Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENERAPAN AUTROMATIC CARE PADA ANAK REMAJA

Dosen Pengampu :
Ns. Wirdan Fauzi R, M.Kep

Disusun Oleh :
LULU SALSABILAH
2200001019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Penerapan Autromatic Care Pada Anak
Remaja" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca serta
penulis sendiri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Pak Wirdan Fauzi R,
M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang sudah mempercayakan
tugas ini kepada penulis, sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam
pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 15 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................4
1.3 Tujuan .................................................................................................................4
1.4 Manfaat ...............................................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................5
2.1 Pengertian Autromatic Care ................................................................................6
2.2 Tujuan Penerapan Prinsip Autromatic Care ........................................................7
2.3 Hambatan Pelaksanaan Autromatic Care ............................................................7
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksaan Autromatic Care ..................................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................12
3.2 Saran ...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat.
Anak yang sakit dapat menimbulkan suatu stres bagi anak itu sendiri maupun
keluarga (Setiawan et al. 2014). Dampak negatif ini berkaitan dengan lamanya
dan banyaknya jumlah pasien, berbagai prosedur invasif, serta kecemasan
orangtua, gejala yang timbul berupa respon regresi, cemas terhadap
perpisahan, apatis, ketakutan, gangguan tidur (Sulistiyani, 2009).

American Heart Association (AHA), menyatakan anak-anak sangat


rentan terhadap stress yang berhubungan dengan prosedur tindakan invasif.
Pemasangan infus tentu saja akan menimbulkan nyeri, rasa sakit pada anak,
dan juga akan menimbulkan trauma sehingga anak akan mengalami kecemasan
dan stres. Anak Remaja yang mendapat perawatan di rumah sakit akan
mengalami kecemasan tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah
anak apapun bentuknya harus berlandaskan pada prinsip atraumatic care atau
asuhan yang terapeutik Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan
trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan terapeutik karena
bertujuan sebagai terapi bagi anak. Lory Huff et al., (2009) menyatakan bahwa
implementasi atraumatic care pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat
menurunkan trauma pada anak dan orang tua akibat prosedur invasif. Alasan
tersebut membuat perawat dituntut untuk memberikan pelayanan perawatan
yang berkualitas kepada anak maupun orang tua dengan pelaksanaan
atraumatic care sehingga dapat meminimalkan kecemasan pada anak saat
hospitalisasi.

3
4

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan anak?
2. Apa yang dimaksud dengan atraumatic care?
3. Bagaimana prinsip-prinsip atraumatic care?
4. Apa tujuan penerapan prinsip atraumatic care!
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di
rumah sakit?
6. Bagaimana hambatan perawat anak dalam pelaksanaan atraumatic care?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami keperawatan anak.
3. Mahasiswa mampu memahami atraumatic care.
4. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip atraumatic care.
5. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari penerapan prinsip atraumatic
care
6. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor pelaksanaan atraumatic care di
rumah sakit yang mempengaruhi
7. Mahasiswa mampu memahami hambatan perawat anak dalam pelaksanaan
atraumatic care.
1.4 Manfaat
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat, baik sebagai
media informasi maupun sarana belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Serta melatih penulis berpikir secara kritis dan logis dalam
mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini, disusun dengan urutan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
5

Bab ini berisi teori-teori pembahasan.


BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Atraumatic Care

Atraumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma


pada anak maupun keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan
terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian
khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang,
sangat penting karena masa anak merupakan proses menuju kematangan.

Atraumatic care merupakan sebagai ketetapan dan kepedulian dari tim


pelayanan kesehatan melalui intervensi yang meminimalkan atau meniadakan
stressor yang dialami oleh anak dan keluarga di rumah sakit baik fisik maupun
psikis Perawatan atraumatik juga disebut dengan perawatan yang terapeutik yang
meliputi pada pencegahan trauma, hasil diagnosa, dan mengurangi dampak
kondisi-kondisi yang akut maupun kronis. Stresor lingkungan yang sering dialami
oleh anak adalah lingkungan rumah sakit yang tidak nyaman bagi mereka yang
mengakibatkatkan anak stress selam dirawat dirumah sakit.

Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh


tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan
tindakan yang dapat mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang
dialami anak maupun orang tua (Supartini, 2014).

Atraumatic care adalah tindakan keperawatan terapeutik yang menghapuskan


atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang dialami anak-anak dan
keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan (Hockenberry. 2013).
7

2.2 Tujuan Penerapan Prinsip Autromatic Care


1. Meminimalkan dampak hospitalisasi
2. Mencegah/meminimalkan perpisahan anak dengan orang tua/keluarga
3. Optimalisasi asuhan anak sesuai tingkat tumbuh kembang
4. Memfasilitasi tumbuh kembang anak

2.3 Hambatan Pelaksanaan Autromatic Care


1. Perbedaan Persepsi Orang Tua Atau Keluarga Dengan Perawat
Dalam pelaksanaan atraumatic care, perawat anak memiliki hambatan yang
dikarenakan oleh perbedaan persepsi orang tua atau keluarga. Hasil penelitian
Yagil, luria, Admi. Eilon, dan Linn (2010) menyatakan bahwa perbedaan persepsi
dikarenakan kurangnya kepekaan perawat terhadap harapan dan kebutuhan dari
keluarga. Selain itu, pentingnya negosiasi antara orang tua dengan perawat untuk
menghindari tindakan keperawatan yang dilakukan oleh orang tua (Aem. Alhani.
Mohammadi, dan Kazemnejad, 2009)
Orang tua akan memiliki persepsi yang sama ketika perawat mampu
menjelaskan prosedur tindakan dengan tepat, dan keluarga dapat menerimanya
(Hamilton, Lerner, Presson, dan Klitzner, 2012). Selain itu perawat harus mampu
berperan sebagai komunikator dengan orang tua sehingga tidak terjadi
miskomunikasi dan perbedaan persepsi.
2. Keterbatasan Fasilitas Rumah Sakit
Keterbatasan fasilitas rumah sakit menjadi hambatan karena, Rumah Sakit
terkhusus ruang anak harus menyediakan ruang tindakan khusus untuk
pengendalian infeksi saat melakukan tindakan invasif (Rose & Blythe, 2009).
Selain itu, harus mempunyai ruang bermain khusus untuk mensejahterakan anak
baik mental maupun fisik
Menurut Masson, Elfving, Petersson Wahl, dan Tuneli (2013) mendatangkan
badut ke Rumah Sakit juga mempunyai dampak positif bagi anak-anak, karena
badut dapat mengalihkan perhatian mereka. Tetapi, berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lucas, Bulbul, Thabet, & numba (2013) yang menyatakan bahwa
rumah sakit seharusnya memiliki fasilitas yang lebih efisien dan efektif untuk
mendukung kegiatan manajemen fasilitas di lingkungan kesehatan yang memiliki
tujuan untuk mengurangi infeksi nosokomial. Hal tersebut bertolak belakang
dengan konsep ruang bermain yang bersifat tidak efisien dan efektif seperti ruangan
yang penuh dengan mainan ataupun gambar-gambar yang ditempel di dinding yang
dapat menyebabkan infeksi.

3. Kurangnya Dukungan Orang Tua Dan Keluarga


Kurangnya dukungan keluarga menjadi hambatan hal tersebut dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan yang rendah. Perawat memerlukan dukungan dan keluarga
untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas (Coyne, O'neill, Murphy,
8

Costello & O'shea, 2011). Dukungan orang tua dan keluarga memiliki dampak
positif bagi perawat maupun anak, sehingga perawat mampu melakukan tindakan
atraumatic care dengan baik dan membuat anak merasa nyaman, dan sejahtera.
4. Kurangnya Pengalaman Kerja Perawat
Kurangnya pengalaman kerja perawat menjadi hambatan dalam pelaksanaan
atraumatic care dikarenakan, minimnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki berpengaruh pada kualitas pelayanan yang dibenkan (Halcomb,
Salamonson, Raymond & Knox, 2011). Hal tesebut selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Numminen, Meretoja. Isoaho, Kilpi (2012) yang menyatakan
bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan perawat juga harus memiliki
kompetensi dan kualitas pelayanan yang profesional yang juga dipengaruhi oleh
pengalaman dan masa kerja perawat. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sodeify, Vanaki, & Mohammadi (2013) yang menyatakan bahwa
pengalaman kerja perawat tidak berpengaruh terhadap pelayanan dan tindakan
yang diberikan tetapi, faktor internal perawat sendiri misalnya, persepsi dan
komitmen akan pekerjaannya. Selain itu, perawat baru luluspun dapat memberikan
pelayanan dan kualitas yang baik. Sebab perawat yang baru lulus masih memiliki
ilmu yang baru dan dapat mengaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
(Barrere & Durkin, 2014).

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksaan Autromatic Care


1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang
menjadi rasional untuk seseorang berperilaku terdiri dari persepsi, pengetahuan,
keyakinan, keinginan, motivasi, niat, dan sikap.
a. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau
manfaat perilaku tersebut. Perawat akan melaksanakan atraumatic care apabila ia
tahu apa definisi, tujuan, manfaat, prinsip dan intervensi atraumatic care tersebut.
b. Sikap
Sikap attitude merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Sikap
seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
9

tersebut. Sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di


lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek
Secara lebih sederhana sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum
untuk berespon atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau
orang disertai emosi positif atau negatif. Sikap membutuhkan penilaian, ada
penilaian positif, negutif atau netral tanpa reaksi afektif apapun. Sikap positif
merupakan sikap yang menunjukkan atau mempertahankan, menerima, mengakui,
menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu
berada. Sikap negatif merupakan sikap yang menunjukkan, memperlihatkan
penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana
individu itu berada 2. Faktor Ekstemal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
mendukung seseorang untuk bertindak (berperilaku) atau mencapai tujuan yang
diinginkan, seperti pengalaman, fasilitas, dan sosiobudaya (Notoadmodjo, 2010).
Fasilitas atau sarana di rumah sakit sangat diperlukan untuk mewujudkan sikap
perawat agar menjadi tindakan. seperti tersedianya ruang bermain atau alat-alat
permainan untuk melakukan intervensi bermain pada anak, tersedianya tirai
bergambar bunga atau binatang lucu, hiasan dinding bergambar dunia binatang atau
farma, papan nama pasien bergambar lucu, dan tersedianya pakaian berwarna wami
untuk perawat di ruang anak (Supartini, 2014).
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Autromatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya
trauma pada anak maupun keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan
anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam
usia tumbuh kembang. sangat penting karena masa anak merupakan proses
menuju kematangan. Tujuan penerapan prinsip atraumatic care pada anak
untuk meminimalkan dampak hospitalisasi, mencegah meminimalkan
perpisahan anak dengan orang tua/keluarga, mengoptimalisasi asuhan anak
sesuai tingkat tumbuh kembang anak. dan memfasilitasi tumbuh kembang
anak. Atraumatic care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat,
tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan
bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan
mengurangi stres fisik maupun psikologis. Aktivitas bermain merupakan
salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Ada dua faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di rumah sakit, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1.2 Saran
Untuk kedepannya kiranya perawat mampu melakukan tindakan
atraumatic care dalam bentuk perawatan terapeutik dalam tatanan pelayanan
kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang dapat mengurangi distres
fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2 Cetakan 3 Jilid
Ke 2.
Jakarta: Salemba Medika
Bets, Cecili Lynn. 2009, Buku Saku Keperawatan Pediatric Edisi 5 Cetakan
Pertama. Jakarta: EGC.
Kurniawati, Sri. 2009. Skripsi: Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan
Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan. Medan: USU
Repository.

Anda mungkin juga menyukai