7. Petugas sosial medis.
8. Perawat rehabilitasi medik.

Rehabilitasi medik membantu penanganan:


1. Gangguan tumbuh kembang/cacat bawaan sejak bayi hingga dewasa.
2. Ancaman kecacatan karena penyakit atau cidera.
3. Kecacatan penyakit atau cidera.
4. Dampak psikologis sosial budaya dan vokasional.
5. Kecuali cacat pada mata, telinga, dan gangguan jiwa.

6
4. Tujuan Rehabilitasi
Rehabilitasi sosial mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung

jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan

sosialnya.

b. Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan

fungsi sosialnya secara wajar.

Rehabilitasi dimaksudkan dalam kaitannya dengan layanan kepada individu

yang membutuhkan layanan khusus, seperti yang diketahui bahwa rehabilitasi

mengandung makna pemulihan atau perbaikan anggota tubuh yang


cacat.(Aprianti, 2020).

C. Pekerja Seks Komersil


1. Definisi Pekerja Seks Komersil
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan
menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang.
Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai
pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu
lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana
dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa
menggunakan pengaman sseperti kondom. (Cantik et al., 2019).

Dari aspek kesehatan, pelacuran seringkali dipandang sebagai media


penyebaran penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS, hepatitis, penyakit
menular seksual, terutama untuk praktek seks komersial yang tidak aman.
penularan penyakit seksual berbahaya dan mematikan juga menulari kelompok
yang dianggap ‘tidak berdosa’ seperti pasangan sah (istri) pengguna jasa seks
komersial.

7
Selain aspek kesehatan fisik, pelacuran juga menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan jiwa pekerja seks. Berbagai studi menunjukkan bahwa pelacur
seringkali mengalami tindak kekerasan seksual dari konsumennya atau
mengalami kekerasan fisik, emosional dan tindakan eksploitatif lainnya yang
dilakukan oleh pengelola pelacuran dan atau pengguna jasa.(Rusyidi1 & Nurwati,
2018).

2. Penyebab Adanya PSK


Banyak hal menyebabkan seorang perempuan bekerja menjadi PSK.
Diantaranya adalah:

a) Akibat kegagalan dalam perkawinan

b) Karena tekanan ekonomi

c) Pendidikan yang rendah

d) Penipuan

e) Tidak mempunyai skill

Meskipun bekerja sebagai PSK dianggap melanggar norma dan moralitas,


namun sebagai individu mereka tidak dapat terlepas dari lingkungan sosialnya.
Untuk itu diperlukan adanya proses penyesuaian diri.

dalam interaksinya mereka berusaha menutupi pekerjaan sebagai PSK,


terutama di lingkungan keluarga dan tempat tinggal,untuk menghindari
keterasingan dari lingkungan tersebut. Penyesuaian diri yang dilakukan bersifat
pasif, mereka menyesuaikan diri dengan bersikap dan bertingkah laku layaknya
individu lain di lingkungan tersebut.(Lenggu et al., 2016).

3. Dampak yang di timbulkan bilang seorang bekerja sebagai PSK


a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang
perempuan.

b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan

selalu mencemooh dirinya.

c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.

8
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia,
herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.

4. Penanganan Masalah PSK


Adapun penangana PSK adalah sebagai berikut:

A. Keluarga

1. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan


seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.

2. Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari


perbuatan dosa.

B. Masyarakat

Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan


PSK.

C. Pemerintah

1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.

2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.

3. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK


untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

D. Drug Abuse
1. Pengertian Drug Abuse
Drug Abuse adalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang, misalnya penggunaan
narkotika. Narkotika berasal dari bahasa Yunani, Narkoun yang berarti membuat
lumpuh atau mati rasa.

Menurut Undang-undang R.I No.22/ 1997 ditetapkan sebagai zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi atau menghilangkan
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.(Hartini, 2023)

Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam mewujudkan visi tersebut yaitu
masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
atau yang lebih dikenal dengan sebutan narkoba terutama di kalangan generasi muda.
9
Problem penyalahgunaan alkohol dan obat- obatan terlarang menempati peringkat
tertinggi dan merupakan tantangan paling besar dari tujuh problem utama kesehatan
dan sosial remaja, yaitu merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan,
keselamatan di jalan, kesehatan seksualitas, aktivitas fisik, gizi dan berat badan, serta
bunuh diri. (La Patilaiya et al., 2021)

Penyalahgunaan narkoba pada seseorang berdampak pada jenis narkoba yang


dipakai, situasi dan kepribadian pemakai. Namun dapat terlihat pada fisik, psikis dan
sosial. Dampak fisik pada kesehatan reproduksi perempuan antara lain terjadi
gangguan endokrin, penurunan fungsi hormon, gangguan seksual, perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe(Hartini, 2023).

2. Latar belakang seseorang menggunakan narkoba


a. Faktor individu

Seperti kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan, cemas atau
persepsi hidup yang tidak realistis. Juga kadang-kadang dipakai sebagai simbol
keperkasaan atau kemoderenan disamping penghayatan kehidupan beragama
sangat kurang.

b. Faktor lingkungan

Seperti mudah diperolehnya narkoba, hubungan antara keluarga tidak efektif dan
harmonis disertai kondisi sekolah yang tidak tertib dan berteman dengan
pengguna narkotika. Seseorang dapat mengalami ketergantungan bila memakai
narkotika dan dapat berupa ketergantungan fisik dan psikis ketergantungan fisik.
Ditimbulkan akibat adaptasi susunan saraf tubuh (neurobiologis).

3. Konsep pembinaan terapi dan rehabilitasi

1. Terapi medis

2. Rehabilitasi social

3. Rehabilitasi mental

4. Terapi agama

10
4. Penanggulangan Drug Abuse
1. Menyediakan informasi dan materi KIE.

2. Mendidik peer educator serta melakukan kegiatan peer education secepatnya


untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi pada para
remaja.

3. Meningkatkan peranan guru dan orang tua sebagai sumber informasi tentang
kesehatan reproduksi.

4. Menjalin kerjasama dengan stasiun televisi untuk membuat paket acara yang
berisi informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.
E. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan
objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses
sadar dan sistematis disekolah, keluarga, dan Masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu
maksud dari suatu konsep yang sudah diterapkan. (Marhamni, 2022).
Tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
pribadi-pribadi berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia, serta membangun generasi
mendatang dengan seperangkat intelektualitas, moralitas dan spiritualitas yang memadai.
Pendidikan, seperti diungkapkan para pakar, sejatinya merupakan sarana pembentukkan
manusia sempurna yang mengedepankan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,
kebenaran dan keadilan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan
berkualitas saat melhirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila
pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas,
Maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun.
Peningkatan pendidikan bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat
dielakkan demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam
pembangunan pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender
dalam pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun
lebih seimbang peda tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi
jenjang pendidikan, maka makin meningkat kesenjangan gendernya.

11
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan
yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari
perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku
hidupn sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan
rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri
dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.(Cantik et al., 2019).

F. Upah
1. Pengertian Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dan pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan
dan produksi. Upah dinilai atau dinyatakan dalam bentuk uang yang ditetapkan
menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan serta dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.(Lenggu et al.,
2016).
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah Masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para
perempuan juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya
entah itu dengan mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan
pakaian dan lain sebagainya.
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa
Perempuan dengan pekerjaaan diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja.
Hal ini karena perempuan bekerja identik dengan wanita karir atau wanita kantoran,
padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja seharusnya tetap dihargai
pekerjaannya.(Marhamni, 2022).
Dalam perspektif hukum di Indonesia kajian pertama yang perlu dilakukan adalah
terhadap Undang-Undang Dasar 1945 hal ini berdasarkan asumsi bahwa Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi dan menjadi dasar dan acuan bagi
perundang-undangan yang ada di bawahnya.
Menyinggung tentang perangkat hukum dalam kaitannya dengan perlindungan
bagi tenaga kerja wanita, maka Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 27 ayat (2) Undang-

12
Undang Dasar 1945 merupakan acuan utama dengan asumsi sebagaimana
dikemukakan di atas bahwa salah satu hakekat dari Pasal 27 tersebut adalah
persamaan atau kesetaraan diantara warga negara. Jadi dalam persfektif hukum tidak
ada tempat di Indonesia ini untuk tindakan atau perlakuan diskriminatif.
Hal ini berarti baik pekerja wanita maupun pekerja pria dalam kedudukannya
sebagai warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama dibidang
ketenagakerjaan ataupun memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek baik itu di
bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya maupun ilmu pengetahuan.
Adapun jenis pekerjaan yang diberikan kepada wanita yaitu yang sesuai dengan
sifat alamiah wanita yang luwes, lemah lembut, telaten, sabar, menarik dan sifat
lainnya yang berhubungan dengan wanita, sehingga apa yang dikerjakannya mencapai
hasil yang baik. Contoh pekerjaan yang sering diberikan kepada wanita adalah
sekretaris, penjahit di pabrik garmen, perawat kesehatan dan lain-lainnya.
Bagi pengusaha yang hendak mempekerjakan tenaga kerja wanita harus
mengetahui bagaimana mempekerjakan tenaga kerja wanita dalam perusahaannya dan
hendaknya dalam pemberian tugas atau penempatannya dalam jenis-jenis pekerjaan
tertentu selalu memakai pertimbangan yang bijaksana dengan melihat kenyataan-
kenyataan bahwa wanita mempunyai sifat:
1. Para wanita umumnya bertenaga lemah, halus tetapi tekun;
2. Norma-norma susila harus diutamakan agar tenaga kerja wanitantersebut tidak
terpengaruh oleh perbuatn-perbuatan negatif dari tenaga kerja lawan jenisnya,
terutama kalau dipekerjakan pada malam hari;
3. Para tenaga kerja itu umumnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan halus sesuai
dengan sifat dan tenaganya;
4. Para tenaga kerja wanita ada yang masih gadis ada pula yang telah bersuami
atau berkeluarga yang dengan sendirinya mempunyai beban-beban rumah tangga
yang harus dilaksanakannya juga.
2. Faktor penentu tingkat upah
a) Faktor internal. Meliputi jam kerja dan lamanya bekerja.
b) Faktor eksternal. Meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan.
Menurut analisis gender, perbedaan tingkat upah antara pria dan wanita disebabkan
oleh peran ganda itu sendiri yang menimbulkan masalah ketidakadilan dari peran dan
perbedaan gender tersebut.

13
EVALUASI
PILIHAN GANDA DAN ESSAY

a. Pilihan Ganda
1.Yang termasuk kekerasan seksual berat yaitu
a. Gurawan pomo
b. Pemaksaan hubungan seksual dengan cara yang tidak disukai merendahkan
dan atau tujuan tertentu.
c. Ejekan atau julukan
d. komentar

2.Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh...


a. Tradisi
b. Kepercayaan
c. Sikap
d. Jawaban a,b dan c benar

3.Apa saja penyebab dari Home Less...


a. Kemiskinan
b. Bencana Alam
c. Kurang Kasih Sayang
d. Jawaban a,b dan c benar

4.Penyalah gunaan narkotika oleh kaum perempuan disebabkan karena alasan. . .


a. Rasanya enak
b. Dapat mengurangi rasa sakit
c. Mencari pengalaman
d. Pengaruh lingkungan

5.Berikut ini merupakan risiko penyalahgunaan narkoba, yaitu....


a. Kecanduan
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Menambah nafsu makan
d. Kebugaran

14
6.Berikut ini yang merupakan masalah yang timbul pada home less kecuali ......
a. Pelecehan seksual
b. Transmigrasi
c. Tindakan kekerasan
d. Pemerkosaan

7.Beriku ini adalah dampak negative dari single parents kecuali..


a. Perubahan perilaku anak
b. Anak lebih mandiri
c. Psikologi anak terganggu
d. Perempuan merasa terkucil

8.Manakah yang tidak termasuk masalah-masalah yang timbul dari psk ...
a. Penyakit menular seksual seperti gonore, hiv aids, sipilis dan klamida
b. Timbul kekerasan
c. Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak di inginkan
d. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai perempuan

9.Berikut ini yang tidak termasuk pencegahan perkosaan adalah..


a. Berpakaian santun, berperilaku dan tidak mengundang perilaku pria
b. Menerima tamu laki-laki ke rumah bila rumah sepi atau sendiri
c. Melakukan aktivitas secara bersamaan dalam kelompok dan tidak berduaan
d. Berjalan jalan bersama banyak teman terlebih di malam hari

10.Yang mempengaruhi factor pelayanan kesehatan adalah ..


a. Factor penolong dan sarana
b. Paritas dan gizi kurang
c. Kemiskinan
d. Konflik dan peran seksual

15
b. Essay

1. Apakah Dimensi Sosial Wanita?


2. Bagaimanakah Status Sosial Wanita?
3. bagaimanakah Nilai dan Peran Wanita?
4. Apa sajakah permasalahan kesehatan wanita?
5. Dampak apa saja yang akan di timbulkan bila seorang bekerja sebagai PSK?

16
DAFTAR PUSTAKA

Afriliansyah, H. (2020). REHABILITASI SOSIAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM


LINGKAR NAPZA DI YAYASAN STIGMA BINTARO JAKARTA SELATAN.
Aprianti, R. (2020). REHABILITASI WANITA TUNA SUSILA DI DINAS SOSIAL.
Bidan, W. (2016). Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya.
Http://Warungbidan.Blogspot.Com/2016/07/Makalah-Dimensi-Sosial-Wanita-
Dan.Html.
Cantik, Nurfadillah, Asrina, R., & Lisna, R. (2019). MAKALAH DIMENSI SOSIAL WANITA
DAN PERMASALAHANNYA.
Hartini, L. (2023). HUBUNGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA TERHADAP
KESEHATAN REPRODUKSI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
PEREMPUAN KOTA BENGKULU. In Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan (Vol. 13,
Issue 1).
La Patilaiya, H., Merdekawati Surasno, D., & Taufik Yunus, dan. (2021). SOSIALISASI
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
PROVINSI MALUKU UTARA.
Lenggu, F., Mau, F. C., D Ndahawali, G. J., & Meku, Y. (2016). MAKALAH KESEHATAN
REPRODUKSI.
Marhamni, I. (2022). MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI DIMENSI SOSIAL WANITA.
Purbosari, G. P. (2016). KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA
WANITA DI PUSAT REHABILITASI.
Rusyidi1, B., & Nurwati, N. (2018). PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI
INDONESIA. 5(3), 303–313.

17

Anda mungkin juga menyukai