Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Family
Centered Care Maternity” ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas 1. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini telah diatur
sedemikian rupa oleh Sang Pencipta yakni Allah SWT. Tidak terkecuali makhluk yang
menempatinya, khususnya manusia. Mungkin makalah ini dapat sedikit membantu dalam
mengenal dan mempelajarinya. Namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Akhirnya,
kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pembaca sekalian.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dengan jelas tentang Family Center Care
b. Tujuan Khusus
1) Mendeskripsikan pengertian Family Center Care
2) Mendeskripsikan Tujuan Family Center Care
3) Mendeskripsikan Elemen Family Center care
4) Mendeskripsikan Prinsip Family Center Care
5) Kebijakan terkait Family Center Care
6) Stategi dan evaluasi pelaksanaan Family Center Care pada anak prasekolah
C. MANFAAT PENULISAN
a. Bagi perawat
Memberikan wawasan agar perawat dirumah sakit dapat menerapkan aplikasi
family center care dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak
b. Bagi orang tua
Ikut terlibat untuk memberikan masukan dalam memberikan asuhan
keperawatankepada anaknya yang dirawat di rumah sakit.
c. Bagi ilmu pengetahuan
Memberikan gambaran tentang family centercare dan dapat diterapkan bagi
sebagai
materi pembelajaran bagi mahasiswa lainya.
d. Bagi penulis lainnya
Bahan bacaan atau referensi untuk menambah wawasan mahasiswa S1
keperawatan tentang pengetahuan aplikasi family centercare di rumah sakit
terutama diruang anak
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
2.1 Family Centered Maternity Care
Family centered maternity care (FCMC) atau keperawatan maternitas yang
berfokus pada keluarga didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan
pelayanan kesehatan yang berkualitas sambil menggali, memfokuskan dan
mengadaptasikan terhadap kebutuhan klien, bayi dan keluarga. Penekanannya adalah
pada pelayanan ibu dan bayinya yang mendukung kesatuan keluarga sambil
mempertahankan keamanan dan keselamatan fisik (May, & Mahlmiester, 1994).
Konsep keperawatan maternitas berpusat pada keluarga, diarahkan kepada
pemenuhan kebutuhan ibu dan keluarga pada masa kehamilan, persalinan, dan
postpartum, dengan melibatkan keluarga dan lingkungannya sebagai sumber daya
manusia yang dapat dioptimalkan untuk mensejahterakan dan mempromosikan ibu
dan bayinya (Pilliteri, 2003). Untuk mewujudkan pelayanan maternitas yang berpusat
pada keluarga, perawat harus berupaya berubah sikap dan perilaku dalam hal
pemberian pelayanan. Perawat diharapkan dapat menggali apa yang diinginkan.
(Yayat, 2008)
2.1.1 Pendekatan Family Centered Maternity Care
Sepuluh pendekatan yang digunakan pada model family centered maternity care
menurut Phillip dan Zwelling (1996) adalah :
Peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan sejahtera (normal
dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit, tetapi ibu saat ini mengalami perkembangan
kedewasaan, sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dan bayinya sendiri
dengan batuan keluarga.
Pelayanan perinatal bersifat personal disesuaikan dengan kebutuhan fisik, psikososial,
latar belakang pendidikan, spiritual dan budaya dari setiap ibu dan keluarga, sehingga
ibu dan keluarga dapat melakukan aktifitasnya sesuai dengan kemampuan dan
pengalamannya.
Program komprehensif edukasi perinatal, mempersiapkan keluarga untuk aktif
berpartisipasi sepanjang periode perinatal, serta masa menjadi orang tua. Program ini
mempersiapkan ibu dan keluarga sesuai kemampuannya belajar merawat diri, bayi
dan keluarganya.
Penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai
dengan harapannya. Pelayanan yang diberikan diharapkan memberi pengalaman
positif dalam merawat keluarga, sehingga keluarga dapat memilih pelayanan yang
berkualitas.
Pasangan/suami/orang yang dipercaya ibu untuk membantu dirinya secara aktif
selama proses perinatal. Dalam hal ini FCMC memfasilitasi pasangan/orang yang
dipercaya ibu untuk belajar merawat bayinya selama di.rumah sakit, agar dapat
membantu istrinya/ibu postpartum setelah pulang perawatan (di rumah).
Memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarga selama perawatan di
ruang rawat. Model ini mengajarkan keluarga bagaimana mengetahui masalah dan
memecahkan/mengatasi masalahnya,
Perawatan rooming-in diberikan kecuali pada ibu dengan persalinan seksio sesarea.
Model ini memberi gambaran bagaimana peran keluarga (ayah, ibu dan anak) dalam
menjalankan perannya masing-masing di rumah dengan memberikan kesempatan
untuk melakukan perawatan sendiri dengan pemantauan perawat. Pemulangan dini
dapat dilakukan setelah melihat kesiapan ibu dan keluarga, seperti hasil penelitian
Grullon, dan Grimes (1997) bahwa pemulangan dini postpartum akan nampak aman
bila dilakukan sesuai dengan kriteria secara umum atau kriteria ibu dan bayi
Ibu adalah perawat untuk bayinya sendiri, ibu melakukan aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan bayinya kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Perawat memfasilitasi ibu dan bayi sebagai satu kesatuan yang menjadi tanggung
jawabnya, memberi gambaran pada ibu dan keluarga, kebutuhan mana yang
memerlukan bantuan orang lain. (Yayat, 2008)
Para orangtua diijinkan untuk merawat bayi mereka yang sakit/resiko tinggi setiap ada
waktu dan mereka diikutsertakan dalam merawat bayinya sesuai dengan kondisinya,
memberi kesempatan pada ibu dan keluarga dengan melibatkan ibu dan pasangan
dalam merawat bayi yang bermasalah sesuai kemampuannya dengan melihat kondisi
bayi, sehingga keluarga tahu masalahbayi dan dapat mengambil keputusan dalam
meminta bantuan untuk mengatasinya. (Yayat, 2008)
B. TUJUAN FAMILY CENTER CARE
e. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orang tua dan secara
berkelanjutan dengan dukungan penuh. Memberikan informasi kepada orang
tua bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan orang tua terhadap
perawat anak mereka. Selain itu,dengan demikian informasi orang tua akan
merasa menjadi bagian yang penting dalamperawatan anak. Ketersediaan
informasi tidak hanya memiliki pengaruh emosional, melainkan hal ini
merupakan factor kritikal dalam melibatkan partisipasi orang tua secara penuh
dalam proses membuat keputusan terutama untuk setiap tindakan medis dalam
perawatan anak mereka (Shelton, 1987 dalam Fretes, 2012).
e. Kebijakan terkait Family Center Care (Harson 1997 dalam Fiane, 2012)
adalah :
1. Pengaturan jadwalkegiatan untuk anak-anak Mengatur jadwal aktivitas anak
pada saat dirawat dengan melibatkan anak dan orang tua. Pengaturan jadwal
dengan berdasarkan aktivitas yang dilakukan dirumah seperti jam mandi,
makan, nonton televisi, bermain.pengaturan jadwal ini akan membantu anak
beradaptasi,meningkatkan control diri terhadap aktivitas selama dirawat dan
meminimalkan kejaadian anak kekurangan istirahat seperti : anak sedang
istirahat kemudian ada suster yang memberikan tindakan pada anak, sehingga
waktu istirahat anaak berkurang.
2. Fasilitas kemandirian anak Anak dilibatkan dalam proses keperawatan dengan
melibatkan kemandirian melalui self care seperti: mengatur jadwal
kegiatan,memilih makanan,mengenakan baju, mengatur waktu tidur. Prinsip
tindakan ini adalah perawat respek terhadap individualitas pasien dan
keputusan yang diambil.
3. Berikan pemahaman atau informasi Anak pra sekolah memiliki kemampuan
kognitif berfikir magis yang mengakibatkan kesalahan interpretasi terhadap
sakit sebagai hukuman.petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas
tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan anak memegang
alat yang akan dilakukan, misalnya stetoskop atau kompetensi anak selama
dan menggunakan sebagai dasar pengalaman untuk dimasa mendatang.
4. Mempertahankan sosialisasi Memfasilitasi terbentuknya support group
diantara orang tua dan anak, sehingga orang tua dan anak mendapatkan
dukungan dari lingkungan. Misalnya grup orang tua dengan talasemia, grup
anak dengan penyakit asma. Perawat dapat memfasilitasi grup untuk tukar
menukar pengalaman selama merawat anak baik melalui kegiatan informal
atau formal seperti seminar.
5. Fasilitas Ruangan pengkajian khusus untuk anak.pengadaan ruangan khusu
yang menjamin privacy orang tua untuk menjelaskan riwayat kesehatan anak
akan memberikan dampak orang tua tidak ragu-ragu, tidak khawatir informasi
dipertahankan oleh tenaga kesehatan.setelah data tentang anak didapatkan
petugas kesehatan dapat melibatkan orang tua dalam perencanaan asuhan
keperawatan anak yang merupakan salah satu prinsip Family Center Care.
Selain itu terkait dengan konsep autraumatik care dan hospitalisasi, maka
ruang rawat anak perlu didekorasi (Room’s setting, colour, pictures) untuk
meningkatkan rasa nyaman toddler dan ruang tindakan harus dapat
menurunkan kecemasan toddler. Diperlukan juga adanya ruangan bermain dan
berbagai macam permainan (Toys in pediatric room) untuk menunjang dan
menstimulasi tumbuh kembang, menurunkan stranger ansietas, takut dalam
pain, dan hospitalization.
Masa nifas (post-partum) merupakan masa yang rawan bagi ibu. Di Indonesia sekitar
60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas. Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga yaitu
FCMC: home care diarahkan pada pemenuhan kebutuhan ibu pada masa nifas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan perawatan bayi dan kemandirian pada ibu
postpartum primipara di purwokerto sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian quasi-eksperimen. Tindakan home care dapat meningkatkan pengetahuan
perawatan bayi dan kemandirian ibu postpartum. FCMC: home care dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan perawatan bayi dan kemandirian ibu postpartum.
Salah satu kegiatan FCMC dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu hamil risiko
tinggi adalah penyelenggaraan kelas prenatal (prenatal class). Kegiatan ini berbeda dengan
konsep asuhan kebidanan tardisional, yaitu dalam kunjungan antenatal care (ANC) ibu hamil
tidak disarankan didampingi oleh pasangan atau keluarganya. Ibu hamil risiko tinggi lebih
utama dilakukan pemeriksaan fisik dan selanjuntnya diberikan tablet vitamin jika diperlukan.
Dalam kelas prenatal, ibu hamil risiko tinggi dimotivasi untuk didampingi terutama oleh
pasangan. Ibu hamil beresiko. Dengan meningkatnya kemampuan keluarga, maka harapannya
kasus-kasus ibu hamil beresiko dapat dideteksi sedini mungkin untuk segera dilaporkan oleh
kader, dan dilakukan penanganan segera oleh petugas kesehatan. Dengan demikian, dengan
terselenggaranyakegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) ini dapat memperkuat
program pendampingan ibu hamil beresiko oleh keluarga. Berdasarkan wawancara secara
langsung yang dilakukan pada ibu hamil dan keluarga, mereka mengatakan bahwa kegiatan
ini bermanfaat bagi mereka.
BAB IV
PENUTUP
Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada kehamilan resiko tinggi
merupakan suatu salah satu upaya skrining / deteksi dini resiko tinggi ibu hamil berbasis
keluarga karena mendapatkan dukungan penuh dan keterlibatan dari semua anggota keluarga.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga sebagai pendamping ibu
hamil dalam menekan angka kematian ibu. Dengan diselenggarakannya Kegiatan Family
Centered Maternity Care (FCMC) pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam deteksi dini
dan upaya promotif pada kasuskasus kehamilan resiko tinggi meningkat.
Dengan kesiagaan dan kemampuan keluarga dalam pemantauan kesehatan ibu hamil,
dapat mempermudah kader dan bidan dalam melakukan deteksi dini kehamilan beresiko.
Peningkatan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam deteksi dini kehamilan beresiko
tinggi melalui kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC), dapat memperkuat
program pendampingan ibu hamil resiko tinggi di desa Danguran, berdasarkan hal tersebut
perlu dilakukan upaya-upaya lanjutan yang dilakukan oleh: bidan desa, kader dan
masyarakat. Bidan desa Melaksanakan kegiatan serupa dan melaksanakan evaluasi program
secara berkala, guna memperkuat keberlangsungan program. Kader Senantiasa melakukan
pendampingan pada ibu hamil, dan melalukan identifikasi/ pendataan pada kasus-kasus baru
kehamilan, untuk kemudian melakukan pencatatan dan pelaporan kepada bidan desa wilayah.
Keluarga dan Masyarakat Proses kehamilan merupakan suatu hal yang alamiah, namun perlu
adanya perhatian khusus, untuk itu perlu adanya keterlibatan antara ibu, suami, keluarga dan
masyarakat. Guna mendukung program pemerintah maka masyarakat diharapkan berperan
aktif dalam setiap program yang diselenggarakan. Family Centered Maternity Care ...
REFERENSI Afiyanti, Y (2003). Persepsi Menjadi Ibu yang Baik: Suatu Pengalaman Wanita
Pedesaan Pertama Kali Menjadi Seorang Ibu. Jurnal keperawatan Indonesia, 7(2),54-60.
May, A.K., & Mahlmeister, M. (1990) Maternal and Newborn Nursing. Philadelphia, J.B.
Lippincot
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/134192763/Makalah-Menkep-Kel-1
Afiyanti, Y (2003). Persepsi Menjadi Ibu yang Baik: Suatu Pengalaman Wanita
Pedesaan Pertama Kali Menjadi Seorang Ibu. Jurnal keperawatan Indonesia, 7(2),54-60.
May, A.K., & Mahlmeister, M. (1990) Maternal and Newborn Nursing. Philadelphia, J.B.
Lippincot
LAMPIRAN
Article Info
PublishDate
12 Nov 2013
Abstract
ABSTRAK
Post partum phase is critical period for mothers. In Indonesian, Maternal mortality is
mainly caused by post partum complications approximately at 60% and 50% of maternal
mortality occurs during the first 24 hours after delivery. The most common cause of maternal
mortality is complication of post partum. Concept of maternity nursing applied in family
focuses on Family Center Maternity Care (FCMC) by preparing home care in fulfilling needs
of post partum period. The objective of the study was to compare the levels of baby care
knowledge and self-care in mothers experiencing first birth in Purwokerto between
experimental and control group. This research using Quasi-experimental. Forty-eight mothers
experiencing first birth were recruited from Prof. dr. Margono Soekarjo hospital and maternal
clinic in Purwokerto. Data analysis by using SPSS software employed independent t-test and
paired t-test. The findings of the study show that the levels of baby care knowledge and self-
care in mothers experiencing first birth were significantly different between experimental and
control group as well as before and after intervention in experimental group (p<0.001).
Application of FCMC: home care could enhance the level of baby care knowledge and self-
care in mothers experiencing first birth during post-partum phase. FCMC by home care was
effective to improve baby care knowledge and self-care in mothers experiencing first
birth. Keywords: Family centered, Home care, Baby care knowledge, Self-care, Post-partum
GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei 2018
ABSTRACT Background:
Family centered maternity care (FCMC) activity in high-risk pregnancy is one of the
high risk screening / early detection of family-based pregnant women because it gets full
support and involvement from all family members. This activity aims to improve the ability
of the family as a companion of pregnant women in suppressing maternal mortality. With the
introduction of Family Centered Maternity Care (FCMC) activities, family knowledge and
ability in early detection and promotive efforts in high-risk pregnancy cases increases. With
family awareness and ability to monitor pregnant women’s health, it can make it easier for
cadres and midwives to make early detection of pregnancy at risk. Keywords: Family
centered maternity care (FCMC);
Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga Di Desa Danguran, Klaten
Selatan” sangat perlu dilakukan.
Masalah berkaitan dengan kehamilan beresiko tinggi yang dihadapi masyarakat desa
Danguran dikarenakan masih rendahnya partisipasi keluarga dalam keikutsertan pemantauan
kehamilan, kehamilan masih menjadi tanggungjawab ibu hamil, hal ini bisa dilihat dari
wawancara 3 ibu hamil yang mengatakan bahwa “Suami saya bekerja dikantor berangkat
pagi, pulang malam sehingga dak sempat mengantar saya periksa kehamilan.” “Kalau saya
suami bekerja sebagai buruh, waktu sich ada cuma katanya urusan kehamilan urusan wanita,
jadi ya dak pernah mau tahu saya sudah periksa apa belum.” “Kalau saya karena ini anak
yang ketiga, saya sudah tahu banyak tentang cara mengurus anak dan suami juga sibuk jadi
dak pernah ngatar periksa.” Target luaran yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan
Family Centered Maternity Care (FCMC) adalah Sebagai Salah Satu Upaya Skrining/Deteksi
Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga yang akan dilihat dari meningkatnya
pengetahuan keluarga dalam deteksi dini resiko kehamilan oleh keluarga.
METODE PELAKSANAAN
3. Kunjungan rumah kedua dengan waktu yang telah disepakati bersama ibu dan
keluarga untuk dilakukan pre test dan KIE sesuai modul kehamilan resti yang
telah diberikan kepada ibu dan keluraga pada kunjungan pertama.
4. Kunjungan rumah ketiga untuk simulasi tentang keadaan tanggap darurat
apabila sewaktu-waktu ibu mengalami kegawatdaruratan termasuk
menyiapkan ibu dan keluarga, dan apa yang harus disiapkan keluarga.
5. Kunjungan keempat untuk evaluasi seluruh kegiatan prenatal class dengan
metode Family Centered Maternity Care (FCMC) termasuk post test. HASIL
KEGIATAN Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu
hamil dengan faktor resiko dilakukan melalui prenatal class dan kunjungan
rumah di desa Danguran wilayah Puskesmas Klaten Selatan.Konsep kegiatan
FCMC sebenarnya adalah prenatal class, namun karena kendala sulitnya
mempersatukan ibu hamil dan keluarga maka kegiatan prenatal class
dilakukan melalui kunjungan rumah pada 7 keluarga ibu hamil yang memiliki
faktor resiko. Kegiatan diawali dengan perijinan pada Puskesmas Klaten
Selatan, koordinasi dengan bidan coordinator (BIKOR), perencanaan kegiatan
bersama tim pengabmas, pre test pada ibu hamil dan keluarga, kunjungan
rumah sebanyak 4 kali, post test pada ibu hamil dan keluarga, evaluasi
kegiatan oleh tim pengabmas dan penyusunan laporan kegiatan pengabmas.
Faktor Resiko yang ditemukan pada 7 ibu hamil adalah sebagai
berikut:Gemeli, Faktor umur diatas 35 Tahun Kekurangan Energi Kronis
(KEK) Grande Multipara, Primi Tua, Riwayat SC dan Jarak Kelahiran kurang
2 tahun. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Ibu Hamil dan Keluarga mengenal tentang resiko tinggi pada kehamilan,
macam faktor resiko serta kemungkinan terjadinya resiko kematian/kesakitan
pada ibu dan atau bayinya.
2. Ibu Hamil dan Keluarga dapat melakukan pengendalian/pencegahan pro-aktif
terjadinya komplikasi persalinan.
3. Ibu Hamil dan Keluarga dapat melakukan persiapan/perencanaan
tempat/penolong persalinan sesuai kondisi ibu/janin.
4. Ibu Hamil dan Keluarga teredukasi melalui kegiatan penyuluhan dalam bentuk
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), Family Centered Maternity Care
Mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga, agar
tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju persalinan
aman.
5. Ibu Hamil dan Keluarga terbantu dan terpecahkan permasalahan yang ada oleh
Dosen dengan cara memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok
resiko pada ibu hamil,sehingga dapat menentukan pengambilan keputusan
oleh ibu hamil dan keluarganya. Peserta Kegiatan Family centered maternity
care (FCMC) mengikuti serangkaian kegiatan (koordinasi, pelaksanaan
prenatal class dan evaluasi melalui kunjungan rumah selama 4 kali) dengan
antusias. Pemberian materi terkait pengetahuan (dasar teori) tentang
kehamilan resiko tinggi, menggunakan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan
Asuhan FCMC (Family Centered Maternity Care) yang telah dilakukan
meliputi: Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
1. Mengikut serta keluarga dalam KIE tentang perawatan kehamilan
persalinan, dan nifas.
2. Mengikut sertakan keluarga dalam mempersiapkan Persalinan termasuk
suasana rumah, peraturan yang flexible, kontrak dini bayi dan orang tua,
roomingin (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil)
3. Mengikut sertakan anak-anak dalam dalam KIE tentang proses perawatan
bayi
4. Edukasi tentang masalah yang dihadapi oleh keluarga terkait dengan faktor
resiko yang dialami oleh ibu hamil dan berusaha untuk memecahkan
dengan sumberdaya yang berasal dari keluarga. Gambar pelaksanaan kelas
ibu hamil Sebelum diberikan materi tentang faktor resiko dan deteksi dini
kehamilan beresiko, diberikan kuesioner terkait materi tersebut untuk
menilai prior knowledge ibu hamil (pre test), dan kemudian di akhir
kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) (minggu keempat April)
diberikan kembali kuesioner Family Centered Maternity Care ...
Menilai peningkatan pengetahuan ibu hamil (post test). Hasil pre test dan post test
disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3 Hasil Pre Test dan Post Test Pengetahuan tentang
Kehamilan Resiko Tinggi Nilai Terendah Rata-Rata Tertinggi PreTest 30 47,14 60 PostTest
60 74,8 80 Berdasarkan tabel 1.di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ratarata
pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan sebesar 30 poin, dari
skor maksimal 100. Terjadi peningkatan nilai terendah dari 30 menjadi 60.Pada pencapaian
nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 60 menjadi 80. Dapat disimpulkan bahwa
kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil dengan kehamilan
beresiko di desa Danguran berdasarkan indikator pengetahuan ibu hamil berhasil dilakukan.
Pada akhir kegiatan, dosen memberikan kuesioner tentang pelaksanaan kegiatan Family
Centered Maternity Care (FCMC) yang bertujuan untuk menilai keberhasilan kegiatan secara
keseluruhan, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan Kader tentang Deteksi Dini Kehamilan Beresiko No. Aspek Penyuluhan Skore 1.
Tujuan kegiatan ini tercapai 9.5 2. Penjelasan terhadap materi 9.0 3. Alokasi waktu 9.0 4.
Relevansi materi 9.2 5. Pengelolaan kegiatan 9.3 6. Presentasi narasumber 9.2 7.
Ketersediaan materi 9.7 8. Kualitas kegiatan secara keseluruhan 9.5 Berdasarkan
penjumlahan skor rata-rata yang telah dilakukan pada 7 ibu hamil, diketahui bahwa dari
delapan aspek penilaian didapatkan skor terendah sebesar 9.0 (indikator alokasi waktu)
dengan skor tertinggi 9,7 (indikator ketersediaan materi), dari skor maksimal 10. Skor rata-
rata secara keseluruhan adalah 9,3 lebih besar dari skor terendah yaitu 9,0. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil
dengan kehamilan beresiko di desa Danguran dan Tegalyoso secara keseluruhan dikatakan
berhasil. Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) dapat menambah pengetahuan
ibu hamil dan keluarga tentang faktor resiko yang mereka hadapi, keluarga lebih siap dan
siaga sehingga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan pendampingan
Family Centered Maternity Care.