Puji syukur kita kepada Allah SWT atas limpahan berkatdan karunia-Nya
kami bisa menyelesaikan Asuhan Keperawatan keluarga yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DALAM KESIAPAN
PENINGKATAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN MASALAH ANEMIA”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritikdan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.2. Tujuan........................................................................................................5
1.3. Manfaat......................................................................................................5
2.1.3 Anemia...............................................................................................7
2.2.1 Pengkajian........................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................21
iii
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perlunya Asuhan Keperawatan Keluarga Dalam
Kesiapan Peningkatan Nutrisi Ibu Hamil Dengan Masalah Anemia
4
terdekat). Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan
kejadian anemia pada ibu hamil dan lebih meningkatkan perkembangan janin
serta kesehatan ibu yang optimal.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Konsep yang mendasari
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri
mereka sebagai bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Duval dan
Logan (1986 dalam Zakaria, 2017) mengatakan keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial dari
tiap anggota
keluarganya.
Kesimpulannya bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi
tidak diikat oleh hubungan darah dan hukum yang tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dengan keadaan saling ketergantungan dan
memiliki kedekatan emosional yang memiliki tujuan mempertahankan
budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta
sosial sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
6
kedua 13 minggu sampai 28 minggu, dan triwulan ketiga 29 minggu
sampai 42 minggu (Manuaba, 2012) .
Selama kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma
darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%.
Sehingga frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi (Irianto,
2014).
2.1.3 Anemia
7
yang buruk misalnya pada gangguan penyerapan protein dan zat besi
oleh usus, gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
belakang.
Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat
berpengaruh terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin,
2014). Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian
anemia zat besi pada ibu hamil. Hal ini disebabkan selama kehamilan
wanita menggunakan cadangan besi yang ada di dalam tubuhnya
(Salmariantyty, 2012).
8
Anemia kehamilan disebut "potential danger to mother and child"
(potensial membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada
kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri
menimbulkan perdarahan pospartum, memudahkan infeksi
puerperium, dan pengeluarkan ASI berkurang (Aryanti dkk, 2013).
a. Pengobatan
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol
setiap bulan ke pelayanan kesehatan.
b. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang
pengertian anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemi,
tanda dan gejala anemia dan dampak anemia pada kehamilan.
c. Informasi pola makan yg baik
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh
dalam mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki
pengaruh positif pada kesehatan bayi yang akan lahir. Pola makan
sehat pada seorang ibu hamil adalah memakan makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil harus memiliki jumlah kalori dan zat-
zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, vitamin,
mineral, serat, lemak, protein, dan air (Manuaba, 2012). Menurut
Irianto (2014) pola makan meliputi frekuensi makan, jenis
makanan, jumlah makanan, dan pemilihan makanan.
9
sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,
pelindung/pengayom, dsn pemberi rasa aman kepada anggota
keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyaraka/ kelompok sosial
tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-
anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan
sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
2.2.1 Pengkajian
A. Data Umum
Meliputi nama kepala keluarga, umur, alamat,dan nomor telepon jika ada,
pekerjaan dan Pendidikan ,komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
10
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, suku bangsa atau latar belakang keluarga, genogram.
1. Umur atau jenis kelamin
Ibu hamil sering mengalami anemia pada usia trimester kedua.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang tidak dapat menjadi patokan dalam hal kesehatan
tetapi, penyebab ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan dan perawatan adalah tidak seimbangnya sumber-sumber yang
ada dalam keluarga, misalnya keuangan.
3. Pendidikan
Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah, sehingga tingkat pendidikan mempengaruhi
pengelolaan penyakit dan pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan
menurut anggota keluarga.
4. Alamat
B. Komposisi keluarga yang berisi mengenai riwayat anggota keluarga.
Data ini biasanya disajikan dalam bentuk table seperti contoh
berikut:
C. Hubungan (genogram)
simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram untuk
menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram
yaitu:
1) Paling sedikit disusun tiga generasi,
2) Anggota keluarga yang lebih tua sebelah kiri ,
11
3) Gunakan simbol secara spesifik (laki-laki, perempuan,
cerai, menikah, meninggal, menderita penyakit, serumah,
dll) ,
4) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan,
5) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol
laki-laki atau perempuan .
12
ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
F. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat ini menjelaskan riwayat kesehatan seperti keluarga
asalnya, hubungdan dengan orangtua.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
Menjelakan mengenai keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga. Status imunisasi, sumber kesehatan
yang biasa digunakan serta pengalaman menggunakan
pelayanan kesehatan.
c. Sumber pelayanan kesehatan dimanfaatkan
Dilakukan pengkajian jika ada masalah kesehatan.
G. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
13
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, bahasa
yang digunakan dalam keluarga, frekuensi dan kualitas komunikasi
yang berlangsung dalam keluarga, dan hal-hal atau masalah dalam
keluarga yang perlu didiskusikan.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keputusan pengolahan tugas dalam keluarga, siapa yang membuat,
yang memutuskan dalam penggunaan keuangan, penngambilan
keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang
memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak
3) Struktur peran
Menjelaskan peran diri dari masing-masing anggota keluarga
secara formal maupun informal dan siapa berperan dalam keluarga
dan apakah ada konflik dalam pengaturan peran tersebut.
4) Norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
I. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
3) Respon keluarga terhadap respon, mengkaji sejauh mana
keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
4) Strategi Koping, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
5) Strategi adaptasi disfungsional, jelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
J. Keadaan gizi keluarga
Menyatakan makanan yang dikonsumsi keluarga, dari jenis, jumlah, dan
frekuensi makan setiap harinya. Sesorang yang menderita anemia kurang
14
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Ibu hamil rentan akan
masalah gizi sehingganya penggunaan zat gizi seperti zat besi yang tidak
optimal selama masa kehamilan dapat mengakibatkan anemia.
K. Harapan Keluarga
Perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
pasien.
L. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki
dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
15
b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan
bermanfaat untuk klien.
e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya
serta fasilitas yang ada.
16
a.Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
b. Monitor kalori dan asupan makanan .
c. Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
- Monitor Nutrisi:
a. Timbang berat badan pasien.
b. Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan,
c. Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir.
d. Monitor tugor kulit dan mobilitas.
- Monitor adanya mual muntah:
a. Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva
yang kering.
b. Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
17
e. Tidak ada sakit kepala.
f. Tidak terjadi nyeri otot.
g. Kualiatas tidur tidak terganggu.
h. Kualitas istirahat tidak terganggu.
SIKI : - Manajemen Energi :
a.Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan.
b. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.
c. Anjurkan tidur siang bila diperlukan.
d. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat
e. Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan (gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin
nanti akan muncul kembali).
f. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang
adekuat.
-Manajemen Nutrisi:
a.Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi.
b. Monitor kalori dan asupan makanan.
c. Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
d. Rencana Keperawatan pada Diagnosa Keperawatan
18
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut pendapat Prawirohardjo anemia dalam kehamilan merupakan
komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu.
Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume
plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan
produksi eritropenin Kehamilan trimester ke II juga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma
30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%, secara
fisiologi hemodilusi membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24
minggu atau trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di trimester
ke III
19
jaringan epitel kuku, palpitasi, berkunang-kunang, pucat, perubahan jaringan
epitel kuku, lesu, lemah, gangguan sistem neuromuskular, lelah, disphagia, kurang
nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka,
serta pembesaran kelenjar limpa
20
menyusun jadwal aktivitas dan istirahat ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat, dan kolaborasikan dengan ahli gizi pemenuhan menu seimbang.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
21
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013) , anemia merupakan suatu
keadaan saat jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen
dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan
fisiologis tubuh .Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin
darah yang lebih rendah daripada normal karena ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah dalam produksinya untuk mempertahankan kadar
atau jumlah hemoglobin pada tingkat normal.
Menurut Syaftrudin (2011) tanda dan gejala anemia bermula dengan
berkurangnya konsentrasi Hb selama masa kehamilan mengakibatkan suplai
oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan
gejala anemia. Pada umumnya gejala yang dialami oleh ibu hamil anemia
antara lain, ibu mengeluh merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. yaitu: (Harnilawati,
2013) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya, Mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, Memberikan keperawatan
anggotanya yang sakit atau tidak dapat membatu dirinya sendiri karena cacat
atau usianya yang terlalu muda dan lainnya.
4.2 Saran
22
Tentunya pada penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah diatas masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah tersebut dengan berpedoman dari berbagai sumber serta
kritik yang dapat membangun dari para pembaca. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Filius, Junita,Dini Dini, & Fatmawati, Tina Yuli. (2019, December 24).
Reni Yuli Astutik, & Dwi Ertiana. (2018, December). Anemia dalam Kehamilan.
id=6tisDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=A-c6VHjM70&dq=info
%3AOHD0mGCDQMcJ%3Ascholar.google.com
%2F&lr&hl=id&pg=PR4#v=onepage&q&f=true
http://eprints.umpo.ac.id/6103/
23
KIA, PUSKESMAS BAKUNASE, KOTA KUPANG.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1024/1/KARYA%20TULIS
%20ILMIAH%20MARSELINA%20B.%20SUDI.pdf.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi keperawatan Indonesia :
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
https://drive.google.com/drive/folders/1xELB8VDoiHbxINUv2WZw4i_2uxUc
w_U_?usp=sharing
24