Anda di halaman 1dari 7

Analisis Jurnal K5

Workplace Bullying in Nursing

Tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja


dalam Keperawatan

oleh
Maya Muftiyani Syilvia NIM 152310101282

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016
KEMENTRIAN RISET, TEKHNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI R.I
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Kalimantan No.37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember

FORMAT ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal : Workplace Bullying in Nursing


Tahun : 2014
Penulis : 1.Özlem Ovayolu RN, PhD
2. Nimet Ovayolu, RN, PhD
3. Gülendam Karadag, RN, PhD

Website : http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001

NO ITEM HASIL ANALISIS


ANALISIS
1. Judul Berdasarkan judul yang tertera, jurnal ini bertujuan untuk
menentukan apakah perawat diganggu oleh anggota staf lain dan
efek perilaku pada korban. Mayoritas perawat adalah perempuan
yang ditugaskan di luar tanggung jawab yang biasa mereka
lakukan, bertanggung jawab atas kesalahan rekan kerja, dan
dikritik karena kinerja pekerjaan meskipun mereka pikir mereka
telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
2. Introduction Bullying atau intimidasi dapat terjadi di tempat kerja apapun tanpa
melihat budaya dan dapat mempengaruhi semua jenis kelamin
dengan konsekuensi yang serius. Bullying dapat dilakukan dengan
menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan
sebagainya. Dalam bentuk verbal dengan menghina, membentak,
dan menggunakan kata-kata kasar. Sektor kesehatan merupakan
salah satu bidang di mana hal ini sering terjadi.
Berdasarkan jurnal, bullying dapat terjadi pada tenaga medis dan
yang paling sering mengalami tindakan bullying adalah perawat,
perawat wanita dianggap paling rentan mengalami hal seperti ini.
Dengan demikian, perawat sampai tiga kali lebih mungkin menjadi
korban kekerasan dari kategori lain tenaga kesehatan. Tenaga
keperawatan yang mengalami tindakan kekerasan tidak hanya dari
rekan kerja, tetapi juga tindakan kekerasan dari pasien dan kerabat
mereka. Perilaku kekerasaan seperti ini dapat mempengaruhi
kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Kesalahan dalam bekerja bahkan wewenang kekuasaan menjadi hal
yang membuat bullying ini dapat terjadi. Salah satunya saat di
rumah sakit perawat junior melakukan tindakan yang salah maka
perawat senior akan memarahi bahkan menghina perawat tersebut.
3. Theory Menurut Coloroso (2007), bullying merupakan tindakan intimidasi
yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat
terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan
bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional.
Tindakan kekerasan yang ditujukan pada para profesional
perawatan kesehatan tampaknya telah mencapai puncaknya baru-
baru ini. Studi saat ini dilakukan untuk menentukan luas dan efek
dari perawat yang terintimidasi oleh anggota staf lain di fasilitas
perawatan kesehatan dan menyarankan tindakan yang diperlukan
untuk mencegah perilaku tersebut. Kekerasaan di sektor kesehatan
memiliki dampak negatif tidak hanya pada profesional dan
kehidupan pribadi dari petugas kesehatan tetapi juga dapat
mempengaruhi kualitas kinerja perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan (Kingma,2001)
4. Methodology Berdasarkan jurnal ini penelitian yang dilakukan menggunakan
cross-sectional, desain deskriptif dengan melakukan pengumpulan
data dan analisis data. Penelitian ini dilakukan pada 1.156 perawat
yang bekerja di tiga rumah sakit umum Turki .
Dalam penelitian ini ada 2 tahapan metode yang dilakukan yaitu:
1. Pengumpulan data

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang


berkarakteristik termasuk studi perawat (misalnya, usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan [di Turki, individu dengan
pendidikan tinggi atau asosiasi, gelar sarjana atau pascasarjana
dalam keperawatan yang berhak untuk bekerja sebagai perawat di
klinik], tahun pelayanan profesional, jam kerja mingguan, dan
alasan untuk memilih profesi) sesuai pengalaman intimidasi,
pertanyaan tentang masalah yang dialami akibat intimidasi, dan
pertanyaan tentang tindakan mereka yang telah diambil.
2. Analisis Data

Persentase hasil analisis digunakan untuk mengevaluasi


sosiodemografi karakteristik perawat, data eksposur perawat untuk
bullying, masalah yang dialami akibat bullying, tindakan yang
diambil oleh perawat untuk menanggapi bullying, dan saran
mereka untuk tindakan pencegahan. Analisis chi-square digunakan
untuk membandingkan karakteristik tertentu dari perawat dan
pengalaman bullying.
5. Result and Setiap tempat kerja atau kegiatan yang menyebabkan tekanan
Discuss terhadap fisik/jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
seseorang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengancam
keselamatan dalam bekerja. Tindakan bullying menjadi masalah
serius yang sering terjadi di sektor perawatan kesehatan.
Berdasarkan jurnal ini para peneliti menemukan bahwa perawat
muda dan orang-orang dengan pengalaman yang kurang
profesional lebih umum diganggu. Khususnya perawat wanita
merupakan seseorang yang paling sering mengalami tindakan
bullying/intimidasi di tempat kerja. Sebagian besar perawat wanita
menikah antara usia 26-33 tahun dan telah mendapatkan gelar
sarjana di keperawatan. Total tahun pengalaman kerja mereka
berkisar antara 0-3 tahun dan paling lama bekerja 40 jam per
minggu. Perawat menyatakan bahwa mereka memilih keperawatan
karena mereka menyukai profesi tersebut.
Hampir 42,7% dari perawat studi menyatakan mereka tertahan
untuk membuktikan diri mereka, 47,7% mengalami perilaku
ofensif, 45% tidak bisa bebas mengekspresikan ide mereka, 51,2%
menerima kritik negatif meskipun mereka melakukan pekerjaan
mereka dengan baik, 40% pengalaman gosip dan fitnah, dan
21,8% menerima ancaman lisan atau tertulis. Status pendidikan
perawat yang memiliki gelar sarjana tampaknya menghadapi
perilaku intimidasi lebih sering dan ada hubungan statistik yang
signifikan antara jenis kelamin, status perkawinan, dan jam kerja.
Dalam sebuah penelitian di Turki, perawat yang mengalami
tindakan bullying melaporkan bahwa mereka kehilangan kesediaan
untuk pergi bekerja, gangguan pola tidur, tidak bisa berkonsentrasi
pada pekerjaan mereka, dan kelelahan. Para perawat yang disurvei
dalam penelitian ini, khususnya mereka yang dilecehkan secara
seksual, tidak mau berbagi situasi ini dengan siapa pun dan hanya
1,2% dari mereka yang mengambil tindakan hukum. Temuan ini
dapat menjelaskan kurangnya memadai sanksi hukum di Turki,
terutama hal-hal seksual yang dianggap tabu dan tidak dapat bebas
dikomunikasikan.
Bullying dapat membebani perekonomian nasional karena
kerusakan pribadi, sosial, dan kelembagaan yang disebabkan oleh
fenomena kerja ini.
Tindakan bullying ini dapat merubah mental dan perilaku sebagian
perawat yang mengalaminya. Apabila perawat tidak dapat
mengatasi beban tindakan bullying ini dengan baik, maka perawat
tersebut lambat laun dapat mengalami bahaya psikologi misalnya
stress, penurunan kualitas kerja, dan keluhan-keluhan penyakit.
Bahaya ini secara langsung dapat berpengaruh terhadap kondisi
fisik dan psikis perawat sehari-hari.
Dukungan psikologis untuk mengatasi masalah yang mereka alami
dan pendekatan positif untuk meminimalkan masalah yang terkait
dengan bullying sangat diperlukan bagi perawat. Mengingat bahwa
kurangnya peraturan hukum yang dapat menghalangi atau
mencegah perilaku intimidasi khususnya di negara Turki.
6. Hal Baru Yang Perilaku bullying mungkin masih sering terjadi di rumah sakit.
Di Peroleh Sebagian besar perawat yang pernah mengalami perilaku bullying,
mengalami gangguan kesehatan dan masalah tidur akan mendapat
dampak negatif dari perilaku tersebut misalnya mereka tidak ingin
pergi bekerja, perawat muda dengan pengalaman yang kurang
profesional mungkin lebih diganggu oleh yang lebih tua (perawat
yang lebih berpengalaman). Perawat yang diganggu akan mencari
dukungan psikologis untuk mengatasi masalah yang terkait dengan
bullying. Dan hampir semua perawat menyatakan bahwa
pendidikan adalah hal penting untuk mencegah bullying.
Selain itu untuk penelitian tambahan sangat diperlukan untuk
mengukur seberapa besar perilaku bullying berkontribusi pada
pekerjaan yang berhubungan dengan stres, cedera, dan burnout,
mempengaruhi kehadiran kerja, dan mengurangi perawatan pada
pasien dan keselamatan.

7. Penerapan di Berdasarkan uraian analisis jurnal diatas, penerapan yang dapat


Indonesia dilakukan di rumah sakit yaitu dengan meminimalisir potensi
bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi
di rumah sakit, yaitu gangguan psikososial, cidera. Semua potensi
bahaya tersebut, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit khususnya perawat. Oleh karena itu perlu
mengidentifikasi perilaku bullying dan penyebab perilaku tersebut
dan penerapan langkah-langkah untuk mengatasi perilaku tersebut
harus menjadi hal yang prioritas antara lain:
1. Langkah yang diperlukan harus diambil untuk mencegah
intimidasi perilaku di tempat kerja, khususnya di kalangan
perawat muda yang baru saja memasuki profesi
2. Kesadaran masyarakat dan profesional negatif pengaruh
bahwa bullying memiliki pada semangat kerja dan
perawatan pasien harus ditingkatkan.
3. Program pendidikan intern berfokus pada deteksi dini,
manajemen, dan pencegahan bullying antara petugas
kesehatan secara umum dan perawat di tertentu harus
dirancang dan dilaksanakan.
4. Ketentuan hukum untuk penuntutan pengganggu harus
didirikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ghanita, Fisda. Definisi Bullying Apakah Arti Kata Bullying, (Online).


(https://www.academia.edu/8307317/Definisi_Bullying_Apakah_arti_kata_bullying, diakses 10
Oktober 2016)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/47777/4/Chapter%20II.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/11049/1/Bab%202.pdf

Aytac, S., Bozkurt, V., Bayram, N., Yildiz, S., Aytac, M., Akinci, F. S., & Bilgel, N. (2011).
Workplace violence: A study of Turkish workers. International Journal of Occupational Safety
and Ergonomics, 17, 385-402.

Destriyana. 13 Januari, 2014. 6 Cara Menghadapi Bullying di Tempat Kerja, (Online).


(https://www.merdeka.com/gaya/6-cara-menghadapi-bullying-di-tempat-kerja.html, diakses 10
Oktober 2016)
CONTOH SOAL

1. Seorang perawat X yang masih junior sedang melakukan tindakan keperawatan di rumah
sakit namun tiba-tiba perawat senior memarahi dan menghina tindakan perawat tersebut
karena dianggap salah meskipun perawat tersebut sudah melakukan tindakannya dengan
baik. Hal ini termasuk dalam jenis bullying apa?
a. Bullying secara verbal
b. Bullying secara fisik
c. Bullying secara relasional
d. Bullying secara elektronik
e. Bullying secara non verbal tidak langsung
2. Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak
yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan
untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional dan dapat terjadi di tempat kerja
misalnya rumah sakit yang berdampak pada perawat. Salah satu masalah pada perawat
yang mengalami bullying adalah, kecuali?
a. Mereka tidak ingin pergi bekerja
b. Memiliki gangguan kesehatan atau tidur
c. Perawatan kepada klien lebih ditingkatkan agar tidak disalahkan oleh perawat yang
lebih profesional
d. Kehilangan nafsu makan
e. Memiliki masalah komunikasi dengan karyawan lain
3. Berdasarkan studi dari jurnal, perawat yang paling sering mengalami tindakan bullying
adalah perawat perempuan misalnya dalam hal pelecehan seksual khususnya di negara
Turki. Hal apa yang membuat di negara Turki tindakan bullying seperti ini masih terjadi?
a. Perawat tidak mau melaporkan
b. Kurangnya memadai sanksi hukum di Turki
c. Tidak mau berbagi situasi ini dengan siapapun
d. Perawat tidak mau mengambil jalur hukum
e. Diselesaikan dengan jalur kekeluargaan

Anda mungkin juga menyukai