Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Tasya Ayuningtias

Kelas : 2b

NIM : 20191511

2.1 Pengertian Psikofarmaka

            Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental.
Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistem
saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi :

1. Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan Elektro

Convulsi Therapi (ECT).

2. Psikoterapeutik

3. Terapi Modalitas

            Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi. Perawat perlu
memahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa hal yang termasuk Neurotransmitter adalah
Dopamin, Neuroepineprin, Serotonin, dan GABA (Gama Amino Buteric Acid), dll. Meningkatnya
dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan atau
gangguan mental. Obat-obatan psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan
Neurotransmitter.

2.2 Klasifikasi

            Menurut Rusdi Maslim, yang termasuk obat-obatan psikofarmaka adalah golongan :

A. Anti Psikotik

·         Anti psikotik termasuk golongan Mayor Transquilizer atau Psikotropik : Neuroleptika

·         Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor Dopamin dalam otak (di ganglia) pada
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal

·         Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktifitas motorik, mengurangi


insomnia, sangat efektif mengatasi Delusi, Halusinasi, Ilusi dan
gangguan proses berpikir

·         Indikasi pemberian anti psikototik : pada semua jenis psikosa, kadang untuk gangguan
maniak dan paranoid.
·         Efek samping pada anti psikotik : efek samping pada sistem syaraf

B. Anti Depresi

·          Hipotesis : Sindroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu atau beberapa
aminergic neurotransmitter seperti Noradrenalin, Serotonin, Dopamin pada sinaps neuron di
SSP, khususnya pada sistem Limbik.

·       Mekanisme kerja obat :

a. Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmitter

b. Menghambat reuptake aminergik neurotransmitter

c. Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase)


sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron
SSP

·         Efek farmakologi : mengurangi gejala depresi dan sebagai penenang.

·         Jenis obat yang digunakan adalah :

a. Trisiklik

b. MAO Inhibitor

c. Aminitriptylin

·         

Efek samping : yaitu efek samping Kolonergik (efek samping terhadap sistem syaraf
perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi.

C. Anti Mania (Lithium Carbonate)

·         Mekanisme kerja : menghambat pelepasan Serotonin dan mengurangi sensitivitas dari


reseptor Dopamin.

·         Hipotesa : pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine

·         Efek farmakologi : mengurangi agresivitas, tidak menimbulkan efek sedative,


mengoreksi/mengontrol pola tidur, irritable. Pada mania dengan
kondisi berat pemberian anti mania dikombinasikan dengan obat
anti psikotik

·         Efek samping : efek neurologik ringan seperti kelelahan, letargis, tremor di tangan,
terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi diare dan mual.

·         Efek toksik : pada ginjal (poliuri, edema), peningkatan jumlah litium, sehingga menambah
keadaan edema. Sedangkan pada SSP (tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi

D. Anti Cemas

·         Termasuk Minor Transquilizer. Jenis obat antara lain Diazepam

E. Anti Insomnia : Phenobarbita

F. Anti Obsesif-Kompulsif : Clomipramin

G. Anti Panik, yang paling sering digunakan oleh klien jiwa : Imipramine

2.3 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

1. Pengumpulan data sebelum pengobatan yang meliputi :

a. Diagnosa Medis

           b. Riwayat Penyakit

           c. Hasil Pemeriksaan Lab

           d. Jenis obat yang digunakan, dosis, waktu pemberian

           e. Program terapi yang lain

           f. mengkombinasikan obat dengan terapi Modalitas

g. Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga tentang pentingnya minum


obat secara teratur dan penanganan efek samping obat

h. Monitoring efek samping penggunaan obat

2. Melaksanakan Prinsip Pengobatan Psikofarmaka

            a. Persiapan
                        1. Melihat order permberian obat di lembaran obat (status)

2. Kaji setiap obat yang akan diberikan. Termasuk tujuan, cara kerja
obat, dosis, efek samping obat dan cara pemberian

3. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat

4. Kaji kondisi klien sebelum pengobatan

            b. Lakukan minimal prinsip lima benar

           

c. Laksanakan program pemberian obat

                       1. Gunakan pendekatan tertentu

                       2. Pastikan bahwa obat telah terminum

                        3. Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat, sebagai aspek legal

           a. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan melalui program rujukan

           b. Menyesuaikan dengan terapi non famakoterapi

           c. Turut serta dalam penelitian tentang obat psikofarmaka

            Setelah seorang perawat melaksanakan terapi psikofarmaka maka tugas terakhir yang
penting harus dilakukan adalah evaluasi. Dikatakan reaksi obat efektif jika :

            a. Emosional stabil

            b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat

            c. Halusinasi, Agresi, Delusi, menarik diri menurun

            d. Prilaku mudah diarahkan

            e. Proses berpikir kea rah logika

            f. Efek samping Obat

            g. Tanda-tanda Vital


            Perawat harus mempunyai cukup pengetahuan tentang strategi psikofarmaka yang
tersedia, tetapi informasi ini harus digunakan sebagai salah satu bagian dari pendekatan holistik
pada asuhan pasien. Peran perawat meliputi hal-hal sebagai berikut :

            1. Pengkajian pasien. Pengkajian pasien memberi landasan pandangan tentang masing-
masing pasien.

            2. Koordinasi modalitas terapi. Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapi


pengobatan dan sering kali membingungkan bagi pasien

            3. Pemberian agen psikofarmakologis. Program pemberian obat dirancang secara


professional dan bersifat individual

            4. Pemantauan efek obat. Termasuk efek yang diinginkan maupun efek samping yang
dapat dialami pasien.

            5. Penyuluhan pasien. Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan
efektif

            6. Program Rumatan obat. Dirancang untuk mendukung pasien di suatu tatanan
perawatan tindak lanjut dalam jangka panjang.

            7. Partisipasi dalam penelitian klinis antar disiplin tentang uji coba obat.

            8. Perawat merupakan anggota tim yang penting dalam penelitian obat yang digunakan
untuk mengobati pasien gangguan jiwa

            9. Kewenangan untuk memberi resep.

Soal

Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya yaitu

a. Antipsikosis

b. Antidepresi

c. Anti-emosi

d. Anti-mania

Anda mungkin juga menyukai