Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

( SOSIAL )

Dosen Pengampu: Alvy Ratna Y,S.Kep.,Ns

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Maria Dwi S.P ( 20191490 )

2. Putri Ayuningtyas ( 20191508 )

3. Putri Tasya. A ( 20191511 )

4. Silvi Siti Aisah ( 20191522 )

5. Wahyu Safitri ( 20191530 )

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS

2019/2020
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian......................................................................................................3
a. Model Konseptual Keperawatan Jiwa...............................................3
b. Model Konseptual Keperawatan Jiwa Sosial Model.........................3
B. Faktor – Faktor Perubahan Perilaku,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,4
C. Model Terapi.................................................................................................5
D. Peran Perawat dalam Model Sosial Keperawatan Jiwa................................6
E. Peran Pasien dalam Model Sosial Keperawatan Jiwa..................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan
oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah yang berjudul “Model
Konseptual Keperawatan Jiwa Sosial”.

Taka da gading yang tak retak, karenanya kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan
maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Kudus,22 Februari 2021

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga,


masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang strategis dalam pembangunan
dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya masyarakat yang sehat memiliki tingkat
produktivitas kerja yang tinggi, yakni manusia yang amat dibutuhkan dalam pembangunan
(Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004).

Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri dan hal-hal
yang menarik schingga selalu saja menantang manusia untuk mengadakan study intensif
terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya disebabkan oleh tidak mampunya orang
mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan yang misterius itu, akan tetapi oleh sebab faktor-
faktor penyebabnya bersifat multifaktor sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati dari
berbagai macam perspektif. (Videbeck, 2008 dalam Yosel. 2009)

Seiring dengan perubahan jaman. peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada
tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan keschatan jiwa dengan
perawatan umum yaitu adanya terapi sikap Perawat menggunakan sikap yang baik dalam
menyembuhkan pasien. (Videbeck, 2008 dalam Yoset. 2009)

Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan penerimaan,


pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada realitas, klien
diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai dengan masalah
yang dihadapi pasien. (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswuty. 2004)

B. Rumusan Masalah
1) Apakah manfaat konseptual model keperawatan jiwa khususnya model sosial?
2) Apakah manfaat cara memberikan pelayanan keperawatan kepada klien ?
3) Apakah manfaaat model konseptual keperawatan jiwa untuk mahasiswa?

1
C. Tujuan
1) Untuk menambah wawasan Mahasiswa tentang konseptual model keperawatan
jiwa khususnya model sosial.
2) Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa tentang bagaimana cara
memberikan pelayanan keperawatan kepada klien
3) Untuk memudahkan Mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah
keperawatan jiwa
D. Manfaat
1) Dengan memahami isi makalah berarti mahasiswa akan dapat mengetahui apa dan
bagaimana konseptual model keperawatan jiwa khususnya model sosial.
2) Mahasiswa akan mengetahui bagaimana konseptual model keperawatan jiwa
khususnya model sosial dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang di
inginkan bersama.
3) Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran perawat dalam model sosial dalam
keperawatan jiwa.
4) Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran pasien dalam model sosial dalam
keperawatan jiwa.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
a. Model Konseptual Keperawatan Jiwa

Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan


mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien
meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. (Zulkarnaen, 1991 dalam
Suliswaly, 2004)

Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa.


mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada. (Brockopp. 1999 dalam Potter, 2009)

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka
peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009).

Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan
yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan
jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui
mekanisme koping yang positif unutk mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008: 54 dalam Yosel,
2009).

b. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya sosial model

Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan
pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial
bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal pada suatu
daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain. Individu yang sudah
dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, maka perilaku
tersebut memerlukan perawatan dirawat.

3
Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya, Individu tersebut
harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan
masyarakatnya Kuplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh
karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan tersier sangat penting. Situasi yang dapat
menjadi pencetus:

a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.


b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system,

Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah dengan proses terapi:

a. Prevensi primer
b. Kesehatan jiwa masyarakat
c. Crisis intervensi (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
B. Faktor - faktor perubahan prilaku (Anna, 2004)

Di dalam kehidupan sosial masyarakat, individu memiliki beberapa aspek factor


terjadinya ganguan prilaku sosial terhadap individu.

a. Fisik
Kondisi fisik adalah salah satu kondisi tejadinya kehilangan organ tubuh akibat bencana
yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi terhadap kondisi fisiknya. Tetapi
disini lingkungan tidak dapat menerima dan memberikan adaptasi yang baik sesuai
dengan keadaan normal sebelumnya. Maka hal ini bisa menycbabkan sesorang tidak mau
bersosialisasi pada masyarakat sekitarnya. Ini merupakan salah satu factor pemicu
terjadinya HDR pada sesorang tersebut.
b. Psikologi
Berbagai masalah psikologi yang dialami masyarakat atau individu seperti ketakutan,
trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat di karenakan kondisi suatu peristiwa
atau insiden yang terjadi di lingkungan pada masa lalu.
c. Sosial
Dimana seseorang akan mengalami keadaan duka dan konflik berkepanjangan seperti
kehilangan keluarga yang dicintai, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal dan harta benda
akibat musibah yang melanda. Akibat tidak adanya pelayanan dari berbagai sektor dapat
memicu ketidakpuasan dalam kehidupan sosial.
d. Budaya
Semakin berkembangnya budaya idealism di dalam masyarakat kita menjadi lebih
mementingkan diri masing-masing, yang seharusnya budaya lebih mementingkan
kebersamaan untuk menciptakan masyarakat yang lebih nyaman. Hal ini lah yang dapat
membuat terjadinya kesenjangan di dalam masyarakat.
4
e. Spiritual
Nilai - nilai agama yang terlalu kuat di dalam masyarakat dapat menimbulkan
deskriminasi terhadap agama minoritas. Potensi inilah yang dapat berkembang di
masyarakat terjadinya konflik dan berbagai masalah yang tidak dapat terselesaikan

C. Model Terapi

Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan terapis berupaya menggali system sosial
klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja. (Anna,
2004).

 Model sosial berdasarkan paradigma keperawatan

Paradigma Keperawatan terdiri dari :

1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi
dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan Setiap individu
mempunyai kebutuhan dasar yang suma dan penting. Setiap individu
mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh,
sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari
dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas.
Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan
strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal
yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap
individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik
dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
5
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri
secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri
sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar
akan diri dan situasinya, schingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan
dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Untuk
mengatasi masalah ini perlu mengetahui adanya permasalahan dalam
keperawatan jiwa seperti masalah psikososial. Masalah psikososial terutama
yang kami buat ini salah satunya masalah kehilangan dan berduka.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada,kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan ( limbert dan lambert, 1985)

D. Peran perawat dalam model sosial keperawatan jiwa

Menurut Weiss (1947) yang dikutip oleh Stuart Sundeen dalam Principles and Practice
of Psychiatric Nursing Care (1998). peran perawat Atitude Therapi, yakni:

1. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau yang menetap yang terjadi klien
2. Mendemonstrasikan penerimaan.
3. Respek
4. Memahami klien.
5. Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi.

Selain itu menurut (Anna, 2004), peran perawat adalah sehagai berikut :

1. Peran perawat kesehatan jiwa adalah dalam pemberian terapi sikap. Perawat
menggunakan sikap yang baik dalam menyembuhkan pasien.
2. Peran perawat keschatan jiwa adalah dalam pemberian terapi yang dianjurkan adalah
terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Terapis dianjurkan
untuk ke mengunjungi pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah
penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling.
3. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya Merancang dan mengimplementasikan
rencana tindakan.
4. Berperan serta dlm pengelolaan kasus.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental
penyuluhan dan konseling.
6. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan
pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan.
7. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan
6
E. Peran Pasien dalam model sosial keperawatan jiwa (Caplan dalam Stuart 1998)

1. Peran pasien adalah mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang
diharapkan masyarakatnya.
2. Bekerja samalah dengan terapis dengan menceritakan seluruh masalah yang dialaminya
dan aktif terlibat dalam proses pemulihan. Disini tujuannya yaitu perawat mampu
menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa, selain itu
klien juga dapat membina hubungan baik antara perawat sehingga lebih mudah dalam
proses pemulihan.
3. Menggunakan sistem pendukung sosial yang dimaksud kan system pendukung sosial
disini adalah selain terapis dalam proses pemulihan juga diharapkan berperannya anggota
keluarga lain yang dapat membantu karena klien akan lebih mudah mengerti tujuan
utama yang diharapkan olch terapis jika yang menyampaikan adalah orang terdekat klien.
Selain itu dalam proses sosialisasi juga dibutuhkan alat bantu pendukung seperti gambar,
buku cerita sehingga klien lebih mudah untuk mengerti.
4. Mengubah perilaku schingga menjadi schat Disini klien diharapkan secara bertahap
mampu untuk memulihkan prilaku yang kurang baik menjadi baik, juga klien dapat
mengerjakan sesuatu dimulai dari hal yang terkecil seperti mengurusi mandi sendiri pada
setiap hari.

7
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Model sosial merupakan salah satu contoh model yang dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan jiwa, Fokus model
sosial ini adalah lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap individu dan pengalaman
hidupnya Aplikasi model sosial ini dapat diterapkan pada proses keperawatan jiwa yaitu pada
saat perawat mengkaji pasien dengan gangguan sosial dan saat melakukan tindakan keperawatan,
Dengan mengaplikasikan model sosial ini maka diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan jiwa.

B. Saran
1. Perawat diharapkan dapat menerapkan model konseptual keperawatan jiwa
khususnya model sosial dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa dirumah sakit
maupun dilingkungan masyarakat.
2. Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas
diharapkan mampu melayani masyarakat dengan menggunakan model konseptual
sosial kepada masyarakat baik yang mengalami gangguan maupun tidak. 3 Institusi
pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang mendalam mengenai
model konseptual khususnya model sosial sehingga ketika turun kelapangan
mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan perawatan yang baik dan benar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia dkk.2009. Fundamental Keperawatan (Fundamental Of Nursing) Jakarta;Salemba


Medika

Stuart, sundeen. 1998. Buku saku Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta ; EGC

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama

Suliswati, Dkk, 2004. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa, Jakarta : EGC

Anna, budi. 2004. Keperawatan Jiwa Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai