Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAMPINGAN BUKU KIA

PADA KELUARGA IBU HAMIL


DI LANDASANULIN UTARA KOTA BANJARBARU

Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


MK Pemberdayaan Keluarga dalam Praktik Kebidanan Komunitas

Oleh :
NAMA : Frishelia Chanita Kumala
NIM : P07124119029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
KATA PENGANTAR

iv
RINGKASAN

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
RINGKASAN........................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga.......................................................................3
2. Tipe Keluarga.................................................................................3
3. Tahap Perkembangan Keluarga.....................................................4
B. Konsep Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan..............................................................6
2. Pemberdayaan Keluarga.................................................................6
3. Sumber Daya Keluarga..................................................................7
4. Pendampingan Keluarga................................................................7
5. Pemanfaatan Buku KIA.................................................................7
BAB III PENDAMPINGAN KELUARGA
A. Pengkajian Data Keluarga Ibu Hamil......................................................
B. Pemberdayaan Keluarga Ibu Hamil........................................................
C. Pendampingan Keluarga Ibu Hamil........................................................
D. Evaluasi Pendampingan Keluarga...........................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Keluarga..................................................................................................
B. Pemberdayaan Keluarga..........................................................................
C. Pendampingan Keluarga Ibu Hamil........................................................
D. Evaluasi Pendampingan Keluarga...........................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dengan meningkatkan mutu serta kemudahan pelayanan
yang terjangkau diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini
merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Indikator
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan menurunnya angka
kematian ibu, kematian bayi dan panjangnya umur harapan hidup. Sampai saat ini,
kematian ibu masih merupakan masalah prioritas di Indonesia. Setiap jam, dua orang ibu
meninggal saat melahirkan karena berbagai penyebab. Jika seorang ibu meninggal, maka
anak yang ditinggalkan mempunyai kemungkinan 3 hingga 10 kali lebih besar untuk
meninggal dalam waktu 2 tahun. Di Indonesia, angka kematian ibu 50 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Angka kematian bayi di Indonesia 1,2-1,5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan ASEAN
Angka kematian ibu di Indonesia menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2002 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan
angka kematian ibu tersebut berjalan sangat lamban yaitu menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2007). Selain itu terdapat variasi atau perbedaan yang cukup
nyata antara angka kematian ibu di Jawa Bali dan luar Jawa Bali, seperti di Propinsi Jawa
Tengah 248, Nusa Tengara Timur 554, Maluku 796 dan Papua mencapai 1025 per
100.000 kelahiran hidup, Aceh sendiri mempunyai AKI berkisar 224 per 100.000
kelahiran hidup. Hal ini mencerminkan adanya perbedaan dalam segi geografis,
demografis, akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta ketersediaan sumber daya
manusia. Hasil penelitian di 12 Rumah sakit mengenai sebab-sebab kematian ibu bersalin
diketahui bahwa 94,4% kematian ibu merupakan akibat langsung kehamilan, komplikasi
kehamilan serta persalinan. Penyebab utama kematian ibu bersalin, 80% adalah
perdarahan, infeksi dan toxaemia (Depkes, 2002).
Prawiroharjo (2002) dalam kutipan Suryani hampir 70% ibu hamil menderita anemia (HB
< 11 gram %) yang akan menambah resiko terjadinya kematian ibu maternal. Hal ini
merupakan indikator masih lemahnya pelayanan program kesehatan ibu dan anak dengan
berbagai faktor yang melatarbelakanginya.
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sesuai dengan (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 284, 2004) tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan

1
ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu
dan keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh kembang
balita. Buku ini digunakan utuk memantau perkembangan ibu dan anak mulai dari masa
kehamilan sampai pada tumbuh kembang anak usia 6 tahun.
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, antara lain dengan kegiatan gerakan sayang ibu (GSI), Strategi Making Pregnency
Safer dan pengadaan buku KIA (Depkes, 2003).
Menteri Kesehatan (Menkes) telah mensahkan buku KIA sebagai salah satu program
prioritas di Indonesia, yang diharapkan buku KIA nantinya bisa menjadi instrumen
pencatatan kesehatan ibu dan anak di tingkat keluarga, selain itu juga mampu
meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu/keluarga
tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan gizi di rumah (Depkes, 2003)
Upaya–upaya yang dilakukan dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian
ibu salah satu nya melalui pemberian pelayanan antenatal dengan memanfaatkan buku
KIA, Pedoman penggunaan buku KIA dalam praktek penyuluhan/konseling yakni isi (13
materi) yang ada didalam buku KIA harus dijelaskan kepada ibu. Kegiatan monitoring
ibu hamil, yang telah dilakukan melalui Program KIA bersamaan dengan Kunjungan ibu
hamil (K1) satu kali, yaitu pada trimester pertama dan pada trimester 2 (K2) satu kali,
terakhir 2 kali pada trimester akhir (K3 dan k4). Tetapi sejauh ini belum di peroleh
gambaran pemanfaatan buku tersebut baik oleh petugas maupun sasaran (ibu hamil, ibu
bayi dan ibu anak balita).
B. Tujuan
Untuk meningkatakn pengetahuan kelaurga pada keluarga Tn. B agar mampu
mengetahui masalah yang terdapat selama masa hamil, bersalin nifas dan menyusi dengan
pengaplikasian buku KIA bagian ibu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluaga
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan
darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan
adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam Doane &
Varcoe, 2005)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Friedman, 1998).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988)
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga adalah sebagai berikut:
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri
atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui,
keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian
data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi
datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.
3
Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama
di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya
sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai
berikut:
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas
orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami
istri.
4) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
3. Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
1) membangun perkawinan yang saling memuaskan;
2) membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;
3) mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak
baru lahir. Tugas perkembangannya adalah:
1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;

4
2) rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga;
3) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peranperan orang tua dan kakek nenek.
c. Kelaurga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan;
2) mensosialisasikan anak;
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain;
4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar
keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah:
1) menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri;
2) memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3) berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak;
2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan;
3) membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri.
5
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah:
1) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2) mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak;
3) memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah:
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
mempertahankan hubungan perkawinan;
menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).
B. Konsep Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Beberapa pengertian yang menerangkan tentang Pemberdayaan Keluarga,
antara lain sebagai berikut ; Gibson mendefinisikan Pemberdayaan sebagai proses
sosial, mengenali, mempromosikan dan meningkatkan kemampuan orang untuk
menemukan kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah mereka sendiri dan
memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk mengendalikan hidup mereka
(Graves,2007).
Pemberdayaan Keluarga adalah intervensi keperawatan yang dirancang
dengan tujuan untuk mengoptimalkan kemampuan keluarga, sehingga anggota
keluarga memiliki kemampuan secara efektif merawat anggota keluarga dan
mempertahankan kehidupan mereka (Hulme P. A., 1999).
2. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan Keluarga adalah mekanisme yang memungkinkan terjadinya
perubahan kemampuan keluarga sebagai dampak positif dari intervensi
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan tindakan promosi kesehatan serta
kesesuaian budaya yang mempengaruhi tindakan pengobatan dan perkembangan
keluarga (Graves, 2007).
Konsep Pemberdayaan Keluarga memiliki tiga komponen utama. Pertama,
bahwa semua keluarga telah memiliki kekuatan dan mampu membangun kekuatan
6
itu. Kedua, kesulitan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mereka bukan karena
ketidakmampuan untuk melakukannya, melainkan sistem pendukung sosial
keluarga tidak memberikan peluang keluarga untuk mencapainya. Ketiga, dalam
upaya pemberdayaan keluarga, anggota keluarga berupaya menerapkan
keterampilan dan kompetensi dalam rangka terjadinya perubahan dalam keluarga (
Dunst et all., 1994 dalam Graves,2007)
3. Sumber daya keluarga
Rice dan Tucker 1987 dalam Sunarti 2007, mengelompokan sumber daya
keluarga dalam tiga kelompok yaitu : sumber daya manusia, meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor, serta sumber daya waktu. Sumber daya ekonomi
seperti pendapatan, kesehatan, keuntungan pekerjaan dan kredit. Sumber daya
lingkungan meliputi lingkungan sosial, serta lembaga politik.
4. Pendampingan Keluarga
Banjarbaru merupakan Kota yang berkontribusi dalam penurunan
AngkaKematian Ibu, sehingga perlu langkah yang nyata antara lain dengan
mengikutsertakan institusi pendidikan untuk melakukan pendampingan kepada ibu
hamil. Mahasiswa diharapkan bisa menjadi patner tenaga kesehatan untuk
memberikan edukasi dan memberi motivasi ibu hamil agar melakukan
pemeriksaan secara rutin ke tenaga kesehatan. Mahasiswa berperan melakukan
deteksi dini dan memantau perkembangan ibu hamil dengan resiko tinggi,
memberikan pengetahuan tentang BPJS Kesehatan.
Kehamilan bukan menjadi permasalahan ibu sendiri, akan tetapi perlu
melibatkan keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan. Oleh karena itu perlunya
pendekatan penyelesaian masalah melakui kerjasama multisektor sangat
diperlukan.
Program pendaampingan ibu hamil oleh mahasiswa bertuan untuk menerapkan
konsep kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan secara professional dan
efektif bagi klien, kegiatan ini dimulai sejak ibu diketahui hamil, melahirkan
sampai masa nifas. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian Studi Deskriptif Pendampingan Ibu Hamil oleh Mahasiswa
di Kota Banjarbaru.
5. Pemanfaatan buku KIA
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, antara lain dengan Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi making
7
pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. buku KIA telah diperkenalkan sejak
1994 dengan bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Buku KIA
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak,
alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien
(Hasanbasri, 2006).
Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit
umum, puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku
KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tantang gizi dan kesehatan ibu dan
anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Buku KIA disimpan dirumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal
di pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan
ibu dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui
dengan pasti kesehatan ibu dan anak (Hasanbasri, 2006).
Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat
penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan
mengguankan fasilitas kesehatan. Bagi petugas kesehatan, buku KIA dapat
dipakai sebagai standar pelayanan, penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga
pelayanan kepada ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam melaksanakan
pemeriksaan ibu dan anak dapat mencegah ibu hamil anemia, BBLR, angka
kematian ibu dan bayi serta mencegah terjadinya balita kurang gizi (Hasanbasri,
2006).

8
BAB III
PENDAMPINGAN KELUARGA IBU HAMIL

A. Pengkajian Data Keluarga Ibu Hamil


1. struktur keluarga
Tipe Keluarga adalah Nuclear Familly atau keluarga inti yang terdiri dari Suami dan
Istri
No Nama Hubunga Tanggal L/P Pend Pekerjaan
2. . n lahir/Umur Identitas
ibu 1. Bayu Kepala 29 L SMA Sales hamil
dan Ariandi Keluarga Desember suami
1992/28 th
2. Nisa Aulia Istri 2 Februari P SMP IRT
2000/21 th

a. Karaterisktik Ibu
1) Nama : Nisa Aulia
2) Umur : 21 thn
3) Tanggal Lahir : 2 Februari 2000
4) Pendidikan : SMP
5) Pekerjaaan : IRT
6) Rata-rata penghasilan : -
7) Tanggal menikah : 14 Mei 2020

8) Istri ke :1

9) Tanggal HPHT : 01 November 2020

10) Tanggal HPL :

11) Usia Kehamilan sekarang: 22 minggu


b. Karaketeristik Suami
1) Nama : Bayu Ariandi
2) Umur : 28 thn
3) Tanggal Lahir : 29 Desember 1992
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaaan : Sales
6) Rata-rata penghasilan: -
9
7) Tanggal menikah : 14 Mei 2020

8) Suami ke :1

3. Keadaan kehamilan sekarang (tambahkan hasil pengkajian status kesehatan ibu = H


& I)
a. Status kesehatan ibu
1) Usia kehamilan : 22 minggu
2) BB sebelum hamil : 38 kg
3) BB sekarang : 45 kg, naik 7 kg
4) Tinggi badan : 155 cm
5) LILA : 24 cm
6) Pemeriksaan Kesehatan : di BPM, trimester 1 sebanyak 2 kali,
dan
trimester 2 sebanyak 2 kali
7) Pendamping pemeriksaan : Suami
Umur
Letak
Keha TD BB TFU DJJ Ket Lain
janin
milan

2 jari
43
18 mg 110/70 bawah + Fe 30 butir
kg
pusat

Fe 30 butir
1 jari Kepala
45 Vitamin C
22 mg 110/60 bawah + Punggung
kg
pusat kiri Kalsium 30
butir

8) Pemeriksaan kehamilan
9) Pemeriksaan laboratorium
a) Gol. Darah :B
b) Hemoglobin darah: 10,7%
c) Protein urine :-
d) Gula darah :-
10) Imunisasi TT : TT 1 diberikan tanggal 7-05-2021
11) Tablet tambah darah : diminum satu hari sekali

10
12) Riwayat kesehatan :-
13) Riwayat merokok :-
14) Riwayat mengonsumsi alkohol: -
b. Prenatal distress questionnare
UNTUK PERTANYAAN I01-I12, ISIKAN DENGAN KODE
1=YA ATAU 2=TIDAK
I01 Kenaikan/penurunan berat badan selama kehamilan 2
menghambat aktifitas saya
I02 Saya merasa terganggu dengan gejala kehamilan 1
seperti mual, muntah, bengkak kaki, atau nyeri
punggung/pinggang
I03 Selama kehamilan, saya merasa terganggu dengan 2
emosi yang tidak stabil
I04 Selama kehamilan, saya mengalami kesulitan dalam 2
menjaga hubungan baik dengan orang sekitar
I05 Saya merasa terganggu dengan perubahan bentuk dan 2
ukuran tubuh saya selama kehamilan
I06 Saya merasa hubungan antara saya dan suami akan 2
mengalami perubahan setelah memiliki bayi
I07 Saya merasa sangat khawatir dengan proses 1
persalinan
I08 Saya takut jika anak saya lahir prematur 2
I09 Saya khawatir jika bayi yang saya lahirkan tidak 2
sehat atau cacat
I010 Saya takut tidak mampu mengurus bayi saat pertama 1
kali pulang dari rumah sakit
I011 Saya khawatir tidak dapat memberikan makanan 2
yang sehat dan bergizi untuk bayi saya
I012 Saya merasa khawatir apabila nanti tidak bisa 2
memberikan kasih sayang yang cukup untuk bayi
saya

4. Kepemilikan dan Sikap terhadap buku KIA


a. Ibu memiliki buku KIA
Pada kunjungan pertama ibu tidak dapat menunjukan buku KIA
dikarenakan buku KIA tidak tersedia atau sedang tidak ada persedian di
Bidan
11
Pada kunjungan kedua ibu telah memiliki buku KIA dan dapat
menunjukannya
b. Cetakan buku KIA
Ibu memiliki buku KIA cetakan 2020
c. Waktu mendapatkan KIA
Saat kunjungan kehalian di usia 18 minggu
d. Tempat mendapatkan buku KIA
Ibu mendapatkan buku KIA di Bidan Praktik Mandiri
e. Ibu mendapatkan buku KIA secara Cuma-Cuma/gratis
f. Ibu mendapatkan dari tenaga kesehatan dan kader untuk selalu membawa
buku KIA pada saat pemeriksaan kehamilan
g. Ibu selalu membawa buku KIA ke fasilitas kesehatan pada saat periksa
kehamilan
Pada bagian menyambut persalinan, bagian apa saja yang terisi? [Buku KIA Amanat Persalinan] [1. “Diisi” 2. “Tidak ada isian”]

a. Taksiran Persalinan c. Dana persalinan e. Metode KB pasca melahirkan
h

b. Penolong persalinan d. Kendaraan/transportasi e. Calon pendonor darah


Lakukan observasi pada buku KIA catatan kesehatan ibu hamil [Buku KIA pemeriksaan kehamilan] [1. “Ada isian” 2. “Tidak ada isian”]

a. Hari taksiran persalinan (HTP) e. Penggunaan kontrasepsi sebelum 


 i. Letak janin
kehamilan
b. Lingkar lengan atas j. Denyut jantung 
 f. Riwayat penyakit yang diderita ibu
janin
c. Golongan darah k. Pemeriksaan 
 g. Tekanan darah 
Laboratorium
d. Tinggi badan  h. Tinggi fundus  l. Imunisasi TT

5. Pengetahuan tentang Buku KIA


a. Ibu tidak dijelaskan Bidan tentang isi dari buku KIA
b. Ibu belum pernah mendapatkan penyuluhan terkait buku KIA
c. Ibu telah membaca buku KIA tetapi hanya sebagian
d. Bagian buku KIA yang pernah dibaca ibu yaitu Kehamilan dan Persalinan
e. Ibu dapat menyebutkan perawatan sehari-hari ibu hamil, tanda bahaya
kehamilan, pemenuhan gizi ibu hamil, dan tanda-tanda persalinan
f. Buku KIA bermanfaat untuk ibu karena ibu dapat mengetahi pengetahuan
tentang kehamilan dan menambah pengetahuan tentang gizi ibu hamil

12
g. Saran dari ibu untuk peningkatkan mutu buku KIA yaitu dengan menggati
istilah medis dengan bahasa awam seperti strertching, aerobic, dan kagel
exercise
h. Stiker P4K
1) Ibu memiliki stiiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Kommplikasi (P4K)
2) Stiker tidak ditemepl di depan rumah dikarekan stiker belum diisi
dan ibu masih belum menentukan atau memutuskan isi dari stiker
P4K
i. Kelas ibu hamil
1) Ibu mengetahui tentang kelas ibu hamil
2) Ibu tidak mengikuti kelas ibu hamil dikarenakan tidak adanya
kelas ibu hamil di bidan atau di wilayah sekitar tempat tinggal ibu
j. Pengetahuan tentang tanda bahaya persalinan
1) Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada kehamilan seperti
perdarahan, bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak dan muntah terus menerus tidak mau makan
2) Ibu tidak dapat menyebutkan tanda bahaya pada ibu nifas
3) Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti
demam/panas tinggi, kejang dan kulit dan mata bayi kuning
6. Sikap ibu terhadap KIA
No. PERTANYAAN
1 Bila tempat pelayanan kesehatan jauh, ibu hamil tidak perlu memeriksakan
kehamilan

2 Ibu hamil tidak boleh makan ikan dan telur karena berpengaruh pada janin yang
dikandungnya

3 Bayi kuning saat baru lahir adalah hal biasa sehingga tidak perlu dibawa ke
tenaga kesehatan

4 Jika ibu mengalami pecah ketuban sebelum waktunya perlu dibawa ke fasilitas
kesehatan segera

5 Selama kehamilan, ibu hamil sebaiknya minum 90 tablet tambah darah untuk
mencegah anemia

6 Suntik TT tidak perlu dilakukan selama kehamilan

7 Saya lebih memilih melahirkan pada dukun yang berpengalaman daripada bidan
yang masih muda

8 ASI yang keluar pertama kali perlu dibuang karena tidak baik bagi kesehatan anak

13
9 Surat Keterangan Lahir pada buku KIA dapat digunakan untuk mengurus akte
kelahiran

10 Ibu perlu mengatur jarak kehamilan berikutnya minimal 2 tahun

7. Dokumentasi kegiatan

B. Pemberdayaan ibu hamil


Dari data pengkajian yang diperoleh didapatkan hasil bahwa suami Ny. N
yang bekerja sebagai sales memiliki penghasilan perhari sekitar Rp 200.000,00 yang
mana Ny. N menggunakan uang tersebut untuk membayar cicilan rumah dan bank
sebanyak Rp 100.000 dan sisanya digunakan untuk keperluan sehari-hari keluarga.
Ny. N mengatakan sudah memiliki tabunganuntuk bersalin dan berharap dapat
melakukan persalinan secara normal di bidan tempat tinggal ibu. Setelah melahirkan
Ny. N mengatakan akan dibantu oleh ibu kandung Ny. N yang berasal dari Kapuas
utnuk membantu dan mengajarkan ibu tentang merawat bayi.
Tn. M sehari-hari berkerja sebagai sales sparepat dari hari senin-sabtu dari
pukul 08.00-05.00. Selama Tn. B bekerja Ny. N hanya sendirian dirumah, Ny. N juga
menuturkan bahwa disore hari ibu bersosialisai dengan tetangga komplek. Di pagi
hari Ny. N mengerjakan perkerjaan rumah dibantu suami sebeulum suami bekerja
seperti membantu mengepel rumah dan menjemur pakaian. Di siang hari Ny. N
beristirahat tidur siang sekitar 30 menit hingga 1 jam, di sela sela waktu Ny. N
menyibukkan diri dengan membuat kue yang dikonsumsi sendiri.
Keluarga Tn. B bertempat tinggal di Komplek Nirwana Residen 2 No. A2
Kecamatan Landasan Ulin Utara Kota Banjarbaru. Rumah yang ditempati adalah
rumah pribadi dengan tipe 36 memiliki 2 kamar, ruang tamu dan 1 kamar mandi/WC.
Dibagian belakang rumah Tn. B dijadikan tempat menanam sayur dan buah seperti
tomat, kacang panjang, cabe dan nanas. Dibagian depan rumah, Ny. N memiliki
beberapa tanaman hias. Untuk penggunaan air bersih keluarga Tn. B menggunakan
sumur.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn. B dengan melakukan musyawarah
ayau membicarakan bersama Ny. N tentang suatu keputusan yang diambil. Ny. N
menuturkan pengambilan keputusan yang baru saja diambil adalah acara 7 bulanan
yang akan diselenggarakan setelah Idul Fitri tahun 2021.

14
Hubungan keluarga inti Tn. B dengan Keluarga istri dan suami haromonis tetapi ada
sedikit ketidaknyamanan dalam mengambil keputasan keluarga dikarenakan keluarga
dari Tn. B atau mertua dari Ny. N ikut campur dalam pengambilan keputusan
sehingga terjadi beberapa kesalahpahaman. Tetapi Ny. N menyiasatinya dengan
menurut ucapan dari mertua lalu membicarakannya kembali bersama suami.
Ibu juga mengeluhkan tentang fasilitas kesehatan khusunya Bidan Praktik
Mandiri di tempat ibu tinggal. Ibu merasa kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan karena ibu mendapatkan buku KIA dikunjungan yang ke 3 atau saat usia
kandungan ibu mencapai 18 minggu. Bidan mengatakan bahwa ibu harus melakukan
kunjungan minimal 3 kali kunjungan di BPM untuk mendapatkan KIA sehingga tidak
ada pencatatan pada kunjungan 1 dan 2. Ny. N juga mengatakan saat pemeriksaan
fisik bidan tidak mengajak ibu untuk berkomunikasi sehingga ibu sungkan untuk
menanyakan bagaimana kondisi kehamilannya. Setelah mendapatkan buku KIA,
bidan X tidak menjelaskan isi dari buku KIA kepada ibu, Ny. N hanya diberikan KIE
untuk mengonsumsi buah naga dan memperbanyak beristirahat. Lalu bidan X juga
memberikan tablet Fe sebanyak 30 butir.
Karena ketidak puasan ibu dalam pelayanan yang diberikan Bidan X, Ny. N
dan suami memustuskan untuk beralih ke Bidan Y karena usulan teman dari Ny. N.
Ibu mengatakan pelayanan yang diberikan bidan Y sangat nyaman dan ramah
sehingga ibu akan menuruskan pemeriksaan kehamilan di bidan Y.
C. Pendampingan keluarga ibu hamil
a. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 16-20
1) Halaman 16 Pemeriksaan Kehamilan
a) Menjelaskan pada ibu pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 6
kali selama kelamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter
pada trimester 1 dan 3
 2 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu)
 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12 minggu
sampai 24 minggu)
 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu
sampai 40 minggu)
b) Pelayanan pemeriksaan kehamilan
 Timbang berat bdan dan ukur tinggi badan

15
 Ukur tekanan darah
 Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
 Ukur tinggi fundus/timggi rahim
 Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin/DJJ
 Skrinning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus bila diperlukan
Status T Ineterval minimal Masa
pemberian perlindungan
T1 Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyaki
T2 1 bulan setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 12 bulan setelah T3 10 tahun
T5 12 bulan setelah T4 Lebih dari 25 tahun

 Beri tablet tambah darah


 Tes/periksa laboratorium
 Tata laksana kasus/penangan kasus
2) Halaman 17 Kelas Ibu Hamil
Dengan mengikuti kelas ibu hamil akan diperoleh informasi
tentang kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas, perawatan bayi
baru lahir, kebutuhan dan pemenuhan gizi serta pelayanan kesehatan
yang diterima. Ibu harus mengikuti kelas ibu harnil dan minimal 1 kali
diikuti Oleh suami.
3) Halaman 18 Perawatan sehari-hari ibu hamil dan yang harus
dihindari ibu selama hamil
a) Perawatan sehari-hari
 Makan beragam makanan secara proposional dengan gizi seimbang
dan 1 porsi lebih banyak sebelum hamil
Mengkonsumsi makanan yang bergizi saat masa kehamilan.
Ini merupakan salah satu cara yang mampu mendorong
perkembangan otak janin, mengurangi resiko lahir cacat, serta
berat bayi yang sehat. Dalam aspek kesehatan ibu hamil, dengan

16
mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi mampu mengurangi
resiko kehamilan. Salah satunya Anemia serta gejala-gejala
kehamilan lain yang tidak di inginkan.  Jika ibu hamil merasa
mual, muntah dan tidak nafsu makan sebaiknya memilih
makanan yang tidak berlemak. Makan dalam porsi kecil tetapi
sering karena ibu hamil dianjurkan untuk makan porsi lebih
banyak daripada sebelum hamil. Makanan yang bergizi baik
untuk dikonsumsi ibu hamil diantaranya : Makanan yang
mengandung protein. Kandungan protein didapatkan dari daging
tanpa lemak, telur ayam, kacang-kacangan, produk kedelai.
Makanan dan minuman yang mengandung kalsium. Kandungan
kalsium dapat di temukan pada susu yang telah di pasterisasi/
susu hamil, susu kedelai. Makanan yang mengandung Zat Besi.
Zat Besi, kandungan ini dapat ditemukan pada sayuran hijau
seperti kangkung, bayam ataupun dari ikan samon maupun
kacang-kacangan. Makanan yang mengandung Asam Folat.
Kandungan asam folat dapat ditemukan pada buah-buahan
seperti pepaya dan pisang. Makanan yang mengandung Zinc.
Kandungan Zinc dapat ditemukan pada makanan seafood seperti
udang, kepiting, dan kerang laut. Buah dan Sayur yang
mengandung Vitamin C. Kandungan Vitamin C dapat ditemukan
pada buah-buahan seperti tomat, jeruk strawberry dan lain-lain.
Makanan yang mengandung Lemak Sehat. Kandungan lemak
sehat dapat ditemukan pada buah alpukat dan biji-bijian.
 Istirahat yang cukup
Ibu hamil harus mendapatkan waktu istirahat yang cukup. hal
ini dikarenakan tubuh ibu  hamil akan mudah lelah dari keadaan
sebelum hamil. tidur malam untuk ibu hamil minimal 6-7 jam dan
usahakan tidur siang selama 1-2 jam. posisi tidur dengan berbaring
miring ke kiri dengan menekuk lutut merupakan posisi yang
nyaman selama kehamilan. posisi tidur dengan miring ke kiri
sangat dianjurkan dan bagus untuk memperlancar aliran darah ke
pasenta. sehingga jantung bekerja lebih mudah. usahakan jika tidur

17
kaki harus lebih tinggi daripada tubuh dan tidak boleh
menggantung. karena dikhawatirkan akan membuat kaki bengkak.
ketika tidur, lakukan rangsangan stimulasi pada janin dengan
suami. lakukan dengan sering mengelus-elus perut ibu dan
mengajak janin bicara sejak usia kandungan 16 minggu atau 4
bulan.
 Menjaga kebersihan diri
Membersihkan diri pada ibu hamil wajib dilakukan. Ibu hamil
dapat membiasakan untuk menjaga kebersihan diri dengan
melakukan hal sebagai berikut. Mencuci tangan menggunakan
sabun dengan air mengalir sebelum makan dan setelah buang air
besar/ buang air kecil. Mandi dua kali sehari dengan
memperhatikan kebersihan payudara dan daerah kemaluan. Cuci
rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu. Menyikat gigi secara
benar dan teratur minimal setelah selesai sarapan dan sebelum
tidur. Ganti pakaian dalam dan pakaian luar setiap hari dan jangan
biarkan sampai lembab. Rutin periksakan keadaan gigi ke fasilitas
kesehatan saat memeriksakan kehamilan. Hal ini karena jika pada
ibu hamil terdapat gigi berlubang akan sangat besar kemungkinan
buruk terjadi. Karena bakteri atau virus akan dengan mudah masuk
dari lubang gigi ke pembuluh darah.
 Berasama suami lakukan stimulasi janin
Dengan cara sering berbicara dengan janin dan sering lakukan
sentuhan pada perut
 Hubungan suami istri selama kehamilan boleh dilakukan, selama
kehamilan sehat
b) Yang harus dihindari ibu selama hamil
 Kerja berat
Minta suami untuk membantu ibu dalam melakukan kerja rumah
 Merokok atau terpapar asap rokok
Minta suami atau keluarga yang merokok untuk merorok diluar
rumah jauh dari ibu hamil, dan menjelaskan dampak dari merokok
untuk janin yang dapat membuat BBLR dan komplikasi lain

18
 Minum minuman bersoda, berakhol dan jamu
Memperbanyak minum air putih minimal 8 kali sehari, menguragi
air dengan gula berlebih dan memberi tahu ibu untuk tidak
meminum jamu atau ramuan karena kandungan yang belum
diketahui manfaatnya
 Tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua untuk
menguhindari kekurangan oksigen pada janin
Dianjurkan untuk ibu tidur kesebelah kanan dan saat hamil tua
untuk menghindari tidur terlentang bisa dengan menambahkan
bantal untuk kepala seperti setengah duduk
 Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter
Apabila ibu kurang enak badan atau gejala yang menggau
kesehatan ibu maka segeranya diperiksakan ke fasilitas kesehatan
agar mendapatkan penangan yang tepat
 Stree berlebihan
Membertahukan pada ibu setidaknya melakakukan kegiatan diluar
rumah seperti jalan-jalan dan meminta suami untuk pulang lebih
cepat daripada biasanya agar memiliki waktu untuk ibu sehingga
ibu tidak merasa sendirian dalam menjalani kehamilannya.
4) Halaman 19 Porsi makan ibu hamil

19
Makanan yang Harus Dihindari Selama Hamil
 Makanan mentah atau makanan yang dimasak setengah matang
(kemungkinan masih terdapat bakteri dan parasit misalnya
Salmonella).
 Makanan yang dibakar (mengandung karsinogen pemicu kanker).
 Makanan yang mengandung bahan tambahan pangan yang
berlebihan seperti makanan awetan (bahan ini dapat memicu alergi
dan keracunan)
 Minuman yang mengandung alkohol (dapat memicu keracunan den
kerusakan saraf),
 Makanan dengan rasa terlalu pedas (merangsang kontraksi, memicu
gangguan pencernaan).
 Minuman mengandung kafein dan tanin (memengaruhi kerja
jantung dan metabolisme tubuh, serta menghambat penyerapan zat
gizi).
 Makanan atau minuman tinggi gula sederhana (dapat memicu
diabetes melitus).
 Mengonsumsi makanen cepat saji (fast food) secara berlebihan
(tidak bergizl seimbang, kurang vitamin, mineral dan serat, serta
terlalu banyak mengandung karbohidrat lemak
5) Halaman 20 aktivitas fisik dan latihan
 Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari
dengan memperhatikan kondisi Ibu dan keamanan janin yang
dikandungnya.
 Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk melakukan
pekerjaan sehari—hari.
 Aktivitas fisik dilakukan 30 menit dengan intensitas ringan sampai
sedang dan menghindari gerakan— gerakan yang membahayakan
seperti mengangkat benda-benda berat, jongkok lebih dari 90
derajat, mengejan
 Mengikuti senam ibu hamil sesuai anjuran petugas kesehatan
Latihan fisik yang harus dihindari
 Membungkuk tanpa pegangan

20
 Jongkok lebih dari 90 derajat
 Mengejan
 Menanhap napas
 Adu fisik
 Tengadahkan kepala
 Risiko keseimbangan
 Melompat
b. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 21-25
1) Halaman 21 Tanda Bahaya Pada Kehamilan
a) Ibu muntah dan tidak mau makan. Kebanyakan ibu hamil dengan
usia kehamilan 1—3 bulan sering mual dan kadang-kadang muntah.
Keadaan ini normal dan hilang dengan sendirinya pada kehamilan
lebih dari 3 bulan. Namun, jika ibu tetap tidak mau makan, muntaw
terus menerus sehingga ibu lemah dan tidak dapat bangun, keadaan
ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu. Seorang kader
diharapkan memberi informasi tentang keadaan ini. Ibu atau
keluarganya perlu didorong untuk Segera meminta pertolongan
bidan terdekat untuk dibawa ke puskesmås atau ke rumah sakit agar
kehamilannya dapat diselamatkan.
b) Berat badan ibu hamil tidak naik. Selama kehamilan, berat badan
ibu naik sekitar 9—12 kg karena pertumbuhan janin dan
bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan. Kenaikan berat
badan biasa- nya terlihat nyata sejak usia kehamilan 4 bulan sampai
menjelang penalinan. Jika berat badan ibu tidak naik pada akhir
bulan ke-4 atau berat badan kurang dari 45 kg pada akhir bulan ke 6,
pertum buhan janin mungkin terganggu. Kader perlu mendorong ibu
atau keluarganya untuk segera minta pertolongan bidan terdekat
untuk dibawa ke puskesmas atau rumah sakit agar dapat diperiksa
dan diberi pertolongan yang diperlukan.
c) Perdarahan. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan,
persalinan, dan nifas, sering kali merupakan tanda bahaya yang
mengakibatkan kematian ibu dan janin.

21
 Perdarahan melalui jalan lahir pada usia kehamilan sebelum 3
bulan disebabkan Oleh keguguran yang mengancam. Ibu harus
segera meminta bantuan bidan atau dokter.
 Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang
hebat. Ibu yang terlambat .mengetahuinya, harus langsung
dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.
 Perdarahan pada usia kehamilan 7—9 bulan, meskipun hanya
sedikit merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu harus segera
mendapatkan pertolongan di rumah sakit.
 Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah
melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab
kematian ibu yang paling sering. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam, ibu
harus segera ditolong untuk diselamatkan jiwanya.
 Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan)
yang berlangsung terus-menerus, disertai bau tidak sedap dan
demam, juga merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera dibawa
ke puskesmas atau rumah sakit.
d) Bengkak di tangan atau wajah, pusing, dan diikuti kejang.
Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada usia kehamilan
6 bulan ke atas mungkin masih normal. Akan tetapi, bengkak pada
tangan atau wajah, apabila disertai tekanan darah tinggi dan sakit
kepala (pusing), sangat berbahaya. Jika keadaan ini dibiarkan, ibu
dapat mengalami kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan
atau eklamsia
e) Gerakan janin berkurang atau tidak ada. Pada keadaan normal,
gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada usia kehamil-
an 4—5 bulan. Sejak Saat itu, gerakan janin sering dirasakan. Janin
yang sehat bergerak secara teratur. Jika gerakan janin berkurang,
melemah atau tidak bergeraksama sekali dalam 12 jam, kehidupan
bayi mungkin terancam.
2) Halaman 22 Persiapan Melahirkan (Bersalin)
a) Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan
persalianan.

22
b) Suami atau keluarga mendampingi ibu saat periksa kehamilan
c) Persiapan tabungan atau dana cadanagan untuk biaya
persalinan dan biaya lainnya.
d) Untuk memperoleh Kartu JKN, daftarkan diri ke kantor BPJS
Kesehatan setempat atau tanyakan petugas puskesmas
e) Rencakan melahirkan ditolong oleh dokter atau bidan di
fasilitas kesehatan
f) Siapkan KTP, Kartu Keluarga dan keperluan lain untuk ibu dan
bayi yang akan dilahirkan
g) Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah sama
yang sama dan bersedia menjadi pendonor jika diperlukan
h) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaran jika
sewaktu-waktu diperlukan.
i) Pastikan ibu hamil dan keluarga menyepakati amanat
persalianan dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan di depan
rumah ibu hamil
j) Rencakan ikut Keluarga Berencana (KB) setelah bersalin.
Tanyakan ke petugas tentang cara ber-KB
3) Halaman 23 Tanda Awal Persalinan
a) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan
yang mempunyai sifat sebagai berikut :
 Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
 Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
 Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan cervix.
 Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

23
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
b) Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang
sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada
bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
d) Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan
banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban
biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan
akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
4) Halaman 24 Proses Melahirkan
a) Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
 Fase laten persalinan
o Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan servix secara bertahap
o Pembukaan servix kurang dari 4 cm
o Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
 Fase aktif persalinan

24
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi
maximal, dan deselerasi
o Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika
terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih
o Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan
lengkap (10 cm)
o Terjadi penurunan bagian terendah janin
b) Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
Tanda dan gejala kala II Tanda-tanda bahwa kala II persalinan
sudah dekat adalah:
 Ibu ingin meneran
 Perineum menonjol
 Vulva vagina dan sphincter anus membuka
 Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
 His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
 Pembukaan lengkap (10 cm )
 Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan
multipara rata-rata 0.5 jam
c) Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
 Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
 Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
 Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan
pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan
Tanda-tanda pelepasan plasenta :

25
 Perubahan ukuran dan bentuk uterus
 Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas
karena plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah
Rahim
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah tiba tiba
d) Kala IV
 Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu
 Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
 Masa 1 jam setelah plasenta lahir
 Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau
lebih sering
Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
Observasi yang dilakukan :
 Tingkat kesadaran penderita.
 Pemeriksaan tanda vital.
 Kontraksi uterus.
 Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400- 500cc.
5) Halaman 25 Tanda bahaya pada persalinan
a) Pendarahan lewat jalan lahir
b) Ibu mengalami kejang
c) Tali pusar atau tangan bayo keluar dari jalan lahir
d) Ibu tidak kuat mengejan
e) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
c. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 26-29
1) Halaman 26 Depresi pasca melahirkan
Setelah melahirkan ibu dapat mengalami depresi paska melahirkan
atau post partum depression, sebagai berikut:

26
 Baby blues terjadi setelah melahirkan dan rnernuncak dalam
beberapa hari hingga 2 minggu
Gejala: suasana perasaan tidak stabil, mudah menangis, sulit tidur,
mudah cemas dan mudah tersinggung

 Depresi paska melahirkan yang terjadi sekitar 4 minggu setelah


melahirkan, minimal selama 2 minggu berturut-turut
Gejala: merasa sangat sedih, tertekan, sulit konsentrasi, gangguan
tidur, tidak selera makan/banyak makan, mudah tersinggung,
mudah marah, merasa lelah, tidak bergairah pada aktivitas harian,
perasaan bersalah, khawatir tidak dapat menjadi ibu yang baik,
pikiran untuk melukai diri/bavinva dan merasa menderita terhadap
gejala yang dialami

 Depresi paska melahirkan yang terjadi dalam 2 minggu paska


melahirkan, secepatnya 48-72 jam pertama paska melahirkan.
Gejala: mudah tersinggung, perubahan perasaan dan perilaku yang
tidak serasi/sesuai, gangguan tidur, berhalusinasi dan mengalami
waham/delusi.
Pencegahan
 Ibu hamil dan paska melahirkan dapat mengenali dan mernaharni
tanda-tanda atau gejala-gejala
 masalah kesehatanjiwa
 Pada Saat hamil, kontrol dengan teratur ke bidan atau dokter
sesuai jadvval
 Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi termasuk vitamin
 Deteksi dini faktor risiko pada ibu hamil atau paska melahirkan
 Dukungan dan perhatian dari suami, keluarga dan teman selama
masa kehamilan dan paska melahirkan
Penanganan
 Dukungan keluarga terutama suami tidak hanya bayinya saja
yang diperhatikan
 Ada yang membantu mengasuh bayinya
 Mengajak bicara mengenai perasaannya

27
 program kunjungan rumah Oleh tenaga Puskesmas
 Melakukan konseling oleh tenaga kesehatan
 Terapi dengan obat—obatan
2) Halaman 27 Perawatan Ibu Nifas
Perawatan ibu nifas mulai 6 jam sampai 42 hari pasta bersalin oleh
tenaga kesehatan minimal 4 kali kunjungan nifas).
Pertama: 6 jam- 2 hari setelah persalinan
Kedua: 3 - 7 hari setelah persalinan
Ketiga: 8 — 28 hari setelah persalinan
Keempat 29-42 hari setelah persalinan
Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi:
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan, dan nadi
c) Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri
f) Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
g) Pemberian kapsul vitamin A (2 kapsul)
h) Pelayanan kontrasepsi Pasca Persalinan
i) Konseling.
j) Tatalaksana pada ibu nifas sakitatau ibu nifas dengan
k) komplikasi.
l) Memberikan nasihat yaitu:
 Makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah-
buahan.
 Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama
adalah 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas
sehari.
 Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah
kemaluan, ganti pernbalut seserinq mungkin.
 Istirahat cukup, Saat bayi tidur ibu istirahat

28
 Melakukan aktivitas fisik pasca melahirkan dengan intensitas
ringan sampai sedang selama 30 "knit, frekuensi 3 - 5 kali
dalam seminggu
 Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka
harus menjaga kebersihan Iuka bekas operasi. Latihan fisik
dapat dilakukan setelah 3 (tiga) bulan pasca melahirkan.
 Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI saja selama
6 bulan.
 Perawatan bayi yang benar.
 Jangan næmbiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan
membuat bayi stress.
 Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin
bersama suami dan keluarga
 Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan
KB setelah persalinan.
3) Halaman 28 Hal-hal yang harus dihindari oleh ibu bersalin dan
selama nifas & tanda bahaya pada ibu nifas
a) Hal-hal yang harus dihindari ibu bersalin dan ibu nifas
 Membuang ASI yang pertama keluar (kolostrum) karena
sangat berguna untuk kekebalan tubuh anak
 Membersihkan payudara dengan alkohol/povidon
iodine/obat merah atau sabun karena bisa terminum oleh
bayi
 Latihan fisik dengan posisi telungkup
 Mengikat perut terlalu kencang
 Menempelkan daun-daunan pada kemaluan karena akan
minumbulkan infeksi
b) Tanda bahaya pada ibu nifas
Segera bawa ibu nifas ke fasilitas kesehatan kesehatan bila
ditemukan salah satu tanda bahaya di bawah ini
 Demam lebih dari 2 hari
 Perdarahan lewat jalan lahir

29
 Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab
(depresi)
 Bengkak di wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan
kejang-kejang
 Keluar cairan berbau dari jalan lahir
 Payudara bengkak/merah disertai rasa sakit
4) Halaman 29 Menyusui Bayi
Cara menyusui yang benar:
 Menyusui sesering mungkin/semau bayi (8-12 kali sehari atau
lebih).
 Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara Sisi
yang lain
 Apabila bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh/
kencang, maka payudara perlu diperah, ASI disimpan. Hal ini
bertujuan mencegah mastitis dan menjaga pasokan ASI
Posisi
 Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
 Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan
puting susu
 Badan bayi dekat ke tubuh ibu
 Ibu menggendong/mendekap badan bayi secara utuh
Pelekatan
 Bayi dekat dengan payudara dengan muiut terbuka iebar
 Dagu bayi menyentuh payudara
 Bagian areola di atas lebih banyak terlihat dibanding di bawah
mulut bayi
 Bibir bawah bayi memutar keluar (dower)
Menyusui bayi kembar
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang bola
(football postnatal) dan kedua bayi disusui bersamaan dipayudara
sebelah kiri dan kanan.
d. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 30-33

30
1) Halaman 30 Cara Memerah dan Menyimpan ASI
a) Memerah ASI menggunakan tangan
Kelebihan:
 Praktis dan mudah dilakukan
 Tidak ada biaya
 Tidak membutuhkan listri atau daya apapun
 Ibu dapat mengatur kecepatan atau kekuatan saat memerah
ASI
Kekurangan:
 Membutuhkan tenaga untuk memerah ASI
 Membutuhkan waktu lebih lama untuk memerah ASI
sedikit nyeri saat memerah apabila ASI tidak keluar
setelah dilakukan pijatan
Cara memerah ASI
 Cuci tangan terlebih dahulu, gunakan sabun lalu keringkan
 Lakukan pemijatan dengan lembut pada jaringan payudara,
tempat terdapatnya saluran dan sel-sel yang memproduksi
ASI untuk meningkatkan aliran ASI saat diperah
 Letakkan ibu jari di bagian tepi atas areola pada posisi
“jam 12”, jari telunjuk di bagian tepi bawah areola pada
posisi “jam 6” dan ketiga jari lainnya menyangga payudara
 Gerakkan jari-jari pada posisi tersebut menekan jaringan
payudara ke arah dada
 Pemijatan dan pemerahan payudara dapat dilakukan
bergantian dengan selang waktu 3-5 menit
b) Memerah ASI dengan pompa
Kelebihan:
 Lebih cepat/membutuhkan waktu lebih singkat untuk
memerah ASI
 Tidak membutuhkan tenaga yang cukup besar
 Dapat menggunakan dua pompa sekaligus di waktu
bersamaan
Kekurangan:

31
 Biaya lebih mahal
 Lebih repit karena harus membersihkan peralatan yang
digunakan untuk mempompa
 Penggunaan pompa yang sering bisa mengakibatkan
puting bengkak
Cara memerah ASI
 Mencuci tangandengan sabun dibawah air mengalir
 Menyiapkan pompa yang bersih dan sesuai kebutuhan
 Ibu memompa ASI dalam posisi yang nyaman dan santai
 Menyiapakan makanan atau minuman sehat bagi ibu
 Mencuci bersih setiap bagian peralatan pompa dengan
sabun dan air panas lalu keringkan
 Memastikan setiap bagian alat pompa kering dan
tersimpan dalam wadah tertutup rapat
c) Penyimpanan ASI perah (ASIP)

2) Halaman 31 Porsi Makan dan Minum Ibu menyusui untuk


Kebutuhan Sehari-hari
Bahan makanan Ibu menyusui (0-12 Keterangan
bulan)
Nasi atau makanan 6 porsi 1 porsi = 100 gr
pokok ¾ nasi
Protein hewani 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau
seperti: ikan, telur, 1 potong sedang ikan
ayam, dan lainnya 1 porsi = 55 gr atau
1 butir telur
Protein nabati seperti: 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau
tempe, tahu, dan 1 potong sedang

32
lainnya tempe
1 porsi = 100 gr atau
2 potong sedang tahu
Sayur-sayuran 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau
1 mangkuk sayur
matang tanpa kuah
Buah-buahan 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau
1 potong sedang
pisang
1 porsi = 100-190 gr
atau
1 potong besar
pepaya
Minyak/lemak 6 porsi 1 porsi = 5 gr atau
1 sendok teh
bersumber dari
pengolahan makanan
seperti menggoreng,
menumis, santan,
kemiri, mentega dan
sumber lemak
lainnya
Gula 2 porsi 1 porsi = 10 gr atau
1 sendokmakan
bersumber dari kue-
kue manis, minum
teh manis dan lain-
lainnya

Minum air putih: 14 gelas/ hari di 6 bulan pertama dan 12 gelas/hari


pada 6 bulan keatas
3) Halaman 32 Cuci Tangan Pakai Sabun
a) Waktu mencuci tangan
 Setelah buang air
 Sebelum memegang dan menyusui bayi

33
 Setelah menceboki bayi atau anak
 Sebelum makan dan menyuapi anak
 Sebelum memegang makanan dan setelah makan
 Setelah bersin/ batuk
 Setiap kali tangan kita kotor: mengetik, memegang
 uang, hewan/ binatang, berkebun
b) pentingnya cuci tangan
 Kuman penyakit sangat mudah ditularkan melalui tangan.
Pada Saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit
 Tangan kadang terlihat bersih secara kasat mata namun
tetap mengandung kuman
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan merontokkan
kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman tertinggal di
tangan
c) Cara cuci tangan yang benar
 Basahi seluruh tangan dengan air bersih mengalir
 Gosok sabun secara merata
 Gosok telapak, punggung, dan sela-sela jari tangan
 Telapak kanan di atas tangan kiri dan telapak kiri di atas
punggung tangan kanan
 Bersihkan bagian bawah kuku
 Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir
 Keringkan tangan dengan handuk/tisue atau keringkan
dengan diangin-anginkan
4) Halaman 33 Keluarga Berencana
KB Paska Persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat
kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minggu/42 hari
sesudah melahirkan. Prinsip pernilihan metode kontrasepsi yang
digunakan tidak mengganggu produksi ASI dan sesuai dengan kondisi
ibu.

a) Manfaat ber Kb
 Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak
terlalu dekat (minimal 2 tahun setelah melahirkan.

34
 Mengatur jumlah anak agar ibu tidak terlalu sering
melahirkan (sebaiknya tidak lebih dari tiga)
 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan
balita.
 Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk
dirinya sendiri, anak dan keluarga
b) Metode kontrasepsi jangka panjang
 Metode Operasi Wan ita (MOW), metode Operasi Pria
(MOP)
 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, jangka
waktu penggunaan
 bisa sampai 10 tahun.
 Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu
penggunaan 3 tahun.
c) Non metode kontrasepsi jangka panjang
 Kontrasepsi suntik 3 bulan diberikan setelah 6 minggu
pascapersalinan.
 Untuk ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan
suntikan 1 bulan, karena akan mengganggu produksi ASI
 Pil KB.
 Kondom

35
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dan pemeberdayaan yang telah dilakukan pada
keluarga Tn. B didapatkan hasil bahwa keluarga Tn. B adalah keluarga tipe Nuclear
Family atau keluarga inti. Dalam satu keluarga dibentuk karena ikatan perkawinan
yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi. Peran Tn. B sebagai suami dan Ny. N sebagai istri atau
hanya terdapat dua orang dalam suatu tempat tinggal keluarga tanpa adanya anggota
keluarga lain, misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.
Setelah menikah Tn. B dan Ny. N tinggal bersama kedua keluarga Tn.B yang
beranggotakan ayah dan ibu Tn. B selama 6 bulan. Lalu memutuskan untuk tinggal di
kota Banjarbaru kecamtan landasan ulin utara dengan menempati rumah pribadi.
Keluarga Ny. N dan keluarga Tn. B sering mengunjungi kediaman keluarga Tn. B
dalam satu bulan mereka dapat mengunjugi sebanyak 2 kali.
Tahap perkembangan keluarga Tn. B yaitu tahap keluarga baru menikah atau
pemula. Tn. B dan Ny. N menikah pada tanggal 14-05-2020 usia pernikihan belum
genap 1 tahun. Ny.N sedang mengandung anak pertama dengan usia kehamilan 22
minggu. Ny. N dan Tn. B memutuskan untuk menunda kehamilan dengan
menggunakan alat kontrasepsi PIL KB, namun keluarga dari Tn. B memberi saran
untuk segera memiliki anak dan menghentikan penggunaan alat kontrasepsi karena
ibu dari Tn. B memiliki kehawatiran bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam jangka panjang membuat Ny.N susah untuk memilki anak nantinya.
Ny. Y berhenti mengonsumsi PIL KB pada bulan Oktober 2020 dan diketahui hamil
saat melakukan test pack pada bulan Desember 2020 dengan HPHT tanggal 01-11-
2020.
B. Pemberdayaan keluarga
Aplikasi pemerdayaan pada keluarga yang dibina menggunkan buku Kesehtan
Ibu dan Anak cetakan tahun 2020 milik ibu pribadi. Ibu mendapatkan buku KIA
secara gratis saat melakukan kunjungan kunjungan kehamilan ke-3 di Bidan pratik
mandiri diwilayah tempat tinggal ibu. Ibu juga diberi himbauan dari bidan dan kader
untuk membawa buku KIA pada saat pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada kunjungan pertama Ny. Y
mengatakan jarang membaca buku KIA karena kurang tertarik membaca buku, ibu
36
lebih menyukai mencari informasi yang diperlukan di internet telpon genggam. Ibu
hanya membaca dan mengetahui bagian dari buku KIA yaitu tentang kehamilan dan
persalinan.
C. Pendampingan ibu hamil
1. Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama melakukan pendekatan dengan ibu sesuai dengan teori
pendekatan SAJI yaitu salam. ajak bicara, jelaskan dan ingatkan. Dimulai dari
salam ketika masuk rumah, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan datang
kerumah, respon Ny. N baik dan menyetujui menjadi keluarga binaan.
Dimulai dari pengisan kuisinoer ibu hamil dan ibu tidak keberatan untuk
diwawancarai. Selanjutnya, mengajak ibu bicara tentang keluhan yang Ny. N
rasakan dan Ny.N mengatakn bahwa ini adalah kehamilan pertamanya dan ibu
masih belum banyak mengetahui tetang kehamilannya.
Setelah mendengar keluahan dari Ny. N lalu menjelaskan tetang kehamilan Ny. N
dengan menggunakan buku KIA dari halaman pertama hingga halaman 20. Dan
didapatkan hasil bahwa Ny.N melakukan Imunisasi Tetanus Toxid (TT) hanya
sekali dan dilakukan sebelum menikah. Dan tidak melakukan imunisasi ulang
yang dijadwalkan satu bulan setelah imunisasi TT1. Maka, menyarakan ibu untuk
menyakan pada bidan tentang jadwal imunisasi TT yang harus ibu lakukan.
2. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua, sudah mulai akrab dengan ibu dan ibu mulai terbuka
dengan keluhan dan permasalah yang timbul semenjak menikah. Ibu mengatakan
bahwa tinggal bersama suami setelah 6 bulan menikah dan sebelumnya tinggal
bersama mertua. Ibu juga mengatakan lebih nyaman tinggal terpisah dengan
keluarga besar dan tinggal hanya bersama suami dan lebih mudah untuk mengatur
keuangan untuk persalianan anak pertama.
Menjelaskan buku KIA halaman 21-25 dan didapatkan hasil bahwa ibu
mengetahui proses persalianan dari ibu kandung dan teman sebaya yang telah
melahirkan. Ibu tidak memiliki kehawatiran khusus pada proses persalinan
mendatang. Ny.N dan suami juga telah sepakat untuk melahirkan di Kota
Banjarbaru karena fasilitas yang memadai. Talh dijelaskan pada ibu tanda bahaya
kehamilan dan ibu sudah memahaminya
3. Kunjungan ketiga

37
Ibu merasa nyaman saat dilakukan kunjungan rumah. Memberikan penjelasan
buku KIA halamanan 26-29 dan ibu sangat antusias saat dijelaskan tentang cara
menyusui bayi, ibu berharap memliki anak perempuan dan dapat memberikan ASI
secara ekslusif selama 6 bulan.
4. Kunjungan keempat
Pada kunjungan keempat penerimaan ibu baik, kunjungan dilakukan saat bulan
Ramadan tetapi ibu tetap antusias saat diwawancarai dan dijelaskan buku KIA dan
sekarang ibu berfokus pada tabungan persalianan
D. Evaluasi pendampingan keluarga
Setelah dilakukan 4 kali kunjungan pada keluarga Tn. S khususnya pada Ny. S
yang memiliki anak usia dibawah dua tahun lebih tepanya usia 6 bulan dengan
melakukan pemberdaayaan pengaplikasian buku KIA dan didapatkan hasil keluhan
dari keluarga dan memberikan saran sesuai dengan teori yang didapat. Respon ibu
bagus, ibu telah mengerti dan paham bagaimana tumbuh kembang, pearwatan, tanda
bahaya pada bayi. Ibu juga menanyakan bagaimana perkembangan bayi dan
dijelaskan pada bagian grafik timbangan bayi dan menunjukan hasil yang bagus, tiap
bulan anak Ny. S mengalami kenaikan berat badan. Setelah dijelaskan pada NY. S
bahwa petumbuhan anaknya baik NY. S merasa senang dan menceritkan asupan yang
diberikan pada anaknya dan merasa bangga atas perlakuan yang diberikan pada anak.
Perkembangan anak Ny. S yang berusia 6 bulan sangat bagus dapat dilihat dari
celkist untuk usia anak 6-9 bulan. Selama 6 bulan anak Ny. S hanya sekali terdapat
tanda bahaya pada bayi yaitu diare, dan pertolongan pertama Ny. S yaitu tetap
memberikan ASI pada anaknya dan tidak memberikan obat sembarangan serta
langsung memeriksakan kesehatann anaknya ke fasilitas kesehatan.
Dari kunjungan yang telah dilakukan NY. S merasa senang dan mendapatkan
pengetahuan yang lebih dari buku KIA. Ny. S lebih memahami tumbuh kembang
anak yang sesuai dengan usia dan dapat mendeteksi apabila ada keterlambatan
perkembangan. Ny.S juga mengatakan tidak khawatir apabila da tanda bahaya karena
Ny. S telah mengetahu pertolongan pertama yang harus dilakukan,
melakukan imunisasi TT atas rujukan bidan dan dilakukan dipuskesmas dan

38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendampingan keluarga yang dilakukan kepada keluarga Tn. S didapatakn
kesimpulan bahwa keluarga Tn. B adalah kelaurga inti atau Nuclear family yang
terdiri atas suami, istri dan anak yang tinggal dalam satu atap dengan menklankan
peran masing-masimg. Tahap perkembangan keluarga yaitu tahap melepas anak usia
muda karena usia anak pertama yaitu 24 tahun.
Anak kedua dari Tn. S dan Ny. S merupakan kehamilan yang tidak disangka
karena usai dari suami dan istri yang mendekati masa tua, tetapi keluarga sangat
senang atas kelahiran anak keduanya. Karena telah lama tidak melakukan perawatan
dan pemantauan anak maka ibu diberikan penjelasan dengan pengaplikasian buku
KIA bagian anak dan sekrang ibu merasa sangat terbantu dengan adanya buku KIA
B. Saran
Untuk Ny. S disarakan untuklebih sering membaca buku KIA dan mengenal
tanda bahaya dan pertolongan pertama untuk bayi dan juga dapat mendekteksi apabila
da keterlabatan tumbuh kembang pada anak
Untuk Tn. B diharapkan untuk lebih meluangkan waktu dan memberi
dukungan kepada Ny. S agar Ny. S merasa bahagia dan menurunkan resiko yang tidak
diinginkan.
Untuk pembaca diharapakan tulisan ini dapat meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan ibu dan anak dengan melakukan pendampingan menggunakan buku
KIA.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anggarani, Rizki. (2013). Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta: Agromedia net

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Safrudin & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Taufiqa, Zuhrah (2021). Asi, menyusui, dan Pertumbuhan Anak. Jakarta: Wonderland
Publisher

40
LAMPIRAN

41

Anda mungkin juga menyukai