Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

HOME LESS, WANITA DI PUSAT REHABILITAS, WANITA SEKS KOMERSIAL, DRUG


ABUSE, PENDIDIKAN UPAH

Dosen pengampuh: Eva Inayatul Faiza, SKM. M,kes

DISUSUN OLEH:
(BOB0211823) BERLINDA R. SIMAGAE
(BOB0211829)GELARDA WAIMU

STIKES KENDEDES MALANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Penyusun ucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga Makalah ini dapat terwujud. Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat

dimengerti oleh seluruh pembacanya. Namun,kami sadar bahwa Makalah ini masih banyak

kekurangannya,sehingga saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan Makalah selanjutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan yang telah membantu sehingga makalah

ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

Harapan penyusun kiranya Makalah ini bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya

saing Pendidikan Kesehatan.

Malang, 21 september 2022

Penulis
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan suatu wilayah yang pemukimannya relatif besar, padat dan permanen,
serta dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Keadaan tersebut
didukung karena perkotaan merupakan pusat perekonomian, kebudayaan, politik dan
pemerintahan sehingga banyak masyarakat yang berdatangan ke kota bahkan menetap.
Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan tidak seimbang dengan ruang yang ada dan
peluang pekerjaan di perkotaan. Hal inilah yang akan menjadi permasalahan di kota.
Pusat rehabilitasi adalah tempat atau sarana yg digunakan untuk proses pemulihan atau
perbaikan untuk kembali seperti semula missal ketergantungan narkoba, penyandang cacat
baik fisik atau mental dan masalah yg lain. Dengan banyaknya wanita yang mengalami
masalah-masalah seperti yang telah disebutkan di atas, maka kita sebagai bidan harus
mengatahui bagaimana memberikan pelayanan rehabilitasi pada wanita tersebut. Untuk itu
dalam makalah ini kami akan membahas apa itu rehabilitasi dan bagaimana melakukan
rehabilitasi yang baik.
Pekerja seks komersial atau biasa disebut PSK merupakan istilah untuk pelacur yang
berkaitan erat dengan masalah stigma, dimana stigma sendiri berkaitan dengan pehamaman,
pemaknaan dan penerimaan dari sebuah istilah maupun perilaku.
Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan
ketergantungan.Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula fungsi vital organ lain seperti
jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain.
Pendidikan karyawan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh pihak
perusahaan dalam menyusun struktur dan skala upah. Karyawan yang memiliki kualifikasi
pendidikan yang lebih tinggi tentu saja harus memperoleh upah yang lebih besar. Dengan
demikian, jenjang pendidikan memengaruhi besaran upah karyawan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimasuk dengan home less?


2. Apakah yang dimasuk dengan Wanita di pusat rehabilitasi?
3. Apakah yang dimasuk dengan Wanita seks komersial?
4. Apakah yang dimasuk dengan drug abuse?
5. Apakah yang dimasuk dengan Pendidikan upah?

C. Tujuan
1. Untuk memgetahui apa yang di maksud dengan home less, Wanita di pusat rehabilitasi,
Wanita seks komersial, drug abuse, Pendidikan upah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Home less/Tunawisma
1. Pengertian Home less/Tunawisma

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tunawisma adalah seseorang yang
tidak mempunyai tempat tinggal (rumah). Tunawisma adalah orang yang tidak
mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah
kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau
berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari.
2. Penyebab tunawisma

Tunawisma atau homelesness adalah masalah global yang terus dihadapi hingga kini.
Ada sekitar 3 juta tunawisma di Indonesia. Indonesia rentan terhadap letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.

Ditambah dengan urbanisasi yang cepat membuat jutaan orang rentan kehilangan
rumah. Pada tahun 2018, terdapat 857.500 pengungsi baru akibat bencana alam dan
kekerasan. Sekitar 25 juta keluarga tinggal di daerah kumuh perkotaan, di sepanjang rel
kereta api, tepi sungai, dan jalan raya menurut Homeless World Cup Foundation. Berikut
akar penyebab adanya tunawisma secara umum dilansir dari human rights careers:

Sementara biaya hidup meningkat, sayangnya tidak ada kenaikan upah. Di Amerika
Serikat, upah minimum telah naik sekitar 350% sejak tahun 1970. Indeks Harga
Konsumen telah meningkat lebih dari 480%. Hal ini membuat sulit untuk menutupi biaya
hidup sehari-hari, apalagi menghemat uang untuk kepemilikan rumah atau keadaan
darurat.

Tanpa kemampuan untuk menabung, pengeluaran tak terduga dapat menghabiskan


penghasilan seseorang. Di seluruh dunia, upah rendah membuat orang terjebak dalam
kemiskinan dan lebih rentan menjadi tunawisma

a. Tunawisma Wanita dan anak

Wanita dan anak-anak sangat rentan terhadap tunawisma yang dipicu kekerasan.
Untuk menghindari kekerasan dalam rumah tangga, orang akan meninggalkan rumah
mereka tanpa rencana.

Jika mereka tidak punya tempat tinggal, mereka bisa berakhir di mobil, tempat
penampungan, atau jalanan. Bahkan bagi mereka yang tinggal, dampak kekerasan
dalam rumah tangga membuat mereka lebih rentan menjadi tunawisma di masa
depan. Ini karena trauma seringkali mengarah pada masalah kesehatan mental dan
penyalahgunaan zat.

B. Wanita di pusat Rehabilitasi


1. Pengertian

Pengertian Wanita

Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina.
Wanita yaitu kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan yang sudah
dewasa. Perempuan yang telah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk
perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga
dengan anak gadis. Perempuan yang mempunyai organ reproduksi yang baik akan memiliki
kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.

Pengertian Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit
kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu yaitu program
yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, serta
pencegahan penyakit.

2. Jenis Rehabilitasi

Dengan prinsip utama bahwa rehabilitasi tersebut adalah dalam upaya melakukan
pemulihan terhadap korban secara komprehensif (baik medis mapun sosial) dan dalam prinsip
untuk memanusiakan-manusia Pada dasarnya Rehabilitasi yang diatur dalam regulasi
KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tersebut ada 2 yaitu:

a. Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi medis adalah suatu bentuk layanan kesehatan terpadu di bawah naungan rumah
sakit yang dikoordinasi dokter spesialis rehabilitasi medis

b. Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi sosial yaitu proses refungsionalisasi serta pengembangan untuk memungkinkan


seseorang mampu melaksanakan peran sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

Tim rehabilitasi medik:

1. Dokter spesialis rehabilitasi medik: penanggung jawab tim, coordinator, dokter fungsional
dan terapis rehabilitasi medik.

2. Fisioterapis: tindakan terapi fisik.

3. Terapis Wicara.

4. Terapis Okupasi.

5. Psikolog.
6. Ortotis/Prostetis.

7. Petugas sosial medis.

8. Perawat rehabilitasi medik.

Rehabilitasi medik membantu penanganan:

· Gangguan dan kelainan tumbuh kembang/cacat bawaan sejak bayi hingga dewasa.

· Ancaman kecacatan karena penyakit atau cidera.

· Kecacatan penyakit atau cidera.

· Dampak psikologis sosial budaya dan vokasional.

· Kecuali cacat pada mata, telinga, dan gangguan jiwa.

c. Program Rehabilitasi

Program Rehabilitasi diantaranya yaitu, program rehabilitasi yang lamanya 3 bulan yang
mencakup :

a. Pendidikan agama (kognitif, afektif, dan psikomotor).

b. Psikoterapi kelompok (group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan (Individual


Psychotherapy).

c. Pendidikan umum.

d. Pendidikan keterampilan.

e. Pendidikan jasmani (olahraga).

f. Rekreasi.

Hasil yang diharapkan seusai dari program rehabilitasi adalah:

a. Beriman dan bertakwa.

b. Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap NAPZA.

c. Memiliki keterampilan.

d. Dapat kembali berfungsi secara wajar (layak) dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah
(keluarga), di sekolah/kampus, di tempat kerja, maupun masyarakat.
Pusat rehabilitasi menggunakan berbagai metode yang berbeda terhadap pasien,
perawatanpun disesuaikan menurut penyakit pasien dan seluk-beluk dari awal terhadap pasien
tersebut. Waktu juga menentukan perbedaan perawatan antar pasien. Dan pengobatan rawat
jalan merupakan program yang sangat bermanfaat bagi para pasien di tahap awal, khususnya
bagi pasien yang kecanduan atau addiction.

Gejala penyakit yang banyak ditemui pada pusat Rehabilitasi:

o Watak Pemarah.

o Perilaku yang aneh.

o Kehilangan nafsu makan.

o Kehilangan berat badan.


Para pasien yang masuk di pusat Rehabilitasi kebanyakan menderita rendah diri dan
kurangnya pandangan positif terhadap kehidupan, oleh karena itu psikologi memainkan
peranan yang sangat besar dalam program Rehabilitasi, dan hal ini juga sangat penting untuk
menjaga pasien dari lingkungan baik teman maupun keluarga yang memungkinkan
kecanduan kembali terhadap obat-obat terlarang.

Sangat dianjurkan untuk tidak memilih pusat Rehabilitasi yang terletak dekat dengan rumah
pasien, uangpun memainkan peranan penting dalam perawatan, tidak lupa kesabaran juga
merupakan faktor yang penting baik itu dari pihak individu dan keluarganya sendiri.

Beberapa tips menjaga pasien agar tidak mengulang kesalahannya setelah pulang dari pusat
Rehabilitasi:
Menemukan kembali hobi yang positif atau perkerjaan yang tetap bagi pasien.
Menjaga hubungan baik antara lingkungan keluarga dan sekitar.
Bertemu dengan konsultan kejiwaan atau psikiater secara berkala, agar pemulihan lebih
terjaga.
Kesabaran dan keyakinan dari pasien itu sendiri akan proses pemulihan dari obat dan
kecanduan.

D. Pusat Rehabilitasi
Pusat rehabilitasi adalah tempat atau sarana yg digunakan untuk proses pemulihan atau
perbaikan untuk kembali seperti semula misal ketergantungan narkoba, penyandang cacat
baik fisik atau mental dan masalah yg lain.

1. Subyek Rehabilitasi

· Pribadi korban narkoba.

· Orang-orang terdekat.

· Masyarakat sekitar dan umum.


· Gembong dan pengedar narkoba.

2. Sarana Dan Prasarana Rehabilitasi

· Tersedia dukungan, pertolongan dan harapan.

· Perpustakaan dan buku, bahan audiovisual dan alat peraga.

· Sarana peningkatan minat dan ketrampilan.

· Sarana rekreasi.

· Jadwal harian atau program kegiatan.

· Fasilitas angkutan dan komunikasi.

· Tenaga professional seperti dokter, psikiater, psikolog, sosiolog, ahli kerohanian, TOGA,
fisioterapi.

3. Pola Dasar Rancangan Rehabilitasi

· Tahap I adalah proses transisi awal (1-8minggu).

· Tahap II adalah proses rehabilitasi intensif (3-18 bulan).

· Tahap III adalah proses transisi akhir (1-6 tahun).

· Tahap IV adalah pemeliharaan lanjut (seumur hidup).

4. Jenjang Proses Kesembuhan

· Jenjang Transisi.

· Jenjang stabilisasi Dini.

· Jenjang kesembuhan awal.

· Jenjang kesembuhan menengah.

· Jenjang akhir kesembuhan.

· Jenjang Pemantapan

C. Pekerja seks komersial


Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai pelaku pelacuran
sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal
itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila
tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan
kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan
melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan
banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga
mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku
sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.

Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan.
Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat
Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual
tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap
pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity).
Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu
seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu,
dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan
baik-baik. Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari
Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan
yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya."

Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah
lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Khusus laki-laki, digunakan istilah
gigolo.

1. Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja

Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya
pergaulan kearah seks bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan
seks adalah sebagai berikut :

1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk
menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari
teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.

2) Adanya tekanan dari pacar

karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa
saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini
yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang
tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri
selayaknya orang dewasa.
3) Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan
hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko
yang akan dihadapinya.

4) Rasa penasaran

Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas
masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi
melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.

5) Pelampiasan diri

factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan
yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang
diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak
(orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan
diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah
seks.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama
dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan
agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung
menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua
menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan seksualitas yang
merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini
maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP. (http://www.univrab.ac.id)

Faktor-faktor penyebab adanya PSK (pekerja seks komersial) adalah :


a. Kemiskinan

Diantara alasan penting yang melatarbelakangi adalah kemiskinan yang sering bersifat
structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang lemah sehingga yang miskin
semakin miskin, sedangkan orang yang kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.

Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari
sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka
harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

b. Kekerasan seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK

diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan
sebagainya.

c. Penipuan

Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus
penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri pun juga kerap ditemui.

d. Pornografi

Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual
berupa gambar, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau
media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan
atau tersamar kepada public alat vital dan bagian – bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis
yang menonjolkan sensualitan dan seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan
hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang
lain.

Persoalan – persoalan psikologis


a. Akibat gaya hidup modern

Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang
dikenalakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan
untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi
PSK untuk pemuasan dirinya.

b. Broken home

Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seseorang remaja untuk melakukan
hala-hal yang kurang baik di luar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak
bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.

c. Kenangan masa kecil yang buruk

Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya
pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.

Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks komersial) :
a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan.

b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu
mencemooh dirinya.

c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.


d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamdia,herpes
kelamin,sifilis, hepatitis B, dan HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK:


a. Keluarga

1. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini


agar terhindar dari perilaku seks bebas.

2. Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.

b. Masyarakat

Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.

c. Pemerintah

1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.

2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.

3. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring
dan mendapatkan rehabilitasi.

Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :


1. Individual

2. Bantuan organisasi dan sindikat

Menurut lokasinya :
1. Segregasi/lokalisasi

2. Rumah panggilan ‘call house”

3. Dibalik front organisasi/bisnis terhormat

Klasifikasi :
1. Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam, perempuan pendamping,
penyedia perempuan panggilan)

2. Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)

Penanggulangan prostitusi
1. Preventif

· Penyempurnaan UU larangan/pengaturan penyelenggaraan pelacuran

· Intensifikasi pendidikan keagamaan


· Kesibukan untuk penyaluran energi yang positif

· Memperluas lapangan kerja

· Pendidikan seks

· Koordinasi berbagai instansi untuk pencegahan/penyebaran pelacuran

· Penyitaan buku, film dan gambar porno

· Meningkatkan kesejahteraan rakyat

2. Represif dan kuratif (menekan, menghapuskan dan menyembuhkan wanita dari


ketunasusilaannya)

· Melakukan pengawasan dan kontrol yang sangat ketat terhadap lokalisasi yang sering
ditafsirkan sebagai legalisasi

· Aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi

· Penyempurnaan tempat penampungan dan pembinaan

· Pemberian pengobatan

· Membuka lapangan kerja baru

· Pendekatan keluarga

· Mencarikan pasangan hidup

· Pemerataan penduduk dan perluasan lapangan kerja

A. Ciri khas pelacur

Ada beberapa cirri khas seorang pelacur / Pekerja seks komersial

1) Wanita, lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria)

2) Biasanya cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik

3) Muda

4) Pakaian mencolok, beraneka warna, eksentrik

5) Teknik seksual mekanistik, cepat, tidak hadir secara psikis

6) Mobile
7) Berasal dari strata ekonomi rendah

8) 60-80 % intelektual normal

B. Kategori pelacuran

Beberapa kategori seorang PSK, antara lain :

1) Pergundikan

2) Tante girang

3) Gadis panggilan

4) Gadis bar

5) Gadis juvenile delinguent

6) Gadis binal

7) Gadis taksi

8) Penggali emas

9) Hostes atau pramuria

10) Promiskuitas

C. Motif yang melatarbelakangi

Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur / PSK

1) Kesulitan hidup

2) Nafsu seks abnormal

3) Tekanan ekonomi

4) Aspirasi materiil tinggi

5) Kompensasi terhadap perasaan inferior

6) Ingin tahu pada masalah seks

7) Pemberontakan terhadap otoritas orang tua

8) Simbol keberanian dan kegagahan


9) Gadis dari daerah slums dengan lingkungan immoril

10) Bujuk rayu laki-laki dan/calo

11) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan

12) Pelayan dan pembantu RT

13) Penundaan perkawinan

14) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga

15) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria

16) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi

17) Mudah dilakukan

18) Pecandu narkoba

19) Traumatis cinta

20) Ajakan teman

21) Tidak dipuaskan pasangan/suami

D. Akibat menjadi pelacur / PSK

Pelacur pada umumnya cepat menjadi tua dan layu, karena:

1) Kebiasaan buruk

2) Badan lemas dan lelah

3) Badan dimanipulir dan di eksploitasi

4) PMS termasuk HIV/AIDS, kehamilan, infertil

5) Kekerasan

6) Penghasilan lambat laun menurun

7) Usia lebih dari 30 tahun biasanya mengalami konflik jiwa

E. Masalah-masalah yang timbul dari PSK

Beberapa masalah yang timbul karena menjadi PSK, antara lain :


1) Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Gonorrhoe, HIV/AIDS, siphilis, Klamidia

2) Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan

3) Timbul Kekerasan

4) Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal

F. PSK Pekerjaan tak bermoral

Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan yang tidak bermoral :

1) Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan seks yang
dianggap tidak bermoral oleh banyak agama

2) Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang berkaitan dengan tugas
reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara bebas demi untuk memperoleh uang.

3) Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang dibentuk melalui
perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.

4) Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta dari laki-laki
(suami) mereka sekaligus pencuri hartanya

G. Peran sebagai petugas kesehatan

Peran sebagai petugas kesehatan dalam masalah pekerja seks komersial yaitu :

1) Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-pasien yang lain

2) Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS

3) Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru, murah dan cobalah menjaga
kelangsungan pengadaan obat

4) Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.

5) Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS dan obat
yang terjangkau serta penanggulangan obat terlarang.

D. Drug abuse/Penyalah guna Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Pada saat ini (2015) terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di
Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia terdapat 354 jenis
narkoba.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
· Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
· Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke
dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika
hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat
yang termasuk psikotropika antara lain:
·Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic
Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

2.2 Undang-undang yang mengatur penyalahgunaan narkoba

· UU RI No.22 Tahun 1997 Tentang Narkotika


· PP RI No.1 Tahun 1980 Tentang Ketentuan Penanaman Papaver, Koka, Dan Ganja.
· Inpres RI No. 3 Tahun 2002 Tentang Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika.
· Kepres RI No.17 Thn. 2002 Tentang Badan Narkotika Nasional
Ketentuan Pidana UU No 22 Thn 1997 tentang Narkotika terdapat didalam Pasal 78 sampai
dengan Pasal 104 yang mengatur tentang pelarangan, peredaran dan penggunaannya yang
diperbolehkan maupun tidak diperbolehkan. Seperti yang terdapat didalam pasal 82 yang
berbunyi:
(1) Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum :

a. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual , menyalurkan , menjual ,


membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, alat menukar narkotika
Golongan I , dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup , atau pidana
penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000. ( satu milyar
rupiah );

b. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual , menyalurkan , menjual ,


membeli, menyerahkan , menerima , menjadi perantara dalam jual beli; atau menukar
narkotika Golongan 11, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda
paling banyak Rp. 500.000.000. ( lima ratusjuta rupiah );

c. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual, menyalurkan , menjual ,


membeli, menyerahkan , menerima , menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar
narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp.3.00.000.000. (tiga ratusjuta rupiah )

(2) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) didahului dengan
permufakatan jahat, maka terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :

a. ayat (1) huruf a , dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000 (dua ratus juta rupiah ) dan paling banyak Rp. 2.000.000.000. ( dua milyar
rupiah );

b. ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 tahun dan denda
paling banyak Rp. 1.000.000.000. ( satu milyar rupiah );

c. ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda
paling banyak Rp. 750.000.000. (tujuh ratus lima puluh juta rupiah );

(3) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :

a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20
tahun dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000. ( lima ratus juta rupiah ) dan paling banyak
Rp.3.000.000.000.( tiga milyar rupiah ).

b. Ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 20 tahun dan paling banyak Rp. 4.000.000.000. ( empat milyar rupiah );

c. Ayat (1) huruf c dilakukan secara terorgnisasi, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 tahun dan paling banyak Rp. 2.000.000.000. ( dua milyar rupiah ).

(4) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :

a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp.
7.000.000.000. (tujuh milyar rupiah );

b. ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi , dipidana denda paling banyak
Rp.4.000.000.000. ( empat milyar rupiah );
c. ayat (1) huruf c dilakukan korporasi , dipidana denda paling banyak Rp.3.000.000.000.
(tiga milyar rupiah ).

Ketentuan pidana yang diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1997 tentang
psikotropika terdapat didalam bab XIV, Undang-Undang nomor 5 tahun 1997 didalam pasal
59 sampai pasal 72 yang didalamnya diatur secara jelas dan lengkap mengenai sanksi-sanksi
pelaku tindak pidana psikotropika, yang didalam salah satu pasal 59 berbunyi:

(1) Barangsiapa:

a. menggunakan psikotropika golongan 1 selain dimaksud dalam pasal 4 ayat (2); atau

b. memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan I


sebagaimana dimaksud dalam pasal 6; atau

c. mengedarkan psikotropika golongan I tidak memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 12 ayat (3); atau

d. mengimpor psikotropika golongan I selain untuk kepentingan ilmu pengetahuan; atau

e. secara tanpa hak milik, menyimpan dan/atau membawa psikotropika golongan.

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah),
dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluhjutarupiah).

(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
terorganisasi dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara selama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta).

(3) jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping
pidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Sedangkan yang mengatur tentang narkotika diatur didalam Undang-Undang Nomor 22 tahun
1997. Yang ketentuan pidananya diatur didalam pasal 78 sampai dengan pasal 100 bab, XII
Undang-Undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika.

2.3 Jenis-jenis Narkoba,efek dan cara penggunaanya


1. Narkotika
Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan tanaman atau lainnya yang
dapat berdampak pada penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini
dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya.
Adapun jenis dari narkotika adalah :
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat
yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat sebagai
penghilang rasa sakit.
Cara Penggunaan :
Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh darah.
Gejala fisik pengguna :
· Pupil mata menyempit
· Melambatnya denyut nadi
· Tekanan darah menurun
· Suhu badan menurun
· Mengalami kelemahan pada otot, akan tetapi jika sudah kecanduan akan mengalami
kejang otot.
Efek samping pemakaian :
· Menurunnya kesadaran pengguna
· Menimbulkan euforia
· Kebingungan
· Berkeringat
· Dapat menyebabkan pingsan, dan jantung berdebar-debar
· Menimbulkan gelisah, dan perubahan suasana hati
· Mulut kering dan warna muka berubah
· Mengalami kejang lambung
· Produksi air seni berkurang
· Mengakibatkan gangguan menstruasi dan impotensi

2. Heroin / putaw
Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi, reaksi yang
ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri, sehingga mengakibatkan
zat ini sangat mudah menembus ke otak.
Cara Penggunaan :
Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh ataupun bisa juga
dengan cara dihisap.
Gejala atau efek yang ditemukan pada pengguna hampir sama dengan pengguna morfin, yaitu
:
· Melambatnya denyut nadi
· Tekanan darah menurun
· Otot menjadi lemas
· Pupil mengecil
· Hilang kepercayaan diri
· Suka menyendiri
· Seringkali berdampak kriminal, misalnya berbohong, menipu
· Kesulitan saat buang air besar
· Sering tidur
· Kemerahan dan rasa gatal pada hidung
· Gangguan bicara (cadel)
3. Ganja / Kanabis / mariyuana
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan
serat, kandungan zat narkotika terdapat pada bijinya. Narkotika ini dapat membuat si
pemakai mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Tumbuhan ini telah dikenal manusia sejak lama, seratnya digunakan sebagai bahan pembuat
kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak.
Awalnya, tanaman ini hanya ditemukan di negara-negara beriklim tropis. Namun belakangan
ini, di negara-negara beriklim dingin pun telah banyak membudidayakan tanaman ini, yaitu
dengan cara dikembangkan di rumah kaca.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan menyerupai rokok lalu
dihisap.

Efek / gejala yang terlihat dari pecandu ganja adalah :


·Denyut nadi dan jantung lebih cepat
·Mulut dan tenggorokan terasa kering
·Sulit dalam mengingat
·Sulit diajak berkomunikasi
·Kadang-kadang terlihat agresif
·Mengalami gangguan tidur
·Sering merasa gelisah
·Berkeringat
·Nafsu makan bertambah
·Sering berfantasi
·Euforia
Ganja merupakan salah satu jenis narkotika yang dapat mengakibatkan kecanduan. Jika
pemakaiannya dihentikan, sipemakai sering mengalami sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, sering merasa kelelahan dan badan menjadi lesu.
4. Kokain
Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika Selatan. Biasanya
daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara
dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain mempunyai 2 bentuk, yakni :
· Kokain hidroklorida, berupa kristal berwarna putih, rasanya sedikit pahit, serta
bersifat mudah larut.
· Kokain free base, ia tidak berbau dan rasanya pahit.
Cara Pemakaian
Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan campuran rokok.
Efek / gejala yang timbul dari pemakaian kokain adalah :
· Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si pengguna
· Sering merasa gelisah
· Menurunnya berat badan
· Timbul masalah pada kulit
· Mengalami gangguan pernafasan
· Sering kejang-kejang
· Sering mengeluarkan dahak
· Mengalami emfisema ( kerusakan pada paru-paru)
· Turunnya selera makan
· Mengalami paranoid
· Mengalami gangguan penglihatan
· Sering merasa kebingungan
2. Psikontropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang memiliki Khasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
pada aktivitas mental dan perilaku penggunanya.
Jenis Psikontropika :
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat mengakibatkan
penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat berbentuk tablet, pil, serta serbuk.
Nama Lain dari psikontropika jenis ini adalah inex, Metamphetamines.
Efek yang timbul dari penggunanya antara lain :
· Timbulnya euforia
· Mengalami mual
· Dehidrasi
· Timbul percaya diri yang berlebih
· Sering merasa kebingungan
· Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah
· Mengalami pusing, bahkan pingsan
· Terganggunya daya ingat dan jika dipakai dalam jangka panjang dapat merusak otak
· Mengalami gangguan mental
2. Sabu-sabu
Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang parah, seperti
gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.
Cara Penggunaan : Cara penggunaan sabu-sabu adalah dengan jalan dihisap.
Efek yang ditimbulkan
· Jantung berdebar-debar
· Naiknya suhu tubuh
· Mengalami insomnia
· Timbul euforia
· Nafsu makan menghilang
· Kekurangan kalsium
· Mengalami depresi yang berkepanjangan
3. Sedatif – hipnotik
Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ, BK, Lexo, MG, Rohip,
Dum.
Cara Penggunaan:
Cara pemakaiannya adalah dengan jalan diminum atau bisa juga disuntikkan intravena atau
anus. Biasanya dokter memberikan obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik yang
membuat insomnia.
Efek penggunaannya antara lain :
· Sulit mengendalikan diri
· Menjadi acuh
· Mengalami gangguan konsentrasi
· Mengalami kebingungan
· Euforia
· Kalau berjalan menjadi sempoyongan
· Mengalami slurred speech ( berbicara sambil menelan )
2.4 Alasan seseorang menggunakan narkoba
Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan diantaranya agar dapat diterima oleh
lingkungan,mengurangi stres, bebas dari rasa murung, mengatasi masalah pribadi, dan lain-
lain.
Alasan memakai narkoba dikelom[pokkan sebagai berikut :
>Anticipatory beliefs,yaitu,anggapan jika memakai narkoba orang akan menilai dirinya
hebat,dewasa,mengikuti mode,dan sebagainya.
>Relieving beliefs,yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi
ketegangan,cemas,depresi, dan lain-lain.
>Facilitative atau permissive beliefs,yaitu keyakinan bahwa pengguna narkoba merupakan
gaya hidup modern, dan mengikuti globalisasi.
Jadi penggunaan narkoba berawal dari persepsi/anggapan keliru yang tumbuh di
masyarakat.Mereka tidak mau memahami atau tidak mau menerima kenyataan atau fakta
yang dapat di buktikan secara ilmiah dan sah menurut hukum.
Akan,tetapi terlepas dari semua alasan di atas,remaja menyalah gunakan narkoba,karena
kepadanya ditawarkan oleh seseorang atau kelompok teman sebaya,agar mau mencoba
memakainya.Penawaran terjadi dalam situasi santai pada kehidupan sehari-hari:di kantin
sekolah,pulang dari sekolah,di jalan,di restoran,mal,rumah teman,dan lain-lain.Oleh karena
itu,anak dan remaja perlu meningkatkan kewaspadaan mengenai berbagai situasi penawaran
dan mengetahui perbedaan antara fakta dengan mitos yang berkembang.
· pola pemakaian narkoba
Ada beberapa pola pemakaian narkoba sebaagai berikut.
1. pola coba-coba,yaitu karena iseng atau ingin tahu.pengaruh tekanan kelompok sebaya
sngat besar,yang menawarkan atau membujuk untuk memakai narkoba.
2. pola pemakaian sosial,yaitu pemakaian narkoba untuk tujuan pergaulan( berkumpul dalam
acara tertentu) agar diakui/diterima kelompok.
3. Pola pemakaian situasi,yaitu karena situasi tertentu,misalnyaa kesepian,stres,dan lain-
lain.disebut juga tahap instrumental,karena pengalaman pemakaian sebelumnya di
sadari,narkoba dapat menjadi alat untuk memengaruhi atau memanipulasi emosi dan suasdana
hatinya.
4. pola habituasi(kebiasaan),ketika telah memakai nerkoba secara teratur/sering.terjdi
perubahan pada faal tubbuh dan gaya hidupnya.
5. pola ketergantungan,dengan gejala khas ,yaitu timbulnya toleransi atau gejala putus zat.
berusaha untuk selalu mendapat narkoba dengan berbagai cara,berbohong,menipu,mencuri
menjadi kebiasaannya.
Proses seseorang menjadi ketergantungan dapat digambarkan seperti orang yang
menembus tembok.pada tahap pemakaian ia masih dapat menghentikannya.Jika telah terjadi
ketergantungan,ia sulit kembali ke pemakaian sosial, betapapun ia berusaha ,kecuali
menghentikan sama sekali pemakaiannya(abstinensia)
2.5 Akibat penyalahgunaan narkoba
1.Bagi Diri Sendiri
a.Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
b.Intoksikasi (keracunan)
c. Overdosis (OD)
d. Gejala putus zat
e. Berulang kali kambuh
f. Gangguan perilaku mental dan sosial
g. Gangguan kesehatan
h. Kendornya nilai-nilai
i. Keuangan dan hukum
2.Bagi Keluarga
Suasana hidup aman dan nyaman menjadi terganggu.Membuat keluarga menjadi resah karena
barang-barang berharga dirumah
hilangAnakberbohong,mencuri,menipu,bersikap kasar,acuh tak acuh dengan urusan
keluarga,tidak bertanggung jawab,hidup semaunya, dan asosial.
Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tapi juga sedih dan
marah.Mereka berusaha menutupi perbuatan anak agar tidak diketahui orang lain.
Orang tua menjadi putus asa karena masa depan anak tidak jelas.Anak putus sekolah atau
menganggur,karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan.tres meningkat dan membuat
kehidupan ekonomi morat marit,dan masih banyak lagi.
3.Bagi Sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar.
Siswa penyalahguna narkoba prestasi belajar menurun drastis.Penyalahgunaan narkoba
berhubungan dengan kenakalan dan putus sekolah.Kemungkinan siswa pecandu narkoba
membolos lebih besar dibanding siswa lain.
4.Bagi Masyarakat
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba.Terjalin hubungan antara
pengedar dan korban sehingga terjadi pasar gelap.Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit
sekali memutus mata rantai pengedarannya.Dan narkoba akan menimbulkan keresahan dalam
masyarakat.

E. Pendidikan upah

Pendidikan karyawan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh pihak
perusahaan dalam menyusun struktur dan skala upah. Karyawan yang memiliki kualifikasi
pendidikan yang lebih tinggi tentu saja harus memperoleh upah yang lebih besar. Dengan
demikian, jenjang pendidikan memengaruhi besaran upah karyawan.

Di dalam Pasal 2 Ayat (5) Permenaker telah dijelaskan bahwa pendidikan yang dimaksud
adalah tingkat pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal sesuai dengan
sistem pendidikan nasional yang dipersyaratkan dalam suatu jabatan. Pihak perusahaan dapat
menetapkan kualifikasi pendidikan tertentu untuk menjalankan sebuah jabatan.

Itulah sebabnya mengapa untuk sebuah jabatan yang membutuhkan kualifikasi sarjana,
perusahaan tidak akan merekrut kandidat yang berlatar pendidikan lebih tinggi.
Bukan karena overqualified untuk sebuah tugas dan tanggung jawab, melainkan besaran gaji
karyawan baru yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kesenjangan upah dan mengacaukan
struktur dan skala upah yang telah berlaku di perusahaan.

Perusahaan yang menjalankan sistem upah karyawan yang adil, akan selalu berpedoman pada
struktur dan skala upah yang telah disusun.
Baca juga: Upah Minimum: Ketahui Mekanisme Penetapannya

Table of Contents
1 Struktur Gaji atau Upah
2 Upah Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Struktur Gaji atau Upah
Struktur dan tingkat gaji atau upah dipengaruhi oleh beberapa faktor internal (yang diukur
dengan evaluasi jabatan) dan faktor eksternal (yang dinilai dengan mempelajari tarif yang
berlaku di pasar).

Di samping itu, dinamika yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal harus
ditanggapi secara tepat oleh pihak manajemen perusahaan.

Artinya, pihak manajemen dan sistem imbalan harus ditinjau ulang secara berkala, dan perlu
diubah atau disesuaikan dengan dinamika lingkungan jika diperlukan, untuk mengupayakan
agar imbalan yang adil dan layak tetap bisa terwujud.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi struktur dan tingkat upah:

Kondisi pasar tenaga kerja. Tingkat gaji atau upah dapat dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran tenaga kerja yang ada.
Peraturan pemerintah. Aturan yang ada di Indonesia tentang pengupahan dan kesejahteraan
pekerja diatur di dalam Pasal 88 sampai dengan Pasal 101 UU Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Kesepakatan kerja antara perusahaan dengan karyawan. Keberadaan karyawan
memungkinkan adanya perundingan antara karyawan dan pihak manajemen, baik tentang
jenis, struktur, maupun upah yang diberikan.
Sikap manajemen.Keinginan pihak manajemen untuk meningkatkan semangat kerja, menarik
karyawan yang berkualitas tinggi, mengurangi perputaran tenaga kerja, juga mempengaruhi
upah.
Kemampuan pihak perusahaan dalam membayarkan upah. Gaji atau upah yang dibayarkan
oleh perusahaan kepada karyawan merupakan salah satu bagian dari biaya produksi, yang
harus dihitung oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu, struktur dan tingkat upah di suatu
perusahaan harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan tersebut agar tidak mengalami
kerugian.
Biaya hidup. Pemberian gaji atau upah harus melihat komponen biaya hidup di suatu wilayah.
Upah Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus 2019 telah mencatat rata-rata bersih upah yang
diterima untuk semua jenjang pendidikan adalah Rp2,8 juta per bulan.

Upah tertinggi terdapat pada jumlah jam kerja di rentang 35 sampai dengan 44 jam seminggu
dari pekerjaan utama, yaitu sebesar Rp3,4 juta.
Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, karyawan lulusan perguruan tinggi memperoleh rata-
rata upah tertinggi yaitu sebesar Rp4,4 juta per bulan. Karyawan lulusan Diploma
I/II/III/Akademi sebesar Rp3,4 juta perbulan.

Sementara untuk jenjang menengah, lulusan SMK mendapatkan rata-rata sedikit lebih tinggi
dari lulusan SMA. Tercatat upah yang diterima dari SMK adalah sebesar Rp2,73 juta dan
SMA sebesar Rp2,68 juta per bulan.

Jaga bisnis tetap produktif dengan software payroll & HRIS terautomasi! Pelajari Fitur
Talenta Selengkapnya Disini!

Adapun rata-rata upah terendah diterima oleh karyawan yang belum atau tidak pernah
menempuh pendidikan yaitu sebesar Rp1,2 juta per bulan. Sedikit lebih tinggi dari itu,
karyawan yang belum tamat SD memperoleh upah sebesar Rp1,6 juta per bulan.
Baca juga: Struktur dan Skala Upah Perusahaan, Tahapan dan Cara Membuatnya

Masalah upah karyawan memang menjadi salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Upah yang layak akan memacu seorang karyawan untuk
bekerja dengan dedikasi yang baik, sedangkan upah yang tidak layak tentu akan
menyebabkan mereka menjadi kurang berdedikasi.

Struktur dan skala upah dapat disusun menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah
metode ranking sederhana, metode dua titik, atau metode poin faktor.

Namun saat ini sudah ada cara yang lebih mudah dan cepat. Yaitu dengan cara menggunakan
software khusus seperti software HR dan payroll Talenta.

Software payroll Talenta dapat menghitung upah melalui hitung gaji online, dengan
memasukkan semua komponen penggajian.

Lakukan pendaftaran di Talenta sekarang juga untuk merasakan sendiri kemudahan dan
keuntungannya untuk perusahaan Anda. Talenta dilengkapi dengan berbagai fitur terbaik
untuk memenuhi kebutuhan manajemen HR dan payroll di perusahaan Anda.

Anda mungkin juga menyukai