Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI PADA TN. Y DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG
MANAJEMEN HIPERTENSI B/D KURANG TERPAPAR
INFORMASI

DOSEN PEMBIMBING
Santa Maria Pangaribuan,S.Kep.,Ners.,M. Sc

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


David Caesar Yusuf Samosir (193027)
Dhea Cantika Oktavia Purba (193011)
Eva Leony Angelina (193031)
Rachel Regina (193044)
Rini Ervina (193045)

AKADEMI PERAWATAN RS PGI CIKINI


PRODI D3 KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkat Tuhan-lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA TN. Y DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN HIPERTENSI
B/D KURANG TERPAPAR INFORMASI” tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tugas
dari Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang dibimbing oleh Ibu Santa Maria
Pangaribuan,S.Kep.,Ners.,M, Sc. Selain itu juga kami berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA TN. Y DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN HIPERTENSI
B/D KURANG TERPAPAR INFORMASI.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Santa Maria


Pangaribuan,S.Kep.,Ners.,M, Sc selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
kami ditekuni yaitu bidang keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus....................................................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus..................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................6
A. Konsep Keluarga........................................................................................................................6
B. Hipertensi....................................................................................................................................9
C. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi..............................................................12
BAB III...............................................................................................................................................20
PEMBAHASAN.................................................................................................................................20
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN......................................................................................20
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA......................................23
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN......................................................................................24
IV. STRUKTUR KELUARGA...............................................................................................25
V. FUNGSI KELUARGA..........................................................................................................26
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA..............................................................................27
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA........................................................................................27
VIII. HARAPAN KELUARGA..............................................................................................27
IX. PEMERIKSAAN FISIK....................................................................................................28
X. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan Keluarga............................................29
XI. Analisa data........................................................................................................................30
XII. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................31
XIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................37
XIV. IMPLEMENTASI..........................................................................................................42
XV. CATATAN PERKEMBANGAN......................................................................................44
BAB IV....................................................................................................................................57
PENUTUP...............................................................................................................................57
A. Kesimpulan.....................................................................................................................57
B. Saran...........................................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................58
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun
2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program
PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan
dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga).
Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri
sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan
upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui
pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait
penangananpenyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit
hipertensi [ CITATION Sar16 \l 1033 ]

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh [ CITATION Koe14 \l 1033 ]

Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Paropo
Kabupaten Dairi yang pelayanannya mencakup beberapa kelurahan menunjukkan bahwa
hipertensi masuk dalam daftar 10 besar penyakit terbanyak urutan nomor satu tahun 2021.
Untuk itulah perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang
salah satunya adalah keluarga Tn. Y.

Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan dengan asuhan
keperawatan pada keluarga Tn. Y.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada keluarga Tn. Y di Paropo?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada Tn. Y di wilayah kerja Puskesmas Paropo Kabupaten
Dairi.

2. Tujuan Khusus

a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Tn. Y di wilayah kerja Puskesmas Paropo Kabupaten Dairi.

b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama


hipertensi pada Tn. Y di wilayah kerja Puskesmas Paropo Kabupaten Dairi.

c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan


keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Tn. Y di Puskesmas Paropo
Kabupaten Dairi.

D. Manfaat Studi Kasus


Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga.

2. Tenaga Kesehatan

Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat khususnya tim program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain [ CITATION Wah09 \l 1033 ]

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan [ CITATION Fra20 \l 1033 ]. Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap
yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
adalah [ CITATION Fri10 \l 1033 ].

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,


saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui


keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat membina hubungan sosial pada anak,
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan
menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka
dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang
dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :

1) Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan
memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
2) Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi
perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.

3) Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya.

4) Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti


membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak
untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

5) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap


remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran
dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.

6) Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan


menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarganya.

7) Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu
dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

8) Keluarga lanjut usia


Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit

d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan


setempat

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi


secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
[ CITATION Koe14 \l 1033 ].

2. Jenis Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes
militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu (WHO, 2014) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu
juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena
tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi

bukan faktor penyebab.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui


mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-
30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55
tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini
dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause
[ CITATION End14 \l 1033 ].

2) Umur

Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda [ CITATION End14 \l 1033 ].

3) Keturunan (genetik)

Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi[ CITATION Buc10 \l 1033 ].

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.


Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat [ CITATION Ama07 \l
1033 ].

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

1) Obesitas

Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan


aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga
akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi [ CITATION Ang13 \l 1033 ].

2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu.

3) Kebiasaan merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam


kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

4) Konsumsi garam berlebihan

WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi


peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono
Kris Pranaka,

2014-2015).
5) Minum alkohol

Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan


peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan
darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.

6) Minum kopi

Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir
kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-10 mmHg.

7) Kecemasan

Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan


frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan
meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan
darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di
hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan
kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin
cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui


praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
e) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil
keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
f) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5
bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang
dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah
kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi
kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup
sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang
diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota
keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan
menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi
saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang
muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang
meliputi 5 unsur sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit hipertensi
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
guna perawatan dan pengobatan hipertensi

3. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum
dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang
dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini
adalah sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit
hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk


mengatasi penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat
lebih lanjut dari penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat
hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertens
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi :
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat
dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita
hipertensi

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang
pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit hipertensimisalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan
misalnya benda yang tajam.
b) Gunakan alat pelindung bila bekerja misalnya sarung tangan.
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi
terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang
tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus
meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi

BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Tanggal Pengkajian : 14 September 2021
2. Data dasar Keluarga.
a. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Tn. Y
b. Umur : 50 Tahun
c. Agama : Kristen Protestan
d. Suku : Batak Toba
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Buruh Tani
g. Alamat : Desa Paropo I

3. Komposisi Keluarga
No Nama Hubungan L/K Usia Pendidi Imunisasi Pekerjaan
Keluarga kan
1 Tn. Y Ayah L 50 SD Lengkap : Buruh Tani
DPT

POLIO

HB
2. Ny. L Ibu P 45 SD Lengkap: IRT

DPT

POLIO

HB
3. Mila Anak ke-1 P 18 SMA Lengkap: Pelajar

DPT

POLIO

HB
4. Mirna Anak ke- P 16 SMA Lengkap: Pelajar
2
DPT

POLIO

HB
5. Mario Anak ke-3 L 13 SMP Lengkap: Pelajar

DPT

POLIO

HB
4. Genogram

Keterangan :

Laki-laki dengan Hipertensi

Laki-laki

Perempuan
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. Y adalah tahap ke- 5, keluarga dengan


anak remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah Mempertahankan


hubungan intim dalam keluarga dan Mempertahankan komunikasi terbuka
antara anak dan org tua. Kendalanya karena kurang harmonis hubungan
keluarga (sering bertengkar) sehingga membuat tugas perkembangan
dalam keluarga tidak terpenuhi.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :


A. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
1. Tn. Y sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai
hipertensi sejak 10 th yang lalu, tidak pernah kontrol
kepuskesmas, mempunyai masalah dengan istirahat, suka
makan makanan yang tinggi kolesterol, seperti daging,
mempunyai penyakit keturunan hipertensi.
Pada saat pengkajian :

A. TD : 190/100 mmhg
B. S : 37 celcius
C. BB : 60 Kg
D. TB : 160 cm
E. N: 84x/menit
F. P: 20x/menit
2. Ny. L jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan
yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan
hipertensi.
3. Mila jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan,
imunisasi sudah lengkap
4. Mirna jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan.
Imunisasi sudah lengkap.
5. Mario jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan.
Imunisasi sudah lengkap.
B. Riwayat penyakit keturunan :
Dari garis keturunaan Tn. Y memiliki penyakit genetik Hipertensi
yaitu dari ayah Tn. Y dan Kakek dari Tn.Y.

C. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :


Di Keluarga Tn. Y hanya Tn. Y yang menderita Hipertensi. Istri dan
anak-anaknya jarang sakit dan tidak memiliki masalah kesehatan.

D. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan tidak ada karena
kurangnya informasi dan pendidikan yang rendah. Padahal ada fasilitas
kesehatan (puskesmas) di dekat rumah Tn.Y.

E. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Tn. Y menderita hipertensi sama seperti ayah dan kakek nya.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : Luas rumah Tn. Y adalah 40 m²
b) Type rumah : Tipe rumah Tn. Y adalah Minimalis
c) Kepemilikan : Kepemilikan rumah Tn. Y adalah miliki sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Jumlah ruangan dari rumah Tn. Y adalah

6
e) Ventilasi/jendela : Memiliki sirkulasi udara yang baik karna tersedia
ventilasi dan jendela yang baik
f) Pemanfaatan ruangan : Pemanfaatan ruangan cukup baik, karna satu ruang
tamu, 3 kamar, 1 kamar mandi dan 1 dapur tersedia

g) Septik tank : Septik tank tersedia


h) Sumber air minum : Sumber air minum berasal dari pegunungan
i) Kamar mandi/WC : Tersedia kamar mandi/ WC
j) Sampah : Terdapat tempat sampah dibagian luar rumah dan didalam rumah
k) Kebersihan lingkungan : Lingkungan sekitar rumah Tn. Y bersih

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a) Kebiasaan : Setiap hari minggu komunitas RW Tn. Y mengadakan gotong
royong
b) Aturan/kesepakatan : Bila ada masyarkat yang mengalami musibah akan
dikumpulkan dana sosial untuk keluarga yang
kemalangan
c) Budaya : Wajibb lapor jika ada tamu lebih dari 1x24jam

c. Mobilitas Geografis Keluarga : Sebagai penduduk Desa Paropo , tidak pernah


transmigrasi maupun imigrasi
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Kebiasaan Tn. Y
dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. Y tidak pernah berkumpul dan
berkomunikasi dengan tetangga pada waktu siang hari, dan dengan
tetangganya tidak mengikuti kumpulan arisan, kebiasaan lain dari masyarakat
di lingkungan sekitar rumah selalu melaksanakan kerja bakti.
e. Sistem Pendukung Keluarga : Jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang, jarang
berobat kepuskesmas, dan tidak saling mendukung satu sama lain.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga : Anggota keluarga menggunakan Bahasa
Batak dalam berkomunikasi sehari-harinya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Tn. Y menderita penyakit hipertensi, anggota
keluarga lainnya tidak saling mendukung.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
1). Formal.

Tn. Y sebagai kepala keluarga, Ny. L sebagai istri.

2). Peran Informal.

Tn. Y tidak bisa menciptakan keharmonisan dalam keluarga


dikarenakan Tn.Y memiliki sifat temperamental dalam kesehariannya

d. Nilai dan Norma Keluarga


Di keluarga Tn. Y jika mengalami sakit jarang mengunjungi puskesmas
karena kurang mengetahui tentang informasi kesehatan yang disebabkan oleh
pendidikan yang rendah

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif : Hubungan antara keluarga kurang baik, tidak saling
mendukung bila ada yang sakit
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga Tn. Y sering bertengkar,
karena Tn. Y sering marah- marah karena hal kecik sekalipun
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi tidak terjalin dengan
baik, jarang berkomunikasi karena bermusuhan akibat dari pertengkaran
yang terjadi.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : anggota
keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Ayah (Tn.
Y).
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : kegiatan keluarga saat waktu
senggang adalah menjalankan aktivitas masing-masing dan tidak saling
bercengkrama.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga sangat jarang mengikuti
kegiatan yang berbau sosial.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk
(sering daging), garam berlebih, dan jarang konsumsi  sayur dengan frekuensi
3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga merawat dan
tidak mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan. Dalam merawat
Tn. Y masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang
lain.

d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : tidak ada rencana anak untuk saat ini karena
Tn.Y merasa usianya sudah tua
b) Akseptor : tidak menggunakan akseptor saat berhubungan seksual
c) Keterangan lain : -
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan
makan yang cukup dan pakaian untuk anak

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Tn.Y sering mengeluh pusing ketika sedang marah-
marah
b. Stressor jangka panjang : Tn.Y khwatir karena tekanan darahnya tinggi.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Keluarga tidak memeriksakan kesehatan
Tn.Y ke fasilitas kesehatan terdekat.
d. Strategi koping : Didalam keluarga,Tn.Y selaku kepala keluarga ia juga yang
memutuskan suatu masalah tanpa musyawarah.
e. Strategi adaptasi disfungsional : Tn. Y bila sedang sakit pusing maka dibuat
tidur atau istirahat.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi : Gizi yang baru dipenuhi hanya karbohidrat dan protein.kurang
lemak,vitamin dan mineral.

Upaya lain : Memberikan penkes tentang pentingnya makanan yang bergizi


seperti karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan mineral untuk kesehatan serta
memberikan penkes tentang mengurangi makanan-makanan yang mengandung
garam berlebih karena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga Tn. Y tidak berharap
masalah kesehatan pasien dapat teratasi karena tidak memahami tentang
hipertensi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga Tn. Y tidak berharap
kepada petugas kesehatan dikarenakan tidak pernah mengunjungi fasilitas
kesehatan didekat rumah

IX. PEMERIKSAAN FISIK


Daerah Nama Anggota Keluarga
pemeriksaan
Tn. Y Ny. L Mila Mirna Mario
fisik
Keadaan KU : Baik KU : Baik KU : Baik KU : Baik KU : Baik
umum
Kesadaran Cm/14 Cm/14 Cm/14 Cm/14 Cm/14
TB – BB TB : 160 cm TB : 150 cm TB : 160 cm TB : 155 TB : 150cm
cm
BB : 60 kg BB : 50 kg BB : 55 kg BB : 45 kg
BB : 48 kg
Tanda vital
Tekanan TD : TD : TD : TD : TD :
darah 190/100mmHg 120/80mmHg 120/78mmHg 110/78mm 110/80mmHg
Hg
Nadi N : 84x/m N : 80x/m N : 83x/m N : 78x/m
N : 80x/m
Suhu S : 37ºC S : 36ºC S : 36ºC S : 36ºC
S : 36ºC
Respirasi RR: 20x/m RR: 20x/m RR: 20x/m RR: 18x/m
RR:
18x/m
Kepala- simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
rambut berambut berambut berambut berambut berambut
bersih bersih bersih bersih bersih
berwarna hitam berwarna berwarna berwarna berwarna
hitam hitam hitam hitam
Mata tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Hidung lubang hidung lubang hidung lubang hidung lubang lubang
normal simetris normal normal hidung hidung
simetris simetris normal normal
simetris simetris
Telinga pendengaran pendengaran pendengaran pendengar pendengaran
masih normal masih normal masih normal an masih masih normal
tidak ada tidak ada tidak ada normal tidak ada
keluar cairan keluar cairan keluar cairan tidak ada keluar cairan
dari telinga dari telinga dari telinga keluar dari telinga
cairan dari
telinga
Mulut bibir tidak bibir tidak bibir tidak bibir tidak bibir tidak
kering, tidak kering, tidak kering, tidak kering, kering, tidak
ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis tidak ada ada stomatitis
stomatitis
Leher tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesara pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid n kelenjar kelenjar
tyroid tyroid
Dada dada kanan dan dada kanan dada kanan dada dada kanan
kiri sama, tidak dan kiri sama, dan kiri sama, kanan dan dan kiri
ada keluhan tidak ada tidak ada kiri sama, sama, tidak
keluhan keluhan tidak ada ada keluhan
keluhan
Abdomen simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, simetris,
ada keluhan ada keluhan ada keluhan tidak ada tidak ada
keluhan keluhan
Genital Penis bersih Vagina bersih Vagina bersih Vagina Penis bersih
bersih
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nodul dan lesi nodul dan lesi nodul dan lesi Tidak ada nodul dan
nodul dan lesi
lesi
Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremita Ekstremitas
atas atas simetris atas simetris atas simetris s atas atas simetris
Dapat Dapat Dapat simetris Dapat
melakukan melakukan melakukan melakukan
Dapat
ROM ROM ROM ROM
melakukan
ROM
Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremita Ekstremitas
bawah bawah bawah bawah s bawah bawah
Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan
ROM ROM ROM ROM ROM

X. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan Keluarga.


Tidak ada harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga karena
keluarga tidak mengerti dan tidak memiliki hubungan dengan perawat yang
disebabkan jarang mengunjungi fasilitas kesehatan.

XI. Analisa data

No. Data Masalah Keperawatan


1. DS : - Tn. Y menanyakan kepada perawat Defisit pengetahuan tentang manajemen
tentang hipertensi hipertensi b/d kurang terpapar informasi

- Tn. Y mengatakan tidak pernah


memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas

DO : Persepsi Tn. Y terhadap hipertensi tidak


terlalu membahayakan dirinya
2. DS : - Tn. Y mengatakan tidak memahami Manajemen kesehatan keluarga tidak
tentang hipertensi yang dideritanya efektif b/d konflik keluarga

- Tn. Y tidak pernah melakukan pola


makan hipertensi
DO : - Keluarga tidak pernah mengunjungi
fasilitas kesehatan didekat rumah
3. DS : - Tn. Y mengatakan tidak pernah Penurunan koping keluarga b/d
mendiskusikan penyakitnya kepada kurangnya saling mendukung
keluarganya karena sering bertengkar

DO : - Terlihat anak Tn. Y menjauhi dirinya

- Minimnya komunikasi di keluarga


Tn. Y karna hubungan yang tidak
harmonis

XII. Diagnosa Keperawatan


1. Dx :
1. Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b/d kurang terpapar
informasi
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d konflik keluarga
3. Penurunan koping keluarga b/d kurangnya saling mendukung

1. Penetapan prioritas
Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b/d kurang terpapar informasi
No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Bila Tn. Y tidak mengetahui
tentang hipertensi maka akan
Skala :
memperparah kondisi Tn. Y dan
Potensial : 1 memanajemen dirinya untuk

Resiko : 2 mengatasi penyakitnya

Aktual : 3

Penyediaan sarana dan media


hipertensi yang mudah
2. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 dimengerti oleh keluarga
masalah untuk di
ubah

Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak dapat : 0

Penjelasan yang diberikan


Potensi masalah tentang hipertensi dapat dipahami
3. untuk dicegah. 3 1 3/3 x 1 = 1 oleh keluarga sehingga penyakit
dapat dicegah
Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah : 1

Keluarga menyadari kurangnya


pengetahuan tentang hipertensi

Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1

4. masalah segera
di tangani ; 2

Masalah yang
ada tapi tidak
perlu segera di
tangani : 1

Masalah tidak di
rasakan : 0

Jumlah
5
5
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d konflik keluarga

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Bila keluarga Tn. Y dapat
memanajemen kesehatan dari Tn.
Skala :
Y untuk mengatur pola hidup
Potensial : 1 penderita hipertensi maka akan

Resiko : 2 menurunkan tekanan darah tinggi


dari Tn. Y
Aktual : 3
Masalah dapat diubah dengan
mudah karena keluarga telah
2. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 diberikan pendidikan kesehatan
masalah untuk di mengenai hipertensi
ubah

Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak dapat : 0
Penjelasan yang diberikan
tentang hipertensi kepada
keluarga dapat dipahami oleh
Potensi masalah
3. 3 1 3/3 x 1 = 1 keluarga sehingga penyakit dapat
untuk dicegah.
dicegah
Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah : 1

Dengan memanajemen pola


hidup Tn. Y maka tekanan darah
Tn. Y dapat stabil

Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1

masalah segera
4. di tangani ; 2

Masalah yang
ada tapi tidak
perlu segera di
tangani : 1

Masalah tidak di
rasakan : 0

Jumlah

5 4 2/3

3. Penurunan koping keluarga b/d kurangnya saling mendukung

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Keluarga Tn. Y saling peduli
dalam menjaga kesehatan tiap
Skala :
anggota keluarga dan membawa
Potensial : 1 ke fasilitas kesehatan terdekat

Resiko : 2

Aktual : 3

Memberikan penjelasaan

2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 kesehatan itu penting bukan

masalah untuk di untuk dirinya sendiri tetapi untuk

ubah semua anggota keluarga karena


keluarga berperan untuk
Mudah : 2
mendukung satu sama lain
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0

Penjelasan kepada keluarga Tn. Y


bahwa menjaga kesehatan satu
sama lain antara anggota keluarga
Potensi masalah itu penting untuk meningkatkan
untuk dicegah. derajat ksehatan keluarga dengan
3 1 3/3 x 1 = 1
Tinggi : 3 membawanya ke fasilitas
3.
kesehatan terdekat
Cukup : 2
Keluarga merasa sikap saling
Rendah : 1
mendukung satu sama lain tidak
terlalu penting

Menonjolnya
1 1 1/2 x 1 = ½
masalah segera
di tangani ; 2

4. Masalah yang
ada tapi tidak
perlu segera di
tangani : 1

Masalah tidak di
rasakan : 0

Jumlah

5 2 5/6

a. Dari prioritas masalah di atas dapat disusun uratan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b/d kurang terpapar informasi
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d konflik keluarga
3. Penurunan koping keluarga b/d kurangnya saling mendukung

XIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosis Tujuan Kriteria Rencana Rasional Paraf


(Tujuan Tindakan
Keperawata Umum dan Hasil
n Tujuan
Khusus)
14 Defisit Tujuan umum Kriteria hasil Edukasi Perilaku Rasional :
September pengetahuan : Selama 3 untuk mengukur Upaya Kesehatan 1.Klien siap
2021 tentang kali penyelesaian dari Observasi dan mampu
manajemen kunjungan diagnosis setelah 1) Identifikasi menerima
hipertensi b/d dan penkes ke dilakukan asuhan kesiapan dan informasi
kurang terpapar rumah klien, keperawatan kemampuan tentang
informasi diharapkan selama menerima hipertensi
keluarga 1x 30 menit informasi dengan baik
mampu diharapkan Terapeutik 2.Klien mau
mengetahui Tingkat 1) Sediakan materi bertanya
tentang pengetahuan dan media tentang
penyakit pasien pendidikan penyakit
hipertensi meningkat kesehatan hipertensi
dengan kriteria 2) Jadwalkan 3.Klien mau
Tujuan khusus hasil : pendidikan melakukan
: Selama 1x30 1) Perilaku kesehatan sesuai program
menit sesuai kesepakatan kesehatan
kunjungan, anjuran 3) Berikan dalam
keluarga meningkat kesempatan untuk kehidupan
mampu 2) Kemampuan bertanya sehari-hari
mengenal menjelaskan 4) Gunakan variasi 4.Klien mau
masalah pada pengetahuan mode pembelajaran menggunaka
anggota tentang 5) Gunakan n fasilitas
keluarga suatu topik pendekatan promosi kesehatan
dengan cara : meningkat kesehatan dengan untuk
a.menjelaskan 3) Kemampuan memperhatikan mendapatka
penyakit menggambarkan pengaruh dan n pelayanan
hipertensi pengalaman hambatan dari kesehatan
b.menyebutka sebelumnya yang lingkungan, sosial yang
n penyebab sesuai dengan serta budaya. dibutuhkan.
penyakit topik 6) Berikan pujian
hipertensi meningkat dan
c.menyebutka 4) Perilaku dukungan terhadap
n tanda dan sesuia usaha positif dan
gejala dengan pencapaiannya
hipertensi pengetahuan Edukasi
d.menyebutka meingkat 1) Jelaskan
n 5) Pertanyaan penanganan
penatalaksana tentang masalah masalah kesehatan
an dari yang dihadapi 2) Informasikan
hipertensi menurun sumber yang tepat
6) Presepsi yang yang tersedia di
keliru terhadap masyarakat
masalah 3) Anjurkan
menurun menggunakan
fasilitas kesehatan
4) Anjurkan
menentukan
perilaku spesifik
yang akan
diubah (mis.
keinginan
mengunjungi
fasilitas
kesehatan)
5) Ajarkan
mengidentifikasi
tujuan yang akan
dicapai
6) Ajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan sehari
hari

Tanggal Diagnosis Tujuan Kriteria Rencana Rasional Paraf


(Tujuan Tindakan
Keperawata Hasil
Umum dan
n Tujuan
Khusus)
15-16 Manajemen Tujuan umum: kriteria hasil : Dukungan keluarga Dto.
September kesehatan Setelah - Melakukan merencanakan
2021 keluarga tidak dilakukan tindakan untuk perawatan
efektif b/d Kunjungan mengurangi Observasi
konflik keluarga rumah 2x faktor resiko a. Identifikasi Untuk
kunjungan meningkat dari kebutuhan dan mengetahui
Diharapkan skala 2 (cukup harapan keluaga keinginan
keluarga menurun) tentang kesehatan keluarga
mampu menjadi skala 4 memperoleh
memanajemen (cukup kesehatan.
kesehatannya meningkat)
- Menerapkan b. Identifikasi Untuk
Tujuan Khusus: Program konsekuensi tidak mengetahui
- keluarga perawatan melakukan kerja sama
mampu meningkat dari tindakan bersama keluarga
memahami skala 3 (sedang) keluarga dalam
masalah menjadi skala 5 mengatasi
- keluarga (meningkat) masalah
mampu - Aktivitas hidup
mengambil sehari-hari c. Identifikasi Untuk
keputusan efektif sumber-sumber mempermud
untuk memenuhi tujuan yang dimiliki ah dalam
penyelesaian kesehatan keluarga melakukan
masalah meningkat dari tindakan
- keluarga skala 3 (sedang) keperawatan
mampu menjadi skala 5
melakukan (meningkat)
penyelesaian Terapeutik
masalah dengan a. Motivasi Untuk
intervensi yang pengembangan menumbuhk
tepat sikap dan emosi an sikap
- keluarga yang mendukung saling
mampu upaya kesehatan mendukung
memodifikasi antara
lingkungan anggota
- keluarga keluarga
mampu satu dengan
memanfaatkan lainnya.
fasilitas b. Gunakan sarana
kesehatan yang dan fasilitas yang Untuk
ada ada dalam keluarga mempermud
1. ah keluarga
memahami
cara
peningkatan
kesehatan.
c. Ciptakan
perubahan Untuk
lingkungan rumah membangun
secara optimal hubungan
yang erat
antara
anggota
keluarga dan
menyelesaik
an konflik
yang ada.

Edukasi
a. Informasikan Untuk
fasilitas kesehatan mempermud
yang ada ah keluarga
dilingkungan memperoleh
keluarga bantuan
kesehatan
bila
mengalami
mmasalah
kesehatan
b. Anjurkan
menggunakan Untuk
fasilitas kesehatan mempermud
yang ada ah keluarga
dalam
menjangkau
fasilitas
yang ada

c. Ajarkan cara Untuk


perawatan yang menambah
bisa dilakukan pengetahuan
keluarga dari masing-
masing
anggota
keluarga bila
ada yang
mengalami
masalah
kesehatan

Tanggal Diagnosis Tujuan Kriteria Rencana Rasional Paraf


(Tujuan Tindakan
Keperawata Umum dan Hasil
n Tujuan
Khusus)
17 Penurunan Tujuan umum: Tujuan : Setelah Dukungan koping - Untuk Dto.
September koping keluarga Setelah dilakukan keluarga menambahk
2021 b/d kurangnya dilakukan tindakan Observasi an
saling intevensi keperawatan a. Identifikasi keharmonisa
mendukung keperawatan 2x24 jam respon emosional n dalam
selama 4 perilaku anggota terhadap kondisi keluarga
minggu, keluarga dalam saat ini -
diharapkan mendukung, b. Identifikasi beban meningkatka
adanya memberi rasa prognosis secara n
peningkatan nyaman dan psikologis pengetahuan
koping dengan memotivasi c. Identifikasi pasien akan
keluarga keluarga pemahaman hipertensi
memperoleh membaik tentang keputusan
dukungan dan Kriteria Hasil : perawatan setelah - untuk
bantuan yang 1. Perasaan pulang membantu
adekuat dalam diabaikan d. Identifikasi pasien saling
mengatasi 2. Kekhawatiran kesusaian antara membantu
masalahnya tentang anggota harapan pasien, agar
2. Keluarga kelurga keluarga dan tercapainya
mampu 3. Kemampuan tenaga kesehatan asuhan yang
memutuskan memenuhi baik
hal-hal yang kebutuhan Terapeutik
dapat anggota keluarga a. Dengarkan
meningkatkan 4. komitmen masalah, perasaan,
dukungan dan pada dan pertanyaan
bantuan perawatan/pengo keluarga
terhadap klien batan b. Terima nilai-nilai
3. Keluarga 5. komunikasi keluarga dengan
mampu antara anggota cara yang tidak
memberikan keluarga menghakimi
dukungan dan c. Diskusikan
bantuan secara rencana medis dan
optimal perawatan
terhadap klien d. Fasilitasi
sesuai arahan pengungkapkan
dari perawat perasaan antara
4. Keluarga pasien dan
mampu keluarga atau anta
melakukan anggota keluarga
modifikasi e. Fasilitasipemenuh
lingkungan an kebutuhan
untuk dasar anggota (mis
meningkatkan tempat tinggal,
sumber makanan, pakaian)
dukungan dan f. Fasilitasi
bantuan memperoleh
5. Keluarga pengetahuan,
mampu keterampilan dan
mencari peralatan yang
layanan diperlukan untuk
kesehatan mempertahankan
sebagai sumber keputusan
dukungan perawatan pasien
eksternal dalam g. Hargai dan
meningkatkan dukung
koping mekanisme koping
adaptif yang
digunakan
h. Berikan
kesempatan
berkunjung bagi
anggota keluarga

Edukasi
a. Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
b. Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia

Kolaborasi
a. Rujuk untuk
terapi
keluarga, jika
perlu

XIV. IMPLEMENTASI

Hari TINDAKAN DIAGNOSA PARAF


WAKTU
/Tanggal KEPERAWATAN
Selasa/ 14 09.00- 09.30  Mengidentifikasi kesiapan Defisit pengetahuan Dto.
September WIB dan kemampuan menerima tentang manajemen
2021 informasi Terapeutik hipertensi b/d kurang
 Menyediakan materi dan terpapar informasi
media pendidikan kesehatan
 Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
 Memberikan kesempatan
untuk berrtanya

10.00-10.30  Gunakan variasi mode Dto.


Selasa /14 pembelajaran
September  Gunakan pendekatan promosi
2021 kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh dan
hambatan dari lingkungan,
sosial serta budaya.
 Berikan pujian dan dukungan
terhadap usaha positif dan
pencapaiannya
 Jelaskan penanganan masalah
kesehatan

11.00-11.30  Anjurkan menggunakan Dto


Selasa /14 fasilitas kesehatan
September  Anjurkan menentukan
2021 perilaku spesifik yang akan
diubah (mis.keinginan
mengunjungi fasilitas
kesehatan)
 Ajarkan mengidentifikasi
tujuan yang akan dicapai
 Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari hari
Rabu/15 09.00-09.30  Identifikasi kebutuhan dan Manajemen Dto
September harapan keluaga tentang kesehatan keluarga
2021 kesehatan tidak efektif b/d
 Identifikasi konsekuensi konflik keluarga
tidak melakukan tindakan
bersama keluarga
 Gunakan sarana dan fasilitas
yang ada dalam keluarga
 Motivasi pengembangan
sikap dan emosi yang
mendukung upaya kesehatan
 Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga

Kamis/16 10.00-10.30  Identifikasi sumber-sumber Dto


September yang dimiliki keluarga
2021  Ciptakan perubahan
lingkungan rumah secara
optimal
 Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
 Ajarkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga
Jumat/17 09.00-09.30  Identifikasi respon emosional Penurunan koping Dto
September terhadap kondisi saat ini keluarga b/d
2021  Identifikasi beban prognosis kurangnya saling
secara psikologis mendukung
 Dengarkan masalah,
perasaan,dan pertanyaan
keluarga
 Terima nilai-nilai keluarga
dengan cara yang tidak
menghakimi
 Diskusikan rencana medis
dan perawatan

Sabtu/18 10.00-10.30  Identifikasi pemahaman Dto


September tentang keputusan perawatan
2021 setelah pulang
 Fasilitasi pengungkapkan
perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar anggota
keluarga
 Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar anggota (mis
tempat tinggal, makanan,
pakaian)
 Fasilitasi memperoleh
pengetahuan,keterampilan
dan peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan keputusan
perawatan pasien

XV. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosis SOAPIE/R Tanda tangan


keperawatan
14 September Defisit pengetahuan tentang S= keluarga Dto.
2021 manajemen hipertensi b/d mengatakan bersedia
kurang terpapar informasi mengikuti diskusi
09.30 WIB tentang hipertensi

O: keluarga terlihat
menerima jadwal
kunjungan yang
perawat berikan
A: Defisit
pengetahuan tentang
manajemen
hipertensi b/d kurang
terpapar informasi
belun teratasi

P:
 Gunakan
variasi mode
pembelajaran
 Gunakan
pendekatan
promosi
kesehatan
dengan
memperhatik
an pengaruh
dan
hambatan
dari
lingkungan,
sosial serta
budaya.
 Berikan
pujian dan
dukungan
terhadap
usaha positif
dan
pencapaianny
a
 Jelaskan
penanganan
masalah
kesehatan

I:

 Mengidentifi
kasi kesiapan
dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik
 Menyediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
 Menjadwalka
n pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
 Memberikan
kesempatan
untuk
berrtanya

E: Keluarga masih
belum dapat
memanajemen
kesehan tentang
hipertensi

R: -

14 September Defisit pengetahuan tentang S : keluarga Dto.


2021 manajemen hipertensi b/d mengatatakan tidak
10.30 WIB kurang terpapar informasi mengetahui cara
menanggulangi
hipertensi

O: keluarga terlihat
mendengarkan
penjelasan dari
perawat

A: Defisit
pengetahuan tentang
manajemen
hipertensi b/d kurang
terpapar informasi
belum teratasi

P:
 Anjurkan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
 Anjurkan
menentukan
perilaku
spesifik yang
akan diubah
(mis.keingina
n
mengunjungi
fasilitas
kesehatan)
 Ajarkan
mengidentifi
kasi tujuan
yang akan
dicapai
 Ajarkan
program
kesehatan
dalam
kehidupan
sehari hari
I:
 Gunakan
variasi mode
pembelajaran
 Gunakan
pendekatan
promosi
kesehatan
dengan
memperhatik
an pengaruh
dan
hambatan
dari
lingkungan,
sosial serta
budaya.
 Berikan
pujian dan
dukungan
terhadap
usaha positif
dan
pencapaianny
a
 Jelaskan
penanganan
masalah
kesehatan

E: keluarga dapat
menyebutkan cara
penanganan
kesehatan dan dapat
menyebutkan upaya
untuk pencapaian
peningkatan
kesehatan penderita
hipertensi

R: -

14 September Defisit pengetahuan tentang S: Keluarga Dto.


2021 manajemen hipertensi b/d mengatakan
11.30 WIB kurang terpapar informasi mengatakan belum
menguasai tentang
hipertensi

O: Keluarga terlihat
mendengarkan saat
perawat menjrlaskan

A:Defisit
pengetahuan tentang
manajemen
hipertensi b/d kurang
terpapar informasi
teratasi

P:
 Identifikasi
kebutuhan
dan harapan
keluaga
tentang
kesehatan
 Identifikasi
konsekuensi
tidak
melakukan
tindakan
bersama
keluarga
 Gunakan
sarana dan
fasilitas yang
ada dalam
keluarga
 Motivasi
pengembang
an sikap dan
emosi yang
mendukung
upaya
kesehatan
 Informasikan
fasilitas
kesehatan
yang ada
dilingkungan
keluarga

I:
 Anjurkan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
 Anjurkan
menentukan
perilaku
spesifik yang
akan diubah
(mis.keingina
n
mengunjungi
fasilitas
kesehatan)
 Ajarkan
mengidentifi
kasi tujuan
yang akan
dicapai
 jarkan
program
kesehatan
dalam
kehidupan
sehari hari

E:keluarga
menyebutkan hal
yang dilakukan
untuk Tn. Y yang
meenderita
hipertensi adalah
datang ke fasilitas
kesehatan untuk
memeriksakan
tekanan darah secara
teratur.

R:-
15 September Manajemen kesehatan S: keluarga Dto.
2021 keluarga tidak efektif b/d mengatakan sering
09.30 WIB konflik keluarga bertengkar satu
dengan yang lain.
O:keluarga terlihat
duduk berjauh-
jauhan

A: Manajemen
kesehatan keluarga
tidak efektif b/d
konflik keluarga
belum teratasi

P:
 Identifikasi
sumber-
sumber
yang dimiliki
keluarga
 Ciptakan
perubahan
lingkungan
rumah secara
optimal
 Anjurkan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
yang ada
 Ajarkan cara
perawatan
yang
bisa
dilakukan
keluarga

I:
 Identifikasi
kebutuhan
dan harapan
keluaga
tentang
kesehatan
 Identifikasi
konsekuensi
tidak
melakukan
tindakan
bersama
keluarga
 Gunakan
sarana dan
fasilitas yang
ada dalam
keluarga
 Motivasi
pengembang
an sikap dan
emosi yang
mendukung
upaya
kesehatan
 Informasikan
fasilitas
kesehatan
yang ada
dilingkungan
keluarga

E: keluarga dapat
menyebutkan cara
mengontrol emosi
agar tidak terjadi
perkelahian dan
menyebutkan
fasilitas kesehatan
apa saja yang ada
disekitar rumah
keluarga.

R:-
16 September Manajemen kesehatan S: keluarga Dto.
2021 keluarga tidak efektif b/d mengatakan belum
10.30 WIB konflik keluarga mengetahui cara
perawatan untuk
hipertensi yang
diderita Tn. Y

O: keluarga terlihat
mendengarkan
penjelasan dari
perawat

A: Manajemen
kesehatan keluarga
tidak efektif b/d
konflik keluarga
teratasi

P:
 Identifikasi
sumber-
sumber
yang dimiliki
keluarga
 Ciptakan
perubahan
lingkungan
rumah secara
optimal
 Anjurkan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
yang ada
 Ajarkan cara
perawatan
yang
bisa
dilakukan
keluarga

I:
 Identifikasi
sumber-
sumber
yang dimiliki
keluarga
 Ciptakan
perubahan
lingkungan
rumah secara
optimal
 Anjurkan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
yang ada
 Ajarkan cara
perawatan
yang
bisa
dilakukan
keluarga

E: keluarga dapat
menyebutkan
kembali cara
merawat anggota
keluarga yang
terkena hipertensi,
dan mengatakan mau
datang ke fasilitas
kesehatan untuk
menanggulangi
hipertensi yang
diderita.

R: -
17 September Penurunan koping keluarga S : Tn. Y Dto.
2021 b/d kurangnya saling mengatakan bahwa
09.30 mendukung keluarga nya kurang
perhatian terhadapa
dirinya jika sedang
sakit
O : Tn. Y terlihat
melamu dan lemas
A : Penurunan
koping keluarga b/d
kurangnya saling
mendukung
P:
 Identifikasi
pemahaman
tentang
keputusan
perawatan
setelah
pulang
 Fasilitasi
pengungkapk
an perasaan
antara pasien
dan keluarga
atau antar
anggota
keluarga
 Fasilitasi
pemenuhan
kebutuhan
dasar
anggota (mis
tempat
tinggal,
makanan,
pakaian)
 Fasilitasi
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan
dan peralatan
yang
diperlukan
untuk
mempertahan
kan
keputusan
perawatan
pasien
I:
 Anjurkan
pasien untuk
saling
berkomunika
si agar
membangun
hubungan
yang baik
 Anjurkan
pasien dan
keluarga
untuk
menggunaka
n fasilitas
pelayanan
kesehatan
 Ajarkan
pasien dan
keluarga cara
mengatasi
hipertensi
dengan pola
yang baik
E : Keluarga masih
belum bisa

R:-

18 September Penurunan koping keluarga S : Keluarga Dto.


2021 b/d kurangnya saling mengatakan tidak
19.30 mendukung pernah
mendiskusikan
penyakitnya kepada
keluarganya karena
sering bertengkar
O : Terlihat duduk
berjauhan
A : Penurunan
koping keluarga b/d
kurangnya saling
mendukung
P:
 Identifikasi
kesusaian
antara
harapan
pasien,kelua
rga dan
tenaga
kesehatan
 Hargai dan
dukung
mekanisme
koping
adaptif yang
digunakan
 Berikan
kesempatan
berkunjung
bagi anggota
keluarga
 Informasika
n kemajuan
pasien
secara
berkala
 Informasika
n fasilitas
perawatan
kesehatan
yang
tersedia
I:
 Identifikasi
pemahaman
tentang
keputusan
perawatan
setelah
pulang
 Fasilitasi
pengungkap
kan perasaan
antara pasien
dan keluarga
atau antar
anggota
keluarga
 Fasilitasi
pemenuhan
kebutuhan
dasar
anggota (mis
tempat
tinggal,
makanan,
pakaian)
 Fasilitasi
memperoleh
pengetahuan
,keterampila
n dan
peralatan
yang
diperlukan
untuk
mempertaha
nkan
keputusan
E : Keluarga sudah
mulai memahami
dan mengetahui cara
menangani
hipertensi dengan
adanya dukungan
dari keluarga

R:-
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus keluarga Tn. Y telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. Y
dilakukan bersama-sama keluarga Tn. Y melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai
tahap evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan.
Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah kesibukan
keluarga sebagai penjual nasi sehingga tidak bisa mengontrol aktifitas.

B. Saran
Saran kepada para pembaca agar dapat memahami isi makalah ini, yaitu mengenai
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA
TN. Y DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG
MANAJEMEN HIPERTENSI B/D KURANG TERPAPAR INFORMASI”. Dan dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami sekelompok selaku penyusun makalah ini
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca karena kami sadar makalah
ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia H, A. A. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi.
Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin
Makasar, 1-5.

Anggara. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas


Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 20-25.

Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Citra Aji Parama.

Endang, T. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta:
EGC.

Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Dan Panduan Klinis.
Bandung: Alfa Beta.

MubarakIqbal, W. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

Pantan, F. (2020). Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak Pada Masa Pandemi Covid 19.
Jurnal Teologi Pantekosta, 13-15.

Sarkomo. (2016). Mencegah Stroke Berulang Yang Diakses dari gambaran tingkat
kecemasankeluarga pasien stroke yang dirawat di ruang mawar. Jurnal Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai