Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

K DENGAN SALAH

SATU ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI ( HIPERTENSI)

DI DESA BATU KUMBUNG KEC.LINGSAR

Disusun Oleh :

Yunita Apriyanti

021.01.1179

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengann Masalah Keperawatan Keluarga Hipertensi”. ini disusun untuk
memenuhi tugas keperawatan keluarga.

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengalami kesulitan. Namun berkat dorongan,
dukungan serta semangat dari orang terdekat dan berbagai pihak sehingga penulis mampu
menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih. Dengan segala kekurangan Askep ini penulis sangat membutuhkan saran dan kritikan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik itu bagi penulis pribadi, dunia
keperawatan, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya.

Kurang lebihnya mohon maaf wabillahitaufik walhidayah wa’alaikumussalam Warahmatullahi


Wabarakatuh.

Mataram,15 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ...........................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................
C. Tujuan .....................................................................................
D. Manfaat ................ ..................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga.....................................................................

B. Tipe atau Bentuk Keluarga......................................................

C. Struktur Keluarga ...................................................................

D. Fungsi Keluarga .....................................................................

E. Konsep Dasar Hipertensi..............................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian................................................................................

B. Diagnosa...................................................................................

C. Intervensi .................................................................................

D. Implementasi............................................................................

E. Evaluasi....................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................

B. Saran......................................................................................
BAB I
PENDAHUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan

tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada

program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas

meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan

meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan

pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada

pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri

sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai

penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara

aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah

penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik

90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh

(Koes Irianto, 2014).


Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di

seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita

hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh karena itu sering

ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan

jantung, stroke.

Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau

sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014

menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di

Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung.

Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan

kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan bisa efektif dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan

pada semua tatanan puskesmas (Koes Irianto, 2014).

Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas

Mergangsan Kota Yogyakarta yang pelayanannya mencakup beberapa kelurahan

menunjukkan bahwa hipertensi masuk dalam daftar 10 besar penyakit terbanyak urutan

nomor satu tahun 2017. Pada tahun 2017 didapatkan data total penderita hipertensi

sejumlah 3.453 orang yang semuanya adalah hipertensi dan pada tahun 2018 dari bulan

Januari sampai Juni terdapat 1.775 kunjungan dengan diagnosa hipertensi. Untuk itulah

perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang salah

satunya adalah keluarga Tn. R. Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya
pelayanan kesehatan dengan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. R.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam keluarga

adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus Hipertensi ?”

C. Tujuan Studi Kasus

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi di.

b. Tujuan Khusus

1)Mengkaji keluarga dengan Hipertensi.

2) Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan Hipertensi.

3) Menyusun perencanaan keperawatan keluarga dengan Hipertensi.

4) Melaksanakan intervensi keperawatan keluarga dengan Hipertensi.

5) Mengevaluasi keluarga dengan Hipertensi.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi penderita Hipertensi:

a. Bagi Penulis

Menambah informasi dan menambah wawasan penulis dalam melakukan studi

kasus dan mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan keluarga dengan

Hipertensi.

b. Bagi Keluarga

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

keluarga dengan asuhan keperawatan dengan Hipertensi di dalam keluarga.


c. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan.

Dapat memberikan masukan dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan memberikan

dan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada keluarga dan

terutama untuk pasien sebagai salah satu cara untuk meningkatkan koping keluarga

dan pasien serta dapat menjadikan peran keluarga untuk ikut aktif berpartisipasi

dalam mengimplementasikan strategi pelaksaan dalam asuhan keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga

Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum dan

undang-undang perkawinan yang sah hidup bersama dalam keterikatan aturan dari keluarga.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional serta sosial dari keluarga (Friedman, 2013).

B. Tipe atau Bentuk Kelurga

Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2010) dalam Susanto (2012) ada dua tipe

keluarga yaitu :

1. Tradisional

a) The Nuclear Family

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b) The Dyad Family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam

satu rumah.

c) Keluarga Usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak sudah

memisahkan diri.

d) The Childless Family.

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah untuk mendapatkan anak

terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan

yang terjadi pada wanita.


e) The Extended Family.

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah

seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek nenek) dan

keponakan.

f) Commuter Family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut

sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul

dengan anggota keluarga pada saat akhir pekan atau pada waktu-waktu tertentu.

g) The Single Parent Family

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.

h) Multigenerational Family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersama dalam satu rumah.

i) Kin-network Family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan

saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Contoh : Dapur,

kamar mandi, telepon dan lain-lain.

j) Blended Family

Duda atau janda karena perceraian yang menikah kembali dan membesarkan anak

dari hasil perkawinan atau hasil perkawinan sebelumnya.

k) The Single Adult Family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau ditinggal mati.


2. Non tradisional

a. The Unmarried Teenage Mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan

tanpa nikah.

b. The Step-parent Family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara

yang hidup bersama dalam satu rumah. Sosialisasi anak dengan aktivitas

kelompok/membesarkan anak bersama.

d. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

e. Gay and Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan orientasi seksual hidup bersama

sebagaimana marital partners

f. Cohabitating Family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa

alasan tertentu.

g. Group Network Family

Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain

dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya.

h. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara sementara

waktu, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga aslinya.

C. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur keluarga

antara lain :

1. Struktur Peran Keluarga

Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang

individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi

harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain yang menyangkut peran-

peran tersebut.

2. Sistem Nilai dalam Keluarga

Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan

tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar

mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya yang lazim.

3. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan

mengungkapkan pengertian dalam keluarga.

4. Strukur Kekuasaan dalam Keluarga

Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah

kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang individu untuk mengubah

tingkah laku anggota keluarga.

D. Fungsi Keluarga

Menurut Allender & Spardley (2001) dalam Susanto (2012), fungsi keluarga adalah :
1) Affection

a. Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan.

b. Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual.

c. Menambah anggota baru.

2) Security and Acceptance

a. Mempertahankan kebutuhan fisik

b. Menerima individu sebagai anggota.

3) Identity and Satisfaction

a. Mempertahankan motivasi.

b. Mengembangkan peran dan self-image.

4) Affiliation and companionship

a. Mengembangkan pola komunikasi.

b. Mempertahankan hubungan yang harmonis.

5) Sosialization

a. Mengenal kultur (nilai dan perilaku).

b. Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal.

c. Melepas anggota.

6) Controls

a. Mempertahankan kontrol sosial.

b. Adanya pembagian kerja.

c. Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada.

A. Konsep Dasar Teori Hipertensi

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu periode,

dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani,

2014).

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani,

2014) :

a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial

Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak

diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014).

1) Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk

mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat

keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.

2) Jenis kelamin dan usia

Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk mengalami

hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah.

meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari

pada perempuan.

3) Diet

Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.

Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam

yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan

cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh

pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya

peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah

meningkat.

4) Berat badan

Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan normal atau

ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan

tekanan darah atau hipertensi.

5) Gaya hidup

Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehatdengan

menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan

jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok

dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering,

atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika

memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan darah

pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari

komplikasi yang bisa terjadi.

a. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi sekunder

adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat

bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah

ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan

pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung meningkatkan tekanan darahdan


secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat

dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah

akan kembalike normal (Aspiani, 2014).

3. Patofisiologi

Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)

dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian antara

stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan

oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam

mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume

cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada saraf simpatis, yang

berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang

bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion

melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh

darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah (Padila, 2013).

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut

bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga

memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis,

sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin,


sodium, dan air (Syamsudin, 2011).

Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi

kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah

(Padila, 2013).

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal, menyebabkan pelepasan

rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh

tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung

mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013).

4. Tanda dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum

yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang,

bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh

penderita hipertensi sebagai berikut:

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera

Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri kepala

sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi
pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut

akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

5. Klasifikasi Hipertensi

Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik

kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang

dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik

lebih dari 90 mmHg.

Tabel 1
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Sebagai Patokan
dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan darah
Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg <80 mmHg

Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg

Hipertensi stage I 130-139 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi stage II ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg


(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018 : Guideline For
The Prevention, Detection, Evaluation And Management Of High Blood Pressure In
Adults 2013)

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi

sekunder (Aspiani, 2014). Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak

diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer. Beberapa

faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis

kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan

darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan

tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya
hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan volume

intravaskular, luka bakar dan stres (Aspiani, 2014).

6. Komplikasi

Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang

akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah

dari arteri tersebut.

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,

2014)

a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.

b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat

menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa

memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi

ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi

iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat

menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,

hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.

c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,

beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang

elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa,

banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi

ini disebut gagal jantung.

d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak

dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam

tubuh.

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam

mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya hidup untuk

menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)

b. Pengaturan diet

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien

hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem

renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan

natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.

Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya

dimediasi oleh oksidanitat pada dinding vaskular.

3) Diet kaya buah sayur.

4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

c. Penurunan berat badan

Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan

mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan

voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan

dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan

adalah hal yangs angat efektif untuk


menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan.

Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian

khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas

mengandung simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,

memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.

d. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk

menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung.. olahraga isotonik dapat

juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi katekolamin

plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat

dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang

dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.

e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan tidak

mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka oanjang hipertensi

karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung.

f. Penatalaksanaan Farmakologis

1) Terapi oksigen

2) Pemantauan hemodinamik

3) Pemantauan jantung

4) Obat-obatan :

Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic bekerja

melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan

mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik

(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.


Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi

untuk menurunkan angiostenin II dengan menghambat enzim yang diperlukan

untuk mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan

darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung

dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya meningkatkan

pengeluaran natrium
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. R dengan masalah kesehatan pada salah satu anggota
keluarga yang menderita Hipertensi.

A. Pengkajian
I. Data Umum
a) Identitas kepala keluarga:

b) Nam : Tn. K Pendidikan : SD


a

Umur : 53 thn Pekerjaan : Tani

Agama : islam Alamat : dsn pondok buak desa batu


kumbung kec.lingsar

Suku : SASAK Nomor Telpon : ………………

c) Komposisi keluarga :

No Nama L/P Umur Hubungan Perkerjaan pendidikan

keluarga

1. Tn.k L 53 thn Suami Tani SD

2. Ny.w p 42 thn Istri Tani SLTA

3. Anak.U p 21 thn Anak 1 Pelajar MAHASISWA

4. Anak. F L 9 thn Anak 2 Pelajar SD

d) Genogram :
Tn. k Ny. w

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Meninggal

: Anggota keluarga yang sakit


e) Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
Tipe Keluarga Tn.K adalah keluarga inti (nucler family) dimana didalam keluarga

tersebut tidak ada orang lain selain suami,istri dan dua anak kandung yang tinggal.

b). Masalah yang terjadi dg type tersebut:

Dalam keluarga Tn.K jarang masalah untuk timbul meskipun dalam satu rumah
ditempati oleh istri dan anak.

f) Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
keluarga Tn.K berasal dari suku sumbawa.

b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:


Tidak ada budaya yang mempengaruhi kesehatan yang dapat memperburuk tidak ada
budaya seperti itu di daerah tempat tinggal Tn.K

g) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:


Agama dan kepercayaan yang dianut oleh Tn.K dengan keluarga semua berjalan lurus
dengan kesehatan yang berlaku di masyarakat.

h) Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah:
Pada keluarga Tn.K yang mencari nafkah atau yang berkerja ialah Tn.R sendiri sebagai
petani.

b) Penghasilan: penghasil keluarga Tn.K sekitar 1.000.000 setiap bulannya dikarena hanya
Tn.K yang berkerja di keluarga ini.
c) Upaya lain:
Tn.RKtidak memiliki usaha ataupun upaya lain untuk penambahan penghasilan keluarga.

d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)


Pada keluarga Tn.K memiliki perabot dan transportasi seperti perabotan tempat tidur,
lemari ,serta perabot di dalam kamar serta perabotan didapur,untuk transportasi keluarga
Tn.K memiliki 2 sepeda motor sebagai alat transportasi.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Untuk setiap bulannya keluarga Tn.R memiliki pengeluaran sebesar kurang lebih
Rp.500.000 untuk kebutuhan hidup sehari hari seperti makan,berbelanja kebutuhan pokok
dan kebutuhan sekunder lainnya seperti membeli baju,celana dan lain-lain.

i) Aktivitas Rekreasi Keluarga:


Selama ini Tn.K mengatakan keluarganya untuk rekreasi lebih sering untuk berkumpul
bersama keluarga besar dan saudara saudara dari Tn.R terkadang berkumpul dirumah untuk
berkumpul dengan acara keluarga.

2.RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a.) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan anak usia sekolah,dan usia remaja,dimana anak Tn.K berusia 8
tahun dan yang remaja umur 21 tahun. Namun didalam rumah Tn.K juga terdapat istri
yang merupakan pasien hipertensi.

a. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya:


Untuk Tn.K sendiri tahap perkembangan pada keluarganya yaitu tahap perkembangan.

b. Riwayat kesehatan keluarga inti:


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tn. K sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai hipertensi sejak 10 th
yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil
obat rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada

saat pengkajian :

TD : 140/85 mmhg S : 37 celcius BB : 55 Kg

N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 160 cm

2. Riwayat penyakit keturunan:


Tn. K jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius,
tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak
mempunyai keturunan hipertensi. Merokok sejak usia 20 tahun.
3.Riwayat kesehatan masing-masingg anggota keluarga

No Nama umur B Keadaa Imunisasi Masalah Tindakan yang


. B n BCG/polio/ kesehata telah dilakukan
kesehat DPT/ n
an
HB/Campak

1. Tn.K 43 - Baik Lengkap Tidak -


ada

2. Ny.W 42 - Baik Lengkap Hiperten Jika penyakit


si Ny.F kambuh
maka segera
dibawa ke
pelayanan
kesehatan atau
Ny.F biasanya
meminum air
rebusan daun
alpukat.

3. Anak.U 21 48 Baik Lengkap Tidak Tidak ada


ada

4. Anak.F 9 - Baik Lengkap Tidak Tidak ada


ada

4.Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Keluarga Tn. K bisanya berobat ke

pelayanan kesehatan terdekat yaitu perawat praktek mandiri.

5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (Apakah ada yang sakit sebelumnya? Siapa

yang sakit dan apa penyakitnya? Ceritakan riwayat pengobatannya!): Keluarga Tn. K

tidak pernah memiliki riwayat penyakit lainnya.


b). Karakteristik Rumah

a. Luas Rumah : Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 84 m² ( 7 m x 12 m


)
b. Tipe Rumah : Rumah Batu
c. Kepemilikan : Milik sendiri
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan: terdiri atas 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1
ruang dapur , 1 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 teras samping rumah dan teras
depan rumah.
e. Ventilasi/jendela (jumlahnya): Memilik 6 Penerangan atau ventilasi cukup.
Khusus penerangan dan ventilasi di setiap ruangan dan sangat memadai
sehingga sirkulasi udara lancar.
f. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu ketika ada tamu datang,ruang keluarga
tempat ngumpul bareng keluarga,kamar tidur tempat tidur,dapur tempat makan
dan masak,kamar mandi tempat BAB,BAK,mandi.
g. Septic tank : Ada letak >10 meter
h. Sumber air minum : Air beli atau gallon
i. Ada Kamar mandi/WC : Ada
j. Sampah dan limbah RT (Bagaimana cara membuang/mengolahnya?) :
Sampahnya di bakar
k. Kebersihan lingkungan : keadaan lingkungan bersih
l. Dena Rumah

Kamar tidur Ruang


tamu

Teras Ruang Kamar tidur


sampin keluarga
g
rumah Dapur

Ruang
makan
Kamar tidur

Kamar
mandi
a. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Tn. K hidup di lingkungan pedesaan. Sebagian besar dari tetangga di

lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K adalah penduduk asli yang merupakan

pekerjaan mayoritasnya adalah petani. Keadaan lingkungan bersih, baik di dalam

rumah maupun halaman rumah. Budaya masyarakat di tempat tinggal Tn. K adalah

gotong royong atau kebersamaan baik dalam kerja bakti atau lainnya.

b. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. K sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah tangga
sampai sekarang, tempat tinggalnya berdampingan dengan tetangga lainnya.
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga termasuk anggota keluarga yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan keluarga di lingkungan sekitar saling berinteraksi dengan baik.
Istri Tn. K yang menderita Hipertensi juga seorang yang aktif dalam masyarakat.
d. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. K ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.

d). Struktur Keluarga


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga : Dalam keluarga Tn.K. mengatakan biasa
berkomunikasih dengan bahasa Sumbawa dan jarang menggunakan bahasa
Indonesia,dapat berkomunikasi dengan baik tidak ada hambatan dalam berkomunikasi.
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Dalam menggontrol perilaku anak-anaknya saat ini
adalah Tn.K.dengan memberikan nasehat bila anak-anaknya berperilaku kurang
baik.yang beperan mengambil keputusan dalam setiap masalah adalah Tn.K dan Ny.W
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
 Tn. K sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangganya orang yang di hormati dan sebagai pengambil keputusan menjadi
suami dan ayah.
 Ny. W sebagai istri, ibu bagi anaknya dan bertanggung jawab kepada anak dan
mengurus keperluan dapur.
 Ank U. Sebagai anak sekaligus kakak yang bertanggung jawab atas adiknya
dan juga pendidikannya di kampus.
 Ank F Sebagai anak sekaligus adik yang bertanggung jawab untuk
membahagiakan keluarga terutama kedua orang tua dan juga pendidikannya di
sekolah.
 Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Tn. K menyesuaikan dengan
nilai dalam agama islam yang dianutnya ( menjalankan sholat 5 waktu ) serta
norma masyarakat di sekitarnya.

e). Fungsi Keluarga


a. Fungsi afektif (terkait kasih saying dalam keluarga dan penanaman sikap) : keluarga
cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga.
b. Fungsi sosialisasi
 Kerukunan Hidup Dalam Keluarga : keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku social yang baik.
 Interaksi Dan Hubungan Dalam Keluarga : interaksi sama masyarakat sangat
baik serta mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat.
 Anggota Keluarga Yang Dominan Dalam Pengambilan Keputusan : kepala
keluarga atau Tn.K.
 Kegiatan keluarga waktu senggang : Berkumpul besama
 Partisipasi dalam kegiatan sosial : Baik
f). Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya :
Keluarga menyatakan Ny.W menderita hipertensi,dan keluarga kurang pengetahuan
tentang aturan tidakan dan pengetahuan hipertensi.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat : keluarga
Tn.K mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibelikan obat di
apotik terlebih dahulu,jika tidak ada perubahan kondisi dari anggota keluarga yang lain
untuh bersabar serta menyerakan semua kepada allah S.W.T
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : kurang baik
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : sangat baik
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : baik

g). Fungsi Reproduksi


1).Perencanaan jumlah anak : Tn. K merencanakan ingin memiliki anak maksimal 3 orang

2).Akseptor : Ny. W memakai KB Ayudi, Ny. W menggunakan kB Ayudi kurang lebih 7


bulan
3).Keterangan lain : Ny. W akseptor Kb Ayudi

h). Fungsi ekonomi


1). Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn.K mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan

2). Pemanfaatan sumber di masyarakat : keluarga Tn. K mampu memanfaatkan sumber yang ada
di masyarakat, misalnya sumber air bersih dari PDAM yang diberikan pemerintah dan lainnya.

i). Stres Dan Koping Keluarga


a. Penyebab stres jangka pendek : Keluarga Tn.K biasanya stres dalam masalahcara merawat
Ny. W yang menderita hipertensi
b. Penyebab stres jangka panjang : Stresor yang dirasakan oleh keluarga Tn. K adalah
penyakit Hipertnsi yang diderita oleh Ny. W
c. Respon keluarga terhadap Penyebab stres: dengan cara berdiskusi dengan keluarga
d. Strategi koping (Strategi pemecahan masalah yang dihadapi keluarga): dalam menghadapi
suatu permasalahan,dengan memusyawarahkan untuk menggambil keputusan.
e. Strategi adaptasi disfungsional (Strategi menghadapi masalah secara negative seperti
menyangkal masalah, menggunakan kekuasaan, dll): Keluarga selalu menggunakan pendekatan
yang adaptif dan edukatif dengan keluarga memberikan support system untuk kesembuhan Ny.
W.

j). Keadaan Gizi Keluarga


a).Pemenuhan gizi : pemenuhan gizi Tn. K dan keluarga adalah terpenuhi dengan baik

b).Upaya lainnya : adalah dengan selalu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan
keluarga Tn. K rajin berolahraga.

k). Harapan Keluarga


a. Terhadap masalah kesehatannya : harapan keluarga agar lebih baik dari sebelumnya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Harapan yang diinginkan keluarga Keluarga berharap
pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah Ny.W.
i.Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga, terutama yang diidentifikasi sebagai
klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.

N Nama Anggota Keluarga


o
Variabel Tn.K Ny.W Ank.U Ank.F

1. Riwayat Tidak ada Hipertensi Tidak ada Tidak ada


penyakit saat
ini

2. Keluhan yang Tidak ada Sakit kepala, Tidak ada Tidak ada
dirasakan mual – mual
dan nyeri
pada bagian
tengkuk
3. Tanda & gejala Tidak ada Nyeri pada Tidak ada Tidak ada
bagian
tengkuk,
vertigo, sakit
kepala,
kelelahan dan
mual -mual

4. Riwayat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


penyakit riwayat
sebelumnya
penyakit
sebelumnya

5. Tanda-tanda TD : 110/80 TD : 160/100 TD : 110/80 TD : 110/80


vital mmHg
mmhg mmhg mmhg
N: 78x/menit N : N: 78x/menit N: 78x/menit
88x/menit
RR : RR : RR :
RR :
20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit
S : 34˚C S : 36 °c S : 34˚C S : 34˚C

6. Sistem BJ I dan II : BJ I dan II : BJ I dan II : BJ I dan II :


cardiovaskuler tunggal, tunggal, tunggal, tunggal,
intensitas intensitas intensitas intensitas
kuat, tidak kuat, tidak ada kuat, tidak ada kuat, tidak
ada bunyi bunyi jantung bunyi jantung ada bunyi
jantung tambahan tambahan jantung
tambahan tambahan

7. Sistem Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan


respirasi dada simetris, dada simetris, dada simetris, dada simetris,
vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler,
sonor seluruh sonor seluruh sonor seluruh sonor seluruh
lapang paru, lapang paru, lapang paru, lapang paru,
Ronkhi Ronkhi Ronkhi Ronkhi
(-)Stridor (-) (-)Stridor (-) (-)Stridor (-) (-)Stridor (-)
Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-)
tidak ada otot tidak ada otot tidak ada otot tidak ada otot
bantu bantu bantu bantu
pernapasan pernapasan pernapasan pernapasan

8. Sistem GI. Mulut : Mulut : Mulut : Mulut :


Trac Stomatitis Stomatitis Stomatitis Stomatitis
tidak ada, tidak ada, tidak ada, tidak ada,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
karang gigi, karang gigi, karang gigi, karang gigi,
gigi masih gigi masih gigi masih gigi masih
lengkap dan lengkap dan lengkap dan lengkap dan
utuh utuh utuh utuh
Leher & Leher & Leher & Leher &
Tenggorokan Tenggorokan Tenggorokan Tenggoroka
: : : n:
Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan
menelan tidak menelan tidak menelan
menelan tidak
ada, tidak ada ada, tidak ada tidak ada,
pembesaran ada, tidak ada pembesaran tidak ada
kelenjar tiroid kelenjar tiroid pembesaran
pembesaran
dan tidak ada dan tidak ada kelenjar
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran tiroid dan
kelenjar limfe kelenjar limfe tidak ada
dan tidak ada
pembesaran
pembesaran kelenjar
limfe
kelenjar limfe

9. Sistem Tidak ada Terdapat nyeri Tidak ada Tidak ada


persyarafan nyeri atau di bagian nyeri atau nyeri atau
permasalahan belakang permasalahan permasalahan
di sistem kepala di sistem di sistem
persyarafan (tengkuk) persyarafan persyarafan

10 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


. muskuloskeleta permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan
l
di sisttem di sisttem di sisttem di sisttem
muskuloskleta muskuloskleta muskuloskleta muskulosklet
l l l al

11 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


. genetalia benjolan di benjolan di benjolan di benjolan di
daerah daerah daerah daerah
genetalia, genetalia, genetalia, genetalia,
daerah vagina daerah vagina daerah vagina daerah
bersih bersih bersih vagina bersih

j.Tipologi Masalah Kesehatan


No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman Resiko tinggi terjadi komplikasi Hipertensi


Keluarga memiliki kebiasaan kurang baik dalam
2 Kurang/ Tidak sehat memelihara kesehatan lingkungan

3 Defisit Kurang pengetahuan tentang perawatan Hipertensi


B. Diagnosa Keperawatan
Tabel Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data Subyektif : Ketidakmampuan keluarga Gangguan rasa nyaman


merawat anggota keluarga (Nyeri)
 Ny.W mengatakan
yang sakit
merasakan nyeri pada
bagian tengkuk dan sakit
kepala serta kelelahan

Data Obyektif :

 Ny. W tampak lemah


 Keadaan Umum :
TD : 160/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 24x/menit
S : 36˚C

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan keluarga Defisit pengetahuan


mengenal masalah kesehatan keluarga terhadap
 Tn. K dan keluarga
hipertensi hipertensi
mengatakan tidak begitu
paham tentang penyakit
Hipertensi (pengertian,
tanda dan gejala, serta
komplikasi).
 Tn. K mengatakan tidak
mengetahui bahwa
Hipertensi adalah
penyakit keturunan.
 Tn. K dan keluarga
mengatakan tidak tahu
secara rinci cara merawat
keluarga dengan
Hipertensi di rumah.
Data Obyektif :

 Tn. K dan keluarga


tampak bingung serta
tidak dapat menjawab
sebagian pertanyaan
tentang penyakit
Hipertensi
 Keadaan Umum :
TD : 150/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
S : 36 ˚C
3 Data Subyektif : Kurangnya keterampilan Risiko tinggi
keluarga dalam merawat komplikasi
 Ny. W mengatakan
anggota keluarga dengan
jarang memeriksakan
penyakit hipertensi.
tekanan darahnya
 Ny. W mengatakan
menderita hipertensi
semenjak 10 tahun yang
lalu
 Ny. W mengatakan
jarang berolahraga
 Ny. W mengatakan sering
merasa nyeri pada bagian
tengkuk, kelelahan dan
muka merah

Data Obyektif :

 Ny. W tampak kelelahan


dan lemah
 Keadaan Umum :
TD : 170/90 mmHg
N :100x/menit
RR :24x/menit
S : 36,5 ˚C

C.Perumusan Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

D.Skoring Prioritas Masalah


Skoring Diagnosis Keperawatan Keluarga

No. Kriteria skor Bobot

1. Sifat masalah 3 1

Skala:tidak/kurang sehat 2

Ancaman kesehatan 1

Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat 2 2


diubah
1
Skala:muda
0
Sebagian

Tidak dapat

3. Potensi masalah untuk dicegah 3 1


Skala: tinggi 2

Sebagian 1

Rendah

4. Menonjolnya masalah 2 1

Skala: masalah berat,harus segera 1


ditangani
0
Ada masalah ,tetapi tidak perlu
ditangani

Masalah tidak dirasakan

E.Prioritas diagnose keperawatan keluarga

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


.

1. a. Sifat 3 3 3/3 x 1 = 1 Ny. W mengatakan


masalah : merasakan nyeri pada
tidak / kurang bagian tengkuk dan sakit
sehat kepala serta kelelahan.

b. kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Harapan keluarga adalah


masalah dapat ingin agar Ny. W cepat
diubah : sembuh dan tidak sakit-
dengan mudah sakitan lagi
Karena disini keluarga
mau dan ingin merawat
Ny. W tetapi tidak
mampu dan tidak tahu
cara merawatnya.

c. potensial 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mengatakan


masalah untuk belum tahu cara
dicegah : mencegah terjadinya
Cukup hipertensi agar Ny. W
tidak sering kambuh
penyakitnya.
d. menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Klien dan keluarga mau
masalah : bekerjasama dengan
masalah berat, tenaga medis dalam
harus pencegahan dan
ditangani perawatan Hipertensi

Total Skoringnya 4 2/3


adalah :

2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

No Kriteria Skala Bobo Skoring Pembenaran


. t

1. a. Sifat masalah : 3 3 3/3 x 1 = 1 Klien dan keluarga kurang


tidak / kurang mengetahui tentang
sehat penyakit hipertensi terutama
cara perawatan anggota
keluarga dengan hipertensi.

b. kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Sumber daya keluarga ada


masalah dapat (pendidikan, kemauan
diubah : dengan menerima perubahan).
mudah Keluarga mempunyai
motivasi tinggi untuk
merawat responden agar
kondisi kesehatannya
membaik

c. potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah dapat dicegah


untuk dicegah : dengan paparan informasi
Tinggi dari tenaga kesehatan dan
sumber lain seperti buku
dan jurnal kesehatan.

d. menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Klien dan keluarga mau


masalah : bekerjasama dengan tenaga
masalah berat, medis dalam pencegahan
harus ditangani dan perawatan hipertensi.

Total Skoringnya 5
adalah :

3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan


keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

2. a. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1  Ny. W


tidak / kurang mengatakan
sehat jarang
memeriksak
an tekanan
darahnya
 Ny. W
mengatakan
menderita
hipertensi
semenjak 2
tahun yang
lalu
 Ny. W
mengatakan
sering
merasa
nyeri pada
bagian
tengkuk,
kelelahan
dan muka
merah.

b. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Sumber daya


masalah : keluarga ada
Mudah (pendidikan,
kemauan menerima
perubahan).
Keluarga
mempunyai
motivasi tinggi
untuk merawat
responden agar
kondisi
kesehatannya
membaik.

c. Potensial 2 3 2/3 x 1 = 2/3 Masalah untuk


masalah untuk dicegah cukup
dicegah : dengan melibatkan
Cukup langsung keluarga,
perawat dan juga
kemauan klien
untuk mencegah

terjadinya
komplikasi.
d. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Karena jika tidak
masalah : segera ditangani
masalah berat, penyakit hipertensi
harus segera bisa menyebabkan
ditangani komplikasi menjadi
penyakit lainnya
seperti DM, dan
penyakit jantung
keluarga kurang
mampu mengenal
cara merawat
anggota keluarga
yang sakit.

Total Skoringnya 4 2/3


adalah :

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas


permasalahan pada keluarga Tn. k adalah sebagai berikut :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

C. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan intervensi

Hari/ Dx. Umum Khusus kritri Standar

Tgl a
Sabtu,1 dx Setelah Setelah verba 1. Keluar 1. Identifikas
dilakuka dilakukan ga i respons
10 .1 l
n asuhan asuhan mampu nyeri non
Desemb
keperaw keperawata merawa verbal
er 2021 atan n selama 1 t 2. Identifikas
selama 1 x24 jam anggota i faktor
x 24 jam keluarga keluarg yang
diharapk dapat a yang memperbe
an merawat sakit rat dan
keluarga anggota 2. Keluar memperin
mampu keluarga ga gan nyeri
memelih yang sakit mampu 3. Identifikas
ara meman i
kesehata faatkan pengetahu
n secara pelayan an tentang
efektif an nyeri
kesehat 4. Kontrol
an lingkunga
3. Keluar n yang
ga memperbe
mampu rat rasa
mengu nyeri
ngkapk 5. Berikan
an tehnik non
motivas farmokolo
i gis dan
mengg relaksasi
unakan nafas
pelayan dalaam
an 6. Ajarkan
kesehat cara
an. memonito
r nyeri
secara
mandiri
7. Ajarkan
tehnik
nonfarmak
ologis
untuk
menguran
gi nyeri
8. Kolaboras
i dengan
dokter
pemberian
analgetik.

2. Setelah Setelah verba Klien dan 1. Bina


dilakuka dilakukan keluarga Hubungan
l
n asuhan asuhan dapat : Saling
keperaw keperawata Percaya.
1. Menye
atan n selama 2. Mengkaji
butkan
selama 1 1x24 jam pengetahu
pengert
x 24 jam keluarga an klien
ian
diharapk dapat dan
Hiperte
an terjadi mengenal keluarga
nsi
peningka masalah tentang
2. Menye
tan kesehatan hipertensi
butan
pengetah Hipertensi 3. Jelaskan
penyeb
uan klien pada klien
ab
dan dan
Hiperte
keluarga. keluarga
nsi
mengguna
3. Menye
kan
butkan
lembar
tanda
balik dan
dan
leaflet
gejala
Hiperte pengertian
nsi hipertensi
4. Menye 4. Jelaskan
butkan pada klien
kompli dan
kasi keluarga
atau mengguna
akibat kan
lanjut lembar
dari balik dan
Hiperte leaflet
nsi tanda dan
5. Memili gejala
h terapi serta
atau komplikas
penang i
anan. hipertensi
5. Diskusika
n pilihan
terapi atau
penangana
n.
3. Setelah Setelah verba Akibat dari 1. Menjelask
dilakuka dilakukan an pada
l hipertensi
n asuhan asuhan keluarga
yang tidak
keperaw keperawata akibat
atan n selama 1 diobati lanjut
selama 1 x 24 jam apabila
adalah
x 24 jam diharapkan hipertensi
penyakit
keluarga klien dan tidak
mampu keluarga jantung diobati
mengam dapat dengan
koroner,
bil memodifika baik
diabetes
keputusa si dengan
n untuk lingkungan melitus dan berdiskusi
merawat di rumah bersamaa
lainnya.
anggota merawat keluarga
keluarga keluarga 2. Motivasi
yang dengan keluarga
menderit hipertensi untuk
a dirumah. menyebut
hipertens kan
i kembali
akibat
lanjut dari
hipertensi
yang tidak
diobati.
3. Diskusika
n dengan
keluarga
tentang
keinginan
untuk
merawat
anggota
keluarga
yang sakit.
4. Beri
pujian
yang
positif
kepada
keluarga
atas
jawaban
dan
keputusan
yang
diambil.
D. Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa
No. Hari/tanggal Keperawatan Implementasi Evaluasi

1. senin, 13 Gangguan rasa 1. mengontrol S:


Desember nyaman (nyeri) lingkungan yang  Klien
2021 berhubungan dengan memperberat rasa mengatakan
ketidakmampuan nyeri sudah bisa
keluarga merawat 2. mengajarkan tehnik mengontrol
anggota keluarga non farmokologis nyeri yang
yang sakit dan relaksasi nafas dirasakan
dalam  Klien
3. mengajarkan cara mengatakan
memonitor nyeri nyeri di bagian
secara mandiri tengkuk
4. berkolaborasi berkurang
dengan dokter O:
pemberian
 Klien nampak
analgetik.
segar dan
tekanan darah
normal
 Keadaan
Umum :
TD : 120/80
mmHg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
S : 36˚C
A : Masalah teratasi

P : Intervensi
dihentikan

2. Defisit pengetahuan 1. Mengkaji S:


keluarga terhadap pengetahuan klien  Klien dan
hipertensi dan keluarga keluarga
berhubungan dengan tentang hipertensi mengatakan
ketidakmampuan 2. Menjelaskan pada sudah mengerti
keluarga mengenal klien dan keluarga tentang
masalah kesehatan menggunakan hipertensi
lembar balik dan O:
leaflet pengertian
 Klien dan
hipertensi
keluarga
3. Menjelaskan pada
nampak
klien dan keluarga
mengerti dan
menggunakan
dapat
lembar balik dan
menyebutkan
leaflet tanda dan
pengertian dan
gejala serta
penyebab
komplikasi
hipertensi
hipertensi
 Klien dan
keluarga dapat
menjawab
pertanyaan
tentang tanda
dan gejala serta
komplikasi dari
hipertensi.
A : Masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan.

3. Risiko tinggi 1. Menjelaskan pada S:


komplikasi keluarga akibat  Keluarga klien
berhubungan dengan lanjut apabila mengatakan
kurangnya hipertensi tidak akan merawat
keterampilan diobati dengan klien dengan
keluarga dalam baik dengan baik, sesuai
merawat anggota berdiskusi yang sudah di
keluarga dengan bersamaa keluarga ajarkan oleh
hipertensi. 2. Memotivasi tenaga medis.
keluarga untuk O:
menyebutkan
 Klien terlihat
kembali akibat
senang karena
lanjut dari
keluarga mau
hipertensi yang
merawat klien
tidak diobati.
dengan baik.
3. Mendiskusikan
 Keluarga klien
dengan keluarga
nampak sudah
tentang keinginan
bisa merawat
untuk merawat
salah satu
anggota keluarga
anggota
yang sakit.
keluarga yang
4. Memberikan
sakit sesuai
pujian yang positif
arahan tenaga
kepada keluarga
medis.
atas jawaban dan
A : Masalah teratasi
keputusan yang
diambil. P : intervensi
dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

A. Kesimpulan

1. Kasus keluarga Ny.w telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang

dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.

2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. k dilakukan bersama-

sama keluarga Ny.w melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai

tahap evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan

tanda tangan.

B. Saran
1. Untuk Perawat
Saran yang perlu di sampaikan kepada perawat, yaitu harus
mendokumentasikan setiap tindakan yang telah di lakukan. Serta menambah
ilmu pengetahuan tentang berbagai macam penyakit, dalam khususnya Diabetes
militus agar perawat dapat melakukan implementasi sesuai dengan kebutuhan
klien.
2. Untuk Penulis
Kami memahami segala kekurangan yang ada pada makalah kami sehingga
kami sangat meng harapkan kritik dan masukan yang memebangun guna dalam
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan


Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Ibu di Puskesmas Ranomut
Kota Manado.
Gusti. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Koes Rianto. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar Sulawesi
selatan: Pustaka As-Salam
Wahit Iqbal Mubarak, dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta : Penerbit : Salemba Medika
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Yunita Apriyanti

NPM : 021.02.3406

Tempat praktek : Desa Batu Kumbung,Kec.Lingsar.

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : Kamis 09-12-2021

Waktu : 15:00

Nama KK/ Sasaran : Kamarudin & wirniah

Alamat : Batu Kumbung

Hasil kunjungan rumah : ..................................................................................

Batu Kumbung, .09-12-2021......................

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

Yunita Apriyanti Kamarudin

( ..........................................) ( ............................................)
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Yunita Apriyanti

NPM : 021.02.3406

Tempat praktek : Desa Batu Kumbung,Kec.Lingsar.

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : jum’at 10-12-2021

Waktu : 15:00

Nama KK/ Sasaran : Kamarudin & wirniah

Alamat : Batu Kumbung

Hasil kunjungan rumah : ..................................................................................

Batu Kumbung, .10-12-2021......................

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

Yunita Apriyanti Kamarudin

( ..........................................) ( ............................................)
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Yunita Apriyanti

NPM : 021.02.3406

Tempat praktek : Desa Batu Kumbung,Kec.Lingsar.

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : Senin, 13-12-2021

Waktu : 15:00

Nama KK/ Sasaran : Kamarudin & wirniah

Alamat : Batu Kumbung

Hasil kunjungan rumah : ..................................................................................

Batu Kumbung, .13-12-2021......................

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

Yunita Apriyanti Kamarudin

( ..........................................) ( ............................................)

Anda mungkin juga menyukai