OLEH :
NI LUH PUTU VELINIA WIJAYANTI
Nim. P07120018130 / 3.4
a) Data Umum
e) Agama
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Berisikan denah rumah beserta keterangan dan kondisi rumah dan
lingkungan sekitar.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Mobilitas geografis keluarga
4. Perkumpulan keluarga+interaksi dengan masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
V. Fungsi keluarga
1. Keluarga afektif
2. Fungsi sosial
3. Fungsi perawatan keluarga
Kemampuan keluarga mengenal masalah
Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
4. Fungsi reproduksi
5. Fungsi ekonomi
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala sampai ujung kaki (head to toe) yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
VIII. Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga terhadap kesembuhan anggota keluarganya yang
sakit.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam asuhan keperawatan keluarga ini
adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Menurunkan asma
Afektif/psikomotor yang kambuh : 1. Gali
3. Mengatur program verbal - Duduk tegak pengetahuan
- Tetap tenang keluarga untuk
- Perbaiki nafas menyebutkan
- Hindari pemicu cara tradisional
munculnya asma mengatasi asma
2. Jelaskan cara
mengatasi asma
secara alami
3. Beri
reinforcement
keluarga untuk
mengulang
4. Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
2. Penyebab
Ada beberapa faktor penyebab timbulnya serangan asma sebagai berikut :
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaiamana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, maka penderita sangat
mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan faktor
pemic/pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran pernafasannya juga
dapat diturunkan.
Allergen
Yang mana allergen dapat dibagai menjadi 3 jenis yakni :
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan, seperti debu, bulu
binatang, serbuk bungam spora jamur, bakteri dan polusi
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut, seperti makanan, minumanm
dan obat-obatan
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak langsung dengan kulit,
seperti perhiasan, logam dan jam tangan
Perubahan cuaca
Cuaca yang dengan kelembaban tinggi dan pegunungan yang dingin
sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, kemarau, dan musim
bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angina serbuk bunga dan debu.
Stress
Stress/gangguan emosional dapat menjadi pencetus serangan asma, selain
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalami gangguan emosional/stress perlu diberikan wejangan/nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stresnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana ia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratoriumhewan, industry tekstil, pabrik asbes polisi lalu libtas.
Gejala ini dapat membaik saat penderita cuti atau waktu libur.
Olahraga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas dan olahraga yang berat. Lari cepat paling mundah menimbulkan
serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera
setelah selesai aktifitas tersebut.
Pohon Masalah
Pencetus : Pelepasan
mediator
Genetic Respon imun
Allergen humoral :
menjadi aktif
Cuaca, Histamine,
Stress, SRS-A,
Olahraga Serotonin,
berat Klinin
Edema dinding
Ekspirasi
Penghambat bronkiolus
kortikosteroid
Menekan sisi luar
Spasme otot polos bronkioulus
bronkioulus
Diameter bronkioulus
mengecil
Gangguan Pola Tidur Sekresi mucus berlebihan
Bersihan Jalan Nafas
Tidak Efektif
Kemampuan aktivitas menurun Dispnea
1. Klasifikasi
Gangguan Pertukaran Gas Perfusi paru tidak cukup mendapat ventilasi
Berdasarkan derajat penyakit diklasifikasikan sebagai berikut :
4. Gejala Klinis
a. Gejala awal berupa :
Batuk teruatama pada malam hari atau dini hari
Seska nafas
Nafas berbunyi( mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan
nafas
Rasa berat didada
Daha sulit keluar
Belum ada kelainan bentuk thoraks
Ada peningkatan eosinophil darah dan IG E
BGA belum patologis
b. Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa atau
disebut juga stadium kronik. Yang termasuk gejala yang berat adalah :
Serangan batuk yang hebat
Sesak nafas yang berat
Sianosis
Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
Kesadaran menurun
Thorak tarikan otot sternokleidomastoideus
BGA PO2 kurang dari 80%
Suara nafas melemah bahkan tak terdengar ( silent chest)
(Direktorat Bina Farmasi dan Klinik, 2007)
Sedangkan menurus Smeltzer & Bare, 2002 manifestasi klinis dari asma diantaranya :
Tiga gejala umum asma adalah batuk, dyspnea, dan mengi. Serangan asma
biasanya bermulai mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada,
disertai dengan pernafasan lambat, mengi dan laborious
Sianosis karena hipoksia
Gejala retensi CO2 : diaphoresis, takikardia, pelebaran tekanan nadi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dijumpai nafas menjadi cepat dan dangkal, terdengar
bunyi mengi pada pemeriksaan dada (pada serangan sangat berat biasanya
tidak lagi terdengar mengi, karena pasien sudah lelah untuk bernafas)
2. Pemeriksaan Fungsi Paru
a) Spirometer
Spirometer adalah mesin yang dapat mengukur kapasitas vital paksa
(KVP) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1).
Pemeriksaan ini sangat tergantung kepada kemampuan pasien
sehingga diperlukan instruksi operator yang jelas dan kooperasi
pasien. Untuk mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi
dari 2-3 nilai yang diperiksa. Sumbatan jalan nafas diketahui dari nilai
VEP1 < 80% nilai prediksi atau rasio VEP1/KVP <75%.
Selain itu, dengan spirometer dapata mengetahui reversibilitas asma,
yaitu adanya perbaikan VEP> 15% secara spontan atau setelah inhalasi
bronkodilator (uji bronkodilator) atau setelah pemberian bronkodilator
oral 10-14 hari atau setelah pemeberian kortikosteroid (inhalasi/oral) 2
minggu. Pemeriksaan spirometer tidak saja penting untuk menegakkan
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatan.
b) Peak Expiratory Flow Meter (PEF meter)
Sumbatan jalan nafas diketahui dari nilai APE , 80 % nilai prediksi.
Selain itu juga dapat memeriksa reversibilitas, yang ditandai dengan
perbaikan nilai APE >15% setelah inhalasi bronkodilator atau seletah
pemberian bronkodilator oral 10-14 hari atau setelah kortikosteroid
(inhalasi/oral) 2 minggu
Cara pemeriksaan variabilitas APE
APE malam- APE pagi
Variabilitas harian = …………. X 100%
½ (APE malam + APE pagi)
4. Pemeriksaan Darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada
penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus.
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan terapi asma adalah :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan
b. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
c. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan
exercise
d. Menghindari efek samping obat asma
e. Mencegah obstruksi jalan nafas yang irreversible
Strategi pengobatan asma bronchial terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengobatan non farmakologis
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d. Fisioterapi
e. Beri O2 bila diperlukan
2. Pengobatan farmakologis
a. Bronkodilator ( obat yang berfungsi untuk melebarkan
saluran nafas dibagai menjadi 2 golongan yakni :
Simpatomimetik/andreenergik ( Adrenalin dan
efedrin) ( Orsiprenalin, Fenoterol, Terbutalin)
Obat-obat golongan ini tersedia dalam bentuk
tablet, sirup, suntikan maupun semprotan. Yang
berupa semprotan : MDI (Metered Dose Inhaler)
Santin ( Teofilin)
Nama obat : Aminofilin, Euphilin retard, Teofilin
(Amilex) efeknya sama dengan obat
simpatomimetik namun cara kerjanya berbeda.
Sehingga apabila kedua obat ini disatukan akan
dapat memperkuat efeknya. Obat ini tersedia dalam
bentuk suntikan, diminum secara langsung namun
diminum setelah makan, da nada juga bentuk
supositoria.
Kromalin
Kromalin bukan merupakan bronkodilator tetapi
merupakan obat pencegah serangan asma.
Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi
terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan
bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya
7. Komplikasi
Adapun komplikasi dari asma adalah :
a. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
b. Chronic persisten bronchitis
c. Bronchitis
d. Pneumonia
e. Empisema
f. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinyu
yang lebih berat yang disebut status asmatikus, yang mana kondisi ini
mengancam hidup seseorang. (Smeltzer & Bare, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
OLEH :
TINGKAT 3.4
D III KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Alamat : Br. Dinas Tibubeneng Canggu Badung
c. Telepon : 081335245783
d. Pekerjaan : Swasta
e. Pendidikan : D1
f. Komposisi Keluarga :
Keterangan :
= laki-laki = klien
= meninggal
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A termasuk tipe keluarga besar (extended family) yaitu didalam suatu
rumah terdapat satu keluarga terdapat inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah Tn. A ( ayah ), Ny. B (istri), An. P, An. S.
4. Suku dan Bangsa
Bahasa yang digunakan Tn. A bahasa Bali dan bahasa indonesia karena berasal dari
Bali. Dalam keluarganya salah satu ada yang tidak boleh makan daging sapi
5. Agama
Keluarga Tn. A beragama Hindu dan taat menjalankan ibadah, biasanya dilakukan
bersama-sama di rumah.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kebutuhan sehari-hari keluarga semua dipenuhi oleh Tn. A dengan pendapatan
Perbulan + Rp 1.500.000, dan dibantu oleh istrinya (Ny.B). Tn. A bekerja sebagai
pedagang. Tn.A mengatakan mampu mencukupi kebutuhan keluarganya.
7. Aktifitas rekrasi keluarga
Menurut penuturan keluarga, keluarga Tn. A jarang meluangkan waktu untuk
berekreasi. Keluarga Tn. A hanya memiliki sarana hiburan seperti televisi.
B B
D C
Keterangan :
A : Ruang Tamu
B : Kamar Tidur
C : Dapur
D : WC
Rumahnya terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur dan satu dapur yang menyatu
dengan WC/ kamar mandi. Diluar rumah kondisinya relatif bersih karena tidak
terdapat kandang ternak dan tidak ada sampah yang berserakan. Didalam rumah,
penyinaran matahari tidak masuk sehingga keadaan ruangan kurang terang. Ventilasi
rumahpun kurang dari 12% luas rumah dan pemanfaatan ventilasi / jendela tidak
dibuka/ ditutup. Sumber ventilasi dan penyinaran hanya berasal dari jendela kecil
didinding atas.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga bebas untuk
mengungkapkan pendapatnya masing-masing hal ini dapat dilihat pada waktu
perawat melakukan pengkajian.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah sedangkan Ny. B hanya
mengikuti saja hasil dari musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai
perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi maka keputusan ada di
tangan Tn. A.
3. Struktur peran (formal & informal)
a. Formal
1) Tn. A sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya disamping itu Tn. A sebagai pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman pada keluarganya.
2) Ny. B berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny. B sebagai ibu
rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah dan mendidik anak-
anaknya.
3) An. P dan An. S berperan sebagai anak sekolah yang harus belajar dan patuh
pada kedua ortunya.
b. Informal
1) Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong bagi yang
lain
4. Nilai & norma keluarga
Dalam budaya Bali anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab kepada keluarga,
keluarga Tn. A selalu mematuhi aturan-aturan dan norma yang berhubungan dengan
agama dan masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari dan pengahsilannya selalu diamanfaatkan seefesien mungkin.
4. Fungsi Pendidikan
Menurut penuturan Tn. A, Tn. A menginginkan anakanya sekolah sampai sarjana.
5. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan lingkungan
tempat tinggalnya.
6. Fungsi Religius
Keluarga selalu mengerjakan Sembahyang 3 kali sehari di merajan , selain itu Ny. B
selalu mengikuti kegiatan ngayah yang selalu diadakan tiap upacara keagamaan.
7. Fungsi Rekreasi
Keluarga jarang meluangkan waktunya untuk berekreasi keluar rumah secara
bersama-sama. Jiak ada waktu mereka hanya bisa berkumpul saja dirumah.
8. Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin punya anak lagi. Ny. B saat ini tidak mengikuti
program KB, karena sudah merasa sudah tua. Menurut penuturan Tn. A, meskipun
sedang sakit kadang-kadang masih berhubungan suami istri.
9. Fungsi Afeksi
Tn. A mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga tidak mampu
mendidik anaknya yang remaja, tetapi sewaktu-waktu memberikan teguran apabila
anak-anaknya telah diperingatkan oleh ibunya tetap tidak mau. Keluarga mengajarkan
agar anak tertuanya selalu memperhatikan keadaan adiknya yang masih remaja untuk
membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap
diajarkan oleh keluarga.
I. Analisa Data
Nama Klien : Ny. B
J. Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
K. Prioritas Masalah
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah. Hanya sebagian,
Tdk dapat 0
Masalah tidak
dirasakan 0
Jumlah skor = 3 2/3
L. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Umum/Jangka Tujuan Khusus/Jangka Kriteria Hasil/Evaluasi
Keperawatan Panjang pendek kriteria Standar Intervensi
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan pertemuan 1 x 60 menit
nafas tidak efektif
selama 1 minggu/ 2 diharapkan keluarga :
berhubungan minggu/ ... keluarga 5. Mempunyai motivasi Kognitif / afektif 5. pelayanan Menjelaskan
mampu memelihara untuk mendapatkan kesehatan tentang manajemen
dengan
kesehatan secara efektif pelayanan kesehatan 6. macam rumah sehat :
ketidakmampuan pelayanan pengertian, ciri,
kesehatan cara
keluarga merawat
7. manfaat
anggota keluarga pelayanan
kesehatan
yang sakit
8. mengungkapkan
6. Menggunakan dan motivasi untuk
memanfaatkan menggunakan
fasilitas kesehatan yankes
N
Tgl/ Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
o
Mengetahui
Pembimbing Klinik/ CI Mahasiswa
Clinical Teacher/CT 1