Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

D
DENGAN ASAM URAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu : Alvi Ratna Yuliana, S.Kep,Ns,M.Kep

Kelompok 1

Disusun oleh:

1. Muhammad Dwi Purwanto (20191497)


2. Muhammad Hanif Arizal (20191498)
3. Nadifah Nafa Uhty (20191501)
4. Novita Dewi Jayanti (20191503)
5. Nunik Dwi Rusyanti (20191504)
6. Nurul Lailis Saadah (20191505)
7. Widya Gumilar (20191531)

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3B
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. D dengan Asam Urat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Alvi
Ratna Yuliana, S.Kep, Ns, M.Kep pada mata kuliah keperawatan keluarga. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan tentang asuhan keperawatan pada keluarga pada
pasien asam urat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Alvi Ratna Yuliana, S.Kep, Ns, M.Kep
selaku dosen mata kuliah keperawatan keluarga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan pada mahasiswa.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah dan
asuhan keperawatan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................................3
B. Etiologi.................................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis.................................................................................................................4
D. Patofisiologi..........................................................................................................................5
E. Pathway.................................................................................................................................7
F. Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................................7
G. Penatalaksanaan Medis.........................................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................................10
A. Pengkajian...........................................................................................................................10
B. Diganosa keperawatan Keluarga........................................................................................16
C. Intervensi............................................................................................................................21
D. Implementasi.......................................................................................................................22
E. Evaluasi...............................................................................................................................26
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................29
A. Kesimpulan.........................................................................................................................29
B. Saran...................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Keadaan dimana penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan yang
penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat
merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi
dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Dimana penyakit asam urat
merupakan penyakit terbanyak kedua setelah hipertensi yang menjadi masalah dalam
keluarga (Jaliana, 2017). Permasalahan dalam keluarga banyak disebabkan oleh beberapa
faktor yang salah satunya disebabkan oleh faktor penyakit, yaitu penyakit gout athritis
atau biasa dikenal dengan istilah asam urat. Data yang menunjukan penyakit sendi
banyak dialami oleh mereka dengan usia produktif, yang akan memberikan dampak pada
masalah ekonomi dan sosial (Sumariyono, 2017). Angka kejadian Gout Athritis pada
tahun 2016 yang dilaporkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) mencapai 20% dari
penduduk dunia adalah mereka yang berusia 55 tahun.
Masalah yang sering terjadi didalam keluarga dalam merawat pasien asam urat
adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit asam urat dan kurangnya
kemampuan dalam menjaga diit Gout Athritis maka untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan peran perawat dan peran keluarga (Eryan, 2016).
Keluarga berperan dalam menjaga dan merawat anggota keluarga yang sakit,
keluarga perlu didukung oleh perawat. Peran perawat dalam menjaga kesehatan keluarga
adalah sebagai pendidik, memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat
menjalankan asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap
masalah kesehatan keluarga.Selain itu, perawat juga dapat berperan sebagai konsultan
dengan melakukan kunjungan rumah secara teratur untuk mengidentifikasi kesehatan
keluarga.
Perawat juga berperan dalam mendukung keluarga dalam memenuhi tugas
perawatan kesehatannya yang meliputi merawat anggota keluarga yang sakit, mengambil
keputusan, mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

1
perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik
antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada (Freeman 1981 dalam Jhonson L &
Leny R, 2010).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian asam urat?
2. Apa etiologi asam urat?
3. Apa saja manifestasi klinis asam urat?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit asam urat?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit asam urat?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit asam urat?
7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan asam urat?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari penyakit asam urat.
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi penyakit asam urat.
3. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis asam urat.
4. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi penyakit asam urat
5. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik penyakit asam urat.
6. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit asam urat.
7. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan
asam urat.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit gout/ penyakit pirai
(arthritis pirai) adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme
(pemecahan) purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam
deoksiribonukleat DNA). Asam urat sebagian besar dieksresi melalu ginjal dan hanya
sebagian kecil melalui saluran cerna (Syukri, 2007).
Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi
sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang
diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia
hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan
purin masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin.
Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini menimbulka risiko penyakit asam
urat (Noviyanti, 2015).

D. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
a) Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat atau keduanya.
b) Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang kan menyebabkan:
 Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hyperuricemia
 Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat
seperti: aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.

3
c) Pembentukan asam urat yang berlebih:
 Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
 Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karena penyakit lain seperti leukemia.
d) Kurang asam urat melalui ginjal
e) Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat.
f) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout
ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause
usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia
diatas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metarsofaringeal,
ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki

E. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada
sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil
pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan
kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout
dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam
sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan
artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama.
Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-
kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri disekitar sendi) di
luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar
ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah
belakang pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).
Secara klinis ditandai dengan adnya artritis, tofi dan batu ginjal. Yang penting
diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat.
Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi
pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada

4
metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya. Pada telinga misalnya karena permukaannya
yang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin, kristal-kristal tersebut mudah mengendap
dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis, kalkaneus karena sering tertekan oleh
sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari kristal-kristal urat yang dikelilingi oleh benda-benda
asing yang meradang termasuk sel-sel raksasa. Serangan sering kali terjadi pada malam
hari. Biasanya sehari sebelumnya pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba
tengah malam terbangun oleh rasa sakit yang hebat sekali. Daerah khas yang sering
mendapat serangan adalah pangkal ibu jari sebelah dalam disebut podagra. Bagian ini
tampak membengkak, kemerahan dan nyeri, nyeri sekali bila sentuh. Rasa nyeri
berlangsung beberapa hari sampai satu minggu,lalu menghilang. Sedangkan tofi itu
sendiri tidak sakit,tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan tempat
predileksi kedua untuk serangan ini. Tofi merupakan penimbunan asm urat yang
dikelilingi reaksi radang pada sinovia,tulang rawan,bursa dan jaringan lunak. Sering
timbul ditulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan manifestasi
lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut pertama.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3. Pielonefritis kronis
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi
Tidak jarang ditemukan pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa
adanya riwayat gout yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya
dianjurkan mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari
dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.

F. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistem eksresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(hiperuricemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil:

5
1) Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
2) Menurunnya eksresi asam urat.
3) Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam–garam urat yang berakumulasi
atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya
Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan, sebagai berikut:
 Presipitasi kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila konsentrasi
dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan
para – artikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan
negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan
kristal.
 Respon leukosit polimorfonukuler (PMN). Pembentukan kristal menghasilkan
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

6
G. Pathway

H. Pemeriksaan Diagnostik
1) Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2) Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan
akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu
5000 – 10.000/mm3.
3) Eusinofil Sedimen rate (ESR)

7
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4) Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5) Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitif gout.
6) Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial
sendi.

I. Penatalaksanaan Medis

1) Fase akut
Obat yang digunakan:
a. Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
Obat ini jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut
biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat
dikurangi atau kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien

8
mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diare, dan pada keadaan ini
pemberian obat harus dihentikan.
b. Fenilbutazon
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati
artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c. Indometasin (50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)

Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi:

a. Golongan urikosurik
 Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum.
 Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
 Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
 Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol)
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin
menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
2) Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu
besar.
3) Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari
dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan
agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh
tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan
kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Ny. D
b. Umur KK : 56 tahun
c. Alamat : Kudus
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga/Wirausaha
e. Pendidikan : SLTA
f. Susunan Anggota Keluarga :

No. Nama Umur Sex Tanggal Pendidikan Pekerjaan Hubungan


(L/P Lahir
)
1. Ny. D 56 th P 21 Juli 1965 SLTA Ibu Rumah Ibu/KK
Tangga/Wirausah
a
2. Tn. A 28 th L 1 Juli 1993 S1 Anak
Wiraswasta

3. Nn. N 20 th P 29 Januari SLTA Anak


2001 Pelajar

g. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : satu rumah

10
h. Tipe keluarga : Tradisional single parent
i. Suku bangsa : Jawa
j. Agama : Islam
k. Status sosial ekonomi keluarga : Ny. D bekerja sebagai wirausaha dengan
penghasilan rata-rata Rp 1 juta akan tetapi tidak tetap.
l. Aktifitas rekreasi keluarga : Keluarga Ny. D mempunyai aktivitas yang
tidak terjadwal, aktivitas biasanya berkumpul dengan keluarga yang lain, rekreasi
ke luar kota jarang dilakukan, jenis rekreasi keluarga yaitu menonton tv bersama
keluarga.
2. Riwayat tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. D saat ini adalah tahap keluarga melepas anak
dewasa muda dan tahap keluarga dengan anak remaja. Dimana anak pertama
sudah menikah, dengan tugas orangtua membantu anak untuk mandiri di
masyarakat dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum tercapai saat ini adalah ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit apabila penyakitnya kambuh
karena keterbatasan pengetahuan.
c. Riwayat keluarga inti
Menurut Ny. D riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu An. N dalam
keadaan sehat, tidak pernah sakit serius. Suami dari Ny. D yaitu Tn. R sudah
meninggal 3 tahun yang lalu akibat komplikasi penyakit (hipertensi, DM, liver).
Ny. D mengatakan saat ini menderita penyakit asam urat sudah sejak 2 tahun yang
lalu dan punya riwayat penyakit hipertensi.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
1) Riwayat penyakit keluarga dari pihak alm.Tn. R: Bapak dari alm Tn. R sudah
meninggal 23 tahun yang lalu, sedangkan ibu alm Tn. R sudah meninggal 14
tahun yang lalu karena penyakit DM.

11
2) Riwayat penyakit keluarga dari pihak Ny. D: Bapak dari Ny. D meninggal 3
tahun yang lalu karena penyakit DM, sedangkan ibu Ny. D masih hidup dan
menderita penyakit DM.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali oleh keluarga Ny. D merupakan rumah pribadi dengan
luas ± 278 m2, terdiri dari 3 kamar tidur, 2 kamar mandi. Tiap kamar memiliki
jendela sebagai ventilasi udara.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Rumah dikelilingi kebun, jarak dengan rumah tetangga cukup jauh namun antar
tetangga saling tolong menolong apabila dibutuhkan dan apabila ada tetangga
yamg sakit saling menjenguk.
c. Mobilitas geografi keluarga
Saat awal menikah keluarga Ny. D tinggal di Tangerang selama 13 tahun
kemudian pada tahun 2004 pindah ke Kudus karena mengurus buyut yang sakit.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny. D berkumpul pada malam hari, karena pada siang hari Ny. D
bekerja dan Nn. N bersekolah. Hubungan interaksi keluarga dengan linkungan
baik. Apabila ada acara pernikahan, Ny. D selalu ikut membantu.
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny. D mempunyai sistem pendukung yaitu keluarga dari Ny. D. Dan
apabila keluarga Ny. D mengalami masalah kesulitan ekonomi atau adanya
masalah dalam keluarga pasti selalu dimusyawarahkan untuk pemecahan masalah.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di keluarga Ny. D cukup baik dan selalu terbuka satu sama lain.
b. Struktur kekuatan keluarga
Ny. D merupakan pemegang kendali di dalam rumah tangga karena seorang
kepala keluarga dan juga ibu rumah tangga.
c. Struktur peran (formal dan informal)

12
Peran Ny. D saat ini sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dan sebagai
seorang ibu rumah tangga yang mengurusi rumah dan menjadi pendidik anak.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Ny. D menganut agama islam. Aturan dalam keluarga tidak boleh
membawa orang yang tidak dikenal ke dalam rumah. Kebiasaan keluarga
biasanya mengkonsumsi jamu kunir asem untuk kesehatan.
5. Fungsi keluarga
a. Fungi efektif
Antar anggota keluarga saling mengkhawatirkan dan peduli satu sama lain. Saling
mendukung terhadap hal positif yang dilakukan.
b. Fungsi sosial
Hubungan antar anggota keluarga baik, selalu menceritakan masalah yang dialami
satu sama lain. Hubungan keluarga dengan tetangga baik.
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga mengetahui bahwa Ny. D menderita asam urat sudah sejak 2 tahun
yang lalu.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Saat asam uratnya kambuh Ny. D akan mengkonsumsi obat apotek penurun
kadar asam urat agar bengkak dikakinya menurun.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan apabila ada yang sakit dengan gejala ringan akan di
rawat di rumah, sedangkan apabila gejala yang dirasakan ringan/berat akan
dibawa ke klinik/rumah sakit terdekat.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan selalu menyapu, mengepel dan membersihkan halaman
rumah dengan pembagian tugas.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat

13
Apabila ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa ke klinik dokter yang
jaraknya kira-kira 1 km dari rumah. Atau apabila ada yang sakit dengan gejala
berat akan dibawa ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
d. Fungsi reproduksi
Ny. D memiliki 2 orang anak sebagai penerus keturunan. Ny. D merupakan
pengguna KB suntik.
e. Fungsi ekonomi
Ny. D bekerja sebagai wirausaha dengan penghasilan yang tidak tetap dengan
rata-rata penghasilan Rp 1 juta/bulan.
6. Stress & koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Jangka pendek: Ny. D khawatir dengan penyakit asam uratnya karena apabila
sakit tidak ada yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan.
Jangka panjang: Ny. D khawatir dengan masalah ekonomi.
b. Kemampuan keluarga merespon terhadap situasi/stressor
Ny. D mengatakan keluarga hanya bisa pasrah dan tetap berdoa, beribadah kepada
Allah SWT agar diberi kesehatan dan kemurahan rezeki sehingga tetap berusaha
semampu mungkin untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi bila tidak sanggup
keluarga akan meminta bantuan dari keluarga yang lain.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Fungsi dan peran masing-masing anggota keluarga dijalankan sesuai dengan hak
dan kewajibannya.
7. Pemeriksaan fisik

No Yang diperiksa Ny. D Tn. A Nn. N


.
1. Keadaan Umum Baik Baik Baik

14
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah 90/60 100/60 100/70
Nadi 70x/m 80x/m 82x/m
Suhu 37ºC 36,5ºC 36,5ºC
Pernafasan 20x/m 22x/m 22x/m

3. Tinggi Badan 154 cm 172 cm 158 cm


4. Berat Badan 60 kg 74 kg 50 kg
5. IMT 25,31 25,08 20,08
6. Kepala Normal Normal Normal
7. Rambut Bersih Bersih Bersih
8. Mata Simetris Simetris Simetris
Sklera Non Non Non
Konjungtiva Ikterik Ikterik Ikterik

9. Telinga Normal Normal Normal


10. Leher Normal Normal Normal
11. Dada
*Paru-paru
I Simetris Simetris Simetris
Pa Normal Normal Normal
A Vesikuler Vesikuler Vesikuler
*Jantung
I Normal Normal Normal
Pa Normal Normal Normal
A Reguler Reguler Reguler
*Abdomen
I Normal Normal Normal
A Peristaltik usus 20x/m Peristaltik usus 20x/m Peristaltik usus 20x/m
Pe Tympani Tympani Tympani
Pa Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

12. Ekstremitas
Atas Normal Normal Normal
Bawah Terdapat jejas Normal Normal
13. Genetalia Bersih Bersih Bersih

8. Harapan keluarga
Ny. D berharap agar dirinya dapat sembuh karena ketika penyakitnya kambuh dapat
mengganggu kegiatan sehari-hari dalam mencari nafkah dan mengurus rumah.

15
J. Diganosa keperawatan Keluarga
a. Analisa data

No Data Fokus Masalah Etiologi TTD


1. Ds: Anggota keluarga Defisit Pengetahuan Kurang terpapar
bertanya tentang tentang penyebab informasi
penyebab asam urat asam urat
dan mengapa kaki Ny.
D bisa bengkak

Do: Anggota keluarga


tampak bingung,
belum bisa menjawab
pertanyaan mengenai
asam urat
2. Ds: Ny. D mengatakan Nyeri Akut Agen pencedera
kakinya nyeri, Ny. D fisiologis
mengatakan (inflamasi)
kambuhnya asam urat
mengganggu aktivitas
sehari-hari dan dalam
mencari nafkah
P: kadar asam urat
meningkat
Q: seperti tertusuk-
tusuk
R: di kaki kiri
S: 3
T: hilang timbul

Do: Kaki Ny. D


terlihat bengkak, dan

16
menahan nyeri saat
berjalan

b. Problem list

No Data Fokus Diagnosa Tanggal Tanggal TTD


keperawatan ditemukan teratasi
1. Ds: Anggota keluarga Defisit pengetahuan 28/10/2021
bertanya tentang tentang penyakit
penyebab asam urat asam urat b.d.
dan mengapa kaki kurang terpapar
Ny. D bisa bengkak informasi

Do: Anggota keluarga


tampak bingung,
belum bisa menjawab
pertanyaan mengenai
asam urat
2. Ds: Ny. D Nyeri akut b.d. agen 28/10/2021
mengatakan kakinya pencedera fisiologis
nyeri, Ny. D (inflamasi)
mengatakan
kambuhnya asam urat
mengganggu aktivitas
sehari-hari dan dalam
mencari nafkah
P: kadar asam urat
meningkat
Q: seperti tertusuk--
tusuk
R: di kaki kiri
S: 3
T: hilang timbul

17
Do: Kaki Ny. D
terlihat bengkak, dan
menahan nyeri saat
berjalan

18
c. Scoring diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan: Defisit pengetahuan tentang penyakit asam urat b.d. kurang terpapar
informasi

N Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


o

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = Keluarga Ny. D kurang


1  mengetahui penyakit asam
Tidak/kurang sehat urat secara signifak

Aktual

2 Kemungkinan 1 2  1/2 x 2 = Kemungkinan masalah


masalah dapat 1 dapat dirubah karena Ny.
dirubah D sudah melakukan upaya
pengobatan namun belum
optimal dan faskes
terjangkau
Sebagian

3 Potensi masalah 2 1  2/3 x 1 = Penyakit asam urat sudah


untuk dicegah 2/3 diderita Ny. D selama 2
tahun. Dengan penyakit
mereda kambuh, karena
Ny. D suka mengkonsumsi
Cukup emping mlinjo

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 = Keluarga kurang


1 mengetahui tentang
makanan atau gaya hidup
yang dapat mengakibatkan
Masalah berat, harus penyakit asam urat Ny. D
segera ditangani kambuh

  Jumlah Score     3 2/3 Aktual

19
Diagnosa keperawatan: Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (inflamasi)

N Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


o

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = Nyeri yang dirasakan Ny.


1  D diakibatkan oleh
Tidak/kurang sehat penyakit asam urat

Aktual

2 Kemungkinan 1 2  1/2 x 2 = Saat nyeri pada kaki


masalah dapat 1 memberat akan
dirubah diminumkan obat untuk
mengurangi rasa nyeri

Sebagian

3 Potensi masalah 1 1  1/3 x 1 = Nyeri datang tiba-tiba


untuk dicegah 1/3 setelah bangun tidur pada
pagi hari, dan terjadi akibat
makan emping mlinjo

Rendah

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 = Dengan rasa nyeri yang


1 dirasakan di kaki
mengakibatkan sulit
bergerak sehingga
Masalah berat, harus mengganggu kegiatan
segera ditangani sehari-hari

  Jumlah Score     3 1/3 Aktual

d. Prioritas diagnosa keperawatan

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1 Defisit pengetahuan tentang penyakit asam urat b.d. kurang 3 2/3
terpapar informasi
2 Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (inflamasi) 3 1/3

20
21
K. Intervensi
N Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
o Keperawatan
Umum Khusus Kriteri Standar
a
1. Defisit Setelah Setelah Edukasi
pengetahuan dilakukan dilakukan kesehatan
tentang tindakan kunjungan 2x30 (I.12383)
penyakit asam keluarga menit, keluarga
urat b.d. diharapkan dapat mencapai: Terapeutik
kurang mampu Keluarga mampu - Sediakan
terpapar merawat dan mengenal materi dan
informasi mencegah tentang penyakit media
penyakit asam asam urat Verbal Keluarga dapat kesehatan
urat Ny. D dengan: menyebutkan - Berikan
tidak kambuh a. Menjelaskan pengertian kesempatan
pengertian penyakit asam bertanya
dan penyebab urat dan penyebab
penyakit asam urat karena Edukasi
asam urat konsumsi - Jelaskan
makanan tinggi faktor resiko
purin, kelelahan, yang dapat
obesitas, mempengaruhi
konsumsi kafein, kesehatan
stress dan - Ajarkan
Verbal hipertensi strategi yang
dapat
b. Menyebutkan Makanan yang digunakan
makanan dapat untuk
yang dapat menyebabkan meningkatkan
menyebabkan kadar asam urat perilaku hidup
asam urat tinggi adalah ikan bersih dan
Verbal laut, daging sehat
dan merah, jeroan
c. Perilaku psiko
sesuai motor Keluarga
pengetahuan menceritakan
perilaku yang
mencegah
penyakit asam urat

22
2 Nyeri akut b.d. Setelah Setelah Manajemen
agen pencedera dilakukan dilakukan Nyeri (I.08238)
fisiologis tindakan tindakan
(inflamasi) keperawatan keperawatan Edukasi
diharapkan sebanyak 2x - Ajarkan
keluarga kunjungan teknik
mampu rumah nonfarmakol
merawat selama 30 menit, ogis untuk
keluarga yang Ny. D dan mengurangi
sakit dan nyeri keluarga mampu rasa nyeri
yang dirasakan menurunkan Terapeutik
berkurang tingkat nyeri Verbal Klien tidak - Berikan
dengan: mengeluh nyeri terapi
a. Keluhan nyeri nonfarmakol
menurun Verbal Klien tidak ogis untuk
tampak meringis mengurangi
b. Meringis rasa nyeri
menurun Verbal Klien dapat (kompres air
dan melaksanakan hangat)
c. Kemampuan psiko aktivitas tampa - Fasilitasi
menuntaskan motor rasa nyeri istirahat dan
aktiivtas tidur

L. Implementasi
Diagnosa keperawatan

Tanggal & Dx Implementasi Respon Pasien TTD


waktu Kep
28/10/202
1 1 Menyediakan materi dan media S: -
15.30 kesehatan tentang penyakit asam urat O: Klien tampak
antusias dan
memperhatikan

1 Menjelaskan faktor resiko yang dapat S: Keluarga


15.35 mempengaruhi kesehatan mengatakan paham

23
O: Keluarga tampak
antusias dan
memperhatikan
1 Mengajarkan strategi yang dapat S: Klien mengatakan
15. 50 digunakan untuk meningkatkan mengerti
perilaku hidup bersih dan sehat O: Klien dapat
menjelaskan kembali

1 Memberikan kesempatan bertanya S: Keluarga bertanya


16.00 tentang makanan yg
baik untuk penderita
asam urat
O: Klien aktif
menanyakan
pencegahan penyakit

2 Memberikan terapi nonfarmakologis S: Klien mengatakan


16.15 untuk mengurangi rasa nyeri (kompres merasa nyaman,
air hangat) nyeri berkurang
O: Klien tampak
nyaman, sedikit
meringis

2 Mengajarkan teknik nonfarmakologis S: Klien mengatakan


16.30 untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi mengerti
napas dalam) O: Klien dapat
melakukan relaksasi
napas dalam
2 Memfasilitasi istirahat dan tidur S: Keluarga
16.40 mengatakan akan
memfasilitasi klien

24
O: Klien terlihat lelah
30/10/202 1 Menyediakan materi dan media S: Klien dan keluarga
1 kesehatan tentang penyakit asam urat mengatakan senang
13.00 dengan media yang
diberikan karena
mudah dimengerti
O: Klien tampak
antusias dan senang

1 Menjelaskan faktor resiko yang dapat S: Keluarga


13.10 mempengaruhi kesehatan mengatakan sudah
memahami
O: Keluarga dapat
menjelaskan
pengertian, penyebab

1 Mengajarkan strategi yang dapat S: Keluarga


13.20 digunakan untuk meningkatkan mengatakan sudah
perilaku hidup bersih dan sehat paham cara diet
untuk penderita asam
urat
O: Keluarga dapat
menjelaskan
makanan yg boleh
dan tdk boleh
1 Memberikan kesempatan bertanya S: Keluarga
13.30 mengatakan tidak ada
pertanyaan
O: Keluarga dapat
menjelaskan kembali
materi penkes

25
Mengajarkan teknik nonfarmakologis
2 untuk mengurangi rasa nyeri S: Klien mengatakan
13.45 sudah bisa
mempraktikkan
O: Pasien bisa
melakukan
Memberikan terapi nonfarmakologis
2 untuk mengurangi rasa nyeri (kompres S: Klien mengatakan
13.50 hangat) enakan setelah
diberikan kompres
hangat
O: Pasien tampak
rileks dan nyaman
Memfasilitasi istirahat dan tidur
2 S: Keluarga
14.00 mengatakan klien
sudah tidur dengan
nyaman
2 O: Klien tampak
sumringah dan
nyaman

26
M. Evaluasi
Tanggal & No. Diagnosa Evaluasi TTD
Waktu Keperawatan
28/10/2021 1. Defisit pengetahuan S: Keluarga mampu menjelaskan
16.10 tentang penyakit asam apa itu asam urat, keluarga
urat b.d. kurang terpapar mampu menyebutkan penyebab
informasi asam urat, keluarga mampu
makanan yang menyebabkan
asam urat
O: Keluarga antusias
mendengarkan penjelasan penkes
yang diberikan, keluarga terlihat
mampu menjelaskan kembali
pengertian, penyebab dan
makanan yang perlu dihindari
agar asam urat tidak kambuh
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

16.45 2. Nyeri akut b.d. agen S: Ny. D mengatakan nyeri yang


pencedera fisiologis dirasakan menurun.
(inflamasi) P: akibat asam urat
Q: seperti tertusuk-tusuk
R: di sekitar mata kaki, kaki kiri
S: 3
T: hilang timbul
O: Klien tampak meringis, saat
berjalan klien menahan nyeri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
30/10/2021 1. Defisit pengetahuan S:
13.35 tentang penyakit asam - Keluarga mengerti kapan harus

27
urat b.d. kurang terpapar membawa klien ke fasilitas
informasi kesehatan
- Keluarga klien mengatakan akan
melaksanakan diet untuk klien,
keluarga
- Keluarga mengatakan akan
menyediakan makanan yang
disarankan
- Ny. D mengatakan sudah tidak
sering makan emping mlinjo dan
mengurangi makanan bersantan
O: Ny. D dan keluarga mampu
menjelasakn informasi yang
telah diberikan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi, anjurkan
keluarga untuk menanamkan
kebiasaan tersebut

14.10 2. Nyeri akut b.d. agen S: Ny. D mengatakan nyeri yang


pencedera fisiologis dirasakan berkurang, saat
(inflamasi) berjalan nyerinya berkurang,
keluarga mengatakan Ny. D bisa
tidur
P: akibat asam urat
Q: seperti tertusuk-tusuk
R: di sekitar mata kaki, kaki kiri
S: 2
T: hilang timbul
O: Bengkak pada kaki kien
mengempis, klien terlihat lebih

28
nyaman
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi, anjurkan
keluarga agar meningatkan
untuk minum obat dan
melakukan relaksasi napas
dalam dan kompres hangat

29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa asam urat adalah salah
satu penyakit yang paling banyak diderita di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
faktor keturunan, faktor makanan, dan faktor psikologis. Masalah yang sering terjadi
didalam keluarga dalam merawat pasien asam urat adalah kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit asam urat dan kurangnya kemampuan dalam menjaga diit Gout
Athritis maka untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan peran perawat dan peran
keluarga. Dalam keperawatan keluarga juga memiliki proses keperawatan yang lebih
mendetail di bagian pengkajian sampai penentuan perencanaan keperawatan keluarga.
Peran perawat dalam menjaga kesehatan keluarga adalah sebagai pendidik, memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat menjalankan asuhan kesehatan
keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.Selain itu, perawat juga dapat berperan sebagai konsultan dengan melakukan
kunjungan rumah secara teratur untuk mengidentifikasi kesehatan keluarga.

N. Saran
Bagi mahasiswa agar mempelajari dan memhamai bagaimana perawat keluarga
bekerja. Karena perlu diperhatikan bahwa kesehatan seorang anggota keluarga juga
dipengaruhi oleh bagaimana cara keluarga merawat dan mendukung satu sama lain.
Selain itu untuk seorang perawat keluarga memiliki banyak peran antara lain adalah
sebagai pendidik dan konsultan. Selain itu, Perawat juga berperan dalam mendukung
keluarga dalam memenuhi tugas perawatan kesehatannya yang meliputi merawat anggota
keluarga yang sakit, mengambil keputusan, mempertahankan suasana di rumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga,
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang
ada

30
DAFTAR PUSTAKA
Jaliana, Suhadi, La Ode Muh, Sety. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Asam Urat pada Usia 20-44 Tahun Di RSUD Bahteramas Povinsi Sulawesi Tenggara 2017.
Sulawesi: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat.

Sumariyono. 2017. Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI Ketua
Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA). Lampung.

Rendra Eryan. 2016. Upaya Peningkatan Dukungan Keluarga dalam Menjaga Diit Pasien Gout
Athritis Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhhamadiyah
Surakarta: Internet Publishing.

Syukri, M., 2007. Asam Urat dan Hiperurisemia. Majalah Kedokteran Nusantara.40(1): 52-6.

Noviyanti. 2015. Hidup Sehat tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Notebook

Harmoko. 2012. Asuhan Keperaatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

31

Anda mungkin juga menyukai