Anda di halaman 1dari 20

HOME CARE

“Perawatan Bayi Di Rumah”

Oleh :
Kelompok 12, Kelas 2.4

1. Ni Kadek Ayu Santi Astuti (P07120018 126)


2. Ni Luhputuveliniawijayanti (P07120018 130)
3. Kadek Ayu Suseni (P07120018 149)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan
rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga kami memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan
paper yang berjudul “Perawatan Bayi di Rumah”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan paper ini masih kurang
sempurna, namun berkat rahmat dan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai
pihak, paper ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati serta melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan
terimakasih. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pada paper ini.

Demikian paper ini kami buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk belajar-
mengajar di perguruan tinggi dan semoga paper ini dapat bermanfaat.

Denpasar, Januari 2020

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................………….i

DAFTAR ISI...........................................................................................………….ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang ................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah ...........................................................................................2
1.3.TujuanMasalah ...............................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.definisi masa bayi ..........................................................................................3


2.2.pengertian dari perawatan bayi di rumah .......................................................3
2.3.tujuan perawatan bayi di rumah .....................................................................3
2.4.persiapan sebelum melakukan perawatan pada bayi di rumah ......................4
2.5.Jenis-jenis perawatan pada bayi di rumah .....................................................5

BAB III

PENUTUP

3.1.Simpulan ........................................................................................................16
3.2.Saran ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia perkembangan bayi terbagi menjadi dua yaitu, neonatus dari lahir hingga
berusia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari hingga 12 bulan ( WHO, 2013; Depkes,
2009). Kehidupan pada masa bayi ini sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan angka kematian bayi .
Peralihan dari kehidupan intrauterin keekstrauterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi

dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut :


1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk
bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida).
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan.
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh
untukmempertahankan homeostasis kimia darah.
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukanbadan.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan
perubahanfungsi organ tersebut diatas.
Banyak masalahyang timbul akibat kurangnya perawatan pada bayi. Hal
tersebut tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan pada bayi.
Dengan pesatnya perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini yang
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang. Perkembangan era
globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan
perkembangan keperawatan di negara yang telah maju, sosial ekonomi masyarakat
semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi gitu juga bagi orang tua yang baru saja memiliki seorang anak yang

1
lebih memilih perawatan bayi di rumah demi pelayanan terbaik untuk anak mereka yang
baru lahir.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi masa bayi?
2. Apakah yang dimaksud dengan perawatan bayi di rumah?
3. Apakah tujuan perawatan bayi di rumah?
4. Apakah persiapan sebelum melakukan perawatan pada bayi di rumah?
5. Apakah Jenis-jenis perawatan pada bayi di rumah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi masa bayi
2. Untuk mengetahui pengertian dari perawatan bayi di rumah
3. Untuk mengetahui tujuan perawatan bayi di rumah
4. Untuk mengetahui persiapan sebelum melakukan perawatan pada bayi di rumah
5. Untuk mengetahui Jenis-jenis perawatan pada bayi di rumah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Masa Bayi


Neonatus merupakan istilah untuk bayi saat bulan pertama setelah
klahiran. Masa bayi adalah periode dari saat lahir hingga berusia genap satu
tahun. Menurut Kasdu (2004) yang dikatakan bayi adalah inividu yang berusia 0
hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan kehidupan awal saat usia 18 bulan
pertama.
Masa bayi merupakan waktu yang penting untuk kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masa bayi sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perkembangan dari fisik, psikologis dan sosial seorang
individu yang akan menapaki masa-masa berikutnya. Setiap bayi yang lahir ke
dunia ini memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak masa keemasannya
(Soedjatmiko, 2006). Pada masa ini bayi sangatlah bergantung pada orang
tuanya.

2.2 Pengertian Dari Perawatan Bayi Di Rumah


Menurut Departemen Kesehatan (2002) homecare adalah pelayanan
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibatdari penyakit.
Menurut American Medical Association, home care merupakan
penyediaan peralatan dan jasa pelayanan keperawatan kepada pasien di rumah
yang bertujuan untuk memulihkan dan mempertahankan secara maksimal
tingkat kenyamanan dan kesehatan.
Home care pada bayi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
bayi di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
bayi, menyembuhkan penyakit serta meningkatkan kemandirian keluarga
terutama ibu dalam merawat bayinya.

3
2.3 Tujuan Perawatan Bayi Di Rumah
Tujuan home care pada bayi yaitu:
1. Terpenuhi kebutuhan dasar bayi ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara
mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
bayi.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
4. Meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga.
5. Meningkatkan pemahaman kepada ibu dan anggota keluarga tentang
pentingnya kesehatan pada bayi.

2.4 Persiapan Sebelum Melakukan Perawatan Pada Bayi Di Rumah


Sebelum melaksanakan kunjungan rumah / home care di rumah bayi
tersebut, perawat harus memperhatikan hal berikut (Patricia, 2006) :
a. Merencanakan kunjungan rumah agar terwujud dalam waktu tidak lebih dari
24 – 48 jam setelah pemulangan klien dari rumah sakit ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah berkonsultasi tentang kunjungan rumah dan waktu
kunjungan juga telah direncanankan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencana tujuan yang dicapai dan menyusun barang dan perlengkapan yang
akan digunakan secara bersama – sama saat kunjungan.
e. Pikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan dengan
keluarga.
f. Melakukan tindakan yang aman ketika melaksanakan perencanaan dan
kunjungan
g. Dokumentasikan kunjungan
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut perawatan.

Saat perawat melaksanakan kunjungan ke rumah klien, perawat harus


senantiasa mempertahankan keamanan, keamanan merupakan hal yang menjadi
focus perhatian tanpa menghiraukan dimana perawat berinteraksi dengan klien.

4
Bagaimanapun, tindakan kewaspadaan tambahan dapat diambil, untuk
meningkatkan keamanan pribadi ketika berada di masyarakat. Tindakan
kewaspadaan ini meliputi (Patricia, 2006) :
1. Mengetahui dengan jelas alamat dan menanyakan anggota keluarga
mengenai perincian yang komplet arah rumah klien.
2. Gambar rute pada sebuah peta sebelum pergi dan senantiasa membawa peta.
Gunakan waktu untuk berkendara mengelilingi rumah sebelum kunjungan
diadakan, hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah potensial.
3. Beritahu rekan kerja ketika anda pergi untuk kunjungan dan mengabari
kepada orang tersebut, segera setelah kunjungan selesai.
4. Membawa telepon genggam atau alat komunikasi lainnya.
5. Jangan membawa barang – barang berharga
6. Memakai tanda pengenal dan sepatu yang pantas.
7. Tunjukan perasaan menghargai di segala kesempatan.

2.5 Jenis-Jenis Perawatan Pada Bayi Di Rumah


Jenis-jenis home care pada bayi yaitu:
1. Pijat bayi
A. Definisi pijat bayi
Pijat bayi merupakan cara sederhana dalam beromunikasi antara orang tua dan
bayi dengan menciptakan kontak mata langsung sehingga menjadikan rasa
hubungan fisik dan emosional yang kuat antar keduanya karena dapat
mencerminkan perasaan masing-masing (Gurol dan Polat, 2012)
Pijat bayi adalah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua, pengasuh bayi
ataupun perawat sebagai tindakan menstimulasi bayi dan otot-ototnya untuk lebih
berkembang dengan cara sentuhan dan pijatan-pijatan lembut pada tubuh bayi.

B. Manfaat pijat bayi


Pijat bayi banyak membeikan berbagai manfaat untuk bayi. Namun tidak hanya
bayi saja yang merasakan manfaat dari pijat bayi, orang tua terutama seorang ibu
jiga merasakan banyaknya manfaat dari pijat bayi ini.
Berikut adalah manfaat dari pijat bayi:

5
1) Memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut jantung, sistem pernafasan,
sistem pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh.
2) Mengurangi kembung dan sakit pada perut
3) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
4) Meningkatkan konsentrasi bayi serta membuat bayi tidur lelap.
5) Mengajarkan bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi stress.
6) Mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturan yang penting
bagi kemampuan fisik.
7) Meningkatkan ikatan antara orang tua dan bayi sehingga hubungan
batinnya menjadi lebih kuat

C. Indikasi pijat bayi


Pemijatan boleh dilakukan:
1. Bayi dapat dipijat sejak lahir.
2. Bila bayi dibawah usia 2 bulan, pemijatan dilakukan dengan lembut.
3. Pemijatan setiap hari selama 15 menit dalam 6 hingga 7 bulan pertama
hidupnya akan sangat bermanfaat bagi bayi.
4. Pemijatan dapat dilakukan hingga usia 3 tahun

D. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan adalah:


1) Jangan memijat bayi langsung sehabis makan ataupun dalam kondisi
lapar
2) Tangan pemijat bersih tidak berkuku panjang dan tidak menggunakan
perhiasan
3) Ruangan saat melakukan pmijatan diupayakan ruangan hangat tidak
terlalu dingn dan sirkulasi udara berjalan dengan lancar
4) Pemijat harus dalam kondisi yang sehat dan nyaman, tidak dalam kondisi
yang stres ketika melakukan pemijatan, karena akan bedampak juga pada
bayi yang diberikan pijatan
5) Baringkan bayi pada permukaan yang rata, lembut dan bersih
6) Selama melakukan pemijatan sebaiknya melakukan kontak mata dengan
penuh kasih sayang dan mengajak bayi berkomunikasi

6
7) Mulai dengan sentuhan lembut dan secara bertahap tambahkan pada
pijatan.
8) Bila bayi sedikit menangis tenangkan dahulu. Bila menangis lebih keras,
hentikan pijatan.

E. Langkah-langkah Pijat Bayi


1. Bersihkan dan hangatkan tangan ibu/perawat.
2. Kuku dan perhiasan jangan sampai menggores kulit bayi.
3. Ruangan hangat dan tidak pengap.
4. Bayi tidak sedang lapar atau setelah makan
5. Baringkan bayi diatas permukaan rata dan lembut da tanggalkan pakaian.
6. Gosok tangan ibu/perawat dengan baby oil atau baby lotion.
7. Lakukan pemijatan dengan lembut dan bertahap pada:
1. Wajah
1) Tekan jari-jari ibu/perawat pada tengah kening bayi, turunkan ke
pelipis dan pipi.
2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah atas alis.
3) Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi
kearah pipi.
4) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulutnya, tarik
sehingga ia tersenyum.
5) Pijat lembut rahang bawah bayi, dari tengah ke samping seolah
membuat bayi tersenyum, dan pijat daerah belakang telinga.
2. Dada
1) Letakkan kedua tangan ibu/perawat di tengah dada bayi, gerakan ke
atas lalu ke sisi dan kembali ke tengah tanpa mengangkat tangan
seperti membentuk hati.
2) Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan kearah
bahu maju mundur.
3. Tangan

7
1) Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti
memegang pemukul soft ball. Dengan gerakan memerah, pijat tangan
bayi dari bahu kepergelangannya dengan irama perlahan india.
2) Lakukan gerakan sebaliknya, memerah tangan dari arah pergelangan
tangan ke pangkal lengan bayi dengan irama perlahan swedia
3) Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakkan memutar.
4) Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan
telapak tangan dan punggung tangan.
5) Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakkan seperti
menggulung.
4. Perut
1) Ingat jangan memijat diatas tulang rusuk atau diatas ulu hati.
2) Lakukan gerakan memijat diata perut seperti mengayuh sepeda, dari
ataskearah bawah perut.
3) Angkat kedua kaki bayi dan leatkkan lututnya perlahan-lahan
kearahperut.
4) Buat gerakkan melingkar dengan kedua tangan secara bergantian.
Searahjarum jam dimulai dari sebelah kanan ibu/perawat
5) Gerakkan “I love u”. Pemijatan “I love u” terdiri dari 3 gerakkan.

a) “I” pijatlah sisi kiri perut bayi kearah bawah perut dengan
menggunakan jari-jari tengah kanan ibu membentuk huruf “I”.
b) “Love” membentuk huruf “L” terbalik pijatlah dari sebelah
kanan kesebelah kiri perut bayi kemudian dari atas ke bawah
perut.
c) “U” gerakkan memijat membentuk huruf “U” terbalik. Pijat
dari kanan bawah keatas kemudian ke kiri, kebawah dan
berakhir diperut kiri bawah.
6) Rasakan gelembung angina dengan jemari anda dorong searah jarum
jamuntuk mengakhiri pijatan.
5. Kaki
Ikuti cara yang sama seperti teknik memijat tangan.

8
6. Punggung
1. Tengkurapkan bayi diatas bantalan lembut atau paha ibu.
2. Pijat dengan gerakkan maju mundur, menggunakan kedua
telapaktangan di sepanjang punggungnya.
3. Luncurkan salah satu telapak tangan ibu dari leher sampai
kepantatbayi dengan sedikit tekanan.

2. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi


A. Definisi Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali
pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali
pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif
yaitu tali pusat akan “puput” pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak
benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat
mengakibatkan kematian( Depkes, 2007).

B. Tujuan perawatan tali pusat


Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus
pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini
disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(Racun), yang masuk melalui luka tali pusat, karena perawatan atau tindakan
yang kurang bersih (Saifuddin, 2001) .Perawatan tali pusat bertujuan untuk
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru
lahir, membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.

C. Penatalaksanaan Tali Pusat Yang Benar


Peralatan Yang Dibutuhkan:
1) 2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk
membilas

9
2) Washlap kering dan basah
3) Sabun bayi
4) Kassa steril
5) 1 set pakaian bayi
Prosedur Perawatan Tali Pusat:
1) Cuci tangan.
2) Dekatkan alat.
3) Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong
yang sudah digelar.
4) Buka bedong bayi.
5) Lepas bungkus tali pusat.
6) Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah.
7) Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8) Bersihkan tali pusat, dengan cara: (a) Pegang bagian ujung, (b) Basahi
dengan washlap dari ujung melingkar ke batang, (c) Disabuni pada
bagian batang dan pangkal, (d) Bersihkan sampai sisa sabunnya
hilang, (e) Keringkan sisa air dengan kassa steril, (f) Tali pusat tidak
dibungkus.
9) Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di
pinggir. Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak
langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10) Bereskan alat.
11) Cuci tangan.

D. Dampak Positif dan Negatif Perawatan Tali Pusat


Dampak positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan
kondisi tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat
yaitu antara hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005). Dampak negatif
perawatan tali pusat adalah apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-
kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus
neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar

10
di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih banyak
masyarakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan
benar (Dinkes RI, 2005). Cara persalinan yang tidak steril dan cara perawatan tali
pusat dengan pemberian ramuan tradisional meningkatkan terjadinya tetanus
pada bayi baru lahir (Retniati, 2010).

E. Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat


1. Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat
2. Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca
persalinan.
3. Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
4. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau
kotor (Arin & Akbar, 2009).

3. Memandikan bayi
Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang dengan
cara menyiram, merendam diri dalam air. Dalam minggu minggu pertama bayi
cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup
dibersihkandari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung
memandikan bayi setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget. Tujuan dari memandikan
bayi untuk membersihkan tubuh bayi. ( Priono, 2010)

Persiapan alat

1) Bak mandi plastic


2) Dua buah handuk mandi atau selimut bayi
3) Dua buah kain penyeka
4) Sabun yang lembut (sabun yang tidak wangi adalah yang paling baik,
karena sabun ini tidak membuat kulit bayi kering)
5) Salep vitamin A dan Vitamin B ( Untuk kulit kering )
6) Alkohol isopropyl 70 %
7) Bola kapas atau cotton bud untuk pemberian alcohol

11
Prosedur kerja

1) Kumpulkan peralatan
2) Nasehatkan orang tua untuk menjadwalkan waktu mandi
3) Cuci muka bayi menggunakan kain lap yang telah dibasahi dengan air
hangat, tetapi tidak mengandung sabun
4) Bersihkan area mata pertama kali (pada saat kain masih sangat bersih).
Gunakan ujung kain lap yang telah dililitkan di jari, seka mata kanan dari
kantus bagian dalam, hingga ke kantus bagian luar, untuk sekali sapuan.
Jika dibutuhkan sekaan lain, gunakan ujung kain lap lainnya. Mata kiri
dibersihkan dengan cara yang sama
5) Cuci bagian sisa muka, sampai kebawah dagu. Keringkan. Rambut bayi
dapat dicuci sekarang atau saat terakhir mandi.
6) Lap bagian dada dan perut menggunakan busa di tangan atau dengan
kain lap, kemudian bilas dan keringkan
7) Lakukan perawatan komplet pada tali pusat, dengan cara membersihkan
sekeliling ujung tali pusat menggunakan bola kapan yang telah diberikan
sedikit alkohol
8) Ganti popok. Jika memandikan bayi laki – laki yakinkan untuk tetap
meletakkan popok atau kain penyeka ditangan, jikalau bayi berkemih (
bayi laki – laki mampu menyemprotkan urine ke pemberi asuhan.
9) Dengan gerakan lembut, bersihkan bayi dari daerah simfisis turun kearah
anus. Gunakan bagian kain lap yang terpisah, untuk masing – masing
gerakan. Punggung bayi dan bokongnya dapat dibersihkan, dibilas dan
dikeringkan.
10) Jika rambut belum dicuci, secara perlahan bedong bayi menggunakan
selimut yang kering. Gunakan cara seperti memegang sebuah bola, untuk
memberikan rasa nyaman pada bayi dan berikan shampoo yang lembut.
Kemudian bilas dengan hati – hati, serta keringkan. Sisir rambut bayi
untuk menstimulasi kulit kepala.
11) Berikan tutup di kepala bayi hingga bayi selesai dikenakan baju, dan
hangatkan bayi kembali setelah mandi, untuk membantu
mempertahankan suhu tubuh bayi

4. Mengganti popok
Perlengkapan mengganti popok :
1. perlak dan handuk bersih
2. Popok baru
3. Kantong pembungkus popok bekas
4. Air hangat

12
5. Kapas pembersih / tisu basah / kain lembut
6. Hindari mengggunakan bedak tabur karena bisa menyebabkan bayi iritasi.

Cara Mengganti Popok


1. Tempatkan handuk diatas perlak
2. Letakkan bayi diatas handuk
3. Lepaskan popok kotor
4. Bersihkan pantat bayi secara menyeluruh dengan kapas dicelup dalam air
hangat. Usap dari depan ke belakang untuk bayi perempuan dan dari belakang
ke depan untuk anak laki-laki.
5. Keringkan pantat bayi
6. Tempatkan popok bersih dibawah pantatnya, dan bagian berperekat dibawah.
7. Tarik popok ke atas menuju pinggang dan kencangkan perekat yang tersedia.

5. Teknik Menyusui
A. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

B. Pembentukan dan Pemberian ASI


Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin
menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel
yang lepas tidak menumpuk.
2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.

13
3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau
dengan jalan operasi.

C. Langkah-langkah Menyusui yang Benar


Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
1) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
2) Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak di bawah puting susu.
3) Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar.
D. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar
ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola
yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2
minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

14
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi
lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

Neonatus merupakan istilah untuk bayi saat bulan pertama setelah klahiran.
Masa bayi adalah periode dari saat lahir hingga berusia genap satu tahun. Menurut
Kasdu (2004) yang dikatakan bayi adalah inividu yang berusia 0 hingga 1 tahun.
Masa bayi merupakan kehidupan awal saat usia 18 bulan pertama. Home care pada
bayi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi di tempat tinggal
mereka.
Tujuan home care pada bayi yaitu:

1) Terpenuhi kebutuhan dasar bayi ( bio-psiko-sosial- spiritual ) secara mandiri.


2) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan bayi.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
4) Meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga.
5) Meningkatkan pemahaman kepada ibu dan anggota keluarga tentang
pentingnya kesehatan pada bayi.

Jenis-jenis home care pada bayi yaitu: pijat bayi, perawatan tali pusat, memandikan
bayi, mengganti popok dan teknik menyusui.

3.2. Saran

Sebagai calon tenaga profesional di bidang kesehatan dalam era globalisasi


ini teknologi di bidang keperawatan semakin berkembang termasuk salah satunya
adalah home care, maka dengan kondisi ini kita yang nantinya akan bekerja sebagai
seorang perawat yang professional juga harus mengetahui tentang home care pada
bayi dan dapat melakukan home care pada bayi demi memenuhi tuntutan pasar
kerja.

16
DAFTA PUSTAKA

Kasdu, dini. 2004. Anak Ceras. Jakarta: Puspa Swara.

Patricia W.L. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Priono yunisa. 2010. Merawat bayi tanpa babby sitter. Jakarta: buku kita

Perinasia. 1994. Teknik Menyusui yang Benar. Jakarta

Hidayat, Aziz. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC

Soedjatmiko. 2006. Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi

dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: Sari Pediatri.

Saifuddin. 2001. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal Dan

Perinatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta

Soedjatmiko. 2006. Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi


dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: Sari Pediatri

17

Anda mungkin juga menyukai