Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN PADA KELOMPOK RENTAN

Dosen Pengampu : Yayuk Ismawati, S.Kep. Ns., M. Kes


Kelas D

DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
1. Khurnian Syah Dicky Prayudi (202201167)
2. Muhammad Dimas Tri (202201177)
3. Salsa Eka Arisandi (202201193)
4. Rengga Chandra Bayu H. (202201196)
5. El maulida Zahro Ilmi (202201200)
6. Annisa Ramadhani (202201202)
7. Ninik Farihatul Aulina (202201206)

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI KAB MOJOKERTO


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMI 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “makalah rencana promosi Kesehatan pada kelompok rentan” bisa selesai
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 dari
Ibu Yayuk Ismawati, S.Kep. Ns., M. Kes pada mata kuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan
Kesehatan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang promosi Kesehatan pada kelompok rentan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Yayuk Ismawati, S.Kep. Ns., M.
Kes, selaku dosen mata kuliahpromosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan , berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada rekan kelompok yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini, karena hanya Allah yang maha sempurna. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.

Mojokerto, 05 Juni 2023

Kelompok 5
Daftar isi
BAB 1

Pendahuluan
1. a.latar belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata rentan artinya mudah terkena
penyakit atau peka; mudah merasa: ketimpangan dan dominasi produksi swasta telah membuka
peluang situasi pasar menjadi -- terhadap perubahan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Tujuan Promosi Kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : 1. Tujuan promosi
kesehatan menurut WHO a. Tujuan umum 1) Mengubah perilaku individu/ masyarakat dibidang
kesehatan 10 b. Tujuan Khusu 1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai bagi
masyarakat. 2) Menolong individu agar mampu secara mandiri / kelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan sehat 3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada (Kholid,2012). 2. Tujuan Operasional a. Agar orang memiliki
pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dalam pelayanan
kesehatan serta cara memanfaatkannya secara efisien & efektif. b. Agar klien/masyarakat
memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan
masyarakatnya. c. Agar orang melakukan langkah2 positip dlm mencegah terjadinya sakit,
mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan
melalui rehabilitasi cacat karena penyakit. d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia
lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem
pelayanan kesehatan yang normal ( Kholid, 2012).(Mathematics, 2016)
2. b. tujuan :
1. mahasiswa mampu menegtahui karakteristik kelompok rentan
2. mahasiswa mampu mengetahui factor masalah Kesehatan yang ada di kelompok rentan
3. mahasiswa mampu mengetahui rencana promosi Kesehatan untuk kelompok rentan
BAB 2

PEMBAHASAN

1. KARAKTERISTIK KELOMPOK RENTAN:


Kelompok rentan dikatakan rentan karena kelompok ini memiliki keterbatasan dan
kebutuhan khusus sehingga berisiko tinggi terhadap bencana atau ancaman bencana.
Kelompok rentan membutuhkan perlakuan dan perlindungan khusus supaya bisa bertahan
menghadapi situasi pascabencana, karena kelompok ini merupakan kelompok yang paling
besar menanggung dampak bencana . Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang penanggulangan bencana pada pasal 55 menyebutkan bahwa yang termasuk
kedalam kelompok rentan adalah bayi, balita, dan anakanak, ibu yang sedang
mengandung atau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia.
A. Anak-anak

 Usia, harapan, kebutuhan, pendidikan, ketrampilan, pengalaman hidup, tekanan


sosial yang berbeda (mereka tidak terlalu memikirkan ini kecuali jika ia
akan menyadari akan mengalami kehilangan orang tua-nya/mainannya),
kerentanan, peluang dipekerjakan (jika orang tua tidak bekerja dan terdampak
bencana jadi mau tidak mau akan bekerja), tanggung jawab, masalah
kesehatan, hak dan perlindungan hukum (ex. Hak tidak dipekerjakan),
otoritas dalam membuat keputusan, kemampuan untuk melindungi diri
(masih sangat minim untuk berpikir bagaimana melindungi diri), risiko
kecelakaan, kemampuan fisik yang berbeda, pengelolaan emosi (ex. Jika
emosi mereka akan menangis, saat mereka mencoba untuk memperlihatkan
bahwa butuh sesuatu supaya bisa memperhatikan dirinya), kebutuhan akan
cinta dan perhatian, risiko terhadap kurang gizi (tidak nafsu makan, merasa
tidak mampu/tidak terlayani) dan berisiko terhadap tindak kekerasan.
 Akses terhadap makanan (supaya mudah didapatkan), tempat
penampungan sementara (mengupayakan tempat yang aksesbilitasnya
mudah dan tidak membahayakan anak2), hilangnya dukungan sosial (perlu
diupayakan, biasaya dukungan dari orang-orang terdekat), akses terhadap
pelayanan kesehatan. Anak-anak juga dapat menjadi ketakutan atau trauma
(ada rasa takut yang luar biasa saat terjadi bencana), anak-anak juga berisiko
terpisah dari keluarganya, tanpa identitas yang jelas, dan berpotensi
menjadi korban kekerasan dan kejahatan.
B. Perempuan
• Stress yang meningkat pada masa bencana menjadi penyebab gangguan
kehamilan, melahirkan, dan produksi ASI pada masa bencana (tingkat stress
wanita > tinggi dibanding laki-laki, apalagi jika wanita itu sedang hamil nanti
hamil nya akan terganggu maupun saat melahirkan dan saat menyusui pun
produksi asi-nya akan berpengaruh).
• Anak-anak banyak mengalami malnutrisi karena ibunya juga mengalami
malnutrisi akibat kurangnya asupan makanan bergizi pada masa bencana.
• Kecenderungan wanita umumnya paling banyak menjadi korban yang butuh
perawatan di fasilitas kesehatan (karena secara fisik itu wanita > lemah
dibanding laki-laki), jumlah korban meninggal akibat bencana juga lebih
banyak perempuan, menjadi cacat akibat terluka.
• Perempuan dikonstruksi sebagai kelompok tersubordinasi oleh laki-laki
sehingga perempuan mengalami kesulitan untuk akses terhadap informasi
ketika terjadi bencana maupun pada saat mitigasi. Perempuan juga memiliki
keterbatasan akses terhadap sumber daya seperti jaringan sosial, transportasi,
informasi, ketrampilan, kontrol sumber daya alam dan ekonomi, mobilitas
individu, tempat tinggal dan pekerjaan.
C. Penyandang Cacat / Disabilitas
Penyandang cacat menurut Undangundang No.4 Tahun 1997 adalah setiap orang
yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya,
yang terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang
cacat fisik dan mental. Jenis kecacatan terdiri dari Tunanetra (buta), Tunarungu
(Tuli), Tuna Wicara (Bisu), Cacat anggota gerak, Lumpuh, Cacat Mental.
Anggapan yang berkembang di masyarakat pada umumnya menempatkan
penyandang cacat sebagai orang yang lemah dan perlu dikasihani, secara tidak
langsung anggapan tersebut membentuk sebagian besar penyandang cacat tidak
mampu hidup secara mandiri dan menjadi tidak produktif
• Lemah dan perlu dikasihani
• Menjadi prioritas utama kita untuk dibantu
D. Lanjut Usia (Lansia)
Lanjut usia menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas . Kemenkes mengklasifikasikan
lansia kedalam dua kategori, penduduk usia lanjut berumur ≥ 60 tahun dan
penduduk usia lanjut dengan risiko tinggi ≥ 70 tahun (Kemenkes, 2017). Sebagian
besar dari kelompok lanjut usia tidak dapat hidup secara mandiri karena
keterbatasan mobilitas, lemah atau masalah kesehatan fisik dan mental sehingga
membutuhkan pelayanan dan perlindungan khusus (Wibowo, 2018).
• Seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Kemenkes mengklasifikasikan lansia ke dalam dua kategori, penduduk usia
lanjut berumur ≥ 60 tahun dan penduduk usia lanjut dengan risiko tinggi ≥ 70
tahun.
• Penurunan sistem tubuh yang meliputi perubahan fisik, mental dan psikososial.
• Tinggal sendiri.

2. Identifikasi issue/ faktor-faktor resiko masalah kesehatan kelompok rentan


a. Factor masalah Kesehatan lansia
Masalah kesehatan pada lansia sering disebut sebagai sindroma geriatri yaitu
kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut
usia dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu :
1. Immobility (kurang bergerak)
2. Instability (mudah jatuh)
3. Incontinence (beser BAB/BAK)
4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
5. Infection (infeksi)
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan
dan penciuman)
7. Isolation (Depression)
8. Inanition (malnutrisi)
9. Impecunity (kemiskinan)
10. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
11. Insomnia(sulit tidur)
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
13. Impotence(Gangguan seksual)
14. Impaction (sulit buang air besar)(RI Kementrian Kesehatan, 2018)
b. Factor resiko pada Wanita
Menurut haloo sehat kemenkes republic Indonesia Untuk mengatasinya, penting bagi
Anda untuk terlebih dahulu memahami berbagai masalah kesehatan wanita yang
paling sering terjadi, seperti berikut ini.

1. Kanker payudara
Kanker bisa dibilang sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Salah satu yang sering disebut-sebut sebagai masalah kesehatan wanita adalah
kanker payudara. Ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak
menyerang wanita. Ada 1.670.000 kasus kanker yang terjadi di seluruh dunia, di
mana 883.000 kasus menyerang daerah berkembang dan 794.000 lainnya ke
daerah maju. Kanker ini awalnya menyerang lapisan saluran susu, hingga
kemudian menyebar dengan cepat ke bagian lainnya. Tanda awal penyakit ini
yang harus Anda cermati, yaitu munculnya benjolan pada payudara.
2. Kanker serviks

Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker lain yang masih menjadi
perbincangan sebagai salah satu isu kesehatan wanita.Jenis kanker ini
berkembang dengan cepat, sehingga menumbuhkan tumor ganas di bagian leher
rahim. Dr. Flavia Bustreo, asisten direktur bagi kesehatan keluarga, wanita, dan
anak-anak di WHO, mengungkapkan bahwa angka kesehatan dunia melaporkan
ada sekitar setengah juta wanita yang meninggal karena kanker serviks. Angka
kematian ini sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Itu sebabnya,
pemeriksaan kesehatan wanita perlu dilakukan sedini mungkin guna mendeteksi
kemungkinan adanya pertumbuhan sel-sel kanker pada payudara, ovarium, atau
leher rahim. Bagi Dr. Bustreo, ini merupakan salah satu kunci menjaga hidup
tetap sehat bagi wanita.
3. Stres dan depresi

Menurut survei terbaru dari American Psychological Association, stres termasuk


masalah kesehatan wanita yang paling sering terjadi. Dalam kasus yang lebih
parah, stres pada wanita ini dapat berkembang menjadi depresi.
National Center for Health Statistics menuturkan bahwa wanita berisiko dua kali
lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria. Artinya, ini merupakan
penyakit yang lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Deborah Serani,
PsyD, seorang penulis buku Depression in Later Life, berpendapat bahwa
kondisi biologis tubuh wanita yang membuatnya lebih rentan terkena depresi.
Faktor perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi setiap bulannya, setelah
melahirkan, serta sebelum dan usai menopause yang berperan dalam
meningkatkan stres dan depresi pada wanita.
4. Kesehatan reproduksi
Perbedaan anatomi, bentuk, serta organ reproduksi pada wanita jadi salah satu
alasan mengapa masalah kesehatan kaum hawa sering jadi perbincangan.
Misalnya, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan beberapa gejala saat tamu
bulanannya datang, darah haid yang lebih sedikit daripada biasanya, hingga
jadwal haid yang berubah-ubah. Mengutip dari laman WHO, masalah reproduksi
dan kesehatan seksual mengambil sepertiga tempat dari seluruh isu kesehatan
wanita pada usia 15-44 tahun. Seks yang tidak aman menempati faktor risiko
utama terhadap penyakit menular seksual pada wanita ini. Selain itu, kodrat
wanita untuk mengandung dan melahirkan juga membuatnya rentan terserang
masalah kesehatan, baik di area reproduksi atau hingga menyebar ke bagian
tubuh lainnya.
5. Masalah pascamelahirkan
Perubahan fisik maupun hormonal yang dialami selama kehamilan dapat
berdampak pada masalah kesehatan wanita, seperti tekanan darah tinggi dan
kekurangan zat besi. Oleh karena itu, selama kehamilan, dokter akan melakukan
pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh agar kesehatan ibu dan janin terjamin.
Dokter juga biasanya menyarankan untuk memastikan ibu hamil memiliki nutrisi
yang cukup dan melakukan tindakan pencegahan dengan mendapatkan imunisasi
yang sesuai.

6. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang Anda melemah,
sehingga rentan terhadap patah tulang. Wanita pasca menopause berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami patah tulang karena osteoporosis.
Faktor risiko lain dapat mencakup obat-obatan tertentu, menopause dini, indeks
massa tubuh rendah (BMI), pengobatan kanker, dan genetika.Anda dapat
mengimbangi risiko ini dengan meningkatkan asupan kalsium, tetap aktif
berolahraga, serta menghindari penggunaan rokok dan alkohol secara berlebihan.
7. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) terjadi karena gangguan hormon. Salah satu
hasilnya adalah kista, yakni kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium.
Wanita yang mengalami obesitas lebih cenderung memiliki PCOS. Wanita
dengan PCOS berisiko terkena diabetes. Gejalanya mungkin termasuk berikut
ini.
 Infertilitas.

 Nyeri panggul.
 Pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada, perut, ibu jari, atau jari
kaki.
 Kebotakan atau penipisan rambut.
 Jerawat, kulit berminyak, atau ketombe.
 Bercak coklat tua atau hitam pada kulit.
8. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun menyerang sel-sel tubuh yang
sehat. Sistem imun ini menganggap sel-sel tubuh tersebut sebagai ancaman
seperti halnya sebuah virus. Para peneliti menyatakan bahwa penyakit autoimun
lebih sering menyerang wanita. Bahkan, seiring berjalannya waktu, kasus
penyakit ini pada wanita pun terus meningkat. Meski terkadang pertandanya
berbeda-beda, tapi sebagian besar gejalanya meliputi:
 kelelahan,
 demam ringan,
 sakit badan,
 iritasi kulit, dan
 vertigo.
Untuk mengatasinya, anda dapat melakukan beberapa hal seperti berikut ini:

 mengonsumsi lebih sedikit gula,


 mengurangi makanan berlemak,
 menurunkan stres, serta
 mengurangi asupan yang dapat menjadi pemicu gejala.
c. Factor resiko disabilitas
WHO menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat mengakibatkan keadaan
disabilitas diantaranya adalah sebagai berikut: (Seotjiningsih, IG. N. Gde Ranuh,
2012 : 472-473).
a. Malnutrisi dan defisiensi mikronutrien, seperti gizi buruk, defisiensi yodium,
defisiensi vitamin A, dan desiensi besi
b. Kelainan bawaan, seperti kelainan fisik bawaan, retardasi mental, kelainan
genetik/sindrom-sindrom, dan penyakit metabolic
c. Penyakit menular, seperti poliomielitis, trachoma, lepra, dan onchocerciasis
d. Kecelakaan/rudapaksa, yaitu seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,
kecelakaan di rumah, dan perlakuan salah terhadap anak(Zhou et al., 2020)

d. Factor masalah Kesehatan anak anak


Beberapa penyakit umum yang sering menimpa anak-anak diantaranya:

1. Kurang Gizi / Malnutrisi

Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan.
Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya,
misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu,
talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak
menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya.
Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti
kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk:
Dalam kasus ringan: pertumbuhan lambat

• perut bengkak
• tubuh kurus
• kehilangan nafsu makan
• kehilangan energi
• pucat (anemia)
• luka di sudut-sudut mulut
• sering pilek dan infeksi lainnya
• rabunayam

Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak


sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara
cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih banyak / sering makan. Selain itu
penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi, kalsium,
vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan
zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam
memenuhi makan anak-anak.

2. Diare dan disentri

Diare pada anak dapat ditandai dengan frekwensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi anak-anak
dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh.
Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah-muntah.

Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat
dengan jumlah memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan
harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit
merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare pada anak.

Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga
perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar
kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak
makanan bergizi.
3. Demam

Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur
dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat
dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak.

5.Meningitis

Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau
yang lain yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin
mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang terletak
dengan cara kepala miring kembali, yang leher terlalu kaku untuk membungkuk
ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang) mungkin memiliki
meningitis.

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2
tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung
berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah
photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia
(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak
kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran,
muntah dan enggan menyusui. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat
ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian
sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Mencuci tangan
yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan
peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan
berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam
penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat
terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
6.Anemia
Tanda-tanda umum pada anak-anak, antara lain:

 pucat, terutama di dalam kelopak mata, gusi, dan kuku


 lemah dan cepat lelah
 tampak seperti malnutrisi
 glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit)
 diare dan kehilangan nafsu makan

Penyebabnya antara lain:

 kurang zat besi


 infeksi usus kronis
 cacing tambang
 malaria

7.cacing dan parasite lain


Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak
dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing.
Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus:

 Jagalah kebersihan
 Gunakan jamban.
 Jangan bertelanjang kaki.
 Jangan makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang.
 Minum hanya air rebus atau murni.

8. Masalah kulit

Masalah kulit yang paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain:

 kudis
 terinfeksi luka dan impetigo
 kurap dan infeksi jamur lainnya

Untuk mencegah masalah kulit dapat dilakukan cara-cara berikut:

 Yang paling utama: jagalah kebersihan


 Mandikan anak sesering mungkin yang bersih
 Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis.
 Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis, kutu, kurap, atau luka yang
terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.

9. Pink Eye (Conjunctivitis)

Pinkeye atau disebut juga konjungtivitis adalah selaput membran jernih yang
radang dan kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada
bagian dalam kelopak mata. Pinkeye paling umumnya disebabkan oleh infeksi
virus atau bakteri, meskipun alergi, bahan beracun dan penyakit yang
mendasarinya mungkin juga berperan.

Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih beberapa kali sehari.
Gunakan salep mata antibiotik di dalam kelopak mata 4 kali sehari. Jangan
biarkan anak dengan mata merah muda bermain atau tidur dengan orang lain. Jika
dia tidak tidak sembuh dalam beberapa hari, hubungi dokter atau petugas
kesehatan.

Hindari menyentuh daerah mata, dan cucilah tangan anda sesering mungkin,
terutama setelah menggunakan obat-obatan untuk area tersebut. Jangan pernah
berbagi handuk atau saputangan, dan buanglah tisu-tisu segera setelah digunakan.
Ganti seprai dan handuk setiap hari. Gunakan pembasmi hama pada semua
permukaan, termasuk permukaan konter, bak cuci dan tombol pintu. Buanglah
semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.

10. Pilek dan 'Flu'

Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk, sering sakit tenggorokan,
dan kadang-kadang diare adalah sering tapi bukan masalah serius pada anak.
Berikan banyak cairan pada anak. Biarkan anak banyak istirahat atau tidur.
Berikan makanan bergizi dan buah-buahan agar anak-anak terhindar pilek dan
cepat sembuh.

Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat sakit, demam tinggi,
pernapasan cepat, mungkin si anak menderita pneumonia, segera hubungi dokter.
11. Sakit telinga dan Infeksi Telinga

Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan
anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-
kadang nanah bisa dilihat di telinga. Pada anak-anak kecil infeksi telinga kadang-
kadang dapat menyebabkan muntah atau diare. Jadi, ketika seorang anak
mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa telinganya.

3. Strategi perawat promosi Kesehatan pada kelompok rentan


Penekanan konseptual yang dapat diterapkan oleh perawat memberikan pelayanan
Kesehatan pada kelompok rentan adalah dengan menggunakan beberapa model atau teori,
antara lain :
a. teori neuman
focus pada mengidentifikasi stressor dan garis pertahanan
b. Pembelajaran Melalui kader Kesehatan
Pelatihan Kader Kesehatan Kader kesehatan memiliki peran penting dalam
menyokong kesehatan masyarakat DesaKebonrejo. Idealnya, seorang kader kesehatan
memiliki pengetahuan tentang kesehatanlebih dalam dibandingkan masyakarat secara
umum. Selain pengetahuan, kesadarandanmotivasi untuk menjaga kesehatan yang
dimiliki seorang kader kesehatan seharusnyatidak sebatas menjaga kesehatan diri sendiri,
akan tetapi juga berkontribusi positif dalam menjaga kesehatan masyarakat lingkungan
sekitar dalam bentuk promotif dan preventif. Ketiga hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap keaktifan para kader menjaga kesehatan masyarakat (Wijaya dkk, 2013)
c. Pemberdayaan Pendampingan
Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat,
gunamemberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalammemperoleh pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes, 2012).(Wulandari et al., 2019)
BAB 3
PENUTUP

a. Kesimpulan
Kelompok rentan dikatakan rentan karena kelompok ini memiliki keterbatasan dan
kebutuhan khusus sehingga berisiko tinggi terhadap bencana atau ancaman bencana.
Kelompok rentan membutuhkan perlakuan dan perlindungan khusus supaya bisa bertahan
menghadapi situasi pascabencana, karena kelompok ini merupakan kelompok yang paling
besar menanggung dampak bencana. Yang termasuk kedalam kelompok rentan adalah
bayi, balita, dan anakanak, ibu yang sedang mengandung atau menyusui, penyandang
cacat dan orang lanjut usia. Adapun setiap kelompok rentan mempunyai faktor masalah
kesehatannya sendiri-sendiri. Penekanan konseptual yang dapat diterapkan oleh perawat
memberikan pelayanan Kesehatan pada kelompok rentan adalah dengan menggunakan
beberapa model atau teori, antara lain :
a. teori neuman
b. Pembelajaran Melalui kader Kesehatan
c. Pemberdayaan Pendampingan

b. Saran
Kelompok rentan tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain.
Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gannguan kesehatan. Jadi
diharapkan orang-orang yang masuk ke dalam kelompok rentan tersebut agar lebih bisa
menjaga asupan nutrisi dan pangan yang dikonsumsi nya, sehingga dapat meningkatkan
kecerdasan. produktivitas kerja, dan kesehatan yang merupakan faktor terpenting dalam
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia.
Daftar Pustaka

http://www.smallcrab.com/anak-anak/871-gangguan-kesehatan-yang-sering-terjadi-pada-
anak-anak
Mathematics, A. (2016). promosi kesehatan. 1–23.
RI Kementrian Kesehatan. (2018). Masalah Kesehatan Pada Lansia. Ditjen Yankes, 12(28), 1.
yankes.kemkes.go.id
Wulandari, C., Setiyarini, D. W., Bariroh, K., Laraswati, L., Azhari, M. F., & Ibnu Aziz, R. A.
(2019). Upaya Peningkatan Status Kesehatan Kelompok Rentan dengan Pendekatan
Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
(Indonesian Journal of Community Engagement), 5(2), 167.
https://doi.org/10.22146/jpkm.29999
Zhou, Yang, & Wang. (2020). Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Dalam Perspektif Hukum Keluarga Di Indonesia.
File:///C:/Users/VERA/Downloads/ASKEP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJA_PRINT.Doc
x, 21(1), 1–9. yankes.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai